Cerita Eksibisionis Siska Istri Doni : Karena Kau Sering Ninggalin Aku 4

--xxx---

"Ahh ougghh trus pahh", desahku membahana dikamarku malam ini, selama seminggu kegiatan kami diisi dengan bercinta sambil sesekali keluar untuk jalan jalan juga berbelanja saja.

"Ahh memek mamah emang yang terbaik", erang suamiku sambil menggenjot tubuhku dengan cepat.

Celana dalam merah yang kupakai tersingkap kesamping sementara bagian dada dari babydoll berwarna merah yang transparan di bagian dada menampakan puting susuku yang berwarna kecoklatan kini telah basah akibat Doni yang sesekali ia jilat dan kulum selagi menggenjot tubuhku.

"Ahh ahh uhhh enak banget pahh oughhh". Kataku sambil menggigit bibirku

"Ahh pah mamah mau keluarr nih ahh".

"Keluarrinn ahh keluarin sayang akuu juga udah hmpir nyampe".

Doni makin menindih tubuhku, ia mencium bibirku dan kusambut dengan begitu bernafsu. Dapat kurasakan kontolnya makin mengeras dan berkedut kedut akan memuntahkan laharnya, tubuhku pun kurasakan makin menegang tanpa sadar pinggulku makin mengangkat menyambut tiap hujaman konti suamiku.

"Ouuuh kelluarr pah", teriakku Dapat kurasakan cairan orgasmeku membasahi penisnya.

"Ahh papah mau keluar mah isep cepetan", erang doni. Ia lalu mencabut penisnya dari vaginaku. Aku lalu mengocok dan mengulum kontolnya. Tak lama kemudian spermanya muncrat begitu banyak dalam mulutku membuatku tersedak sehingga spermanya membasahi bagian paha doni. Aku lalu membersihkan sperma itu dengan menjilatinya. Sementara toni yang rebahan mulai memejamkan mata karna kelelahan.

"Pah ih malah tiduran bersih bersih dulu trus tidur", kataku dengan suara parau akibat lemas yang kurasakan.

"Kan udah dijilatin mah pasti udah bersih hehehe", kata suamiku dengan memejamkan mata. Aku lalu menyelmuti dia yang langsung tertidur dan menuju ke kamar mandi membersihkan vaginaku. Aku kemudian naik keranjang dan ikut merebahkan diri disamping suamiku.

Entah pukul 11 atau 12 malam aku terbangun, karena merasakan ingin buang air kecil. Setelah mengeluarkan cairan dari tubuhku itu. Aku lalu kembali ke ranjang, belum sempat aku memejamkan mata aku mendengar suara dering bbm dari suamiku. Aku penasaran siapa yang mengirimkan pesan pada suamiku tengah malam begini. Kuraih handphone yang ada diatas meja dan membuka lock handphone suamiku. Aku kemudian melihat siapa yang memberi pesan. Ternyata dari asisten suamiku.

Isi pesannya membuatku begitu tercengang karena ia mengirimkan foto vaginanya yang tengah tertancap dildo yang seukuran dengan penis suamiku. Tak lama kemudian ia kembali mengirim pesan.

Aku tak menyangka suamiku berbuat seperti ini. Aku lalu membalas pesan itu berpura pura menjadi suamiku.







Aku lalu menelfon Tina yang merupakan sekertaris pribadi suamiku ini, begitu telfon tersambung ia pun memulai pembicaraan.

"Hallooo pak hihi", katanya dengan suara manja

"Halo pak ih kok diem aja sih", ia merajuk.

"Jangan ditutup telfonnya, ini saya siska", kataku dengan suara tegas.

"Ehh i iibu". Katanya dengan nada tergagap.

"Kenapa kaget yah kamu, emang suamiku udah ngapain aja hah?", kataku dengan nada pelan namun tegas.

"Itu bu anu anu hngg"

"Anu anu apa.. memek?", kataku yang mulai emosi sementara dapat kudengar suara isakan tangis disana.

"Gini aja besok kita ketemu, awas kalo kamu bilang ke suamiku, aku kenal ama orang tuamu, aku bisa saja aduin kamu ke mereka". Kataku dengan nada mengancam.

