Cerita Eksibisionis Citra : Nafsu Birahi Citra part 1 | Keinginan Seorang Istri

Nafsu Birahi Citra part 1 | Keinginan Seorang Istri


Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari.
Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu hewani mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.


"Slurrrpp... Gede banget kontolmu paah... " Desah Anissa Rumina (22), seorang wanita mungil berpantat semok sembari mengoral penis suaminya yang berukuran ekstra besar, "Gak pernah bisa muat dimulutku pah..."
"SSSshhhh... Mulutmu memang paling nikmat mah..." Bisik Seto Maryadi (24) sambil terus memegang belakang kepala istrinya, berusaha memasukkan seluruh batang penisnya dalam-dalam.
"Gaaagg gaaagg gaaaaggg..." Suara yang keluar setiap kali penis besar Seto keluar masuk tenggorokan Anissa.
"Oooh enak banget tenggorokanmu mah..."
"Ssshhh... Entot aku sekarang yuk pah..." Pinta Anissa sambil meremas lembut batang penis suaminya. Sepertinya ia sudah tak mampu gelombang menahan birahinya.

"Hehehe... Sabar sayang..." Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat.
"Jembutmu Mah... Selalu bisa bikin aku sesak nafas..."
“Hihihi... Lebet banget ya Pah..."
"Habisan aku males nyukurnya sayang..."
"Hehehe gapapa mah... Lebet-lebet tapi enaaaakkk... Sluuurrrppp..."
Ohh... oooohh... Paaahh... Terus Ppaaah... Nniiiikmatnya jilatanmu sayang... Aaaahhhh...." Erang Anissa yang semakin merasa keenakan karena jilatan dan tusukan lidah suaminya. "Yuk Pahh... Eentttot aku sekarang..."

Seto lalu beranjak dari vagina istrinya, dan menempatkan penis besarnya dilubang kenikmatan Anissa.
"Iya pah... Cepet masukin... Entot istrimu Pah...." pinta Anissa tak sabar.
Namun Seto sepertinya ingin menggoda istrinya, melihat istrinya menggelijang-gelijang seperti cacing kepanasan, ia hanya tertawa kegirangan. Ia malah menggesek-gesekkan batang penisnya maju mundur ke lubang vagina istrinya. Membuat penis besarnya mengkilat karena lendir kenikmatan Anissa.
"Paaahhh... Kok malah main-main siiihhh... Ayooo sayang... Tusuk memek Mamah..." Raung Anissa sambil tak sabaran.

Karena Seto belum juga mau menusuk vaginanya, Anissa lalu bangun dari posisi tidurnya dan mendorong tubuh Seto hingga telentang. Dengan sigap ia lalu membuka pahanya lebar-lebar, meraih batang penis suaminya dan menempatkan kearah lubang vaginanya. Pelan tapi pasti, Anissa mulai menduduki batang penis itu dan memasukkan batang penis Seto ke lubang vaginanya. Sedikit demi sedikit ia menurunkan pinggulnya.

Walau sudah 2 tahun menikah dan hampir tiap hari Anissa melakukan seks dengan Seto, namun untuk hal penetrasi seks, vagina mungilnya masih saja merasa kesulitan untuk dapat menampung penis besar suaminya . Vaginanya terlihat penuh dan sesak.

Tak berapa lama, batang panjang milik seto penis itupun tertalan semua. Terlahap habis oleh vagina mungil Anissa. ” Ohh... Paaahh.... Dalem banget… !” Oceh Anissa mulai kesetanan, “Kontolmu berasa nembus mulut rahimku... "
"Hehehe... Goyang Maahhh..."

Tanpa dipinta dua kali, Anissa segera menggerakkan pinggul semoknya naik turun.
"OOooohh... enak banget sayang..." Erang Anissa, "Tempikku terasa penuh bangeeeett..."
"Enaaak ya Maaahh... Terus sayaaanng...."

Bak penyanyi dangdut, Anissa menggoyang penis Seto dengan hebat. Tak puas bergerak naik turun, ia pun menggerakkannya maju-mundur dan berputar. Ia menggiling batang kenikmatan suaminya tanpa ampun. Tak mau kalah, Setopun meremas payudara Anissa dengan gemas sambil memainkan putingnya yang semakin keras.

"Paaahh... Aku mau keluar pah.." Erang Anissa sambil mempercepat gerakan pinggulnya.
"Cepet banget Mah...?"
"Ya kalo dientot ama kontol sebesar punyamu.. Aku pasti cepet keluarnya sayang... OOooohhh.... " Jelas Anissa, "Isep tetekku sayang..."
Melihat istrinya akan mendapatkan orgasmenya, Seto lalu menuruti permintaan Anissa. Dalam posisi duduk ia lalu menjilati payudara istrinya.

"Paah.. paaahh.. Aku keluaaaarrrr..." Jerit Anissa histeris. Seolah seperti naik kuda, Anissa menghajar batang penis Seto keras-keras. Menghempas-hempaskan vaginanya kearah kemaluan suaminya, "Paaaahhh.... Enak baaaaaannngggeeeettttt..."

Saking enaknya, mata Anissa sampai terbalik, mulutnya menganga dan tubuhnya melengkung kebelakang. Sejenak, Seto mendiamkan Anissa. Ia membiarkan istrinya untuk menikmati kedutan enak di vaginanya.

"Hehehe... Enak banget ya Mah..." bisik Seto.
"Hiya Paaah... Nyut-nyutnya nyenengin..." Balas Anissa sambil tersenyum puas.
"Yuk lanjut sayang... "Ajak Seto. Tanpa melepas penisnya yang masih tertancap dalam vagina Anissa, ia lalu merebahkan istrinya.
"Kamu aja dl yang gerak ya pah... Aku capek... Hihihi..."

Melihat istrinya yang sudah siap kembali, Seto lalu mulai menggerakkan penisnya maju mundur.
"Sempitnya tempikmu maaah.... Wuuueeeenak banget sayang..." Desah Seto sambil mulai mempercepat sodokannya. Walau vagina Anissa baru saja orgasme dan mengeluarkan cairan kenikmatan yang licin, tetap saja penis Seto merasa kesulitan untuk keluar masuk dengan mudah. Vagina mungil Anissa benar-benar terasa menjepit.
"Kontolmu juga enak pah..." Balas Anissa, " Sodok yang kenceng... Entotin tempikku sayang... Oooohhh ennaaakkk... "
"Kata-katamu membuatku semakin nafsu sayang..." Puji Seto sambil mengecupi bibir Anissa, "Mirip pelacur murahan... Tapi aku suka.."
"Hihihi... Kamu suka ya sayang..." Goda Anissa, "Entotin aku Pah... Entotin pelacur binalmu ini..."
"Kamu memang nakal mah... Nakal banget..."

Dengan nafsu yang menggebu-gebu, Seto semakin mempercepat sodokan penisnya.

PLOK... PLOK... PLOK...
Suara tumbukan kelamin mereka berdua.

"Aaaauuuuhhh.... Sodok yang keras pah.. Sodok terus..." Racau Anissa lantang, "Entotin lebih keras lagi sayang...."

PLOK... PLOK... PLOK...

Seto menggerakkan pinggulnya dengan brutal, tusukan demi tusukan penisnya terhujam ke vagina Anissa dalam-dalam. Membuat tubuh mungil wanita cantik itu terdorong kedepan, hingga menabrak sandaran tempat tidur.
"Ohhh Iya begitu sayang.... Terus... Entot yang keras...Ohhh... Ohhh Nikmatnya kontolmu Paaahh..."
"Balik badan mah... Aku ingin ngentotim tempikmu dari belakang..."

Dengan nafsu yang menggebu-gebu, Anissa segera bangun dan memposisikan dirinya seperti anjing. Istri Seto ini membuka lebar kedua pahanya dan menunggingkan pantatnya tinggi-tinggi. Dengan satu tangan, ia menyibakkan bibir vaginanya lebar-lebar, memamerkan lubang kenikmatannya yang sudah berwarna merah dan berlendir.
"Entot tempikku pah..." pinta Anissa sambil mulai menusuk-tusukkan jemari tangannya ke dalam vagina.
"Woaahh... Seksi banget kamu sayang..." Puji Seto, "Benar-benar mirip pelacur... Aku suka istri lonteku..."

PLAK... PLAK.. Tangan Seto lalu menampar kedua pantat semok Anissa dengan keras.
"Aaahhh... Sakit pahhh...." Erang Anissa.

