Cerita Eksibisionis Sekretaris : Irma 5 The End

Irma meronta. Tangan Irma berontak dan menangkis tangan pria hitam,tinggi dengan gigi tonggos itu meraba payudara Irma. Lalu kedua tangan Irma diapitkan dan hanya dipegang dengan satu tangan pria tersebut. Sedangkan tangan yg lain meraba payudara Irma yang bergerak maju mundur, karena si B sedang menggerakkan penisnya maju mundur ke dalam vagina Irma. Terdengar suara rintahan Irma seperti menangis. Kamera yang dibawa si A di close up ke arah wajah pria tonggos yang memegangi tangan Irma. Mukanya benar-benar mupeng terkena pantulan sinar dari handycam dari Irma. Mungkin itu pertama kalinya pria itu merasakan payudara wanita secantik Irma. Lalu pria tonggos itu melepaskan tangan Irma yang tadi dipegangnya. Tangan Irma meraih kursi yang ada di kanan-kirinya. Penumpang yang duduk di situ hanya diam dan memperhatikan Irma yang sudah dalam keadaan telanjang total. Aku lihat dari video yang dipegang si A, hampir semua penumpang melihat kejadian itu dan mengabadikannya dengan kamera handphone mereka masing-masing.
Aku bergidik menonton video perkosaan yang dilakukan terhadap sekretaris cantikku itu. Setelah ini pasti banyak orang yg akan mengunggah video parah itu. Aku pause film tersebut dan berpaling ke Irma yang ada di sebelahku. “kamu ngga lapor polisi aja,Ir? Kalau mau, aku temanin.” Aku kasihan padanya. Aku lihat di video dia menangis tapi tertahan. Lalu Irma hanya menggelengkan kepala dan menekan tombol play. Ia mempercepat video sampai ke bagian akhir. Aku kembali melihat video di laptopku itu dan melihat Irma yang sudah digauli banyak orang. Ada sekitar 7 orang yang bergantian memasukkan penisnya ke dalam vagina Irma. Dan yang paling membuat aku bergidik, ternyata Irma menikmatinya!


Irma bermain begitu ganas dan mendesah keras sekali. Karena memang Irma punya kebiasaan mendesah dan mengerang saat making love. Tapi saat itu terlihat sekali wajah Irma yg menjadi binal. Berkali-kali wajah Irma di close up. Kali ini yang memegang handycam Irma bukan lagi si A. Si A terlihat sedang melakukan penetrasi ke dalam vagina Irma. Lalu video itu mengarah ke sekitar Irma, aku hitung di sana ada sekitar 13 orang yang sedang mengelilingi Irma tidak termasuk orang yg memegang handycam Irma, 7 diantaranya sudah telanjang bulat dan bergantian melakukan penetrasi. Sisanya hanya meraba-raba dan merekam video kejadian tersebut.
“kalau aku melapor ke polisi, aku nggak yakin aku bisa memasukkan mereka ke penjara,karena di situ keliatan jelas aku menikmati. Jadi seperti nggak ada unsur perkosaan” tiba-tiba Irma menangis di sampingku. Aku pause video itu, aku letakkan kepala Irma ke dadaku. Aku tahu dia sedih, walaupun mungkin saat kejadian dia seperti begitu menikmatinya. Aku tahu dia sedih karena ternyata dirinya lebih binal dari perkiraannya sendiri. Aku mencoba menghiburnya,”hey,lihat wajahku. Aku nggak marah. Aku ngga akan ngatain kamu rendahan. Karena aku yakin waktu kejadian kamu ngga sadar itu. Karena aku juga sayang kamu apa adanya. Tapi aku minta kalau kamu memang menyesal sama kejadian tadi malam, aku minta kamu jangan bertindak ceroboh lagi waktu nggak ada aku.”
“serius Mas kamu nggak marah? Aku sayang banget ma kamu mas!” Irma memelukku lebih erat sambil tersenyum.
“Cuma 1 pertanyaanku Ir...” “apa Mas?” Irma menatapku tajam.
“kamu menikmatinya?”

“jujur mas. Iya aku menikmatinya” Irma tertunduk malu di hadapanku. “itu karena saat digituin aku bisa orgasme berkali-kali. Sampai aku sendiri tidak kuat berdiri setelahnya. Aku ngga tahu berapa kali aku orgasme. Tapi benar-benar rasanya luar biasa mas.” Irma menjelaskan dengan nada sedikit antusias.
“itu berarti selain hobi eksibisionis, kamu juga hyperseks. Dan menurutku itu bukan hal yang jelek. Nikmati aja apa yang ada di kamu sekarang” kataku mencoba memahami karakter tersembunyi Irma.
Irma yg saat bertemu aku pertama kali, 2 tahun lalu adalah seorang gadis centil yang lugu. Aku sering mengajaknya check in karena dia pernah keceplosan ingin ngerasain ML lagi. Tapi saat itu dia masih jomblo. Dan sekarang dia sudah menjadi wanita binal,pikirku. Dia berani eksibisionis di tempat umum, dan dia merasakan kalau dirinya adalah seorang hyperseks setelah kejadian pemerkosaan di dalam kereta tadi malam. Karena dia merasakan kenikmatan digauli banyak orang sekaligus.
Setelah itu aku menyuruh Irma untuk tidak bekerja hari itu. Aku suruh dia beristirahat, karena aku bosnya. Meeting siang nanti aku suruh Bu Lidya aja yang menemaniku, pikirku. Bu Lidya adalah sekretarisku di kantor Semarang.
Di kantor aku masih penasaran dengan video-video Irma yang lain. Lalu aku buka laptopku dan aku tonton dari file terkecil di folder itu. Paling banyak adalah adegan intim Irma dengan calon suaminya. Baru kali itu aku melihat fisik calon suami Irma. Wajahnya sudah pernah aku lihat di facebook dan Display Picture BBM milik Irma, tapi Cuma wajah. Calon suami Irma bertubuh agak tambun dengan perut buncit. Pantas saja Irma masih memilihku untuk jadi pelarian, pikirku. Lalu aku terkejut saat mendapati Irma berhubungan intim dengan 2 orang. Yang satu adalah calon suami Irma,karena wajahnya aku kenal. Yang satu lagi entah siapa, wajahnya juga ngga lebih tampan dariku maupun calon suami Irma. Samar-samar aku mendengarkan pembicaraan mereka saat melakukan three some. Ternyata lelaki itu adalah sepupu calon suami Irma. Wow! Termyata calon suami Irma agak gila juga, pikirku.

Setelah menjelang malam aku pulang dari kantor, aku berpikir untuk menyempatkan mampir ke hotel dimana Irma menginap. Aku mempunyai kunci cadangan. Saat aku masuk, Irma sedang menonton TV di atas ranjang, dan tanpa busana dia menyambutku. Penisku terasa keras lagi karena seharian belum bercinta dengan sekretaris geulis itu. Aku taruh tas laptopku dan aku buka dasiku. Aku cium bibir tipis Irma sampai berbunyi “plop!!” dia merangkulku. Tangannya menggerayangi kemaluanku dari luar celana kerja yang aku kenakan. Aku mainkan puting imutnya dengan tangan kanan kiri. Sambil menciumku,nafasnya terengah-engah saat jariku memainkan puting susunya. Lalu dia membuka resleting celanaku dan menurunkan celanaku. “jangan dulu,nanti kamu ngga ngerasain orgasme, aku dah keluar duluan. ‘mainan’ dulu aja.” Kataku melarangnya saat akan meletakkan penisku di bibir kemaluannya.
“aku tadi dah ‘dapet’ 2 kali,Mas. Aku tadi masturbasi sebelum Mas pulang.” Katanya menjelaskan. “hmm...gitu ya. Kamu masturbasi dimana?kasur? Ntar kasurnya basah. Padahal kan buat tidur kamu ntar malam.”
“tadi aku masturbasi di sana mas” katanya sambil menunjuk arah jendela.
“what??kamu masturbasi deket jendela?kalau lampu kamar nyala gini dari luar kelihatan lho.” Kataku kaget. “ah biarin aja mas, udah horny banget sih tadi.” Lalu dia mencium bibirku lagi. Aku masih shock, karena tadi aku sempat menyuruh Agus, OBku untuk mengambil fileku yang dibawa Irma dari Jakarta untuk dikirimkan ke salah satu klienku.
“jangan bilang kamu tadi ‘main’ sama Agus,OBku?” tanyaku ke Irma.
“nggak lah...ya Cuma pamer-pamer dikitlah”

“walaaaah pantesaaan. Tadi habis pulang ambil file dia cerita seru banget ke karyawan lain. Buset dah...berabe nih” kataku mengingat kejadian tadi sore sebelum aku pulang. “tadi kamu eksibisi apa lagi?” tanyaku penasaran
“bugil. Hehehe...orang tadi waktu aku mandi dia datang. Aku kira pelayan, ternyata temen kerjamu,Mas. Aku buka aja pintunya,aku ngga pake apa-apa. Dia Cuma melotot kok,nggak macem-macem.”
“busseeet...waaaah berabe nih. Jadi omongan sekantor nih” aku sedikit panik
“yaudahlah mas. Nggak sah dipikirin. Mereka kan dah dewasa, pasti dah pernah dong ngelakuin ‘itu’ “ jelas Irma
Bingung rasanya menghadapi teman kantor besok. Pasti jadi berita utama nih di kantor. aku ada affair dengan sekretarisku yang kerja di kantor Jakarta. Padahal selama ini aku tutup-tutupin. Yah terbongkar deh sekarang
Nggak terlalu kelamaan pusing aku teruskan saja bergelut lagi dengan Irma. Malam itu adalah awal dari semua petualangan gila kami. Diantaranya, kami perna ML di alam terbuka, di dekat kampusku dulu. Pernah juga aku suruh Irma bottomless di kolam renang umum dan aku bantu dia masturbasi. Ada yang tahu? Ada! Tapi orangnya diam aja sambil ngelirik ke arah kami. Sering juga aku suruh Irma bugil total saat aku suruh dia mengendarai mobilku. Itu semua aku lakukan di semarang. Belum hal gila yang kami lakukan di Jogja dan Jakarta, tempat tinggal Irma.

