Cerita Eksibisionis Siska Istri Doni : Karena Kau Sering Ninggalin Aku 3

Begitulah awal mula kardi dan marten menikmati tubuhku dan malam ini aku berencana akan melakukan pesta dengan mereka. Aku telah menyiapkan kejutan untuk mereka, jika selama ini aku yang mendominasi, malam ini hingga seminggu nanti aku akan membiarkan mereka mendominasi, kantukku pun mulai mendera dan akupun terlelap mengistirahatkan badan untuk acara sebentar malam.

"Hoaaam", aku menguap dan merenggangkan tubuhku, kulihat jam dinding menunjukkan pukul 7 malam, lama juga aku tertidur. Mungkin karena efek bercinta dengan Marten sehingga membuat tubuhku lemas dan tidur siang lebih lama, karena kegerahan akupun membuka kemeja dan rok spanku, lalu mandi

Usai mandi aku lalu memakai hotpants dan tanktopku,lalu menyiapkan sebuah lingerie yang akan kupakai untuk acara malam ini bersama ke 3 pejantan yang kutaktahu sedang apa mereka di luar, akupun keluar dari kamarku dan turun ke lantai 1. Kardi, tono dan marten ternyata sedang duduk didepan tv menonton rekaman video beberapa bulan lalu saat aku menggilir kontol mereka yang duduk sejajar diatas sofa.

"Haduh kalian ini masih jam segini bukannya kerja juga ckck", omelku.

"Hehe pemanasan non, lagian udah beres kok, tanaman udah disiramin tadi sore, rumput udah dipangkas, gerbang juga udah dikunci iya nggak ten?", kata kardi.

"Iya non udah dikunci", kata Marten.

"Emang malam ini kayak gimana non", tanya Tono padaku.

"Rahasia, pokoknya jam 10 malam kalian kekamar aja, aku mau makan dulu trus telfonan ama doni", kataku.

"Yah masih 3 jam lagi dong non lama amat nunggu jam 10, saya nggak sabar nih nungguin kejutan non siska", kata kardi padaku.

"Hihi, ya ngapain kek kalian coli bareng kek, atau apa gitu haha", godaku pada mereka. Walaupun mereka telah mencicipi tubuhku namun mereka masih tetap patuh padaku, mereka takut jika aku mengadu ke suamiku jika mereka macam macam.

Aku lalu masuk ke ruang makan, berbagai makanan sudah dimasak oleh tono, akupun mulai makan untuk mengumpulkan energi untuk acara malam ini. Usai makan aku kembali menuju kamarku, kuambil handphoneku dan menelfon suamiku. Beberapa kali kuhubungi namun ia tak menjawab telfonnya. Saat ingin kuletakkan handphoneku ada sebuah pesan masuk di handphoneku dari suamiku. Ia mengatakan jika ia tengah sibuk bekerja. Kuputuskan untuk menelfon sahabat karibku lalu berbincang tentang gosip terkini.

"Tok tok tok"

Suara ketukan pintu menghentikan pembicaraanku dengan sahabatku, kulihat jam dinding sudah menunjukkan hampir pukul 10 malam, cukup lama juga aku bergosip ria. Aku lalu menuju pintu dan kulihat ke 3 lelaki itu sudah bertelanjang dada dan hanya memakai sarung menutupi kontol mereka.

"Ada apa?, udah malam juga sana tidur hihi", godaku pada mereka.

"Yah non kita udah siap nih", kata kardi

"Siap apa, kalian mau apa?, aku berpura pura lupa.

"Yah non masa nggak jadi", kata tono.

"Hahaha, ya udah tunggu disini jangan masuk dulu", kataku sambil menutup pintu, segera saja aku melucuti semua pakaianku dan memakai lingerie yang telah kusiapkan, aku lalu mengeluarkan sebuah gelang yang mirip borgol, ya malam ini aku akan berperan menjadi "slave" mereka karna selama ini aku selalu menjadi pihak yang lebih dominan, aku ingin merasakan bagaimana jika para pria yang jauh dari kata tampan itu menjadikanku budak sex mereka.

"Ya masuk", teriakku dari dalam kamar.

Sejenak mereka terperangah melihatku memakai lingerie bermotif macan ini, puting susuku terlihat dibalik pembungkus dada yang bagian tengahnya transparan.

"Wah non sexy banget, iya nggak marten, tono", kata kardi.