PLAK... PLAK.. PLAK... PLAK..
Bukannya menghentikan tamparan tangannya, Seto malah berulangkali menapari pantat putih itu hingga berubah menjadi merah.
"Paaaahh... Saaaakiiiittttt..."
"Nungging yang tinggi mah... Aku udah nggak tahan..
Dengan kecepatan tinggi, Seto lalu menusukkan penisnya dengan kuat. Saking kuatnya, tubuh Anissa sampai terhempas menabrak sandaran tempat tidur.
"Aauuwww... Pahh... Sakiittt...

Mendengar rintihan istrinya, semakin membuat Seto kalap. Dengan sekuat tenaga Seto malah semakin menghajar vagina istrinya dengan lebih brutal lagi. Sekuat tenaga Seto menusukkan batang panjang penisnya dalam-dalam.

"Terima ini mah.... Lonte seperti dirimu memang pantasnya disiksa seperti ini.... " Teriak Seto sambil menarik rambut Anissa dari belakang, mirip seperti joki ketika memacu kudanya. "Lonte sepertimu pantasnya disodok keras-keras..".

DUK...DUK...DUK...
Suara yang ditimbulkan oleh persetubuhan Anissa dan Istrinya.

"Iyaaah.... iyaaahh... enak Paaah.... Enak banget" Anissa meracau tak karuan. "Siksa aku paaahh... Siksa terus lontemu ini..." Tambahnya mesum.

Anissa sebenarnya adalah wanita baik-baik, seorang istri penurut dan juga pendiam. Namun semenjak ia menikah dengan Seto, perubahan mulai terjadi padanya. Terlebih ketika ia sedang bercinta, sisi lain darinya pun muncul dan menguasai pribadi kalemnya. Ketika bercinta, Anissa berubah menjadi seperti seorang pelacur murahan.

"Teruss paaahh.... Entot tempikku teruss.." Desah Anissa yang mulai menikmati perannya sebagai pelacur. Tangannya pun mulai meremasi kedua payudaranya yang bergantungan secara bergantian.

Melihat Anissa merasa keenakan, Seto mendadak menarik batang penisnya hingga terlepas keluar. Mendiamkannya sesaat, lalu menusukkan kembali dalam-dalam
"AAARRRGGGGHHHH... Paaaahhh..." Jerit Anissa
"Rasakan ini mah... Rasakan kontol kerasku..." Lagi-lagi Seto mencabut batang penisnya, lalu menusukkannya dengan keras ke vagina Anissa.
"Oooohhh.... Iyaaa pah.... Terusss.... Lebih kenceng lagi nusuknya... Lebih kenceng lagi sayaaang..." Pinta Anissa, alih-alih merasa kesakitan, Istri Seto ini malah keenakan

Tiba-tiba, ketika Anissa sedang merasakan kenikmatan, Seto memasukkan jempol tangannya ke dalam lubang anus istrinya.

"Woooohhh.... Paaah kamu ngapain... " Rintih Anissa sambil menengok kearah suaminya yang terus memompa penisnya, "Jangan kobel anusku sayaang... Joroookkk..."
"Jorok apanya? Wong rasanya enak begini kok jorok..." Ucap Seto sambil menjilati jempol yang bekas ditusukkan ke anus Anissa, "Aku jadi pengen nyodok bo'olmu Mah..."
"Iya sayang... Sodok ajaaaahhh... OOoohhh..." Racau Anissa, terlena akan kenikmatan baru, "Aaarrhhhh... Sayaaangg....Ennaaaak baaangeeeettt..."
"Tapi nggak sekarang yaaaa... Besok-besok saja..."
"Hoo'ooh sayaaang...." Jerit Anissa yang menjadi semakin liar
"Sempit banget tempikmu maaah...Legiitt..."

PLAAAK... PLAAAK... PLAAAKKK...
Lagi lagi Seto menampari pantat putih istrinya

"OOOhhhhh paahh... Aampuuunnn..." rintih Anissa "Aku bener-bener mau keluar..."
"Tahan sayaaang... kita keluar bareeeng...."
"Ayooo paaahh Aku sudah nggak kuat lagi..." Erang Anissa yang tak kuat lagi gelombang orgasmenya yang akan datang. Dengan mencengkeram payudaranya keras-keras istri Seto itu pun akhirnya berteriak lantang
" Aaku keeluuuar Paaahhh..."
"Kita keluar bareng sayang... " ucap seto tak kalah lantangnya "AARRRRGGGGHHHHH...."

Kelojotan. Tubuh mereka berdua seolah terkena arus listrik ribuan volt. Saking puasnya, mata nissa kembali terbalik-balik dengan mulutnya menganga. Orgasme yang ia rasakan kali ini lebih hebat dari sebelum-sebelumnya. Kali ini tubuh Anissa bergetar lebih hebat, sampai-sampai vaginanya menyemburkan lendir kewanitaannya.

Terengah-tengah sambil mengatur nafas, tubuh Seto ambruk menimpa Anissa. Mereka terdiam sembari menikmati pijatan kelamin masing-masing. Menikmati orgasme pagi.

Setelah itu, hening.

***
Tak jauh dari tempat Anissa dan Seto melampiaskan nafsu birahi mereka, terdapat pula sepasang suami istri yang sepertinya tak mau kalah.

"Memek kamu legit banget Dek..." Ujar Marwan Sudiro (32) merem melek, "Bikin aku cepet keluar..."
"Tahan maaasss.... Adek masih pengen disodok lebih lama lagi..." Jawab Citra Agustina (26) sambil terus menjilati puting payudaranya.
"Aku udah ga kuat lagi Dek... Mas mau keluar..."
"Tahan Mmasss... Sodok memek Adek Mas... Teruusss..." Rintih Citra, "Kamu harus bisa mengalahkan kehebatan Seto..."
"Husshh..." Sewot Marwan
"Hihihi... Maap..." Balas Citra sambil menutup mulutnya, seolah itu adalah sebuah keceplosan biasa.
"Kalo bahas-bahas dia, Aku nggak mau nerusin ah...." Ucap Marwan sambil mencabut penisnya dari vagina Citra..
"Iya... Iya... Maa'aaafff... Yuk terusin Mas..."

Memang, sejak kepindahan Anissa dan Seto beberapa tahun lalu, membuat kehidupan seksual sepasang suami istri ini berubah drastis. Citra dan Marwan menjadi sangat menyukai seks. Entah karena mereka terangsang karena teriakan-teriakan Anissa dan Seto yang selalu terdengar jelas setiap kali mereka bersetubuh, atau memang karena nafsu mereka yang sangat besar. Namun, satu hal yang tak disukai Marwan kepada Istrinya adalah ketika ia membanding-bandingkan dirinya dengan suami Anissa.

"Aku nungging ya Mas..." Ujar Citra sambil merubah posisinya, "Kamu sodok memek aku dari belakang..."
"Janji yaa nggak bahas dia lagi ketika kita beginian..."
"Hhihihi... Iya masku sayaaaang... Ayo ah... Buruan.... Sodok memek Adek lagi Mas…” ucap Citra sambil mulai meliuk-liukan pinggulnya, mencoba menarik perhatian suaminya. "Ayo Mas.. Tancepin..." Katanya lagi sembari menjilati puting payudaranya yang menggantung indah.

Melihat godaan istrinya, Marwan pun luluh. Terlebih melihat pantat putih dan payudara super besar istrinya yang bergelantungan. Buru-buru ia segera memposisikan penisnya di mulut liang senggama istrinya

BLESSSS...

Penis kecil Marwan masuk dengan mudah.

"OOhhhhh... Massss... Iya begitu.... Sodok terus Masss.."

Namun karena di sesi sebelumnya Marwan sudah akan orgasme, tetap saja, kali ini pun sepertinya Marwan tak sanggup lagi menahan orgasmenya lebih lama. Karena tak beberapa lama kemudian, tubuhnya mulai bergetar dan meremas pantat Citra kuat-kuat.
“Aku nggak kuat lagi dek...” Bisiknya pelan " Aku mau keluar… " Ucap Marwan
"Looh Mmasss.. Jangan dulu... Adek belum ngerasain enaknyaaa..."
"Suudaaah Deeek... Aku udah nggak kuat... AKU KELUUAAARRR...." Teriak Marwan sambil ambruk kedepan menimpa tubuh Citra.

CROOT...CROOT...CROOT...

Enam semburan sperma hangat langsung menerobos liang vagina Citra. "Yaaahhh… Masss... Kok keluar duluuaaannn..." Ucap Citra kecewa, "Belum juga berasa Mas....Aku khan juga pengen ngerasain enak..."

Tak beberapa lama penis Marwan pun mengecil dan terlepas dari vagina Anissa.

PLOP

Bersamaan itu pula, Marwan langsung menjatuhkan diri diri disamping tubuh istrinya, mencoba mengatur nafas sambil tidur terlentang. Dan seperti biasa, entah kenapa setiap selesai melakukan persetubuhan, Marwan selalu merasa sangat mengantuk. Perlahan, kelopak matanya mulai berat.

Dilihatnya jam dinding masih menunjukkan pukul 5 pagi. "Capek sekali ya Dek... Sepertinya waktu masih cukup untuk istrirahat... Mas tidur sebentar ya Dek..." Bisik Marwan sambil mengecup pipi Anissa. "Ntar sebelum kamu berangkat kerja, bangunin Mas ya..."
“Yaaah... Mas… Kok malah tidur sih? Ayo lagi Mas…” pinta Citra “Aku khan masih belum dapet enak..."
"Istriku sayaaaang.... Mas udah capek.... Ntar sore aja lagi ya disambung lagi..."
"Tapi adek masih pengen Mas...."

DUK DUK DUK
Tiba-tiba, terdengar suara dari sebelah rumah.

"Mas Seto sudah mulai lagi tuh..." Bisik citra "Yuk Mas... sodok memek adek lagi..."
"Bener deeeekk..... Aku sudah nggak kuat lagi..."
"Ah Mas ahh... Baru begitu aja udah lemes..." rengek Citra "Denger tuh... Tetangga sebelah saja sudah mulai lagi... "

DUK DUK DUK
"Paaahhh... Ooooohhh...." Desahan suara Anissa kembali terdengar sampai balik tembok tetangga. "Ngenttttooooott kamu Pah... Ngeeentooottt... Enak bener sayang.... Sodok tempikku Paaahhh... Sodok tempikku dengan kontol kerasmu...'

"Mas Marwaaaann... Ayo mas..." Merasa tak ada respon, Citra segera menjamah batang kejantanan suaminya. Perlahan, jemari lentiknya mulai mengocok penis suaminya yang sudah telah tergolek lunak supaya dapat bangun kembali.
"Aku kocokin ya mas... Adek masih pengen ditusuk ama titit mas yang perkasa ini..." Puji Citra sembari berharap penis suaminya segera bangun dan berdiri keras.

Namun apa daya, sudah hampir 5 menit Citra mengocok penis suaminya, tetap saja penis itu tak juga bereaksi.
“Ayo Mas… Ayo bangunin tititnya… Sodok memek Adek lagi yaaa…” pinta Citra melas, sembari terus mengocok-kocok batang penis suaminya. "Nih Masss.... Biar tititmu cepet berdiri lagi... Isep tetek Adek mas..." Tambah Citra sambil menyodorkan payudaranya yang ekstra besar, berharap supaya suaminya dapat kembali ereksi.

Walau Citra sudah berusaha semaksimal mungkin, tetap saja penis Marwan ogah-ogahan.
“Udah ya dek.. Aku capek… Aku mau tidur dulu…”
“Aaah... Kamu selalu begitu Mas... Selalu aja menolak kalo Adek pengen lagi... Mas nggak pernah mikirin aku…” Gerutu wanita cantik itu, lalu ia berjalan kearah tepi tempat tidur " Selalu bikin Adek tanggung..."

DUK... DUK... DUK... DUK... DUK... DUK...
Suara tembok sebelah, yang seolah menertawakan persetubuhan Citra dan Marwan.

Sepertinya, pagi ini Citra harus melakukan kebiasaannya setiap kali ditinggal tidur Marwan. Masturbasi.

Buru-buru ia beranjak dari samping Marwan dan duduk di kursi rias yang ada di dekat tembok pemisah kamar rumahnya dan rumah Anissa. Tangan kirinya menjilat dan memilin putting payudara, dan tangan kanannya mulai menggelitik klitorisnya.

DUK DUK DUK

"Teruuss Paaah... Teruuss... Lebih cepet lagi nyodoknya sayang... Lebih cepet lagi..." Pinta Anissa.
"Tempik istriku memang JUARAAA..." Teriak Seto kesetanan.
"OOhhh... Pah... Enaknya sodokanmu terasa sampai rahimku sayaaang..."

DUK... DUK... DUK... DUK... PLEK... PLEK... PLEK... PLEK... PLEK...
Semakin kencang suara hantaman sandaran tempat tidur ditambah suara tumbukan kelamin mereka semakin keras membahana, semakin membuat Citra iri.