"Hiks jangan bu, iya bu kita ketemu dimana", jawabnya sambil terisak.

"Kita ketemu di kafe deket taman kota aja awas kalo kamu tidak datang".

"Ii iya bu iya". Kata Tina dengan suara yang sudah sangat bergetar karna ketakutan dan isak tangisnya.

Aku lalu mematikan telfon dan lalu naik ke atas ranjang, ingin rasanya aku membangunkan suamiku namun yang kutau pasti ia akan mengelak seribu satu macam alasan aku lalu memejamkan mata dengan emosi yang melingkupi dadaku.

oo0oo--

Kini aku sudah berada di kafe bersama Tina. Ia hanya menunduk tak berani menatap wajahku mulai saat ia tiba dikafe ini.

"Sekarang cerita Tina", kataku.

"Hmm jadi begini bu memang aku dan pak doni sudah sering melakukan sex saat kami dalam perjalanan bisnis", kata Tina lirih.

"Sejak kapan itu?".

"Hmmm 2 tahun lalu bu".

"Ooohh pantes si Doni mulai sibuk keluar kota mulu, sering ninggalin aku mulu awas aja dia".

"Bu jangan kasi tau orang tua saya ya bu yah", kata Tina memelas.

"Ya sudah karna kamu udah berani jujur, jangan kasi tau Doni kalo aku ketemu kamu, biar aku yang bilang sendiri.

"Iya bu makasih bu, saya permisi bu". Kata Tina yang kemudian meninggalkanku dikafe sendirian di kafe. Awas aja kamu pah. Kataku dalam hati sambil meninggalkan kafe.

xxx
Aku masih dalam perjalanan pulang bersama tono yang mengantarkanku tadi menemui Tina. Aku hanya duduk melamun menatap ke jalan raya memikirkan setiap kata yang diucapkan Tina padaku tadi. 2 tahun aku diselingkuhi hatiku benar benar hancur, Tono sesekali melirikku yang hanya diam saja namun tak kugubris lirikannya.

"Jadi gimana non", kata Tono. Aku hanya diam saja tak menanggapi pertanyaannya.

Dering handphoneku tiba tiba berbunyi memecahkan lamunanku. Kulihat layar handphonke mencari tau siapa yang menelfonku. Aku kemudian menjawab telfon itu saat tau jika Doni yang menelfonku.

"Halo ada ap..."

"Cepetan pulang", ujar doni dengan tegas memotong pertanyaanku.

"Hei kamu kenapa sih", kataku dengan sedikit membentak.

"Gue bilang cepetan pulang pelacur!!!!,tut tut" kata doni membentakku dan mematikan sambungan telfon.

Ada apa ini bukankah seharusnya aku yang marah padanya, tapi kenapa ia yang malah membentakku.

"Cepetan pak Nyetirnya Doni nungguin",kataku pada Tono.

Sekitar 20 menit kemudian kamipun sampai kerumah. Saat masuk tadi tak kulihat Marten yang biasa membukakan pintu gerbang dan memaksa Tono untuk naik turun mobil untuk membuka dan menutup gerbang rumahku.

Aku dan Tono pun masuk kedalam rumah, terdengar suara tv yang menyala saat kami sampai namun yang membuatku terkejut dilayar kaca itu terpampang video saat aku dan ke 3 lelaki dirumahku tengah memacu birahi.

"Bugghh"

Tiba tiba saja Doni menghantam dan memukul Tono yang berdiri disampingku membuatnya tersungkur dan memegangi pipinya.

"APA APAAN INI PAH!!" Bentakku.

"KAMU YANG APA APAAN HAH, TEGA SEKALI KAMU MAIN SERONG DI RUMAH KITA DASAR PELACUR", bentak suamiku.

"JAGA MULUT KAMU PAH"

"HALAH DASAR PEREK,"doni berancang ancang menamparku namun segera ditahan oleh kardi dan marten yang wajahnya babak belur.

"Sabar tuan sabar", kata Marten.

Doni meronta dan kembali memukul wajah kardi dan Marten yang menahannya. Membuat mereka berdua terjatuh tepat disamping tono.

"Siapa yang main serong sebenarnya aku atau kamu pah"

"YA KAMULAH TUH BUKTINYA", kata Doni membentakku sambil menunjuk layar Televisi.

"TRUS KAMU NGGAK MAEN SERONG HAH? KAMU PIKIR AKU NGGAK TAU HAH? Bentakku membuat Doni sejenak terbelalak dengan nafas tak teratur.

"APA MAKSUD KAMU? KAMU NUDUH AKU SELINGKUH", bentak Doni.

"IYAAAA, KAMU MAEN SERONG AMA SEKERTARIS KAMU KAN?!!", teriakku membuat Doni kaget.

"Kkamu...", kata Doni tergagap.

"KENAPA NGGAK BISA NGEBENTAK SEKARANG HAH? UDAHLAH AKU CAPEK", bentakku dan segera meninggalkan mereka.

"Sis, siska tunggu", Doni memanggil manggilku dan mencoba menahanku namun aku meronta Dan menyentakkan tanganku lalu naik menuju kamarku dan mengunci pintu. Beberapa kali Doni mengetuk pintu namun tak kupedulikan.

Aku kemudian menyelimuti tubuhku dan berbaring di ranjang sambil memeluk guling, sebenarnya begitu banyak hal yang ingin kutanyakan pada Doni namun rasa ego dan kemarahanku mengalahkan segalanya. Tanpa terasa aku mulai Terlelap akibat rasa lelah di badan dan pikiranku.

***

Aku terbangun saat magrib mulai menjelang, cukup lama juga aku tertidur. Aku yang merasakan haus kemudian bermaksud ingin menuju dapur. Saat disana kudapati Tono dan kardi juga marten tengah berbincang, disekitar mereka terdapat sebuah tas tas ransel yang ada di sekitar meja makan.

"Mau kemana kalian?",tanyaku.

"Hmm kami diusir sama tuan Doni non, katanya sebelum dia kembali dari nyelesaiin urusan kami harus pergi", kata Tono.

"Udah ngapain dengerin dia,kalian disini aja.", kataku sambil meraih gelas dan mengambil air minum.

"Hmm saya minta maaf non, tadi saya sebenarnya pengen amanin itu kaset dvd. Takut den Doni pengen muter film trus nemuin kaset itu. Eh pas udah aku dapet malah kepergok ama Den doni awalnya aku bohong non bilang ini film action tapi dia maksa muterin. Ketahuan deh", kata Kardi menjelaskan.

"Sudah udah lewat juga lagian dia lebih tega lagi nyelingkuhin aku 2 tahun" kataku sambil menghadap mereka. "Kalian balik lagi ke kamar kalian gih", perintahku kemudian meninggalkan mereka bermaksud untuk mandi dan mengganti pakaianku di kamarku.

Seusai mandi, aku yang masih memakai kimono handuk mendapati Doni tengah terduduk di atas ranjang. Aku berpura pura tak memperhatikannya dan mulai memakai gstring dan babydollku. Aku kemudian bermaksud untuk keluar dari kamar namun tiba tiba saja tanganku ditarik oleh Doni.

"Siska, plis jangan marah dulu maafin aku".

"Maafin? Enak aja".

"Hei aku janji nggak akan hubungan ama tina lagi dan bakalan ngelupain semua yang aku tonton di tv tadi, video tentang perselingkuhan kamu, aku anggap itu hukuman buat aku", kata Doni memelas

"Ah itu juga gara gara kamu nyari memek lain diluar sana, nggak salah dong gara gara kamu sering ninggalin aku makanya aku nyari pelampiasan lain".

"Iya siska plis maafin aku, aku janji bakalan ngelakuin apapun asal kamu mau maafin aku".

"Apapun? Kamu yakin", tantangku.

"Iya apapun". Tegas Doni.

Terbersit sebuah ide nakal dikepalaku. Aku ingin membalaskan rasa sakit hatiku yang dibohongi selama 2 tahun pada Doni. Aku sejenak menatap wajahnya ia terlihat bersungguh sungguh dengan kata katanya.

"Kamu mau janji dulu, nggak akan marah dengan hukumanmu?".

"Iya aku janji, tapi hukumannya apa sayang".

"Itu nanti. Aku mau makan dulu, oh iya aku mau marten, Tono, dan kardi tetap bekerja disini".

"Hmmm gimana yah, oke deh sayang asal kamu maafin aku", kata doni.

"Mereka masih ada kan?, tadi aku suruh mereka kembali kekamarnya".tanyaku pada Doni.

"Nggak tau pas aku dateng mereka nggak aku lihat kirain mereka udah pergi".

Aku lalu turun kelantai bawah bersama Doni dan menuju dapur. Kulihat ada beberapa masakan yang sepertinya dimasak oleh Tono.

"TONO, KARDI, MARTEN KALIAN DIMANA", teriakku. Tak lama kemudian mereka muncul sambil mengapit rokok di jari mereka masing masing. Nampaknya mereka asik merokok di kebun belakang.

"Ada apa non siska", tanya tono

"Kalian udah makan?", tanyaku.

"Udah non sebelum tono masak tadi masih ada sisa makanan tadi siang yang diangetin", kata kardi.

"Oh yaudah kalo gitu aku makan dulu ada hal yang aku mau kasi tau ama kalian", kataku pada mereka.

Aku lalu mulai mengambil piring dan mulai mengisinya dengan makanan yang ada dimeja. Aku lalu makan sambil memikirkan rencana yang akan kubuat untuk menghukum Doni. Saat makan sesekali Doni melirikku dengan pandangan bertanya tanya. Ia sepertinya sedang menerka nerka hukuman apa yang akan kuberikan padanya.

Usai makan aku lalu kembali memanggil ketiga orang tadi. Kusuruh Doni menunggu diruang tamu. Aku lalu memberitahukan rencanaku pada mereka. Mereka nampak kulihat begitu kaget saat mendengar rencana yang kubuat.

"Aku takut ah non, ntar digebukin lagi", kata tono.

"Iya non gimana kalo pak Doni ngamuk", sambung kardi.

"Udah nggak bakal kalo dia ngamuk ya aku pura pura bilang kalo aku minta cerai. Udah kalian ikutin aja yah. Pokoknya kalian harus ikutin apa yang kubilang tadi". Ujarku yang disambut anggukan kepala mereka.

"Okelah, tono ambil barang barang yang tadi kubilang digudang!".

Sementara tono yang ditemani kardi dan marten menuju gudang. Aku menyusul Doni di ruang tengah yang sedang duduk disofa. Aku lalu duduk disebelahnya, sejenak kami saling berpandangan sebelum Doni memulai pembicaraan.

"Sebenarnya apa sih yang kamu rencanain sis?", tanya Doni.

"Udah rahasia pokoknya, sebelum itu coba kamu ceritain awal mula kok kamu bisa selingkuh gitu."

"Hmm dimulainya pas aku ama Tina lagi ada proyek sih diluar kota, katanya dia takut tidur sendirian karna ngerasa kalo dikamarnya ada yang sedang ngawasin dia dari jendela. Dan abis itu ya dia tidur bareng aku, hmmm trus.. ya anu",

"Ceritain yang bener dong", kataku sewot.

"Iya ya karna Tina pake pakaian sexy ya aku khilaf deh, awalnya dia nolak sih, tapi pas abis kita maen eh dia malah ketagihan, trus yah berlanjut deh ampe sekarang, dia juga kan punya beberapa temen disetiap kota yang kami kunjungin ya kadang malah Tina ngajakin temennya, mana pada sexy semua ya udah deh hehe".

"Hooo jadi karna kontol kamu semenjak kenalan ama Tina trus bisa nyobain memek memek lain makanya ketagihan yah", kataku makin sewot.

"Iya, hmm tapi kan kamu juga ngerasain kontol lain", kata Doni lirih

"Aku baru beberapa bulan yah ama mereka, belum nyampe setahun, sementara kamu?, 2 Tahun kamu boongin aku, katanya kerja, ternyata entot entotan diluar sana", kataku geram. Doni hanya terdiam mendengar perkataanku.

"Sekarang Gini aku mau kamu janji dan menuhin semua keinginan aku, bisa?".

"Iya apa yang harus aku lakukan". Kata doni

"Pertama, aku mau Kardi, Tono, Ama Marten tetap Kerja disini, Kedua apapun yang aku lakuin nanti kamu nggak boleh marah, sekali kamu marah aku bakalan minta cerai dan bakalan pergi dari rumah ini, kamu juga nggak boleh lampiasin kemarahan kamu ke mereka. Bisa?".

"Hmm oke, aku nggak mau kehilangan kamu siska".

"Baguslah".

Tak lama kemudian terlihat tono membawa sebuah tali tambang yang kuminta, sementara marten membawa sebuah kursi yang biasa ada di bar bar yang berukuran tinggi dan memiliki sandaran. Sementara kardi membawa kursi yang ada di ruang makan.

"Kamu sudah siap Doni sayang?", kataku sambil berdiri.

Marten dan tono kemudian menyeret paksa Doni yang terduduk disofa, sejenak doni meronta ronta mencoba melepaskan diri. Ia lalu didudukan di kursi yang biasa ada di ruang makan itu lalu badannya diikat pada sandaran pada kursi itu. Celana pendek yang ia gunakan dilepaskan begitu pula celana dalamnya sehingga penisnya yang layu terpampang jelas.

"Nah hukuman kamu susah susah gampang, kamu nggak boleh ngaceng ngeliat aku dientotin mereka".

"Mana bisa begitu sayang lepasin aku plis",

"Nggak bisa", kataku yang lalu melucuti pakaianku sehingga aku telanjang bulat. Begitupun dengan marten, Toni dan Kardi.

Aku lalu duduk di kursi tinggi yang berhadapan dengan Doni sambil mengangkangkan kakiku. Kardi berdiri disamping kiriku dan melahap payudaraku sementara tono menjilati vaginaku, Marten yang berdiri disamping kananku mencium bibirku dan meremas payudara kananku.

"Tuh liat tuan memeknya non siska udah banjir euy, sering kayak gini mah kalo saya jilatin memeknya", kata Tono memprovokasi Doni.

"Jangan kurang ajar lo ton lepasin gue", kata Doni berang

"Mmpp muach muach, eh ingat sshh ah janji kamu", kataku mengingatkan doni setelah melepaskan ciumanku dengan Marten yang diselingi oleh desahanku.

"Sluurrpp toketnya non siska emang mantap tuan nggak bosen saya jilatin ama isepin toketnya", kata kardi pada Doni.

"Muach ahhh trus mang tono itilnya juga ahh, eh itu kenapa kok ngaceng kamy aghhh sshh kamu suka ngeliat istrimu dientotin orang lain oughh?",ujarku pada Doni yang melihat penisnya menegak. Aku lalu berciuman dengan kardi sementara Marten seperti biasa menjilati ketiakku yang juga merupakan salah satu titik sensitifku. Tangan Marten dengan kasar meremas remas payudaraku. Sementara dibawah sana jemari Tono sudah bergerak keluar masuk dengan cepat diliang memekku sambil lidahnya asik menjilati klit ku.

"Clok clok clok hmm uhhhh", suara kocokan jari Tono pada memekku yang berpadu dengan suara lenguhanku.

"Muacchh ahhh trus mang dikit lagi ahhh, ahhh kelluaarrrt", pekikku, sejenak kardi dan Marten berhenti mengerjai tubuhku, sementara Tono masih asik menjilati cairan orgasmeku yang mengalir keluar membuat rasa geli disekitar vaginaku. Kedua tanganku menahan kepala tono dengan tubuhku yang masih bergetar hebat akibat orgasme pertama yang kuraih.

"Siska lepasin aku, aku janji nggak akan ninggalin kamu, aku nggak tahan liat ini semua", kata doni memelas.

Aku lalu turun dari kursi dan lalu menghampiri Doni. Kedua tanganku bertumpu pada paha Doni dengan posisi menungging aku lalu berbicara dengan Doni.

"Hukuman kamu belum selesai sayang, kan kataku kamu nggak boleh ngaceng tadi", aku lalu menoleh kebelakang dan berkata "ayo siapa yang mau masukin duluan".

"Gue duluan ye", kata Marten yang memiliki konti yang lebih besar diantara kardi dan Tono bahkan lebih besar dari milik Doni.

"Lihat nih tuan kontolku bakalan nyicipin memeknya non siska", kata Marten memprovokasi Doni dan menggesekan kepala kontolnya di belahan memekku.

"Ugghh gelli ten, masukin aja, perlihatin ke suami aku kalo dia sering ninggalin aku dan malah ahh nyeleweng kontolmu yang bakalan ngisi memek aku", kataku tersenyum meremehkan Doni

Perlahan lahan kontol Marten pun masuk mengisi relung liang vaginaku, tubuhku bergetar merasakan nikmat merasakan urat urat kontol marten yang menggesek bagian dalam memekku.

"Ahhhhh", desahku sambil mendongakkan kepala, saat penis marten mentok menusuk hingga mulut rahimku.

Marten perlahan menggerakkan pinggulnya, menggenjotku dari belakang. Tangannya menjulur kedepan meraih payudaraku yang bergantung bebas. Ia menciumi punggungku. Tangan kiriku kemudian mencengkram penis Doni.

"Kamu masih mau nyeleweng liat aku oughh diginiin hah? Dasar kontol nakal, ngehianatin aku selama 2 tahun oughh", kataku seolah olah berbicara dengan penis Doni yang mengeras.

"Agghh saakit siska", kata Doni karna aku mencengkram penisnya begitu kuat akibat hentakan pinggul marten yang begitu cepat menghantam pantatku yang sekal.

Aku menyambut tiap hujaman kontol Marten dengan menggerakan pinggulku. Mencoba mengais lebih banyak kenikmatan bersetubuh. Sesekali aku menoleh untuk berciuman dengan Marten. Tono dan kardi lalu datang dan berdiri disisi sisiku berdekatan dengan kepalaku.

"Isap Kontolku non, didepan suamimu yang nyakitin hatimu", kata kardi

"Punyaku juga non", sambung Tono.

Aku yang sedang digenjot Marten dari belakang agak kesusahan melahap bergantian penis mereka. Kumainkan lidahku di kepala kontol mereka sesekali menghisap kontol mereka.

"Ohhh trus non hisapp ahhh ", kata Tono

"Jangan lupa punyaku non", kata kardi aku lalu mengulum penisnya membuatnya mencengkram rambutku. "Oghh sepongan non siska emang mantap banget dah, pak Doni kok bisa bisanya nyeleweng ahhh kalo saya uhh punya istri kayak Non siska mah nggak bakal nyeleweng, bakalan saya entotin tiap hari ahhh", kata Kardi pada Doni.

"Plok plok plok" suara benturan selangkangan marten semakin cepat penisnya berkedut kedut menandakan ia akan mencapai klimaksnya.

"Gantian woy gue mau keluar di mulut non siska siapa yang mau masukin dimemek", kata Marten.

"Gue aje" kata Kardi. Mereka lalu bertukar posisi namun kardi malah menjilati pantatku dan meludahinya lalu mencoba memasukkan penisnya yang berukuran paling kecil diantara mereka bertiga ke lubang analku sementara tangannya menggosok memekku, perlahan lahan kontolnya pun amblas di lubang analku.

"Ghhak gloockk hmmmmp" suara kocokan penis marten pada mulutku. Sementara tangan kiriku mengocok penis Tono.

"Agghhh makan pejuhku siska uhhh", teriak Marten yang berkelojotan memegangi kepalaku membuat kontolnya mentok di tenggorokanku, semprotan spermanya membuatku tersedak dan terbatuk batuk

"Jangan kasar kasar woy itu bini gue", teriak Doni yang meronta ronta dengan kondisi terikat.

"Ughh uhuuk uhukk happ slluurrp",lenguhku yang kemudian terbatuk lalu melahap penis tono, sementara gerakan keluar masuk kontol Kardi pada lubang analku semakin cepat.

"Ahh ahh bool non siska emang yang paling mantep dahh den", kata kardi pada Doni.

"Hmngg hmmmpp", erangku tertahan merasakan perih namun nikmat pada lubang analku yang digenjot oleh kardi.

"Ahh non aku keluarin di bool seperti biasa yah",kata Kardi yang semakin gencar mengocok vaginaku dengan jemarinya.

"Jangan woy jangan", pekik Doni

"Agghh nggak bisa tuan ahh mantepp uhhhh", lenguh Kardi dan menghentakan penisnya hingga amblas dan menyemprotkan spermanya dilubang analku. Akupun ikut berkelojotan akibat orgasme yang kuraih akibat kocokan jari kardi pada memekku.