Setahun sudah berlalu. Irma mengajukan resign. Dia bilang padaku kalau dia hamil dan akan dinikahi calon suaminya yang selama ini dijodohkan oleh orang tua Irma. Irma yakin anak di kandungannya adalah benihku, karena aku yang paling sering membuat dia orgasme dan merasakan kenikmatan waktu bercinta, dan yang paling penting, karena kami melakukan itu bukan hanya karena nafsu, tapi karena ada perasaan suka. tapi dia tidak memintaku untuk bertanggung jawab. Calon suaminya sekaranglah yang diinginkan orang tuanya untuk menikahi Irma. Aku melepas kepergian Irma dengan mata berkaca-kaca. Aku sadar walaupun Irma hanya pelampiasanku nafsuku saja, tapi ternyata dia yang terbaik dari semua wanita yang pernah aku jamah. Irma begitu rupawan, mempesona dan dia sanggup melakukan apapun fantasi seks yang aku inginkan. Intinya dia begitu sejalan denganku.


3 tahun berlalu, aku masih saja belum beristri. Umurku sudah 30 tahun saat ini. Dan belum mempunyai pacar yg benar-benar sesuai dengan idamanku, seperti Irma. Aku sudah loss contact dengan Irma sejak dia menikah. Aku nggak mau mengganggu hubungan rumah tangganya dengan suaminya kini. Suaminya adalah seorang pengusaha, sama denganku. Dan ternyata di jakarta dia menjadi anggota HIPMI jakarta. Sedangkan aku mengikuti HIPMI di semarang.
Kebiasaanku bergonta-ganti pasangan tidur membuatku semakin bimbang. Aku sering menyewa wanita panggilan, yang tentunya bukan dari kalangan menengah ke bawah. Rata-rata dari mereka sudah kaya dari hasil menjual tubuh. Bahkan ada yang merupakan anak dari temanku di HIPMI, Nisa namanya. Tapi aku tidak pernah berpikir melaporkannya ke ayahnya. Nisa orangnya pilih-pilih. Dia menjual tubuhnya hanya kepada eksekutif muda, jadi intinya dia mencari kenikmatan sekaligus mencari jodoh yang mungkin cocok padanya. Suatu hari Nisa BBM ke aku menawarkan service lagi, tapi kali ini dia membawa teman. Cantik, katanya. Namanya Maya, dia sedang butuh uang. Aku mengiyakan saja asal waktunya tepat. 3 hari kemudian aku booking salah satu kamar hotel langgananku untuk bertemu dengan Nisa dan Maya. Jam 11.00 malam aku tunggu di kamar hotel. Mereka tak kunjung datang. Tapi saat aku beranjak dari sofa,tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamar hotel. Aku bukakan pintu kamar dan terlihat 2 sosok mempesona di hadapanku. Dan yang bikin aku kaget, teman Nisa yang bernama Maya adalah Irma! Aku tak tahu bagaimana kejadian pastinya, namun setelah aku minta penjelasan Irma dan Nisa baru aku ketahui kalau suami Irma adalah seorang mucikari kelas atas. Aku kaget dan baru tahu itu. Selama ini Irma dijadikan pelacurnya dengan permintaan bayaran yang sangat tinggi, 10 juta per malam.

Malam itu aku dan Irma, yang sama-sama tidak menduga akan bertemu lagi dalam kondisi seperti itu sama-sama salah tingkah. Aku beri Nisa uang bayarannya penuh dan aku suruh dia meninggalkan kami berdua. Nisa senang karena selain mendapatkan 5 juta bayarannya, dia dapat mempertemukan kami lagi. Dia berjanji nggak akan cerita ke suami Irma yang sudah menitipkan Irma padanya.
Aku tatap wajah Irma. Matanya berkaca-kaca, meratapi nasibnya sepeninggalku. Dia menceritakan semua kisah hidupnya yang terhina karena harus selalu melayani pria hidung belang. Aku peluk Irma. Aku dekatkan wajahku dan aku bilang padanya,”ceraikan suamimu. Aku nikahi kamu setelah itu”. Irma mengangguk senang. Malam itu kami tak melakukan apapun. Kami hanya bernostalgia dan meratapi nasib kami masing-masing

THE END
Share on Google Plus

About Tina Novianti

Tentang Tina Novianti

0 komentar:

Posting Komentar