Cerita Eksibisionis Siska Istri Doni : Karena Kau Sering Ninggalin Aku 1

Sayang aku berangkat kerja dulu yah"

"Iya sayang hati hati yah".

Hari ini seperti biasa aku harus mengantarkan suamiku menuju bandara. Pekerjaannya sebagai seorang bisnisman membuatnya selalu pergi keluar kota meninggalkanku bersama beberapa orang pembantu dan satpamku dirumah. Awalnya aku selalu merasa kesepian apalagi saat libidoku sedang meninggi membuatku kadang melampiaskannya dengan dildo berwarna pink milikku. Namun beberapa bulan kemudian aku tak merasakan hal itu lagi karena aku kini dikelilingi pria pria yang siap memuaskan nafsuku dirumahku, mereka tak lain pembantu, tukang kebun dan juga satpam di rumahku. Ditengah perjalanan pulangku, aku kembali terjebak macet. Didalam kemacetan ini fikiranku melayang mengingat kembali awalmula saat aku disetubuhi oleh pembantuku.

Awalnya saat itu Doni suami sedang berada diluar kota, saat malam hari ditengah gemuruh hujan aku yang sedang memakai babydoll hanya bisa meringkuk didalam selimut. Sudah lebih 3 bulan aku tak disentuh oleh suamiku itu. Karna tak dapat tidur akibat takut akan gemuruh guntur dan kilat, aku kemudian mengambil handphoneku dan menonton video persetubuhanku bersama suamiku.

10 menit video itu kutonton kurasakan birahiku kembali meninggi, sambil menonton terkadang aku meremas payudaraku yang tertutup oleh babydollku ini, putingku kurasakan sudah menegang akibat nafsuku yang kian memuncak, terkadang putingku kupelintir membuatku merasakan sakit namun nikmat. Aku kemudian melorotkan tali penyangga babydoll ku sehingga kini payudaraku terpampang bebas karena aku tak memakai bra. Kuludahi sedikit tanganku lalu kubasahi disekitar payudara kananku sambil membayangkan jika suamiku sedang mengulumnya.

"Ahh mas doni", desahku .

Kini aku tak berkonsentrasi menonton video itu. Didalam selimut aku sedang meremas payudaraku. Aku lalu mendudukan diri diranjang sambil bersandar pada dipan ranjang. Kuletakkan handphonku, lalu tangan kananku yang pasif kuarahkan pada selangkanganku. Kuraba memekku yang masih tertutupi celana dalam berwarna biru itu. Perlahan kuelus memekku sambil tetap aktif meremas payudaraku. Mataku kadang terpejam karna membayangkan suamiku sedang mencumbuiku.

Tak tahan kulepaskan celana dalam yang menutupi selangkanganku menampilkan memekku yang sedikit berbulu tipis. Lalu kuraih dildo yang kusimpan dalam laciku. Ada berbagai macam dildo disana, hadiah dari suamiku. Ada yang pendek namun ada juga yang panjang, beberapa dildo berwarna pink sesuai dengan warna kesukaanku.


Sejenak kuletakkan dildo itu diatas tubuhku dekat dengan pahaku sambil memperbaiki posisi dudukku. Kubuka babydollku dengan menyingkapnya dari bawah tubuhku. Kini aku telanjang bulat dikamarku. Kulanjutkan masturbasiku lagi. Secara bergantian tangan kiriku meremas payudaraku bergantian kanan dan kiri. Sementara dildo kecil itu kumainkan dengan tangan kananku.

Kugesek perlahan ujung dildo itu ke memekku yang mulai basah, ada sensasi geli saat benda itu menyentuh itilku yang mulai membengkak.

"Uhh sshh ahh", aku mulai mendesah keenakan.


Secara perlahan aku lalu mulai memasukkan dildo itu kememekku, kukocok perlahan menggesek bagian dinding vaginaku secara perlahan, oh begitu nikmat saat benda keras itu menyentuh bagian bagian sensitif didalam memekku. Peluhku mulai bercucuran akibat panas tubuhku yang kian meningkat.

Tak lama kemudian aku mulai mempercepat kocokanku, lendir yang keluar dari memekku makin banyak akibat rangsangan dildo itu. Terkadang kepalaku mendongak membayangkan jika konti suamikulah yang tengah menggenjotku.

"Uhh ahh mas terus mas genjot memekku", aku mulai meracau.

