Sore itu, waktu masih menunjukkan pukul 15: 00, sementara itu cuaca di luar sudah terlihat agak mendung.
Entah keberapa kalinya Anita menengok ke arah jam dinding, atau ke
lengan kirinya yang terbalut jam tangan emas merk terkenal. Hari itu
Anita mengenakan stelan blazer berwarna hitam, di padu dengan rok span
setinggi diatas lutut dengan belahan yang cukup tinggi, sehingga
sesekali menampakkan pahanya yang putih mulus itu. Stelan blazer hitam
yang dikenakannya begitu kontras dengan warna kulitnya yang putih mulus
itu. Orang lain yang baru mengenalnya pasti tidak akan mengira bahwa
wanita ini sudah mencapai usia kepala tiga dan sudah mempunyai dua orang
anak. Akan tetapi garis-garis kematangan yang terlihat di wajah dan
tubuhnya yang nampak anggun itu semakin menampakan pesona ibu dua anak
itu.
Tubuh dengan tinggi semampai, rambutnya yang selalu dipotong sebahu, dan
garis-garis kematangan di wajahnya itu memperlihatkan bahwa ia adalah
seorang wanita karir, terlebih bila melihatnya saat mengenakan stelan
kerjanya. Anita memang telah berkarir di perusahaan pemasaran komputer
ini bertahun-tahun lamanya. Sebagai pegawai marketing, sudah tentu Anita
harus selalu berpenampilan menarik.
Sehingga dengan penampilannya yang selalu menarik itu, tak terlihat
bahwa usianya sudah kepala 3, sebab di beberapa bagian tubuh masih dapat
mengundang mata nakal para lelaki yang bertemu dengannya. Betis,
lengan, leher dan dadanya yang putih mulus itu slalu mengintip dan
mengundang para lelaki untuk mencuri pandang ke arahnya. Belum lagi bila
melihat buah dadanya berukuran 36c yang mencuat ke atas itu pasti akan
benar-benar mengundang fantasi setiap pria yang meliriknya, dan hanya
bisa membayangkan untuk meremasnya dengan lembut sambil sesekali
menggigit gemas putingnya.
Kehidupan perkawinannya kurang bahagia. Saat ini adalah kedua kalinya ia
membina rumah tangga setelah bercerai dengan suami pertamanya. Dan
tetap saja, kali ini pun ia tidak sebahagia yang telah ia bayangkan
dengan suami keduanya. Dan masalah itulah yang selalu menggantungi
pikirannya. Seperti saat ini, disaat ia akan pulang kantor, menuju
rumahnya. Menit-menit terakhir di kantor inilah yang selalu membuatnya
teringat saat-saat ia masih belum berkeluarga dulu, saat ia dapat tak
langsung pulang kerumah setelah usai jam kantor, bisa berjalan-jalan
dengan teman-temannya terlebih dahulu. Ia kembali merindukan saat-saat
seperti dulu.
Lima menit lagi bel tanda pulang berbunyi, dan itu artinya ia harus
pulang ke rumahnya, bertemu dengan suaminya, membantu anaknya
mengerjakan pekerjaan rumahnya, dan hal-hal rumah tangga lainnya.
Tiba-tiba lamunannya dipecahkan oleh suara intercom kantor. Dan ia
langsung mengangkatnya,
"Halo, dengan ruang marketing, Anita disini"
"Halo, Anita apakah anda ada acara dirumah? Bisakah kamu memeriksa
beberapa tugas auditing yang harus saya bawa ke Jakarta besok?" jelas
suara diseberang, yang tak lain adalah bosnya sendiri.
Sebenarnya ia memang sedang enggan langsung pulang kerumahnya, tetapi
bukan ini yang diharapkannya. Walau begitu ia tetap tidak dapat menolak
permintaan bosnya itu.
"Baiklah pak, akan segera saya ambil diruangan bapak," ujarnya menyanggupi permintaan bosnya itu.
"Tak usah kau ambil, biar nanti kuminta tolong pesuruh kantor
mengantarkannya ke ruanganmu, oya, saya juga sudah meminta tolong pada
Yuyun untuk membantu, sekaligus menemanimu, ok? Terima kasih banyak
Anita," ujar bosnya dari seberang telepon.
"Baiklah kalau begitu, terima kasih kembali pak," jawab Anita sambil menutup intercomnya.
Tak lama kemudian ruangannya diketuk dari luar, yang ternyata tak lain
adalah rekan kerjanya, Mbak Yuyun dan pesuruh kantor yang mengantarkan
berkas-berkas yang harus diperiksanya. Tak lama kemudian kedua wanita
itu langsung disibukkan dengan tugas mereka.
"Mbak, untung aku kau temani lho!, malas juga rasanya kalau lembur
sendirian," ujar Anita disela-sela kerja mereka, "Oya, sebentar
kuambilkan minum ya? Tapi mungkin cuma ada air mineral atau jus jeruk"
"Wah, kalau gitu aku mau jus jeruknya aja An, kayaknya asyik deh!" timpal Mbak Yuyun.
"Ok deh kalau gitu!" jawab Anita sambil beranjak ke kulkas kecil yang ada di ruangannya yang berada di lantai dua itu.
Tak terasa mereka sudah mengerjakan tugas itu hampir selama 1 jam. Dan tugas itu pun sudah hampir selesai.
"Ah, akhirnya beres juga ya An!?" ujar Mbak Yuyun.
"Iya nih Mbak, untung ditemanin Mbak" Balas Anita.
"Eh, tapi nggak gratis lho An!, ha.. ha.. ha.." canda Mbak Yuyun.
"Ok deh Mbak, Mbak mau apa, sup kambing Bang udin, sate kambing depan atau seafood?" tanya Anita.
"Ah, kamu ini, aku kan cuma bercanda! Jangan dimasukkin ati ah!" terang Mbak Yuyun
"Wah aku jd enggak enak nih!" lanjut Anita, "Eh, Mbak hrs cepat pulang ya? Kita ngobrol-ngobrol dulu aja yuk?"
"Mmm boleh, aku juga lagi males pulang nih," jawab Mbak Yuyun.
Akhirnya mereka pindah ke sofa tempat Anita biasa menerima tamu bisnisnya, dan mulai ngobrol tentang berbagai hal.
"Mbak, panas nggak sih?" tanya Anita sambil melepas atasan blazernya.
"Iya nih, aku juga kepanasan dari tadi, tapi nggak kerasa gara-gara
serius banget ngerjain tugasnya," lanjut Mbak Yuyun sambil ikut membuka
pula atasan blazernya.
Saat Mbak Yuyun membuka blazernya, mata Anita secara tak sengaja
mengarah ke dalam blus yang dikenakan Mbak Yuyun. Walaupun Mbak Yuyun
lebih tua beberapa tahun darinya tetapi tubuhnya benar-benar masih
kencang dan montok. Garis-garis kematangan di wajahnya sekilas
memperlihatkan ketegasan wanita itu, dan Anita dapat menebak, begitu
pula di atas ranjang. Terlebih buah dadanya yang sepertinya berukuran
36d itu benar-benar menggoda orang untuk menatapnya.
Sesaat Mbak Yuyun membuka blazernya, terciumlah aroma parfumnya yang
terasa lembut tetapi menantang, terlebih setelah tercampur dengan aroma
ketiaknya dan keringat tubuhnya. Dan entah mengapa Anita merasakan
sesuatu yang aneh saat ia mengalami hal ini. Perasaan aneh yang baru
kali ini ia rasakan. Perasaan yang perlahan-lahan mulai ia nikmati.
Membuat detak jantungnya tiba-tiba makin tak beraturan.
"Kenapa An, kok bengong gitu?" tanya Mbak Yuyun
"Eh, oh, nggak apa-apa kok Mbak, aku cuma kagum aja ama tubuh Mbak yang masih sintal banget itu," jelas Anita.
"Oh, kukira kenapa. Eh jangan-jangan kamu nafsu ya lihat aku?" selidik Mbak Yuyun sambil tersenyum nakal.
"Hah, ya ampun Mbak Yuyun nih, emang aku lesbi?" terang Anita sambil
kaget, tetapi jujur saja hati kecilnya mengakuinya bahwa ia memang
sedang horny saat itu.
Semakin nakal, hati kecil Anita menginginkan sesuatu yang gila dengan Mbak Yuyun.
"Abis kamu ngeliatin aku kayak gitu banget sih An!" Goda Mbak Yuyun lagi.
"Eh, tapi jujur aja, aku kok ngerasa hal yang aneh ya barusan?" ujar Anita
"Oh ya? Wah gawat nih! Coba sini kudengerin detak jantungmu, normal
nggak?" tanya Mbak Yuyun sambil telinganya langsung mengarah ke arah
dada Anita. Tubuh Mbak Yuyun yang semakin dekat dengan tubuh Anita
membuat aroma tubuh Mbak Yuyun makin tercium oleh hidung mancung Anita.
"Wah, An, jantungmu kok nggak beraturan gitu sih detaknya? Jangan-jangan kamu emang lagi horny beneran ya?" goda Mbak Yuyun.
"Nggak tahu nih Mbak, kok tiba-tiba kayak gini, padahal aku belum pernah ngerasa gini, terlebih dengan wanita" jelas Anita lagi.
"Coba kudengerin sebelah sini" ujar Mbak Yuyun sambil menggeser telinganya ke dada Anita sebelah kanan.
Kemudian pindah ke kiri. Dan entah disengaja atau tidak, kepala Mbak
Yuyun yang bergeser pindah tempat tadi menyenggol buah dada Anita yang
ternyata sudah mulai mengeras putingnya, mungkin juga disebabkan karena
ac diruangan itu yang dingin sekali.
"Aufhh.. Mbak! Kau apakan sih tadi," tanya Anita pada Mbak Yuyun yang masih menempelkan telinganya didada Anita.
Degup jantung Anita semakin tak beraturan, begitu pun degup jantung Mbak
Yuyun. Tetapi Anita mulai menikmati hal ini jadi ia tetap membiarkan
Mbak Yuyun menempelkan telinganya di dadanya, kepala Anita pun sudah
mulai disandarkan di sandaran sofa, matanya pun mulai terpejam menikmati
hal aneh tersebut.
Agaknya Mbak Yuyun mulai mengerti apa yang dirasakan oleh mereka berdua,
dan ia tak ingin kehilangan petualangan besar ini. Telinganya masih
tetap ditempelkan didada Anita, sambil sesekali digeser kekanan dan
kekiri, ia menikmati perpaduan aroma tubuh Anita yang telah seharian
kerja ditambah parfum lembut yang dipakai Anita. Yuyun mengangkat
kepalanya untuk melihat Anita yang ternyata sedang menidurkan kepalanya
pada sandaran sofa. Dan entah akibat desakan dari mana ia mulai
mengikuti kata hatinya sendiri, tak peduli apakah rekan sekantornya itu
akan marah, ia mempertaruhkan segalanya, sambil kemudian..
"Kresshh.. " digigitnya menggigit puting Anita yang masih terbungkus bra dan blous satinnya.
Dan kemudian diikuti teriakan kecil yang keluar dari bibir Anita.
"Oufhh.. Ssshh.. Mbakhh Yuyunnhh.. "
Mata Anita terlihat amat sayu, Mbak Yuyun menyadari pertanda itu bahwa
Anita sudah sepenuhnya horny dan teramat ingin dipuaskan. Menyadari
persetujuan tak langsung dari temannya itu, tanpa ragu lagi Mbak Yuyun
mulai menciumi leher jenjang Anita yang putih mulus menantang itu,
sambil tangannya beraksi membuka kancing-kancing blous satin Anita, tak
lama kemudian, terpampanglah di depan matanya, buah dada Anita yang
mencuat ke atas dan masih terbungkus bra hitam berenda yang menerawang
memperlihatkan gumpalan daging putih yang terbungkus di dalamnya. Walau
berukuran 36c tetapi bra itu terlihat kurang cukup membungkus gumpalan
putih itu. Detak jantung Anita makin tak beraturan, sehingga buah dada
putih mulus itu makin naik turun. Melihat hal ini, Yuyun pun makin
bernafsu.
Akal sehat keduanya mulai tak teratur, melihat sesuatu yang menggemaskan
di depan matanya ia langsung mengarahkan mulutnya ke arah buah dada
Anita.
"Kresshh.."
Digigitnya lagi puting yang sudah membengkak itu tanpa membuka
bungkusnya. Dipilin-pilinnya puting kanan Anita dengan giginya, sehingga
antara gigitan gemas Mbak Yuyun dan renda yang membungkus dadanya itu,
menimbulkan sensasi pada putingnya yang membuat raga bagian bawah Anita
makin terasa lemas.
"Aaahh mbakhh.. Terusshh.. Oufh.. " bisik Anita.
Melihat hal itu, Mbak Yuyun semakin mempergencar serangannya di dada
Anita. Mulutnya menggarap buah dada sebelah kanan milik Anita, dan
tangan kanannya meremas-remas gumpalan putih yang sebelah kiri. Anita
mulai meracau tak jelas. Bintil-bintil sekitar putingnya pun semakin
membengkak.
"Mbaakhh.. Terushh mbaakhh.. Janghhannhh berhhentihh.. Aaahh sshh..
Iyaahh dihh situhh shh," racau Anita, ang makin membuat Mbak Yuyun
terangsang dan mempergencar serangannya.
Menyadari temannya ingin lebih dipuaskan, tangan kiri Mbak Yuyun mulai
mengarah ke bawah. Ditariknya rok span Anita hingga sebatas pinggul, dan
dirabanya vagina Anita yang masih terbungkus celana dalam hitam
beranda. Terasa oleh jemari Yuyun, vagina Anita sudah amat basah. Tangan
Mbak Yuyun mulai mengelus-mengelus jahitan pinggir bagian vagina celana
dalam Anita, dirabanya naik turun, ke depan, ke belakang. Terus hingga
Anita makin mengelinjang tak karuan. Tangan Anita mulai menjambaki
rambut Mbak Yuyun, dan menariknya agar pindah dari buah dadanya untuk
segera mengerjai daerah kemaluannya yang semakin terasa gatal itu.
"Mbaakhh cepat mbakhh.. Auh shh.." racau Anita makin liar.
Mbak Yuyun makin menyadari bahwa Anita ingin lebih dipuaskan, tetapi ia
tetap menjaga tempo permainan untuk tetap mempermainkan nafsu Anita, ia
tak langsung menggeser mulutnya ke arah vagina Anita, melainkan menciumi
perut dan menghisap-hisap pusar Anita terlebih dahulu, dan ini semakin
membakar gairah dan memancing teriakan Anita. Mbak Yuyun sendiri
benar-benar makin tak kuasa menahan nafsunya untuk diri sendiri, tetapi
ia ingin memuaskan Anita terlebih dahulu.
Kemudian Mbak Yuyun mengambil ancang-ancang berdiri dari sofa, lalu
melucuti semua pakaiannya kecuali bra dan celana dalamnya yang berwarna
merah maroon penuh renda, kontras dengan kulitnya yang kuning langsat.
Melihat hal itu Anita langsung bangun dan mulai menciumi daerah
kewanitaan milik Mbak Yuyun, sambil tangannya menggosok-gosok vaginanya
sendiri.
"Ah rupanya kamu sudah nggak sabar ya sayang?" tanya Mbak Yuyun sambil
berjongkok dan mencium lembut bibir Anita, kemudian dibalas oleh Anita
dengan lumatan yang teramat dalam dan penuh nafsu.
Mbak Yuyun mendorong Anita lagi ke sofanya, kemudian melucuti pakaian
Anita, termasuk celana dalamnya sehingga wanita dihadapannya itu tinggal
mengenakan bra hitam berendanya. Kemudian ia mengangkat kedua kaki
Anita, dan diletakkan di atas bahunya. Mbak Yuyun mulai mengarah ke arah
vagina milik Anita, dan tanpa disangka, Anita langsung menjambak rambut
Mbak Yuyun, dan menarik kepalanya, mengarahkan ke arah vaginanya sambil
ia mengayunkan belahan pahanya tepat ke Yuyun itu dan.. Blesshh..
--
Terbenamlah wajah Mbak Yuyun diantara alat kewanitaan Anita yang
ditumbuhi bulu rambut halus yang lebat, terpangkas rapi dan beraroma
lembut. Digoyangkannya oleh Anita, pinggul dan jambakan pada rambut Mbak
Yuyun, diikuti teriakan kecil dari bibirnya yang seksi.
Mbak Yuyun pun tak mau kalah, ia menjilati semua relung kewanitaan
Anita, dan tercium olehnya wangi khas lembab dari dalam kemaluan Anita.
Ia semakin menikmati hal ini, dijilatinya, diciuminya, digigitinya
labium mayora milik Anita, sambil sesekali lidahnya mengusap ke arah
dalam vagina Anita, diikuti lenguhan kenikmatan Anita.
"Ghhaahh.. Iyahh.. Iyahh.. Sshh terusshh sshaayyaangghh.." erang Anita
Lidah Mbak Yuyun terus beraksi memuaskan nafsu Anita, tangan kirinya
meremasi payudara Anita yang masih dibiarkan terbungkus bra hitam
berendanya, sedangkan tangan kanannya ikut menggarap vagina dan lubang
anus Anita. Dikeluar masukkannya jari telunjuk dan jari tengahnya,
sambil sesekali ditambahi jari manisnya, kemudian diusapkannya jarinya
yang berlumuran lendir kewanitaan itu ke mulut Anita, yang langsung
dijilati dan dikulum dengan penuh nafsu oleh Anita.
Anita benar-benar dimanjakan oleh Mbak Yuyun, ia benar-benar menikmati
hal baru ini seakan-akan tak ingin mengakhirinya. Tangannya terus
menjambaki rambut Mbak Yuyun, sambil meremas-remas payudara dan memilin
putingnya sendiri, dan sesekali ikut serta membantu Mbak Yuyun mengocok
vaginanya sendiri. Mereka benar-benar sudah tak mempedulikan lagi siapa
atasan atau bawahan.
Giliran Anita memuaskan Mbak Yuyun, ia turun dari sofanya sambil
mendorong tubuh Mbak Yuyun agar terlentang dilantai. Dinginnya lantai
itu makin menambah sensasi pada keduanya. Anita menciumi tubuh Mbak
Yuyun dari mulai ujung kaki sampai ujung rambut. Mbak Yuyun sendiri
dengan tak sabar menarik bra Anita hingga keduanya pun akhirnya
telanjang bulat, tanpa sehelai benang pun. Sesekali mereka berciuman
dengan begitu nafsunya.
Anita bangun dan berputar, kemudian menciumi yuyun mulai dari kepala,
terus turun, hingga bagian kewanitaannya. Sampai akhirnya mereka
membentuk posisi 69, dengan Anita di bagian atas Mbak Yuyun. Paha mulus
Anita mengangkangi wajah Mbak Yuyun dan langsung menindihnya yang
langsung disambut lagi oleh Mbak Yuyun dengan lumatan dan gigitannya
pada semua bagian vagina Anita. Begitu pun Anita, ia menjilati, menciumi
dan menggigiti vagina Mbak Yuyun yang juga ditumbuhi bulu yang lebat
dengan penuh nafsu. Ia ingin membalas semua perlakuan Mbak Yuyun
terhadap dirinya, ia ingin memuaskan dan dipuaskan. Mereka terus
bergumul dalam posisi itu sampai kira-kira 10 menit lamanya hingga wajah
mereka dilumuri cairan dan bau khas dari vagina lawan mainnya.
Kemudian mereka berganti letak, Anita kali ini berada di bawah dan
mereka tetap melakukan posisi itu. Tak lama kemudian, Mbak Yuyun
berjongkok, dengan vaginanya masih menempel pada mulut dan wajah Anita,
ia mengambil posisi berjongkok sambil menekan-nekankan vagina dan
anusnya pada mulut dan hidung Anita. Kedua wanita dewasa itu begitu
menikmati permainan mereka. Sampai tak lama kemudian Mbak Yuyun
berkata..
"An aku ingin kencing nih! Aku ke toilet dulu ya?" ujarnya.
"Ah, tanggung Mbak, sudah cuek aja, kencingi aja mukaku, aku ingin
ngerasain air kencing Mbak langsung dari tempatnya!" pinta Anita penuh
nafsu.
"Oh ya, ok deh klo kmu enggak keberatan," jawab Mbak Yuyun.
Lalu.. Ssseerr keluarlah air kencing Mbak Yuyun dari vaginanya, tepat di
wajah Anita. Mereka makin menikmati hal ini. Anita menciumi kemaluan
Mbak Yuyun saat mengeluarkan air kencing, sambil sesekali jari dan
lidahnya yang nakal ditusukkan langsung ke dalam vagina Mbak Yuyun. Mbak
Yuyun pun merasakan sensasi yang nikmat saat Anita melakukan hal itu.
Setelah itu Mbak Yuyun bangun, dan langsung menindih Anita sambil
menciuminya, mencari sisa-sisa air kencing dan lendir kewanitaan
miliknya yang melumuri wajah Anita. Tiba-tiba mereka dikejutkan oleh
bunyi handphone milik Mbak Yuyun.
"Sebentar ya An, mungkin orang rumah kuatir," ujarnya.
"Halo, ya disini Yuyun.. Oh kamu, dimana nih? Mbak sudah nunggu kamu dari kemarin," ujar Mbak Yuyun pada peneleponnya.
Melihat Mbak Yuyun sedang serius begitu, Anita langsung mendorong tubuh
Mbak Yuyun agar menyandar sedikit menungging di sofa, sedangkan tubuhnya
tetap bertumpu pada lututnya dilantai. Kemudian ia mengangkangkan kaki
Mbak Yuyun lebar-lebar, dan langsung membenamkan wajahnya lagi,
menyerang vagina dan anus Mbak Yuyun dari arah belakang sementara Mbak
Yuyun terus berbicara dengan temannya ditelepon. Otomatis perbuatan
Anita ini membuat nada bicara Mbak Yuyun menjadi aneh karena kadang agak
tertahan dan mendesah-desah.
Tak lama kemudian Mbak Yuyun menutup handphonenya dan membalik ke arah
Anita sambil berkata, "Nakal ya kamu, tunggu sebentar ya, aku punya
surprise buat kamu!"
Dan hal ini membuat bingung Anita. Mereka kemudian langsung melanjutkan
permainan mereka. Kali ini mereka tetap melakukan posisi 69, tetapi
dengan tempo yang lebih santai dengan Anita kembali berada diatas tubuh
sintal Mbak Yuyun.
Anita benar-benar menikmati permainan ini sampai-sampai ia tidak
menyadari bahwa ada seorang pria masuk keruangannya sambil melucuti
pakaiannya dan kemudian menonton kedua wanita itu selama beberapa saat
sambil melakukan masturbasi. Anita yang memang membelakangi pintu
benar-benar tidak menyadari bahwa ia sedang ditonton oleh lelaki lain
selain kedua suaminya yang pernah melihatnya tanpa busana.
Sampai suatu ketika, ia dikejutkan oleh adanya tangan lain yang memegang
pinggulnya yang sedang menindihi wajah Mbak Yuyun, dan langsung merasa
ada sesuatu yang panas menempel di vaginanya. Belum habis rasa kagetnya
dan belum sepenuhnya ia menyadari bahwa diruangan itu ada orang asing,
ia merasakan ada sesuatu yang seret, besar, dan panas, melesak mendesak
masuk ke dalam lubang kewanitaannya.
Bllesshh..
Ia pun terkejut setengah mati karena tak menyangka hal itu, terutama
saat ia menengok ke belakang dan melihat ada seoarang lelaki muda tengah
memegangi pinggulnya dan mengayun menekan kejantanannya melesak masuk
ke dalam vagina milik Anita. Tetapi Mbak Yuyun langsung menenangkannya
bahwa pria itu adalah temannya yang tadi menelponnya, sambil posisi Mbak
Yuyun tetap berada dibawah Anita.
Segalanya sudah kepalang tanggung, Anita langsung melenguh dan makin
mengayun-ayunkan pinggulnya, menggeser naik pantatnya membentuk posisi
doggie style. Membiarkan dirinya dijadikan budak seks pria yang tak
dikenalnya itu. Mbak Yuyun bangun dan menciumi bibir Anita yang tengah
dilanda kenikmatan itu.
"Ghhii.. laa kamuu MBHaakk.. ouff.. oughh.." racau Anita terpatah-patah.
"Tapi kamu suka kan sayang? Hmm?" tanya Mbak Yuyun sambil mengecup bibir Anita.
"Hhoo.. Ooohh.. Sshh.." jawab Anita, "Konthh.. Thollnyahh ghedhhe
BHang.. Ngethh mmbakhh.. Mhass.. Kkuu aajjaa kallahh.. Aufhh," teriak
Anita sambil menahan nafasnya.
"Wow, cocok dong sayang?" sambung Mbak Yuyun, "Terus kerjain temanku ini
ya To! Turutin apa maunya!" sambungnya pada temannya itu.
"Siip dehh Mbakkhh.. Mhe.. Mekkhhnyahh khenyall bangethh!" balas Anto sambil terus mengayun Anita dari belakang.
"Wah, padahal sudah punya kelewatan bayi dua kali tuh, hebat kamu An!"
sambung Mbak Yuyun sambil mengambil posisi mengangkang di depan Anita
dengan vaginanya yang diarahkan ke mulut Anita, dan tanpa diperintah
lagi. Anita langsung meraup kenikmatan yang terpampang di depan matanya.
Blesshh..
Lumatlah wajah Anita di antara selangkangan Mbak Yuyun yang ditumbuhi
bulu-bulu halus itu. Anita langsung menciumi liang kewanitaan itu,
dilumatnya, dikecupnya, dihisapnya, digigitinya gumpalan daging yang
dilumuri lendir kenikmatan pemiliknya itu. Anita terus beraksi mengerjai
vagina Mbak Yuyun sambil terus terayun-ayun oleh tubuh kekar Anto yang
terus menggarapnya dari belakang. Sesekali ia meracau, sambil menggigiti
bibirnya sendiri. Dikeluar masukkannya lidahnya ke dalam vagina Mbak
yuyun, sehingga membuat Mbak Yuyun merem melek tak karuan hingga
terkadang bola matanya seakan hendak berputar ke belakang.
"Ayoh To, iyahh teruss shh.." racau Anita.
Anto pun tak kalah sibuknya, ia terus menggoyangkan pinggul dan
kontolnya yang besar itu, dihujamkannya keluar masuk vagina Anita yang
semakin lama smakin becek oleh lendir kewanitaannya sehingga menimbulkan
suara decak dan mengeluarkan harum yang khas setiap kali Anto
mengayunkan pinggulnya.
Crot, crot, crot.. Anto terus mengayunkan pinggulnya, mengeluar-masukan kontolnya yang tegang itu pada liang kenikmatan Anita.
"To, aku ingin ganti posisi nihh!" ujar Anita pada Anto.
"Ok deh Mbak" Jawab Anto.
"Wah, Anita sudah mulai nakal nih! Tapi cepetan ya, aku lagi tanggung nih!" Goda Mbak Yuyun.
Anita pun menghentikan aktivitasnya mengerjai vagina Mbak Yuyun, ia
berdiri dan mendorong tubuh Anto agar tidur telentang. Mbak Yuyun
langsung menciumi bibir Anita dan Anto secara bergantian. Tak lama,
Anita langsung menggenggam kontol Anto yang tak tegak menantang itu,
diciuminya, dijilatinya, dikulumnya kontol itu dengan penuh nafsu,
digigitinya pula urat-urat yang menegang di pinggiran kontol itu dengan
penuh rasa gemas, sampai-sampai Anto meringis kesakitan. Dinikmatinya
lendir kewanitaan yang melekat dikontol Anto yang berasal dari memeknya
sendiri itu. Anita begitu menikmatinya.
Yang dilakukan Anita ini dilihat oleh Mbak Yuyun, sehingga menimbulkan
gejolak nafsunya, mendesak untuk melakukannya lebih gila lagi. Mbak
Yuyun langsung mengambil posisi 69 dengan Anto, ia menindih tubuh kekar
Anto dengan brutalnya, di tekannya wajah Anto dengan memeknya yang juga
menginginkan untuk dikerjai Anto. Sementara itu bibirnya berbagi dengan
bibir Anita saling melumat dan menjilati kontol Anto yang dilumuri
lendir kewanitaan dari vagina Anita. Wajah Anto melesak diantara jepitan
selangkangan Mbak Yuyun. Dan pria itu benar benar menikmati permainan
ini. Diciuminya vagina Mbak Yuyun, dijilatinya pula lubang anus yang
letaknya tak jauh dari liang kenikmatan itu dengan sekali sapuan. Mbak
Yuyun mengerang tak jelas sambil sesekali menjambak rambut Anita untuk
menciumi bibirnya.
Giliran Anita, melihat temannya meracau tak tentu seperti itu, nafsunya
makin terbakar. Lendir kewanitaannya semakin membanjir. Ia pun mendorong
tubuh Mbak Yuyun yang sedang melakukan posisi 69 agar menjongkoki wajah
Anto, kemudian Anita berjongkok tepat diatas kontol Anto yang
mengacung-acung ingin segera mengerjai vagina kedua pasangan mainnya
itu. Lalu.. Blesshh.. Melesaklah kontol Anto ke dalam vagina Anita yang
menjongkokinya dengan penuh perasaan.
Kali ini Anitalah yang memegang kendali. Ia terus mengayun pinggulnya
sambil jongkok, mengeluar masukkan kontol Anto dari memeknya.
Ditekan-tekannya pinggulnya agar kontol Anto semakin melesak masuk ke
dalam rahimnya. Sesekali Anita berteriak sejadi-jadinya setiap kontol
besar dan panjang itu mentok di dalam memeknya. Begitu pun Anto, ia
begitu menikmati setiap relung lubang kenikmatan milik Anita. Karena
walaupun sudah punya anak dua, vagina itu masih terasa kencang. Terutama
saat sesekali Anita mengencangkan urat memeknya untuk menjepit-jepit
kontol Anto yang sedang bermain di dalamnya.
Vagina itu berdenyut-denyut dengan lembutnya sehingga saat kontol Anto
yang juga berdenyut-denyut berada di dalamnya, maka keduanya akan
merasakan sensasi yang luar biasa nikmatnya. Untunglah ruangan itu
dibuat kedap suara sehingga mereka tak perlu kuatir bila ada orang lain
yang mendengar teriakan mereka. Lagipula karena jam kantor sudah lewat,
tak ada orang lain selain mereka dan satpam yang berjaga di depan kantor
itu.
"Aaahh.. Aaahh.. Ssshh.. Aahh Thhoo.. Akkuu ghhaakk kkuattss.. Ghhaahh
oouuffhh.." teriak Anita sambil meremasi payudaranya sendiri.
Kemudian ia menarik wajah Mbak Yuyun yang sedang merem melek,
menjongkoki wajah Anto. Kedua wanita yang sedang di ayun kenikmatan itu
pun saling melumat, menjambak dan saling memegang lendir dari memeknya
masing-masing kemudian disuapkannya satu sama lain.
--
Anto pun semakin tak kuat menahan sesuatu yang ingin segera meledak dari
dalam kontolnya tetapi ia belum ingin mengakhiri permainan itu Anita
terus meracau tak jelas, menjepit kontol Anto dengan sekuat tenaga. Di
paksanya agar tak segera mencapai orgasme, sampai akhirnya ia tak kuat
lagi menahan sesuatu untuk segera meledak dari dalam liang
kewanitaannya. Anita pun berteriak..
"Thhoo.. Akhuu uudhhaahh mauhh nihh.. Ahh.. Ahh.. Ahh.. Terusshh
sayang.. Ggghhaahh.." teriak Anita gila-gilaan sambil menciumi leher
Mbak Yuyun dan menyedot kuat-kuat puting Mbak Yuyun. Melihat temannya
yang makin menggila, Mbak Yuyun segera mengambil inisiatif untuk
mambalas ciuman Anita pada wajah, bibir, leher dan payudara serta puting
Anita agar temannya itu segera memperoleh kepuasan tiada tara.
"Aaahh mhbbaakk.. Akkuu ghahhkk kkuuatthh.. Laghiihh.." racau Anita.
Melihat hal itu, Anto makin mempergencar goyangannya sambil mengimbangi
goyangan Anita. Diremasnya bokong Anita sambil ia terus menjilati vagina
Mbak Yuyun. Terus mengayun, berharap agar ia pun mendapatkan orgasmenya
bersama-sama dengan Anita.
"MbBHaakk.. Akkuu jjuuggaa maauhh keluarr nihh, ghimanahh dhonghh?" tanya Anto.
"Ooohh yahh terushh sayang.. Kita keluarkhhann barenghh.. Keluarr
khhaann sajjaa dii dallamm memekk kkuuhh.., chepatthh thhoo!!
Hhhaammillii ahkkuuhh ssayyangnghh.. Aaahh" racau Anita mempersetankan
semuanya sambil tiba-tiba mengejang, menggila dan tak lama kemudian..
Chhrrotss..
Keluarlah lendir kenikmatan dari vagina Anita yang semakin memperlicin
keluar masuknya kontol Anto di dalamnya, ia langsung menekan lebih
dalam, agar kontol anto makin mentok masuk ke dalam memeknya. Begitu pun
anto, merasakan sesuatu yang panas keluar dari dalam vagina Anita, ia
menikmati sensasi itu, sampai akhirnya..
Chhrroott..
Sampailah ia pada orgasmenya. Lima kali kontolnya mengeluarkan lahar
panas yang kental ke dalam vagina Anita, sampai-sampai cairan-cairan itu
membeludak keluar dari vagina Anita. Anto dan Anita pun terkulai lemas.
Dengan tetap berada pada posisi mereka masing-masing. Anita begitu
menikmati sensasi saat Anto mengeluarkan maninya di dalam memeknya.
Begitu panasnya. Ia pun merasakan denyut dari kontol anto dan memeknya
yang saling menekan. Dan tiba-tiba untuk kedua kalinya Anita merasa
memeknya kembali mengejang dan berdenyut keras lagi.
"Ggghhaahh.."teriak Anita
Crotthh..
Rupanya untuk kedua kalinya, keluarlah lendir kenikmatan dari dalam
vagina Anita. Ia mendapatkan multy orgasme, hal yang balum pernah ia
rasakan saat ia bercinta dengan kedua suaminya. Dan ia amat menikmati
hal ini sampai-sampai tubuhnya yang masih menyatu raga bagian bawahnya
itu, melenting, matanya terbelalak hingga bola matanya nyaris berputar.
Anto pun menikmati sensasi ini, ia menyadari rupanya Anita termasuk
wanita yang nafsunya besar sekali.
"Wahh An, aku jadi ngiri nih.." ujar Yuyun sambil bangun dari posisinya menjongkoki wajah Anto.
Kemudian ia bergegas menciumi kontol Anto dan vagina Anita yang masih
saling menyatu itu. Dijilatinya lendir yang menggenang itu, direguknya,
dikumur-kumurkannya, lalu ia bangun, menahan leher Anita yang masih
menikmati sisa-sisa orgasmenya, lalu Yuyun pun mencium Anita sambil
meludahkan lendir yang dikulumnya.
Glekkhh.. Lendir yang disuapkan oleh Yuyun itu langsung ditelan habis
oleh Anita, dengan sebagian yang masih meleleh mengalir keluar dari
bibirnya. Pemandangan itu membuat Anto kembali dilecut nafsu. Ia pun
bangun, kemudian menciumi bibir Anita, meminta bagian dari lendir
kenikmatan yang telah meraka ciptakan itu. Kemudian dengan berhati-hati
ia pun mencabut kontolnya yang sedari tadi masih dibiarkan menancap
dalam vagina Anita sambil diikuti erangan halus dari mulut Anita.
"Ahh Thoo.."
Rupanya kontol Anto masih tegak menantang ingin dipuaskan lebih jauh.
Anto pun berdiri sambil menarik tubuh Yuyun, Mereka pun berhadapan
kemudian Anto mengangkat tubuh Yuyun yang memang lebih kecil darinya.
Ditahannya kaki Yuyun dengan tangannya sampai mengangkang begitu
lebarnya. Kemudian.. Bless..
"ahh.. Hhheebbatthh kkammuhh sayanghh.."
Melesaklah kontol Anto ke dalam vagina Yuyun, diikuti erangan manis dari mulut yuyun.
"Terusshh Shhayaanghh.." Anto langsung mengayunkan tubuh Yuyun yang
mungil itu sampai wanita itu berteriak-teriak dan memukuli punggung
Anto. Begitu bahagianya wanita itu karena mendapatkan apa yang sedari
tadi ia dambakan. Decak-decak becek yang dihasilkan dari vagina Yuyun
dan kontol Anto yang terus saling merenggut itu kembali memenuhi seluruh
ruangan kerja Anita.
Sementara itu Anita masih menikmati sisa-sisa orgasmenya tadi, dan hanya
tidur mengangkang, tak henti-hentinya memainkan 4 jari tangan kanannya
keluar masuk memeknya, sambil menonton kedua temannya itu bercumbu.
Yuyun makin meracau tak jelas, begitu pun Anto. Ia terus menunjukkan
kejantanannya pada wanita itu. teriakan Yuyun pun tak kalah dengan
teriakan Anita tadi, ia juga mempersetankan segalanya.
