Pagi-pagi buta aku terbangun dan samar-samar aku lihat sosok wanita
cantik sedang tidur di sampingku. Sedikit kaget,aku usap kedua mataku
dan menyalakan lampu tidur di samping kananku. Ternyata wanita yang
masih terlelap di sampingku adalah Irma. Aku tak ingat semalam kami
sudah melakukan apa. Yang aku ingat aku sedang minum di cafe hotel M di
jakarta,hotel yang sedang aku singgahi karena ada kepentingan bisnis di
jakarta.
Perkenalkan aku Rico, 26 tahun dan masih single. Meskipun
masih single, aku sudah merasa sukses secara finansial,karena di umur
26 penghasilanku sudah menembus 20 jt per bulan. Karena aku adalah
seorang pengusaha muda di bidang tekstil. Aku tinggal di kota semarang
dan mempunyai bisnis di beberapa kota,diantaranya adalah semarang,
tangerang, dan gresik. Semua bisnisku adalah di bidang tekstil. Bukan
pabrik,aku hanya menjalankan distributor tekstil. Namun semua ini aku
dapat bukan dari warisan, tapi dari jerih payahku sendiri selama 7
tahun. Iya,benar, sejak lulus SMA aku sudah merintis bisnis distributor
kain. Aku pernah mengenyam pendidikan perkuliahan, namun karena
kesibukanku yg semakin lama meningkat di usaha kecilku itu, aku merasa
mencari uang itu lebih asik daripada duduk mendengarkan dosen
berceramah di kelas.
Pekerjaanku menuntutku selalu bepergian ke luar kota bahkan
sesekali ke luar negeri. Untuk survey pasar dan bertemu dengan klien
yang bekerja di bidang yg sama denganku. Tidak sedikit pabrik tekstil
yang menawarkan produksinya pada perusahaanku. Itu semua karena
perusahaanku telah menembus pasar internasional, meskipun baru di
wilayah asia. Setiap bepergian, aku selalu mengajak seorang
sekretarisku dan seorang sopir pribadi.
Irma adalah sekretaris perusahaanku yang ada di Tangerang.
Usianya 22 tahun. Wajah cantik khas sundanya dan penampilan seksinyalah
yang membuat aku lantas memilihnya untuk menjadi sekretaris
perusahaan. Dan yang paling aku sukai adalah, ternyata dia rela tidur
denganku. Mungkin karena dilihatnya aku masih muda dan sukses sehingga
dia selalu mau menemaniku saat aku berkunjung ke Tangerang, meskipun
dia sendiri sudah memiliki calon suami.
Aku singkap selimut dari badanku dan berdiri. Kepalaku terasa pusing.
Aku tersenyum, Ternyata semalam aku tidur telanjang. Lalu iseng aku
buka selimut yang menutupi Irma, ternyata diapun sedang dalam kondisi
tak mengenakan sehelai benangpun dengan posisi telentang memperlihatkan
dadanya yg padat. Penisku mengeras karenanya. Aku urungkan niat ke
kamar mandi, aku cium Irma lembut. Dia hanya bergumam pelan tapi belum
sadar. Tangan kananku menelusuri paha Irma yang mulus. Aku usap-usap
kemaluannya sampai Irma membuka mata dan tersenyum padaku. Senyumannya
membuatku semakin bernafsu apalagi dengan lesung pipit dan wajah yang
tanpa make up, membuat kecantikan naturalnya terlihat. Kuusap rambutnya
yg berwarna kemerahan. Kucium lembut bibirnya.
“Mas,aku belum cuci muka. Aku cuci muka dulu yah.” Katanya sambil membalas ciumanku. Tapi aku mencegahnya.
“begini ini cantik yang natural. Udah gini aja.” Cegahku
“semalam kita ngapain aja, kok tau-tau udah di kamar dan kita dah telanjang gini?” tanyaku
“semalem mas mabuk di cafe. Ambruk. Aku ngga kuat gendong mas,aku minta
bantuan pelayan cafe aja buat bantu ngangkat mas. Aku ngambil duit
dari dompet mas buat bayar minumannya. Ngga apa-apa kan?” jelasnya
tersenyum memperlihatkan deretan gigi yg rapi
“enggak apa-apa. Cuma aku kok ngga ingat kejadian setelah itu ya? Kok
aku bisa telanjang padahal aku masih dalam kondisi mabuk? Ini
aneh...apapun kejadian yang aku ngga ingat,harus diulang!” kataku
menggodanya. Irma pun tersenyum dan tangannya memegang penisku erat
gemas. Lalu pagi itupun kami bergumul layaknya suami istri. Aku cium
bibirnya yang masih berasa lipstik caviar yang dipakainya
semalam. Lidah kami bergulat dalam mulut Irma,tanganku membelai telinga
sampai dada irma. Pagi birahi, aku selalu menikmatinya setiap aku
sedang berada di jakarta dan Irma menemaniku menginap di hotel. Kujilat
seluruh tubuh Irma dari kening hingga pangkal pahanya. Aku mainkan
klirotisnya dengan lidahku. Tidak ada bau khas vagina. Itu salah satu
kelebihan Irma, dia selalu merawat dengan baik tiap inci tubuhnya.