Semakin lama tangan kiriku yang sedang meremas payudaraku kuhentikan. Kuarahkan tangan kiriku itu untuk mengelus itilku. Oh sungguh nikmat, kocokan tanganku makin liar, pinggulku ikut berayun menyambut dildo yang sedang keluar masuk didalam memekku. Lama kelamaan kurasakan orgasmeku kian mendekat.

"Ahh ahh mas doni, siska bentar lagi keluar say ohh iya sodok terus uhh uhh".aku mengerang menyebut nama suamiku.

Dan kemudian kurasakan dari ujung kakiku kian menegang terus naik hingga kepahaku. Selangkanganku kian kubuka lebar agar dildo itu makin lancar keluar masuk didalam memekku. Lalu akhirnya klimakskupun kuraih sambil memejamkan mataku.

"Ahhhh akkkuu dappett saayyy oughh uhhh", tubuhku berkelojotan diatas kasur, tubuhku seakan melemas, tak mampu bergerak. Nafasku tak beraturan karna klimaks yang kuraih.

Saat nafasku mulai teratur dan puncak orgasmeku mereda, kubuka mataku, namun apa yang kulihat hanyalah kegelapan padahal tadi terang benderang, apakah sedang mati lampu.

Jeggerr suara guntur mengaggetkanku, aku yang begitu takut akan gelap dan guntur langsung meloncat dari tempat tidurku sambil berteriak. "Kkyyaaaaaaa". Namun naas aku tergelincir dan membuatku terjatuh, kakiku sedikit terkilir.

Tiba tiba saja pintu kamarku terbuka, masuklah tono pembantuku sambil membawa senter dan mengarahkan senter itu kearahku. Aku yang sedang memegangi kakiku terkilir hanya diam saja, namun aneh kenapa tono hanya diam saja, aku mulai sadar jika aku sedang dalam keadaan telanjang bulat, yang pasti membuat tono terpaku melihat tubuh telanjangku.

"TONO KELLLUAARRR" bentakku padanya.

"Mmm maaf bu siska", kata tono terbata bata lalu kemudian meninggalkanku sendirian dikamar ini. Kusambar celana dalam dan babydollku. Aku sedikit kesusahan saat berdiri. Aku kemudian dengan posisi duduk memakai celana dalam juga babydollku. Kuambil minyak gosok dan sedikit mengurut kakiku. Aku lalu merebahkan diriku kembali ditempat tidur. Kuambil handphone dan headsetku lalu kuputar musik demi menyamarkan suara guntur yang keras diluar. Kuselimuti tubuhku dan tak lama kemudian aku tertidur.



***

Esok paginya aku terbangun, setelah sejenak mencuci muka dikamar mandi dalam kamar tidurku, aku lalu menuju lantai bawah bermaksud untuk mengambil air, saat akan memasuki dapur langkahku terhenti akibat mendengar pembicaraan dari dalam ruang makanku.

"Hah? Lo liat non siska telanjang ton", suara kardi terdengar cukup keras.

"Huss jangan berisik tai ntar kedengaran lagi", tegur tono.

"Beruntung banget lu ton, emang sih non siska sexy banget, gue aja sering ngaceng liatnya",suara berat marten terdengar.

Kardi adalah tukang kebunku, sementara marten adalah satpam rumahku, mereka memang biasanya sarapan pagi pagi di rumahku, karna suamiku membebaskan mereka. Aku semakin merapatkan tubuhku ke tembok dan menajamkan pendengaranku mendengar pembicaraan mereka.

"Kasian yah non siska, sering banget ditinggal suaminya, andai bini gue dikampung kayak non siska mah bakalan betah gue.", kata tono pelan.

"Hooh apalagi bini gue, badan udah melar kemana mana nggak enak banget diliatnya", kata kardi.

"Enak yah punya bini, gue pengen banget punya bini euy, pengen ngerasain gituan juga", kata marten yang disambut oleh tawa kardi dan tono.

"Hahahhah jadi lo belom pernah ngentot ten?", kata tono.

"Haha aduh kasihan banget lo, badan aja paling gede, muka lo juga nggak ancur ancur amat kayak kita, masa belom pernah lo haha", ledek kardi.

"Hah sudah ah gue mau jaga", terdengar suara langkah marten keluar dari ruang makan. Aku lalu berpura pura berjalan menuju ruang makanku, sejenak marten terdiam lalu menunduk, ia mengucapkan selamat pagi padaku lalu kemudian berjalan keluar rumah.