"Hihihi, nah sekarang kalian bantu aku pasang ini", kataku sambil menyerahkan borgol. Setelah mereka memasangkan borgol,mereka pun membopongku menuju karpet yang ada didepan tempat tidur.

"Malam ini bebas terserah mau kalian apakan tubuhku, kataku sambil duduk bersandar di bagian belakang ranjang, mereka lalu melucuti sarung yang mereka pakai dan lalu mengerubungiku. Marten berada disamping kananku dan menjilati leherku, sementara tono dan aku tengah asik berciuman. Kardi sendiri yang bersimpuh didepanku, memainkan dan meremas payudaraku.

"Mmmpp muach muach,sllurrp", suara bibirku dan tono yang sedang beradu, saling bertukar liur. Terkadang aku juga berciuman dengan marten.

Saat aku kembali berciuman dengan Tono, marten mengangkat tangan kananku keatas sehingga kini ketiakku terbuka bebas dan dengan rakus iapun menjilati ketiakku. Tono pun ikut ikutan mengangkat tangan kiriku dan mulai menjilatinya. Sedangkan kardi mengangkangkan kakiku dan mengusap memekku yang masih terbungkus bagian bawah penutup lingerie ini sambil berciuman denganku karna bibirku kini tak dimonopoli lagi oleh tono dan marten.

Sejenak kardi melepaskan ciumannya lalu menyuruhku untuk menegakkan badanku dengan bertumpu pada lututku. Tangan kardi menyibak bagian bawah lingerieku lalu menusuk nusukan jarinya ke memekku., terkadang jempol kardi bermain di itilku, menekan dan mengusap usapnya. Tangan tono kini masuk disela sela lingerieku memainkan puting payudara kiriku. Sedangkan marten masih asik menjilati ketiakku dan meremas payudara kananku.

"Ahhh uhh lututku pegel nih, di tempat tidur aja yah", rengekku. Tono dan marten pun mengangkat tubuhku dan memindahkanku ke ranjang.

Diatas ranjang ketiga laki laki itu kembali menggumuliku. Tak lama kemudian Kardi meraih dildo yang ada di atas meja yang telah kusiapkan. Ia lalu mengangkangkan kakiku lalu memainkan dildo itu di memekku, sejenak aku bergidik kegelian.

Dengan tak sabar marten dan tono membuka ikatan lingerie yang ada di leherku, lalu menurunkan penutup payudaraku dan lalu menghisap putingku. Kedua lelaki itu begitu bernafsu menjilati dan menggigit kecil putingku yang kecoklatan itu yang kini telah mengacung dan mengeras, sementara kardi mencabut dildo itu sejenak lalu mengarahkannya kemulutku. Kuhisap dan kukulum dildo yang penuh dengan cairan vaginaku sendiri.

Kardi lalu kembali memasukkan kontol karet itu kememekku dan mulai mengocoknya awalnya perlahan lama kelamaan semakin cepat dan cepat, tanganku menjambak rambutku sendiri karna nikmat yang kurasakan. Tak lama kemudian kurasakan klimaksku sebentar lagi akan kucapai. Kuraih kepala marten dan tono dan semakin menekannya ke payudaraku.

"Agghhhhh aku kelllluaarr", aku berteriak dan berkelojotan, sementara tono dan marten masih asyik menyusu padaku.

"Hehe enak nggak non, nah sekarang apa hadiahku non", kata kardi padaku.

"Hosh hosh, tono marten berenti dulu", kataku, aku kemudian mengambil posisi menungging didepan kardi.

"Wah jadi hadiahnya saya yang pertama nyobain memeknya ya non", kata kardi.

"Bukan, kamu dari dulu pengen nyobain pantatku kan nih kukasih sekarang", kataku pada kardi.

"Asiik", kata kardi lalu mulai menjilati lubang anusku, rasa geli bercampur nikmat kembali kurasakan. Ia beberapa kali meludahi pantatku.

"Wah enak banget lo kardi", kata marten.


"Hehe kardi gitu loh, neng aku masukin yah kontolku nggak nahan nih", kata kardi yang setengah berdiri dengan bertumpu pada lututnya dan memposisikan penisnya tepat didepan lubang analku yang penuh ludahnya, ini bukan kali pertama aku dianal karena aku juga beberapa kali melakukan anal sex dengan suamiku, namun karena akhir akhir ini aku dan suamiku melakukan anal sex kontol kardi sedikit memberikan rasa perih pada lubang analku.

"Aauhh oughh pelan pelan dulu pak".

"Ohhh non lubang pantatnya sempit banget", kata kardi yang kini kepala penisnya sudah masuk ke lubang analku.

Selagi kardi sibuk mencoba memasukan kontolnya lebih dalam ke lubang analku, marten dan tono juga dengan setengah berdiri, mengacungkan kontol kontol mereka disisi kiri dan kanan wajahku. Aku tak tinggal diam, dengan bergantian kukulum penis mereka.

"Hmmmngg", aku menggeram saat kontol kardi kini masuk sepenuhnya kedalam pantatku. sejenak ia mendiamkannya, tangannya ia arahkan kememekku dan memainkan itilku, sementara aku kini asik mengulum kontol besar marten sambil mengocok kontol tono.

Kardi perlahan lahan mulai mengocok kontolnya didalam lubang pantatku, awalnya sedikit perih namun lama kelamaan kurasakan makin nikmat. Tangan kardi meremas remas pantatku, terkadang ia juga mengusap usapnya perlahan.

"Sllurrpp sluurrp plop aghh ahh ahh", aku mulai mengerang saat melepaskan kontol besar marten dari kulumanku.

"Ahh pantat non siska emang juara uhh uhh"

"Kencangin dikit pak hap slurrpp", erangku lalu mengulum kontol tono, dan marten mendapat giliran kocokan tanganku.

Ranjang mulai berderit akibat goncangan tubuh kami yang kini dibanjiri keringat, aku sendiri hanya bisa mengerang tertahan karna bergantian mengulum kontol kontol para lelaki yang ada disamping.

"Plak plak plak", suara hantaman selangkangan kardi pada pantatku, ia begitu bersemangar menggenjot pantatku, sambil tangan kirinya menstimulaasi itilku dan tangan kanannya meremas remaas payudaraku. Kardi lalu menusuk nusukkan jarinya ke kedalam memekku. Aku yang semakin terbuai dan kelelahan hanya bisa menunduk dan kedua tanganku dengan lemas mengocok kontol mereka

"Ahh ahh dikit lagi uhh trus gesek boolku pake kontolmu, iya itu gesek memekku", ceracauku pada kardi.

"Ahh ahh uhh aku kelluaarr lagiiii", aku berkelojotan karna orgasme yang kudapatkan, tubuhku bergetar hebat, cairan orgasmeku bermuncratan seperti air seni. Kujatuhkan bagian atas tubuhku ke kasur sememtara pantatku masih menungging tinggi tertancap kontol kardi.

"Hehe gimana non enak nggak, non sekarang diatas yah", kata kardi lalu menarik tubuhku keatas tanpa melepaskan kontolnya didalam pantatku.

"Gue dulu yang nyoblos memeknya", kata tono pada marten.

"Ya udah non siska jilatin kontolku", kata marten padaku.

Aku lalu mulai menghisap kontol marten dan dibawah sana tono sedang berusaha memasukkan kontolnya didalam memekku. Dengan mudah kontol itu masuk karena cairan orgasmeku yang membuat memekku makin licin. Kini ketiga lubang ditubuhku telah dijejali oleh berbagai macam bentuk kontol.

"Ah memek non siska makin peret euy", erang tono

Kardi dan tono dengan perlahan lahan mulai menggerakkan pinggul mereka, kontol kontol mereka kini asik keluar masuk di kedua lubang di bagian bawah tubuhku, sementara aku juga asik menjilati kontol besar marten. Baru beberapa menit kami memulai ronde ke 2 persetubuhan, tiba tiba saja handphoneku berdering pasti suamiku yang menelfonku. Aku lalu menuruh marten mengambil handphoneku yang kuletakkan diatas meja dan menjawab telfon itu lallu meloudspeakernya dan menaruhnya disamping pak kardi dimana aku sedang berbaring diatas tubuhnya dengan 2 kontol bersarang di pantat dan memekku.

"Halo, halo sayang", kata suamiku. Aku lalu menyuruh para lelaki disampingku untuk diam, dan menggenjotku perlahan

"Slluurrpp sllurrp plop ya ah ha", kuhentikan kulumanku pada kontol marten.

"Aduh maaf yah sayang tadi sibuk banget jadi nggak ke angkat telfonnya".

"Uhh hmm iya sayang ah nggak apa".

"Kamu kenapa sayang kok ngos ngosan gitu?"

"Hmmpp plop, ini sayang aku uhh lagi anu habis makan makanan pedes tadi dimasak sshh ama si tono",

"Ohh gitu tah, minum dulu atuh", kata suamiku.

"Iya nih lagi mau minum", kataku lalu kembali menjilati dan mengulum kontol marten. Entah apa jadinya jika suamiku melihat bahwa yang kuminum bukanlah air melainkan cairan pre cum dari kontol marten. Aku semakin bergairah sungguh sensasinya makin mendebarkan dimana suamiku sedang berbicara denganku sementara aku sedang sibuk menggapai titik orgasmeku bersama orang lain.

"Eh sayang udah dulu yah aku kerja lagi love u muuacch", kata suamiku.

"Iya sayang love u too muacc", jawabku lalu mencium palkon milik marten. Aku lalu memberi kode pada marten dan mematikan handphoneku.

"Uhh uh hahah non nakal banget suaminya nelfon malah maen ama kita kita aghh", kata kardi yang mulai menggenjot pantatku dengan cepat, disusul oleh hujaman kontol tono pada memekku.

"Ahhh aghh kencangin lagi oughh enak banget", ceracauku tak menimpali kata kata Kardi.

"Ahh aduh booh non emang mantep uhh non dikit lagi saya keluar ahh", puji kardi dan semakin cepat dan cepat menusukku dari bawah dengan menyangga pinggulku dengan kedua tanganny. Sementara tono sibuk meremas remas payudaraku. Dan aku yang sedang asik mengocok konti marten.

"Ahhh nonn kellluaarrrr", pekik kardi. Dengan selangkangannya yang ia hantam hantamkan ke pantatku dari bawah, begitu banyak semprotan pejuhnya didalam pantatku. Kini hanya marten dan tono sibuk menggenjot memek dan mulutku.

"Ghlok ghlok gholk hmmm" suara hantaman kontol marten pada mulutku. Yang terkadang mencapai tenggorokanku dan membuat air liurku meluber keluar sementara dibawah sana tono begitu bersemangat menggenjot memekku. Tak lama kurasakan puncak klimaksku akan kuraih kembali

"hngg sllurrp plop", ahh kencangin lagi pak bentar lagi keluarr ohhhh", aku berkelojotan lagi diatas tubuh kardi dengan kontolnya yang kini mengecil didalam lubang pantatku saat aku meraih orgasmeku. Aku terpaksa berenti mengulum kontol marten dan hanya terdiam dengan tubuh yang semakin lemas.

"Non sekarang saya yang entotin boolnya yah, saya penasaran euy, marten lo hajar aja nih memek", kata tono lalu mencabut kontolnya dari memekku.

Marten lalu mengambil posisi tiduran disamping kardi. Dengan kepayahan akupun bangkit dibantu oleh tono, kardi yang telah mencapai klimaksnya lalu turun dari ranjang mengambil sarungnya dan keluar kamar karena katanya ia ingin merokok sebentar dan akan kembali lagi.

Aku kini mengangkangi kontol besar marten dengan posisi berhadapan dengannya, begitu kontol itu amblas dalam memekku tono pun segera memasukkan kontolnya kelubang analku.awalnya agak sedikit kesusahan ia beberapa kali meludahi belahan pantatku lalu mencoba memasukkannya lagi. Perlahan lahan kontolnya yang sedikit lebih besar dari milik kardi menyumpal pantatku.

Dengan berirama tono dan marten mulai menggenjotku perlahan, tangan tono mengusap usap punggungku lalu ke pantatku, sementara marten meremas remas payudaraku sambil berciuman denganku.

Entah sudah berapa lama genjotan merekapun semakin cepat dan cepat membuatku mendongak dongak karna merasakan, geli, sakit dan nikmat dianus dan memekku. Terkasang aku membusungkan dadaku yang membuat marten langsung menghisap putingku.

"Ahhh ahh oughh yang kencang mang auhh uhh sshh", ceracauku semakin menjadi jadi.

"Ahh non kayaknya mau keluar euy nikmat banget ahh", kata pak tono yang makin semangat menggenjot pantatku.

"Plak plak plak", suara tumbukan selangkangan tono di pantatku, mengisi ruangan kamarku yang seharusnya jadi tempat aku dan suamiku bergumul kini menjadi tempat pesta sex gilaku.

"Ohhh non jepitannya nggak nahan non ahhh nonn kelluaarrr", kata pak tono yang mencabut kontolnya lalu mengocoknya sambil menyentuhkan palkonnya di belahan pantatku. Dapat kurasakan pejuh pak tono bermuncratan disana bahkan semprotan pejuhnya mencapai punggungku. Sungguh hangat dan basah.

Pak tono pun lalu beringsut dari ranjang dan duduk karena kelelahan sementara aku kini meneggakkan badanku menggilas gilas kontol marten yang bersarang di memekku, rambut ku kini sudah begitu acak acakan.marten lalu tiba tiba bangkit dan dengan posisi duduk ia menggenjotku dari bawah sambil memeluk tubuhku erat.
Ia lalu dengan kasar mendorongku dan kini aku berada dibawah tubuhnya. Ia mengangkat lengan kiriku keatas lalu sambil menggenjotku ia menjilati keringat yang ada di ketiak mulusku. Sambil tangannya memilin putingku.

"Ahh ughh kontolmu gede banget uhhh trus say hmm"

"Ahh shh hmppl wangi nona siska makin enak kalo lagi keringatan gini sllurrp". Kata marten sambil menghirup aroma keti ku.

"Shh oughh ahh kencangin dikit lagi say bentar aghhh lagi aku dapet oughh".

"Ahh saya juga non ohhh".

Aku kini mengunci pinggul marten dengan mengaitkan kakiku bertumpu di pantatnya, kontolnya semakin mantap dan dalam menusuk nusuk liang kenikmatanku. Ia lalu merapatkan tubuhnya. Dada kami saling bergesekan. Kepalanya berada disisi leherku, akupun memeluk tubuhnya dengan erat.

"Agghhh non kellluarr", teriak tono sambil menghentak hentakkan kontolnya masuk didalam memekku. Tak berapa lama akupun menyusulnya mencapai orgasmeku yang ke 3.

"Ahhhhhh ngenntot akuuh dapppett uhhhh", pekikku, kukuku mencakar punggung kekar marten, aku berkelojotan untuk kesekian kali mencapai orgasmeku. Sejenak kami hanya terdiam meresapi sisa sisa kenikmatan yang kuraih. Marten lalu tiduran disampingku dan berciuman denganku. Begitu nikmat dan enak kurasakan namun ini baru permulaan karna malam masih panjang. Persetubuhan kami terus berlanjut hingga kami semua tertidur kelelahan


oo0oo

Hari hari berlalu, hari ini adalah hari kepulangan suamiku dari perjalanan bisnisnya. Selama aku ditinggalkan olehnya, Tono,Marten dan kardi selalu memenuhi kebutuhan sexualku. Mereka tak puas puasnya menjejalkan kontol-kontol mereka ke setiap lubang yang ada ditubuhku yang indah ini. Saat ini aku tengah bersama Tono menjemput suamiku yang kini sudah berada dibandara menanti kedatangan kami. Aku memakai rok span mini berwarna hitam dan baju kemeja berwarna putih dengan dalaman hitam menutupi bagian dalam tubuhku. Beberapa kali kulirik tono yang sedang menyetir mobil mencuri curi pandang ke arah pahaku yang putih mulus ini, ia sesekali meneguk ludah akibat melihat dandananku.

"Kenapa sih mang", kataku saat memergokinya melirik pahaku.

"Nggak non, hehe non siska sexy banget". Kata tono sambil terkekeh, kulihat bagian tengah celananya sudah menggembung menandakan kontolnya ereksi.

"Haha kayak nggak pernah liat aja mang", kataku menertawakannya.

"Hehe non siska mah nggak bakal bosenin diliatnya hehe, udah mah cantik, sexy lagi".

"Alah mang tono pasti ada maunya kan", kataku sambil meremas kontolnya dari luar celananya.

"Aduhh, nggak non". Katanya dengan sedikit meringis. Kubuka reselting celananya dan mengeluarkan kontolnya membuatnya kaget.

"Eh non jangan non bentar lagi sampe nih", larang tono.

"Haha yakin?", tanyaku sambil mengocok pelan kontolnya yang makin lama makin mengeras di genggamanku.