"Sllrrpl plopp oohhh enaakkk", teriakku saat orgasmeku kembali kuraih.

Setelah kardi melepaskan penisnya dari lubang analku. Giliran Tono mengambil posisi di belakang tubuhku dan menggenjot vaginaku sementara tanganku kini bertumpu pada paha Doni.

"Ampun siska lepasin aku, aku janji nggak bakalan nakal lagi", kata Doni memelas namun aku hanya melenguh merasakan sensasi geli dan nikmat pada vaginaku akibat genjotan Tono.

"Ohhh memek non siska emang mantap ahh ngempot banget uhhh", erang tono

"Ohhh ahhh truss uhhhh".

"Siska plisss", kata doni semakin memelas.

"Kamu oghh janji hah nggak bakalan selingkuh ohh lagi",

"Iya aku janji".

"Plok plok plok", suara hujaman selangkangan tono yang beradu dengan pantatku makin membahana nampaknya ia berejakulasi karna irama genjotannya yang semakin tak teratur.

"Ingat ohh apa yang kubilang tadi mang ohhh ", kataku pada Tono mengingatkan. Yah aku mengatakan pada mereka untuk tidak berejakulasi dalam vaginaku. Jika mereka melanggar mereka akan kupecat.

"Aggghhh keluar non, croot croot", penis tono memuntahkan begitu banyak pejuh di belahan pantatku.

"Hosshh hosshh kupegang janji kamu sayang", kataku dengan terengah engah lalu naik kepangkuan doni dan memasukkan kontolnya di vaginaku. Aku kemudian yang aktif menaikturunkan pinggulku diatas pangkuan Doni yang masih terikat .

"Ughhhhh ahh sshhh" desahku nikmat

"Ohh memek kamu enak banget sayang ahh ahh", puji doni

"Ohhh lebih enak mana sekarang selingkuhanmu atau aku ahh"

"Ohh kamu sayang kamuu"

"Ahh ahh ahh masih ahh mau sering ninggalin memek yang katamu uhh nikmat ini?"

"Uhhj nggak sayang nggak bakal lagi ohh trus sayang aku mau keluuar"

"Sshhh barengan sayang aku juga dikit lagi ohhhh"

"Aghhhh keluarrrr sisskkkaa", teriak doni dan mengeluarkan banyak spermanya di vaginaku.

"Aku juga sayanggg ohhhhh" pekikkku meraih orgasme ketigaku malam ini. Sejenak tubuh kami bergetar. Lalu aku memeluk doni bersandar pada tubuhnya akibat rasa lemas.

Tono, kardi dan Marten kusuruh melepaskan ikatan Doni dan kembali ke kamar mereka sementara aku dan Doni kembali melanjutkan persetubuhan kami. Mulai dari sofa, tangga menuju lantai 2 dan juga kamar mandi. Malam itu aku begitu lemas, tak terhitung berapa kali orgasme yang kuraih. Aku harap Doni menepati janjinya.

***

Semenjak saat itu Doni jika ingin keluar kota selalu mengajakku bersamanya, hubungan kami kembali mesra sementara Tono, Kardi ,Dan marten kuberi pengertian bahwa mereka tak bisa lagi menikmati tubuhku kecuali jika Doni berselingkuh. Mereka pun paham walau terkadang mereka masih jahil meremas pantatku

Doni pun makin menyayangiku akibat tak mau melihat aku dinikmati oleh laki laki lain. Kini aku tlah memiliki anak laki laki setelah setahun kemudian. Sementara itu Tono dan kardi meminta berhenti karna merasa sudah tak sanggup lagi bekerja. Tono digantikan oleh anak gadis tertuanya.

Ya kini rumah tanggaku kembali normal dan harmonis. Terkadang jika aku tak ikut keluar kota bersama doni akibat mengasuh anak aku menggodanya dengan berkata "masih mau sering ninggalin aku" yang dijawab olehnya "enggak dong"

Semoga hubungan kami selamanya hingga ajal menjemput salah satu dari kami


TAMAT
Share on Google Plus

About Tina Novianti

Tentang Tina Novianti

0 komentar:

Posting Komentar