Aku lalu dengan cuek berjalan disamping kardi dan tono yang tengah merokok dimeja makan. Kuambil gelas lalu meraih air minum. Kulirik mereka berdua yang memandangiku yang tengah minum, mereka memandangi belahan payudaraku. Ada sedikit perasaan aneh saat mereka memandangiku dengan penuh nafsu.

"Tono nanti temani aku kepasar yah, panasin mobil gih", kataku pada tono membuatnya kaget.

"Kardi itu rumput di belakang udah agak tinggi rapihin yah pas nanti saya pulang harus udah beres", yang disambut dengan jawaban kardi.

Aku lalu mengambil sepotong roti dan selai lalu memakannya, setelah itu aku kembali kekamar untuk mandi, seusai mandi kupakai baju kaos yang cukup ketat dan juga celana jeans ketat sehingga bentuk pantat dan payudaraku tercetak jelas, sengaja kupakai baju kaos yang kerahnya lebar agar belahan payudaraku yang tertutupi bra berwarna hitam dapat menyembul dan terlihat. Sejenak kupatut diriku dikaca melihat diriku yang memakai kaos putih, braku yang berwarna hitam samar samar terlihat, namun entah kenapa dalam diriku ingin sekali menggoda mereka.

Aku lalu menuju garasi, didalam mobil tono sudah ada menungguiku. Saat masuk kemobil sengaja kurendahkan tubuhku agar ia bisa melihat belahan payudaraku. Tono pun kuperhatikan hanya bisa meneguk ludahnya. Sejenak aku tertawa dalam hati melihat wajahnya yang merah padam. Tanpa sadar ia memperbaiki posisi kontolnya yang terjepit dibalik celana gombrangnya.

Aku lalu menyuruh tono untuk menjalankan mobil, saat kami akan melewati pos satpam sengaja tono kusuruh berhenti. Aku lalu memanggil marten sambil berbasa basi untuk menjaga rumah, dengan posiisinya yang berdiri dan menunduk kebawah menatapku pasti ia dapat melihat belahan payudaraku. Ada sensasi tersendiri menggoda para lelaki ini. Tak lama kemudian kami pun melanjutkan perjalanan menuju pasar. Sesampainya disana dan membeli keperluan dapur kami lalu kembali kerumah.

"Semalem kamu liat badanku yah tono", tanyaku saat dalam perjalanan pulang.

"Hmm anu non itu nggak sengaja, saya kaget pas denger ibu teriak hmm maa maaf bu", kata tono dengan terbata bata.

"Kamu nggak ceritakan ke yang lain soal semalam?", kataku dengan wajah serius.

"Hngg ngg nggak kok bu serius".

"Jangan bohong, atau kamu mau saya adukan ke suami saya?".

"Sss sebenarnya udah non, ke kardi ama marten, mm maaf non". Kata kardi dengan wajah bersalah sambil tetap berkonsentrasi membawa mobil.

Sesampainya dirumah aku segera menuju kamarku dan mengganti celanaku dengan hotpants karna kurasakan kakiku begitu kegerahan, setelah itu aku lalu menuju dapur dan memasak di bantu oleh tono. Beberapa kali kulihat tono memandangi pahaku. Namun aku berpura pura tak memperhatikannya, sejenak kulihat kearah selangkanganya, bagian tengah celananya sedikit menggembung, pasti kontolnya ereksi akibat melihatku.

Usai memasak akupun bermaksud menuju kekamar dan sekedar tidur siang, sekitar sejam aku tertidur kurasakan ada elusan dipahaku. Kubuka sedikit mataku mengintip siapa yang berani mengelusnya. Tak kusangka tono yang memakai baju singlet dan celana pendeknya berani masuk kekamarku. Baru ingin kutegur, ia sudah mengeluarkan kontolnya, mungkin berukuran 15 centi, ia kemudian mulai mengocok kontolnya sambil meraba pahaku perlahan.

Melihat tono yang sedang mengocok kontolnya dengan ekspresi kenikmatan padahal ia hanya meraba raba pahaku saja membuat rasa marahku perlahan menghilang berganti nafsu, sudah 3 bulan aku tak melihat dan menyentuh kontol laki laki. Aku lalu memiliki sebuah ide gila dalam fikiranku

"Tono, sedang apa kamu", kataku perlahan sambil menatapnya. Ia terjengkak dan buru buru memasukkan kembali kontolnya kedalam celana.