Sampai akhirnya lidahku aku mainkan di dalam kemaluannya. Dia melenguh
keenakan dan memgang erat kepalaku. Lama sekali aku memainkan
vaginanya, karena memang itu kesukaan Irma. Itu pula menjadi trik buatku
saat harus “menghadapi” Irma agar tidak kalah di ranjang. Becek sekali
kemaluan Irma. Aku mainkan jariku di liang kenikmatannya dan aku jilad
puting kecoklatan Irma yang sudah sangat mengeras. Aku pernah
menanyakan padanya berapa ukuran payudaranya,katanya hanya 34 B,tapi
saat aku tanya kenapa bisa kencang sekali,dia selalu menjawab itu
adalah anugrah.
Sekitar 15 menit kami bermain oral, aku sudah tidak tahan lagi. Aku
menyurhnya melebarkan kakinya, kuarahkan kepala penisku masuk ke liang
kenikmatannya. Ough.... rasanya hangat sekali terkena cairan kewanitaan
Irma. Dengan posisi misionaris aku gerakkan pinggulku maju mundur.
Kulihat wajah ayu Irma yang memejamkan mata dan menggigit bibir. Suasana
saat itu hening sekali sehingga aku bisa dengar suara saat penisku
menghujam keras vagina Irma. Pluk..Pluk...
Tak lama tubuh Irma mengejang. Dia sudah orgasme. Dan aku belum. Sambil
terus menggerakkan pinggulku, aku kulum payudara Irma. Dia semakin
kelonjotan.
“Mas...mas...bentar mas....biar keluar dulu.” Cegahnya dengan tubuh
masih mengejang. Aku tarik penisku yang masih tegang dari lubang
rahimnya dan seketika itu juga keluar cairan yang banyak dari vagina
Irma. Dia terkulai lemas, dan aku belum apa-apa,pikirku. Saat aku lihat
dia sudah menyelesaikan orgasmenya, aku hujam lagi kemaluannya. Dan
dia menjerit kecil karena kaget dan katanya masih ngilu. Aku paksa aja
penisku masuk. Nggak lama aku lihat Irma sudah mulai menikmati lagi,
dan aku menyuruhnya untuk nungging. Aku gemas melihat dada Irma saat
nungging, lalu aku remas pelan dadanya agar libidonya naik lagi.
Setelah dia terlihat siap,aku masukkan penisku lagi ke liang rahim
Irma,gadis cantik sekaligus sekretarisku itu. Tak berselang lama, aku
merasa hampir klimaks, dan Irma seperti belum mau klimaks lagi. Lalu
aku keluarkan penisku,aku mainkan lagi lidahku di kemaluannya. Tak lama
kemaluannya menegang, menandakan akan ada orgasme selanjutnya.
Cepat-cepat aku hujamkan penis ke kemaluannya lagi. Aku benar-benar
menikmati saat-saat wanita orgasme karena dinding vaginanya benar-benar
serasa memijat penisku. Akhirnya aku keluarkan spermaku di dalam rahim
Irma sampai kami benar-benar tuntas. Lalu kami terkulai di tempat
tidur. Aku kecup keningnya dan bilang “I love you” dia tersenyum dan
matanya berurai air mata. Kenapa?? Karena sejak lama dia juga merasakan
hal yang sama. Dia juga mencintaiku. Tapi karena Irma sudah dijodohkan
dengan teman ayahnya, dia tak bisa menolaknya.
Tak sadar kami berdua tertidur lagi hingga waktu menunjukkan pukul 7
pagi. Untung pagi itu aku tidak ada rencana penting, sehingga aku
santai saja saat mengetahui langit sudah terang di luar. Irma sudah
berpakaian lagi. Dia sudah mandi dan tidak membangunkanku, karena tau
aku tidak ada acara hari ini. Tapi dia tetap akan pergi ke kantor.
Jaraknya cukup jauh. Saat itu hotel tempatku tinggal ada di jakarta
barat, sedangkan kantor Irma (yang merupakan perusahaanku) ada di
tangerang.
“mas,aku berangkat dulu ya” dia berpamitan
“naik taxi?”
“enggak,kan kemarin aku pake motor ke sininya.”
Lalu aku pandangi dia dari ujung kaki ke atas. “kok pakai rok? Udah
gitu pendek banget lagi” tanyaku. “udah biasa mas. Pasti mas juga kaget
kalau aku....” tiba-tiba Irma mengangkat rok pendeknya. Gila! Nggak
pakai underwear!
“kok ngga pake,Ir?”
“udah biasa kok mas. Pasti km belum tau ya? Yaudah deh ntar malam aku
ke sini lagi ya mas. Dagh...” katanya mengecup bibirku kemudian
berlalu. Ternyata Irma seorang eksibisionis
Home
Cerita Eksibisionis
Irma Sekretaris
Penulis Lain
Cerita Eksibisionis Sekretaris : Irma 1 Sekretarisku
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar