Cerita Eksibisionis Tante Nidya Yang Mulus : Indahnya Tubuhku 9

"Pagi bapak ibu dan guru, ini tempat perpisahannya"
"Iya bu"
"Oh bagus tempatnya. Tunjukin kamarnya dong."

Mamaku bertanya dengan santainya ke bapak ibu dan pak ahmad. Meski sedang berbicara, tapi aku bisa melihat bahwa yang laki-laki banyak tidak fokus. Teman-temanku juga. Aku benar-benar meng-eksib mamaku di depan temanku sendiri. Tapi fantasiku jadi semakin liar.

"Itu gunung apa ya pak?" Mama menunjuk dataran tinggi hijau menunjukan ketiaknya. Aw... Mulusnya tanpa bulu dan kerutan. Bapak2 tidak memperhatikan gunung malah melihat ketiak mama.
"Muluss" kata mereka serentak.
"Hehe sorry bapak2 saya pake baju terbuka. Jadi tontonan bapak2 nih" mama menggoda sembari membenarkan tali tanktopnya. Mereka tersadar dan menjawab
"Iya bu Nindya, kayaknya kulitnya halus banget. Jadi pengen nindih." Jawab salah satu bapak mulai ngaco.
"Wangi vanilla lagi jadi pengen makan ibu" timpal yang lain
"Si bapak kasar amat masa saya mau ditindih" mama menjawab dengan sexy. Dia memang tahu betul menaikan birahi pria.
"Tunjukin kamarnya yok pak Ahmad" sambungnya memegang tangan pak Ahmad. Yang lain hanya diam dan berkata
"Kenapa gak saya bu" tapi tidak dijawab.

Aku hanya ikut saja permainan mama. Kuikuti dengan pak Ahmad. Jalannya dekat dengan parkiran dan ruangan kami privasi. Jadi semua fasilitas bukan untuk dibagi tapi untuk kami sendiri. Kolam berenang, barbeque, bungalow, taman kecil semua buat privasi. Kamarnya besar sekali. Hanya 3 kamar tidur yang dipesan. 1 untuk bapak, 1 untuk ibu, dan satu untuk anak. Karena memang tempat tidurnya banyak dan mewah. Jadi satu kamar berkumpul kira2 12 orang. Wah bisa untuk pamerin mama nih di kamar bapak2 pikirku. Show must go on . Sambil jalan mata pak Ahmad juga jelalatan. Yang paling ia suka adalah toket mama. Aku tahu betul karena ia crot disitu dan dari tadi memperhatikan itu terus.

Hari sudah siang, kami meletakan barang bawaan di kamar. Dilanjutkan makan siang dan main game console yang kami bawa dari rumah. Makanannya cukup enak. Kuperhatikan mama sudah mulai akrab dengan ibu-ibu ortu murid. Mama yang paling cantik menurutku. Bajunya itu menambah juga keseksiannya. Menjelang sore, kami berenang. Aku mendatangi mama dan mengecek keadaan. Ternyata mama berenang yess.. Dia memakai lingerie. Astaga tak sabar aku melihatnya. Mama ganti baju dan keluar. Aku bengong melihat penampilannya. Dia hampir bugil seperti ini. Juniorku mulai tegang. Kupeluk mama. Kucium tubuhnya yang masih terjaga wanginya. Dia dapat merasakan penisku di selangkangannya.

"Aryo udah kita mau berenang. Nanti dicurigain" mama menghentikanku
"Mama seksi banget ma aku gak tahan"
"Siapa dulu mama kamu ini kan"
Mama meninggalkanku dan menuju ke kolam. Kolamnya disatukan untuk kelas kami. Saatnya berganti baju. Kupilih boxer dan telanjang dada. Perut sixpack dan ototku terlihat. Aku dan mama menuju ke sana bersama. Sampai di sana, semua bengong saja melihat mamaku. Curi-curi pandang melihat toketnya. Mas2 yang jaga kolam juga mupeng. Mamaku bergabung dengan ibu-ibu. Masih dipandang oleh kaum lelaki. Ada sedikit sekat antara lelaki dan kaum ibu. Tetapi tetap saja bapak-bapak mendekati mama.

Aku asik berenang dengan temanku. Sony Fajar Adi ada pada saat itu. Mereka berenang. Kami melompat dan naik perosotan. Tetapi saat aku mengapung ada yang aneh. Kulihat ada cairan lengket. Ada yang coli karena mamaku. Astaga benar ternyata. Saat aku menyelam bapak2 sedang onani dalam air. Bahkan ada yang di dekat mama menyodorkan penis tegangnya dalam air. Dia asik mengocok sedangkan mama sedang ngobrol saja. Mama tak tahu dijadikan objek. Wajar sih orang dia pake lingerie. Sexy sekali. Bahkan meski memakai lingerie, toketnya tetap terlihat kencang.

Setelah agak lama mengocok spermanya keluar di dalam kolam. Jorok sekali dia. Apa mama tak sadar? Mama masih asik ngobrol. Masih cantik dan tak ternoda sedikitpun. Aku tak tahu apa yang terjadi nanti. Tapi melihat kelakuan orang tua murid yang mesum seperti ini, jangan kaget jika mama diperkosa.

Menjelang malam, kami naik dan kembali ke kamar masing-masing. Mandi dan berganti baju untuk makan malam. Setelah itu kami barbeque-an. Di situ momen kami sangat dapet perpisahan. Setelah itu balik kamar lagi. Masih ada waktu sebelum tidur untuk main. Waktunya exe mama

----------------------
POV tante Nidya

Hari yang seru, perpisahan anakku akhirnya selesai. Walaupun bapak-bapak disini mesum sekali. Tadi baru datang sudah diliatin. Pas renang ada yang onani menyodorkan kontolnya. Aku hanya pura2 tak sadar saja supaya dianggap seksi. Ada yang anakku tak tahu. Pada saat pak Ahmad menunjukan kamar dia sempat muncrat dimukaku. Habis aku digodain olehnya lalu berakhir aku duduk bersimpuh menunggu dia selesai ngocok. Lalu keluarlah pejunya di mukaku.

Malam ini, anakku datang. Tepatnya setelah bbq. Dia mengajakku ngentot.
"Ma, hari ini mama mau dientot kan? Pisang bapak2 ini besar loh ma"
"Apa sih kamu yo? Iya sih mama mau" aku pasrah karena memang jika ditusuk sebesar itu enak.
"Dasar mama nakal ugh.." Aryo memelukku erat dan meraba-raba tubuhku dari luar.
"Udah yo langsung aja ke bapak-bapaknya"
"Iya ma. Tapi biarin bapaknya godain jangan mama yang mulai."
"Yaudah berhenti nih jangan meluk lagi"
"Udah ngaceng nih. Aku yang pilih bajunya ya. Kita ke ruang ngumpul, pasti banyak bapak-bapak."
Aku duduk dan menunggu pilihannya. Dia memilih daster tipis rumahku. Daster putih transparan yang berbelahan rendah. Aku langsung mengambil darinya dan memakainya. Berbeda dengan di rumah, aku memakai bra di dalamnya sekarang. Anakku senang melihatku seperti ini. Saatnya beraksi.

Pertama, ruang makan. Aku dan Aryo pergi ke sana bersama. Benar katanya banyak bapak2 disini. Semuanya bapak-bapak yang sedang ngopi bergadang nonton bola. Aku mulai menggoda mereka agar mereka sedikit terangsang dan balik menggodaku.

Ada kacang dan kopi. Dimulai dengan aku mengambil kacang di depan mereka. Tak sulit mendapat tatapan mereka. Dengan sedikit menunduk, keliatanlah belahan toketku. Mereka langsung respon dan kuperhatikan sudah masuk permainan. Kira-kira ada 10 bapak2 di tempat ini. Dengan tongkol di atas rata-rata. Melihat belahan yang diperlihatkan gratis mereka respon
"Ckck... Bolanya jadi 3 euy. Yang 2 lagi kenyel-kenyel" salah satu berkata
"Gede ya pak" kata Yang lain
"Iya nih jadi auto focus"
"Hahaha" mereka tertawa bareng.

"Sini bu duduk di tengah kita. Mau nonton bola kan."
"Iya pak saya mau ikut juga" ekspresi mama malu-malu menggemaskan. Ohhh.... Manis sekali.
"Gak usah malu-malu bu. Tapi hati-hati dapet bola. Ha ha ha." Aryo mengikuti saja permainan ini sambil nonton bola.
Akhirnya aku duduk di tengah mereka di sofa. Aku makan kacang sambil ngopi. Mereka jadi gak fokus ke sepakbolanya malah curi-curi pandang ke arahku. Tapi aku cuek dan pura-pura nonton supaya mereka yang menggodaku jangan aku terus.

Salah satu dari mereka ngajak ngobrol
"Ibu cantik banget. Sering perawatan ya bu?"
"Kan supaya cantik di mata bapak sekalian"
"Udah cantik banget kok bu. deket2 ibu aja kontol saya udah tegang."
"Kok tegang kenapa?"
"Toket ibu gede, pantat juga gede, muka cantik. Ditambah parfum yang ibu pake bikin kontol gatel" aww dalam hatiku aku senang dipuji
"Makasih ya pak" aku menjawab.

"Buka aja yah ibu, biar lebih enak dilihat" bapak di sebelahku cengar-cengir sambil memegang dasterku. Dia memaksaku membuka baju.
Aku menolak tangannya dan berusaha melindungu supaya tidak dibuka. Tapi bapak2 itu memaksa. Akhirnya terbukalah toketku di depan mereka semua. Mereka semua langsung bengong.
"Astaga, kencang banget bu. belum turun terus mulusnya bukan main"
"Ahh... Ibu gedenya."
Begitu reaksi mereka saat melihat toketku. Di sebelahku sudah memegang-megang toketku sambil mengulum pentilnya. Pentilku yang masih merah dihisap sebelah-sebelahku.
"Toketnya pas sama mukanya"
"Cantik natural banget bikin ngaceng semua kontol"
Melihat itu mereka yang masih duduk mengeluarkan kontol tegangnya. Tuing semuanya keluar dalam sekejap. Aryo hanya diam menonton bola. Mereka mengocok kontolnya yang sudah sangat tegang. Baru seperti ini udah berat banget ngacengnya. Semuanya berurat. Ukuran di atas rata-rata.
"Hei nak gak ikutan ngocok ibumu nih. Jadiin bacol aja cantiknya bukan main"
Mereka meledek Aryo. Dia diam saja. Bapak di sebelahku sudah mengeluarkan kontolnya. Lebih tegang lagi dari yang lain.

Aku hanya diam menunggu aksi mereka.
"Bu kocokin dong masa diliatin aja. Udah tegang berat nih"
"Tau nih dianggurin aja"
Kedua bapak di sebelahku memegang tanganku.
"Aduh mulus ee gak kebayang dikocokin."
Mereka mencium-cium tanganku
"Hmphh... Wangi sekali"
Tanganku dicium dan diraba. Kini seperti hanya mereka berdua. Yang lain ngocok karena berjarak agak jauh. Tak habis2nya tanganku dipegang-pegang. Setelah itu, mereka menuntun tanganku ke kontol tegang mereka
"Ih pak jijik titit bapak gede banget najis saya" aku pura2 menolak dan menggoyangkan tubuhku untuk merayu mereka lagi.
"Ahh... Ibu cantik mulus junior saya udah tegang banget nih"
"Ini namanya kontol ibu lebih gede ukurannya"
"Manisnya aduh gak tahan aku, sepongin bu"
Mereka memaksa dan akhirnya sampai juga kedua tanganku di kontol mereka. Mereka berdua mengeluh nikmat dan teriak-teriak. Semua pria memang pertamanya tidak tahan elusan tanganku.
"Oughhh.... Ibu haluss ahh kocokin yah"
"Sshh... Lentiknya..."
"Harus halus dong enak kan hihi" kulempar senyum manis
Melihat kenikmatan mereka, aku mengocok kontol mereka. Tambah jadi-jadinya mereka berteriak nikmat. Kukocok dari bawah ke atas sambil kuperhatikan panjangnya kontol ini.

"Ahh.... Oh yeah... Ibu aku mau keluar"
"Aku juga... Shhh... Mana ada yang tahan kayak gini"
Payah sekali mereka masa sudah mau keluar. Senikmat itukah kocokanku? Aryo juga keluar cepet kalo kukocok-kocok
"Payah ih bapak" belum selesai aku mengeluh mereka sudah...
Crrrrroootttt.......crrrrrooooottttt.....crrrroooo oottttttt....... Pejunya keluar menyemprot hampir kena plafon. Dahsyatnya semprotan mereka. Dilanjutkan cairan yang sekitar 10 kali keluar setelahnya. Kekuatan mereka hampir sama. Semprotannya pun sama. Sperma mereka putih sekali kental mengenai tanganku. Telak mengenai tanganku. Bahkan hampir kena muka. Sedikit jijik memang. Tak kusangka sebesar ini pun masih takluk dengan kocokanku. Ini semua karena perawatan yang kulakukan demi mempercantik diri. Tapi bukan mempercantik malah diperkosa.
"Cemen kali kau udah crot.. Ini aku aja coli sambil nyium bhnya belom crot."
"Tau, gimana sih? Emang senikmat itu kocokan ibu ini"
Astaga bh-ku sudah jadi mainan mereka. Talinya mengikat kontol mereka lalu pelan-pelan dikocoknya.
"Harumnya ini bh. Pentilnya merah-merah gemesin"
"Tau nih aku nyampe ke ronde ngentot ibu ini gak ya kira-kira"
"Adanya cepet keluar peju aku"
Memang semua bh kusemprotkan parfumku yang biasa untuk eksib. Wangi Vanilla mengundang gitu. Bagi pria itu wangi yang menggemaskan.

2 orang tadi terkapar keenakan dan keluar permainan memakai baju. Sekarang di hadapanku berdiri 4 orang bapak menyodorkan kontol sambil dikocok. Tampaknya mereka lebih tangguh.
"Bu, kontol ini buat ibu"
"Saya rela muasin ibu dengan senjata saya"
"Kaya tahan aja hihihi" jawabku
Mereka lalu mencium tanganku seperti yang tadi. Ada yang mengajak ciuman tapi kutolak. Ada 1 kontol yang besarnya bukan main di antara mereka. 20 cm diameter seperti pisang. Wow... Besar sekali muat tidak ya di memek aku. Dicium tanganku dan dipeluk. Tanganku dimainkan ke seluruh tubuh mereka sebelum ke kontol. Mereka tampak sangat menikmati. Lalu akhirnya diletakkan di kontol mereka bergantian. Tanpa dikocok sekali lagi mereka berempat teriak.
"Oh.... Licin banget yesshh"
"Pantes yang lain gak tahan sshhh"
"Ini tangan ohhh sssh dikasih bedak ya mulus banget"
"Uhh... Halus... Mukanya juga bikin sange pengen nyodok cepet-cepet"
Kukocok pelan-pelan. Satu persatu bergantian supaya seimbang. Dari pelan hingga semakin kencang mereka berteriak keras. Kontol yang 20 cm besarnya sudah tidak tergenggam lagi. Pasti ini yang bertahan di antara mereka berempat pikirku. Sudah ganteng putih kuat besar lagi kontolnya. Sekitar 5 menit, ada yang sudah mau keluar,
"Ibuu..... Ahhh.... Sshh.... Buka tangan ibu lebar-lebar"
Dia membuka tanganku dan Crrrroootttt spermanya tumpah di tanganku semua. Lebih sedikit dari yang tadi tapi lebih putih. Tanganku yang satu akhirnya sepenuhnya basah. Kujilat saja spermanya depan mereka semua. Mereka bengong saja melihat tingkahku.

Lanjut permainan masih dikocok. Masih ada 3 dan di belakang ada 4 tambah 1 Aryo. Pisang 20 cm masih bertahan. Sekarang aku duduk berlutut di depan mereka. Benar-benar seperti pelacur ingin disodok.
"Adeknya butuh kehangatan nih hihihi.... Mau masuk mulut mungil ini gak?"
Mereka diam bengong dan mengangguk pelan.
"Satu-satu ya pak. Gak cukup nih mulutnya hihi"
Aku memasukkan kontol salah satu dari mereka dan tidak muat. Slepp... Batangnya masuk tidak sepenuhnya saking panjangnya. Kukulum maju mundur
"Enak tenan ini pak.... Ohh... Mulutnya hangat bukan main ini"
"Gantian ya pak giliran ini nih si ganteng pisang 20cm hihi" kulempar senyum manis yang membekukannya.
"Ahh... Ibu nakalnya oohhh... Hangat bu... Jadi ibu suka kontol pisang saya...?? Ahh"
"Iya dong enak buat ngentot bisa robek memek aku"
Mendengar godaanku dia langsung memasukkan dalam-dalam kontolnya sampai aku tersedak.
"Hihi curang ya bapak disodok mulut saya hangat gak nih? Gantian nih si bapak ini"
"Hangat banget bu kaya memek perawan"
Slepp... Kontol ketiga masuk kemulutku. Kukulum lebih halus supaya dia kelojotan dan malu.
"Ahshh..... Hangatnya... Bisa crot saya nih... Ohh... "
Slurp...slurp.... Satu-satu kuhisap dan kulum. 10 menit sudah belum ada yang keluar. Capek juga kontol sebesar ini. Lulus permainan kedua lanjut ketiga. Bagian toket, mungkin ada yang tersingkir. Hehe.... Kebanyakan sih.
"Adek kecil mau dijepit gak di sini?" Aku menggoda mereka satu persatu.
Slep... Satu kontol telah kujepit, kukocok-kocok di toketku dan kumainka dengan lidah. Slurp... Slurp begitu bunyinya. Sedangkan bapak yang kukocok berteriak nikmat
"Ah... Istri siapa sih ini? Enak banget toketnya ahh... Ibu saya crot bu gak tahan ampun" kata bapak yang sedang kukocok-kocok. Kontolnya besar sekali tapi masih tetap muat. Karena toketku besar dan kencang. Sudah crot saja dia ini.. Tetap kumainkan di toket sengaja supaya ia puas sebelum crot.. Dan...

Crrrrottt...... Lebih banyak dari yang selama ini spermanya muncrat. Ke mukaku dan toket. Mukaku telak terkena muncratannya. Aku menunggu sambil tetap mengocok sampai pejunya selesai menyemprot mukaku. Tanpa melihat karena mataku tertutup peju. Banyak sekali bapak ini keluar. Menjijikan...
"Ohh.. Ibu.. Sumpah ini muncratan ternikmat saya. Ibu enak banget. Lemas saya ah.." Katanya
"Oh begitu ya... Kalau begini gimana? Hihihi" slurp...slurp kusepong kontolnya.
"Oughhh.... Udah bu enak banget sumpah"
Teriaknya keras. Lalu tertunduk lemas tak berdaya. Sisa 2 lagi. Dan 5 di belakang termasuk Aryo. Kujepit lagi keduanya. Tidak ada yamg muncrat. Berarti masih 7 lagi yang harus kubuat keluar.

"Sekarang gantian kalian yang puasin aku ya." Aku membuka celana perlahan. Hingga celana dalam. Jreng..terlihatlah memekku di depan mereka. Mereka bengong dan menelan ludah.

"Kenapa pak? Ayo tusuk." Aku melambai menyadarkan mereka dan menunjuk memekku.

"Anu bu, muat gak kira2 disitu? Indahnya masih sempit tanpa bulu. Mulusss sekali" Kata mereka
"Coba aja dulu" aku menarik sang bapak dan mengangkang

Slep.. Setengah kontolnya masuk. Hanya setengah yang bisa masuk
"Mphh... Pak nikmat.. Tusuk lagi ah.. Lebih dalem."
"Oh... Ibu sempit sekali... Nikmat.. Shhh... Seperti dipijat ahshsshh..." Keluhnya tak beraturan.
Batangnya masuk maju-mundur dengan irama. Sungguh luar biasa besarnya. Perut aku terasa penuh sekali. Inilah kontol idamanku.. Semoga dia tahan karena aku baru merasakan nikmatnya. 10 menit sudah aku dientot. Rasanya seperti terbang ke langit. Sesak sekali memekku.
"Gantian dong pak. Aku juga mau" kata yang lain" dia menarik bapak itu dan menggantikannya.
"Oh...weleh enaknya bu rapet sekali.. Ah..."
"Ahh.... Punya kamu lebih besar.. Tusuk aku sayang... Ahhh... Sshhh..."
"Tenang sayang... Ini aku tusuk... Kamu cantik banget lagi ditusuk..... Ohh... Shhh"
Yang menusukku ternyata pisang 20cm. Aku mendapatkan orgasme ku yang pertama
"Aku keluar sayang .... Aku orgasme oh yess" kataku mengeluh
"Enak ya sayang? Tenang aku disini supaya kamu puas"
Seperti yang kukira pisang ini membengkok sehingga menusuk bagian terdalam memekku. Dan rasanya geli nikmat. Lebih enak dari tusukan suamiku. 15 menit kami bermain. Aku minta bergantian dan menyuruh yang lain. Ia menurut dan duduk sambil mengocok penisnya.

Keempat bapak di belakang sudah siap. Mereka membuka celana dan mengocok kontol masing-masing. 3 kecil dan 1 luar biasa. Ukurannya 25 cm lebih panjang dari pisang. Diameter juga lebih besar. Tapi lurus. Langsung disergap tubuhku oleh mereka. Ada yang menyumbat mulutku. Ada yang meraih tanganku dan meletakan di kontolnya. Ada yang dijepit toketku. Dan yang terbesar tadi menusuk memekku. Menimbulkan guncangan nikmat. Astaga.. Baru mulai sudah ditusuk sebesar ini.
"Aih mulutnya kayak memek perawan dasar pecun"
"Tangannya lentik nih boy ahh ssh"
"Toketnya apalagi kenyel banget yesh.. Dikocokin lagi dasar pecun"
"Memeknya dong uhhh hanget terus kaya refleksi"
"Benar-benar aset bagus nih si ibu cantik bikin otong tegap hormat"
"Natural lagi gak pake make up udah secantik ini"
Mereka memuji dan merendahkan aku bermacam-macam. Aku masih meronta-ronta karena tusukannya yang masih setengah.
"Ahh... Pak plis lebih dalem tusuk aku"
"Iya pecun nih gua tusuk sshh"
Kontolnya masuk sepenuhnya. Menggenjot dengan irama memekku. Nikmatnya... Mengganjal perutku. Tak peduli diledek seperti apa yang penting nikmat.
"Eh.. Ibu kocokin dong kontol saya mau ditusuk gak?"
"Hmphh...hmph... Iya pak mohon tusuk saya"
Aku mengocok kontol mereka dengan tangan, mulut, dan toket. 20 menit mereka berempat menikmati tubuhku. Si bapak yang terbesar tadi diminta gantian. Sekarang kontol yang menusukku cemen.
"Ah payah nih bapak cuma segede gini?" Kataku meledek. Karena memang tak terasa
"Ahh.. Nakal ya ibu.. Ohhhh.... Crott nih bu terima ya"
Udah payah cepat keluar lagi. Baru 5 menit di liang senggamaku. Crrrottt... Astaga tak kukira sekecil itu muncratnya banyak sekali.. Memekku penuh dengan cairannya. Telak sekali dibasahi. Spermanya keluar karena memekku tak mampu menampungnya
"Banyak sekali pak aku kocokin deh bonus karena udah guyur memekku"
Kusepong sedikit lagi hingga ia terbujur lemas dan tersingkir. Sisa 3 dan 2 lagi lalu Aryo. 3 sedang mengocok di pinggir dan 2 meminta jatah yang belum