"Ma maaf non, saya jangan dilaporin non",kata tono memohon.

"Nggak bisa saya akan laporin kamu, kecuali kamu mau nerima hukuman dari saya", kataku

"Iya non iya, hukumannya apa non".

"Buka celanamu cepat!!", perintahku pada tono, dengan malu malu iapun melepas celananya menampilkan kontol hitam beruratnya.

"Uu udah non".

"Nah kamu buka celanaku", kataku membuatnya kaget.

"Hah? Serius non?", katanya lagi.

"Ya serius apa kamu mau saya laporin?", bentakku.

Dengan perlahan ia mulai menarik hotpants yang kupakai. Kuangkat sedikit pantatku agar ia leluasa membuka celanaku. Ia lalu bangkit dan sejenak memandangi selangkanganku yang masih tertutup celana dalam.

"Kenapa ngelamun?", tanyaku sambil tersenyum

"Mulus non", pujinya padaku.

"Kalo ini kira kira mulus nggak?"tanyaku sambil menunjuk dadaku.

"Nggak tau non, saya belum liat".

"Masa? Kan semalam udah liat?".

"Itu anu non, kurang jelas hehe", kata tono sambil terkekeh. Aku lalu membuka baju dan braku. Sengaja aku membelakangi tono agar ia penasaran. Aku lalu kembali berbaring sambil menutupi kedua putingku dengan tanganku.

"Gimana sekarang mulus nggak?", tanyaku dengan nada menggoda.

"Mulus non tapi anu itu tangannya ngalangin".

"Ya udah nih" kataku sambil melepaskan tanganku. Kini pak tono dapat melihat putingku yang berwarna kecoklatan. Tatapan matanya yang melihatku begitu bernafsu membuatku semakin terbakar birahi.

"Wah toketnya non siska gede euy, putih lagi.

"Makasih, nah sekarang untuk hukumanmu, kamu harus jilatin memekku sampe aku bisa orgasme kalo nggak aku bakalan laporin kamu, gimana mau?


"Jangankan ampe sekali orgasme neng, ampe berkali kali juga mang tono mau", kata tono sambil merangkak menaiki tempat tidur dan mengangkangkan kakiku. Ia sejenak mengendusi vaginaku yang masih terbungkus celana dalam.

"Hmm memeknya non wangi mamang jilat yah". Kata tono lalu menyibakkan celana dalamku kesamping, ia mulai menjilati bibir vaginaku.

"Ouggh mang uhhh", desahku.

Jilatan tono begitu nikmat kurasakan, entah efek 3 bulan memekku tak ada yang mengoral atau karna memang dia begitu mahir memainkan lidahnya di titik sensitif memekku. Terkadang lidahnya menyeruak masuk ke dalam lobang memekku menambah sensasi nikmat yang kurasakan. Tono kemudian menghentikan jilatannya dan lalu dengan kasar melepaskan celana dalamku. Kini aku benar benar telanjang didepan pembantuku ini. Ia lalu kembali menjilati kembali memekku yang kurasakan cairan vaginaku mulai mengalir keluar bercampur dengan liur tono.
"Ahh terus tono uhh".

"Iya disitu ah jilat itilku juga oughh enak", aku mulai meracau karna keenakan.
Dengan liar tono mengulum itilku, menggigit kecil lalu menjilatinya lagi, ah orgasme kurasakan sebentar lagi. Kutekan wajah tono ke arah memekku, pinggulku menyambut tiap desakan lidahnya.

"Uuugghhhhhhh", aku melenguh, pinggulku terangkat cairan orgasmeku sedikit menyemprot membasahi wajahnya yang kubenamkan dimemekku.

Saat orgasmeku mereda. Ia mengangkat kembali kepalanya dari selangkanganku. Aku hanya tersenyum puas melihat wajahnya yang merah padam.

"Sekarang kamu tiduran", kataku menyuruhnya membaringkan diri disampingku. Aku lalu mencium bibirnya dengan bibirku yang sensual, awalnya ia sedikit kelimpungan membalas ciumanku. Lidah kami saling beradu.