"Nikmat banget maaahh... tempikmu hangat sekali... " Teriak Anissa
"Ohhh terus sayang...Aku mau keluar lagi..." Jawab Seto
"Kita keluar bareng lagi ya maaaahhh....
"PppPPaaahhhhh... Aku keluar lagggiiiii...."

“Enak banget ya mas jadi Anissa…. Punya Seto “ ucap Citra lirih sambil terus menjilati dan memilin puting payudaranya, “Pasti memeknya selalu terpuaskan… Pasti ia bisa orgasme berulang kali...”
“Yaaahh...Mulai deh….” Sewot Marwan ketika Citra mulai kembali membanding-bandingkan dirinya dengan suami Anissa.
"Biarin... Kalo kamu ogah-ogahan kaya gini terus, bisa-bisa aku minta disodok titit besar Seto yang perkasa..."
"CITRA AGUSTINA...!"
"Kenapa mas...? Harusnya kamu sadar mas... Harusnya kamu malu.... Aku ga minta macem-macem kok Mas... Aku cuman pengen dimanjakan mas... Aku cuman pengen dipuaskan..." Kata Citra emosi,"Aku capek kalo kamu seperti itu terus Mas... Bentar-bentar keluar... Dikit-dikit muncrat..."

"........" Marwan hanya diam, tak sanggup berkata apa-apa. Citra memang tak salah, dirinyalah yang seharusnya disalahkan. Memang sudah cukup lama Marwan menderita ejakulasi dini, namun ia tak pernah mengakuinya.

"Aku iri mas ama Anissa dan Seto, setiap pagi mereka bisa bersenang-senang. Mesra. Ngentot sana ngentot sini... Aku iri sama kehebatan kontol Seto"
"DEK... " bentak Marwan.
"Kenapa mas? Kamu nggak suka kalo aku berkata seperti ini? NGENTOT...KONTOL..."
"CUKUP DEK... CUKUP... "

PLAK...

Tiba-tiba Marwan bangkit dari tempat tidurnya dan menampar Pipi Mulus Citra.

"KALO KAMU MEMANG MAUNYA SEPERTI ITU... SILAKAN... LAKUIN AJA YANG KAMU INGINKAN... SILAKAN SAJA KAMU CARI KONTOL-KONTOL YANG JAUH LEBIH BESAR... SILAKAN SAJA KAMU MINTA DIENTOT AMA KONTOL-KONTOL PRIA LAIN YANG LEBIH KUAT.. DASAR PELACUR TAK TAHU DIUNTUNG.." Raung Marwan Murka.
"Oke Mas... OKE... AKU BAKAL LAKUIN SEMUA ITU..." Jawab Citra dengan nada terisak sambil berjalan keluar dan membanting pintu kamar mandi

BRAK...

"Semua pasti akan baik-baik saja..." Ucap Marwan dalam hati, "Pasti dia akan baik-baik saja"

Sambil menghela nafas panjang, Marwan duduk termenung di tepi tempat tidur. Mencoba mengingat apa yang barus saja ia ucapkan kepada istri tercintanya.
" SILAKAN SAJA KAMU CARI KONTOL-KONTOL YANG JAUH LEBIH BESAR... SILAKAN SAJA KAMU MINTA DIENTOT AMA KONTOL-KONTOL PRIA LAIN YANG LEBIH KUAT..."

Seketika, rasa sesal muncul dihati. Konflik batin tiba-tiba muncul di hati Marwan.
"Bagaimana seandainya jika istrinya akan melakukan semua itu? Bagaimana jika seandainya ia benar-benar mencari lelaki lain? Bagaimana jika seandainya ia minta ditidurin pria lain?"
"Ahhh.... Dia nggak bakalan berani......"
"Tapi... Kalo misalnya...."
"Ah... Nggak mungkin..."

Memang, bagi orang plin-plan seperti Marwan, membayangkan semua pemikiran itu, membuat dirinya bingung. Namun satu hal yang membuatnya tambah bingung adalah ketika melihat organ kelelakian yang tumbuh diantara selangkangannya.

Seiring pemikiran tentang kemungkinan Citra yang akan mencari lelaki lain untuk ia ajak menikmati keindahan tubuhnya, penis kecilnya mendadak bangun dan berdiri keras.



Bersambung...


***



By : Tolrat
Share on Google Plus

About Tina Novianti

Tentang Tina Novianti

0 komentar:

Posting Komentar