"Uhh pelan pelan non tangan non siska halus bener", lenguh tono saat aku mempercepat kocokanku. Selama perjalanan tanganku tak henti mempermainkan kontolnya. Sementara ia berkonsentrasi menyetir mobil yang kami kendarai.

Begitu memasuki bandara, handphoneku berbunyi. Aku kemudian mengangkat telfonku dengan tangan kiriku sementara tangan kananku masih mengocok kontol tono membuat ia kesulitan memarkirkan mobil.

"Halo sayang kamu udah nyampe", kata doni padaku.

"Iya nih sayang kamu dimana?, aku malas kesana ah kamu aja yang kesini cuacanya panas banget soalnya". Kataku sambil masih asik memainkan kontol Tono.

"Ya udah aku kesana kamu markirnya dibagian mana?".

"Di bagian belakang sayang", kataku dan menutup telfonku.

"Ih lama amat sih keluarnya pegel nih mang", kataku mengeluh. Aku lalu kemudian menundukkan kepalaku mencoba menghisap kemaluannya membuat tono terkaget dan berusaha menahanku.

"Eh non biarin aja non nanti pak Doni datang". Kata tono gelagapan melihat aksiku. Tak kupedulikan tegurannya dan mulai menghisap kontolnya, kumainkan lidahku menyentil kepala penisnya, membuat tubuh tono bergetar.

"Sllurrpp sluurrpp hngggg", suara deru nafasku dan juga kulumanku pada penisnya mulai terdengar riuh karena aku makin mempercepat kulumanku. Kepalaku naik turun diatas selangkangan pria tua ini.

"Ohhh sepongan non siska eh.. pak doni non pak doni datang", kata Tono panik.

Tak kupedulikan seruaannya, entah kenapa mendengar nama suamiku aku malah semakin bergairah, entah apa jadinya jika ia melihatku mengulum kontol pria ini. Kurasakan kemaluan pak tono mulai berkedut kedut ingin memuntahkan lahar panasnya yang selama beberapa hari yang lalu rutin masuk atau membasahi tubuhku, menandakan ejakulasinya sebentar lagi.

"Agghhh maaff pak doni", erang Tono dan kemudian kontolnya memuncratkan pejuhnya masuk kedalam mulutku. Rasanya amis, dan sangat asin. Begitu ia selesai memuncratkan pejuhnya, aku lalu menarik kepalaku, aku sekilas melihat suamiku yang kini tinggal beberapa langkah lagi mendekati mobil. Aku lalu menelan pejuh itu, setelah itu kuperbaiki rambutku yang sedikit acak acakan.

"Ahhh susah banget nyari kamunya sayang", kata Suamiku yang telah masuk ke dalam mobil dan duduk di belakang.

"Hihihi kaciaaann", kataku yang duduk di kursi depan dan menjulurkan tanganku mencoba mengelus paha suamiku.

"Sini dong sayang", kata Doni menepuk nepuk bagian jok yang ada disampingnya. Aku.lalu turun dari mobil dan berpindah kebelakang, setelah duduk ia lalu mencium bibirku yang baru saja menelan sperma tono.

"Kok asin yah sayang", kata suamiku keheranan.

"Hihi itu ngg abis makan burger tadi itu sisa mayonesnya haha", bohongku padanya.

"Hooh ah kamu mah jorok ih, jadi asinkan", gerutu suamiku.

Perjalananku kembali kerumah diisi dengan salinh bermesraan bersama suamiku diatas mobil. Beberapa kali Doni menciumku membuat Tono yang menyetir mobil sesekali melirik kami lewat kaca spion tengah mobil. Aku tau ia pasti juga ingin menciumku.

"Udahan ah risih tau, nggak malu tuh ada mang tono". Kataku pada suamiku.

"Hahaha, iya deh, maaf yah mang tono". Kata doni

"Hehe nggak apa mas, namanya juga pasangan muda". Kata mang tono. Perjalanan kerumah diisi dengan obrolan kami bertiga, aku juga membahas bagaimana urusan pekerjaan suamiku diluar kota.

Tak terasa kamipun telah sampai dirumah, setelah menyimpan barang barang bawaan suamiku dikamar, mang tono kemudian pamit turun dan meninggalkan aku dan suamiku berdua dikamar.

"Mamah selama papah tinggal ngapain aja mah biasanya?". Tanya suamiku.

"Hmm ya nggak ngapa ngapain pah, paling keluar ketemu temen temen lama mamah, atau arisan gitu", bohongku padanya. Ia tak tau selama beberapa hari belakangan ini aku selalu mereguk kenikmatan bersama para lelaki dirumahku.

"Emang mamah nggak kangen ama kontol papah", kata suamiku sambil tersenyum nakal.

"Ih kepedean, kan mamah punya maenan weekk", kataku sambil memeletkan lidahku.

"Mah sini dong papah kangen nih pengen peluk tubuh mamah", kata suamiku sambil menepuk nepuk ranjang yang ia duduki.

"Ih ogah papah mah bau asem".

"Ya udah yuk mandi bareng". Rengek doni seperti anak kecil

"Mandi aja sendiri", kataku dengan nada jutek padanya bermaksud untuk menggodanya.

"Yah mamah ayo dong mah", rengek doni semakin menjadi.

"Ya udah deh, lagian papah kalo mandi nggak bersih. Duluan aja sana masuk ke kamar mandi".

"Asiiikkkkk", teriak suamiku kegirangan seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan permen.

Ia dengan terburu buru melepaskan pakaian yang melekat ditubuhnya, kini ia telanjang bulat dengan kontolnya yang mulai menegang. Ia lalu mengambil handuknya di koper, menghampiriku dan mencium pipiku sambil tangannya jahil meremas payudaraku.

"Papah tunggu yah hahahha", gelak suamiku dan segera masuk ke kamar mandi.

Aku kemudian melepaskan seluruh pakaian yang menutupi tubuhku, sedikit berkaca mematut tubuh telanjangku di depan cermin tubuhku masih tetap sexy, aku juga memeriksa apakah ada bekas cupangan dari sisa pergelutanku dengan ketiga orang pria di rumah ini, untunglah bekas bekas yang ada di sekitar dadaku sudah menghilang.

Aku lalu masuk ke kamar mandi. Kudapati suamiku sedang mengguyur tubuhnya dibawah pancuran shower. Harus kuakui tubuh suamiku adalah idaman para wanita, fisiknya yang kekar dan ditambah perut yang rata dan berotot menambah kesan macho pada dirinya. Doni menatapku dengan bernafsu saat aku perlahan mendekatinya dan ikut berdiri dihadapannya untuk membasahi tubuhku.

Sejenak kami hanya saling bertatapan dan kemudian berpelukan melepaskan rasa rindu, walau tubuhku telah dinikmati lelaki lain tapi rasa cinta dan sayangku masih cukup besar untuk suamiku ini. Setelah melepaskan pelukan, kami lalu berciuman, hanya kecupan kecupan ringan, tangan doni mengelus elus punggungku, terkadang meremas pantatku.

Doni lalu menciumi leherku dengan lembut. Lengannya yang kekar memeluk tubuhku yang cukup mungil. Tangannya lalu mulai naik meremas remas payudaraku. Dan memainkan putingku dengan jarinya.

"Ihh geli ihh pah"

"Gemes aku mah dengan toketmu ini sllurrp", kata doni yang kemudian mengulum putingku membuatku nikmat sekaligus kegelian akibat ulah lidahnya.

Tanganku pun tak tinggal diam mencari batang kontolnya yang telah mengeras aku lalu mengocoknya perlahan sambil merasakan nikmat pada kedua payudaraku yang secara bergantian diisap oleh doni.

"Sabunin dong pah dingin nih", kataku dengan manja. Ia lalu mulai mengambil spons dan sabun cair lalu menyabuni dadaku dan selangkanganku. Tangan nakalnya mengusap usap memekku yang mulai basah akibat rangsangan darinya.

Seluruh tubuhku kini basah oleh sabun, doni kemudian menyerahkan spons itu dan memintaku menyabuninya. Aku lalu mengusap seluruh tubuh kekarnya dengan spon itu setelah itu aku menjatuhkan spon itu kelantai lalu mengusap bagian tubuh depan suamiku dengan menggesekkan dadaku di tubuhnya.

"Hihihi mamah nakal",ia terkekeh melihat ulahku. Kontolnya yang tegang menyundul nyundul perutku.

"Mah masukin dong papah nggak tahan nih" kata suamiku memelas

"Ya udah tiduran gih" perintahku padanya.