Tak lama kemudian aku lalu bangun dan mengambil posisi 69 dengannya,kini kontolnya tepat berada didepan wajahku, kumainkan lidahku menjilati kepala kontinya secara melingkar. Terkadang kuciumi kontolnya sambil mengocoknya perlahan. Aku lalu mengulum kontolnya, terkadang kuhisap kuat kuat, membuatnya mengerang kenikmatan.

"Aduhh non enak banget, sedotannya maut ahh", erangnya.

Tono pun tak tinggal diam, ia menusuk nusukan jarinya ke memekku, mengorek ngeoreknya mencari Gspot ku. Setelah tono menemukannya, ia lalu mengeluar masukan jarinya itu sambil menyentil Gspotku., karna perlakuannya itu akupun makin liar menaikturunkan kepalaku yang sedang mengulum kontolnya.

Rasa gatal dalam memekku membuatku kini tak tahan, kutarik pinggulku dari wajahnya, kini kuposisikan selangkanganku tepat diatas kontolnya yang tegak mengacung, kugesekan kepala kontolnya di memekku, menambah sensasi nikmat, tak ingin berlama lama, kutuntun batang berurat itu memasuki liang kenikmatanku.

"Ougghhhh", aku dan tono bersama sama mendesah saat kelamin kami bersatu.

"Aduh non memeknya sempit banget euy",

"Ahh ahhh uhh", tak kuhiraukan kata kata tono karna aku sedang sibuk menaiktuurunkan pinggulku mengocok kontol tono dalam memekku.

"Aduh non uhh mimpi apa saya, ahh uhh bisa ngentotin non siska".

"Mimpi uhh oughh kejatuhan memek uhh ahhh", kataku asal asalan

Tono pun mulai aktif menyodok memekku dari bawah yang kusambut hujamanku dari atas, oh akhirnya, selama 3 bulan bermain dengan kontol palsu, kini dalam memekku ada sebatang kontol asli yang sedang berasyik masyuk didalamnya.

Tono mengangkangkan kakinya, lalu mencoba membaringkan tubuhku diatas tubuhnya. Tangan kurusnya melingkari dadakku sambil meremas remasnya.

"Ini yang bikin saya gemes non, toket non gede banget ouhhh uhh".

"Remas terus mang aahh tono iya gitu, terus sodok memekku, yang kenceng".

"Iya non ohhh uuhh bakalan mamang bikin muncrat memeknya".

"Cepetin lagi mang, ohh ohh trus iya gitu, ahhh mang kelluarr mang, ngentot kamu maangg uhhhh", aku berkelojotan diatas tubuh mang tono. Sejenak ia mendiamkan kontinya dalam mekiku merasakan jepitan vaginaku yang tengah berkontraksi karna orgasme.

"Sekarang non yang dibawah non", perintah tono. Aku mengikut saja, dengan lemas aku turun dari atas tubuhnya dan berbaring disampingnya. Ia lalu memposisikan tubuhnya diatas tubuhku. Tangannya kini menuntun kontinya kembali memasuki memekku.

"Ugghhhh", aku melenguh saat tono mulai menggenjot memekku.

Tangan tonopun tak tinggal diam, dengan gemas ia meremas payudaraku dan memainkan putingku sesekali ia mencaplok putingku lalu mengulumnya.

"Aghh trus mang sodok trus uhh jangan kasih ampun".

"Ahh memek non enak banget"

"Uhh terusin mang genjot trus ough uhh".

Genjotan tono makin liar, nafasnya kian memburu, kontolnya makin mengeras dalam memekku. Akupun tak mau kalah dengan menggoyangkan pinggulku naik turun menyambut tiap hujaman kontolnya.

"Oughh ohh non mamang mau keluar kayaknya ini ahh keluarin dimana".

"Didalem aja mang didalem ahh ngentot mang uhh ahh"

"Ahhh non mamang bucat non ohh terima pejuhku non".

"Uhhh aku juga mangg ohhhhh kellluarr mang".

Tubuh kami sama sama menegang. Begitu nikmat kurasakan saat orgasmeku melanda dan disambut dengan semburan pejuh tono. Pinggulku kuangkat tinggi sementara tono memeluk tubuhku erat. Sejenak kami terdiam meresapi klimaks kami yang mulai mereda.

"Makasih non hukumannya", bisik tono
Share on Google Plus

About Tina Novianti

Tentang Tina Novianti

0 komentar:

Posting Komentar