"Sini bapak sayang mau masuk gak ke memek aku?"
Langsung mereka datang dan menusuk memekku. Yang satu ini mainnya kasar banget. Cepat-cepat genjotnya. Tapi lumayan enak sih.
"Ahhh... Ibu yesshh ohh sempitnyaa... Anget buu.... Perawan ya.. Kok sempit sihhh oh.." Katanya menggenjot memekku."
"Sering dirawat pak... Ahh... Kasarin aja memek aku nikmat sssahh..."
Permainan kasarnya justru membuatku nyaman. Tidak banyak omong langsung tusuk cepat-cepat. Tusukan cepat ini yang membuat memek enak.
10 menit ganti ke yang satu lagi. Sekarang kontolnya pendek tapi diameter paling besar kurasa. Langsung dimasukkan lagi ke memekku. Nikmat sekali... Nafsunya menggelegar seperti ingin mencabik memekku.
"Ohh... Yess... Pak... Robek memek aku pak... Kontol bapak gedenya super yesshh..."
"Makan nih senjata gua dasar pecun ohhss hhhsss."
10 menit dikobel memekku diaduk-aduk, akhirnya semua sudah kedapetan semua. Mereka semua juga sudah di ambang crot. Sebentar lagi keluar semua. 5 kontol akan crot bersamaan di memekku.
"Nah bapak sudah ngerasain semua body aku kan? Sekarang kocok sampai bapak sudah ingin keluar. Nanti saya tuntaskan"
Mereka berlima mengocok-ngocok sambil memegang toketku tangan dan menciumi tubuhku. Seperti gula dikerubungi semut. Ada yang kepalanya kujepit di toket. Dia mimisan keenakan
"Lembutnya... Lebih empuk dari bantal. Hampir pala saya kepleset"
Dia tiduran sambil mengocok penisnya. Kutambahkan saja jepitanku. Kepalanya benar-benar masuk dan darahnya mengenai toketku. Dia keenakan dan kontolnya berdenyut-denyut.

"Bu udah pengen keluar"
"Aku juga bu"
"Saya juga"
"Gua juga"
"Ahh toketnya empuk"
Mereka berlima sudah mau keluar. Aku langsung merespon dan mengulum satu-satu hingga basah. Sebelum crot. Aku menyodorkan memekku sebagai akhir. Yang pertama
Crrottt.... 7 kali berkedut di dalam. Pejuhnya hangat dan lumayan banyak.
"Ahh... Ini ejakulasi terenak saya. Makasih ya bu" dia mencium tanganku dan pipiku lalu ke kamar mandi. Yang kedua adalah pisang 20 cm.
Crrottt.... 11 kali berkedut. Lebih banyak dari yang pertama. Masih terasa sempit di dalam memekku. Tapi spermanya kalah hangat
"Muah... Makasih ya sayang" dia satu-satunya yang kuperbolehkan cium bibir karena ganteng. Yang ketiga yang bermain kasar.
Crrrottt.... 8 kali. Tusukannya masih saja kasar dan cepat
"Makasih atas hari ini. Ini termasuk memek yang mau melayani kontol kasar saya" katanya sambil ke kamar mandi. Yang keempat yang suka meledekku.
Crrrootttt... 9 kali kontolnya memompa. Luar biasa hangatnya.
"Makasih bu... Maaf saya suka ngeledek ibu muah" dicium pipiku langsung pergi ke kamar mandi. Yang kelima yang terdahsyat dan terbesar
"Hmmpph.... Gede sekali. Masih sempet aja mompa"
Dia berbohong sudah ingin keluar. Tetapi malah menggenjot memekku sehingga aku tak mampu berbicara. Digenjotnya lebih cepat dan kasar sekali. 15 menit menusuk akhirnya dia ada di puncak kenikmatan.
Crrrroottttt.... 15 kali. Luar biasa kedutan terbanyak selama aku ngentot selama ini. Kontolnya masih saja mengganjal perutku. Terasa penuh.
"Kulitmu kenyal sekali bu makasih yah" dia lalu meremas kencang-kencang toketku.
"Ahhh... Kalian ini nakal-nakal sekali. Makasih udah muasin aku." Kataku sambil menggenggam sedikit mengocok penis mereka semua.

Entahlah bagaimana nasibku. Anakku menontonku digangbang dan disemprot di dalam oleh orang lain. Tapi dia hanya diam. Semoga dia tidak ngadu pada papanya. Oh iya astaga... Aku lupa minum pil kb. Aku bisa hamil nih. Tapi anak siapa? Ada 6 kontol yang keluar di dalam tadi. Nakal sekali aku jika hamil oleh orang lain dan tak jelas oleh siapa. Ini semua karena tubuhku yang indah.
Share on Google Plus

About Tina Novianti

Tentang Tina Novianti

0 komentar:

Posting Komentar