Doni yang berlumuran busa sabun kemudian merebahkan diri dilantai kamar mandi. Aku lalu mengangkangi pangkal pahanya. Kugesek gesekkan kepala kontolnya di memekku yang masih penuh dengan busa sabun. Akibat liciin kontol suamiku pun dengan mudah memasukki liang vaginaku.

"Oughhhh", desahku saat kontol itu secara sempurna mengisi memekku.

Dengan perlahan aku kemudian menaikturunkan pinggulku mengocok kontolnya yang bersarang dalam tubuhku. Tanganku bertumpu pada dadanya yang bidang. Tangan doni meremas remas payudaraku.

"Ahhh ahhh uhh memek mamah memang yang paling enak ohhh "

"Sshh ahh uhhh", aku hanya mendesah tak meladeni ucapannya.

Kugoyang goyangkan pinggulku terkadang cepat terkadang lambat,meresapi kenikmatan yang kurasakan saat ini. Terkadang aku menaik turunkan pinggulku, terkadang aku memajumundurkannya. Klitorisku begitu nikmat kurasa saat menggesek pangkal kontolnya yang berbulu tipis menambah rasa geli dan nikmat.

"Ahhh ahhh trus mah oughh enak banget"

"Ahh sayang oughh sayang", ceracauku saat aku menghujamkan memekku dari atas, agar kontol suamiku semakin dalam menusuk nusuk bagian terdalam memekku.

Terkadang aku membungkukkan badan mencari bibir suamiku dan berciuman dengan begitu liar. Liur kami saling bercampur, lidah kami saling bertautan sementara selangkangan kami saling berasyik masuk dengan cepat.

"Muach muach hmmm slluprrpp", suara ciuman kami mengalahkan suara riak air dikamar mandi. Begitu kurasakan orgasmeku akan datang aku lalu melepaskan ciumanku dan menggigit bibirku sambil menghentak hentakkan pinggulku.

"Ahhh ahh pah, mamah mau keluarr oughhh"

"Keluariinn maahh ahhh"

"Ohhh pahh maamahhh keluaarrr uhhhh", teriakku. Tubuhku kejang kejang diatas tubuh suamiku. Aku lalu ambruk akibat rasa lemas tubuhku diatas badan suamiku. Tulang tulangku serasa dilolosi karena orgasmeku ini.

Tak lama kemudian dengan lemas aku berdiri diikuti oleh suamiku. Kami sama sama membilas tubuh kami dibawah guyuran shower. Setelah bersih suamiku lalu berjalan kebelakang tubuhku. Ia lalu menciumi tengkukku aku lalu mengangkat tangan kananku meraih kepalanya dari depan dan kemudian mengajaknya berciuman.

Sejenak ia menggesek gesekkan kontolnya dibelahan pantatku. Ia lalu menyuruhku untuk menungging dengan tanganku bersandar pada dinding kamar mandi. Doni kemudian segera menuntun kontolnya memasuki memekku. Lalu ia menggenjot tubuhku. Awalnya perlahan namun lama kelamaan makin cepat dan cepat.

"Aghhh aghh uhh ohh pantat mamah empuk banget uhh ", pujinya pada pantatku yang memang berisi dan padat.

"Plok plok.plol", suara hantaman selangkangan doni pada pantatku begitu keras mengisi ruang kamar mandi. Terkadang aku menoleh untuk berciuman dengannya, terkadang doni menciumi punggungku

"Oughh trus sayang ahh jangan kasih ampun ahh", kataku sambil memegangi tangan kanan suamiku yang kini mengelus elus itilku.

"Ahhh geli pahh uhh pahh sshh"

"Uhhh mahh papah nggak tahan, papah keluarin yahh".

"Oughh aku juga pah barengan".

"Ahhhh mahhhh ", erangnya dan langsung menekan kontolnya begitu dalam pada memekku, selang tak lama aku pun juga mendapatkan klimaksku.

"Uhhhgg kelluaarr sayanggg", tubuh mungilku yang dipeluk dari belakang oleh suamiku berkelojotan merasakan kenikmatan saat orgasmeku kuraih.

Setelah mengatur nafas kami kembali melanjutkan mandi lalu mengeringkan tubuh kami dengan handuk lalu berpakaian dan keluar dari kamar bersama suamiku untuk makan.
Share on Google Plus

About Tina Novianti

Tentang Tina Novianti

0 komentar:

Posting Komentar