"Terushh thoo.. Hhhaammiillii akkuuhh sayanghh.. Ohh yahh," teriak Yuyun
sambil terus mendekap tubuh anto yang tengah sibuk mengayun-ayunkan
tubuh mungilnya itu. Sesekali mereka saling memagut, melumat satu sama
lain bibir pasangannya.
Setelah melakukan posisi itu beberapa menit, Anto menggeser posisinya
dengan tak melepas tubuh Yuyun yang masih menyatu dengannya. Ia mengarah
ke meja kerja Anita. Disana ia menidurkan Yuyun diatas meja, kemudian
tanpa melepaskan kontolnya, ia mengatur kaki Yuyun dengan
menyilangkannya. Dengan posisi ini tentunya jepitan yang dihasilkan oleh
vagina Yuyun makin menjepit. Sehingga membuat Yuyun makin merasa
terbang keawang-awang, oleh ayunan Anto.
Crott, crott, croott.. Blesshh..
Ayunan demi ayunan di lakukan oleh Anto sambil meremas-remas payudara
Yuyun yang juga ikut terayun-ayun itu. Begitu pun Yuyun, sambil
terlentang diatas meja ia meremasi sendiri payudaranya, memilin-milin
putingnya sendiri. Sambil terus meracau tak tentu.
Setelah puas dengan posisi itu, Yuyun memutar tubuhnya menghadap
tengkurap diatas meja dengan kaki kiri menjejak di lantai dan kaki
kananya naik di atas meja. Gaya ini disukai Anto karena seperti gaya
doggie style, ia dapat mengerjai vagina Yuyun dengan kontolnya dan
menusuk-nusuk lubang anus Yuyun dengan jarinya. Dan hal ini makin
membuat Yuyun tak sadarkan diri dan menggila.
"Auffhh.. Auffhh.. Oohh.. Terusshh Thoo, puasskkaann dirimuhh.. Thoo!" teriak Yuyun.
"Ah, Mbak suka gaya ini?? ahh shh.." balas Anto.
"Ahh ssebbenntarr laggihh Thoo!" racau Yuyun yang kelihatannya tak lama lagi akan mendapatkan orgasmenya.
"Akuhh jugahh mBHakkhh.." timpal Anto.
Mendengar kedua temannya akan segera meledak, Anita bangkit dari
posisinya, kemudian mengarah ke arah pantat Anto. Lalu diciuminya lubang
anus Anto, dimainkannya lidahnya keluar masuk lubang pembuangan itu.
Kemudian ia berpindah ke sebelah Yuyun, dan mengambil posisi duduk
mengangkang diatas mejanya dengan wajah yuyun tepat menghadap di depan
vagina Anita, lalu dijambaknya rambut Yuyun agar mulutnya segera beraksi
menjilati memeknya.
Blesshh.. Melesaklah wajah Yuyun diantara selangkangan Anita. Dengan
berpegangan pada pinggiran meja, Anita menikmati kenakalan bibir Yuyun
yang sibuk menjilati memeknya.
"Aaahh.. Aaahh.. MBHakkhh.." teriak Anita.
"Kau sukkaahh iinniihh haahh??" tanya Yuyun pada Anita.
"Iyyaahh mBHakkhh.. Terusshh mbakhh.." Pinta Anita.
Melihat hal itu, Anto makin tak kuat menahan ledakan ronde keduanya, di
percepat goyangannya pada vagina Yuyun, sehingga Yuyun menyadari bahwa
Anto sudah akan mencapai puncaknya. Sambil menjilati vagina Anita, dan
berpegangan pada pinggiran meja, ia mempercepat goyangannya sambil
memperkuat jepitan memeknya.
"Aahh yahh terushh Thoo.. Keluarr khann di dalamm aja sayaangg..!" teriak Yuyun.
"Iyaah mbaak.. Sbentarr lagihh, ahh"
Crott, crott meledaklah air mani putih kental dari dalam kontol Anto. Menyembur panasnya. Muncrat terus sampai 4 kali banyaknya.
Merasakan sensasi luar biasa memenuhi relung-relung memeknya, Yuyun pun
tak kuasa menahan sesuatu yang bergejolak dalam dirinya, dan ia pun
menekankan selangkangannya pada kontol Anto yang langsung disambut
dengan kontol Anto yang juga menghujamkan dalam-dalam ke dalam vagina
Yuyun, sampai kemudian..
Bless crrott croott..
5 kali lendir kenikmatan menyembur dari dalam vagina Yuyun diikuti
teriakan liar Yuyun sambil menghujamkan dalam-dalam wajahnya di antara
selangkangan Anita.
Blesshh..
"Aaahh.. Ahh.. Ahh.. Ghhiila kauu Thoo!!" teriak Yuyun menggila tanpa melepaskan memeknya dari kontol Anto.
Begitu juga Anita, melihat Yuyun menggila seperti itu, ia langsung
memanfaatkannya dengan menekankan wajah Yuyun lebih melesak ke dalam
selangkangan Anita.
"Ooohh.. Ssshh" lirih Anita.
Setelah puas, Anto mencabut kontolnya dari dalam vagina Yuyun, dan
langsung menjambak rambut kedua wanita itu dengan kedua tangannya,
kemudian didekatkannya kedua wajah itu agar saling berciuman dan saling
menjilati wajah masing-masing yang dilumuri lendir kenikmatan. Kemudian
ditariknya wajah Anita dan Yuyun mendekatinya dan diciuminya keduanya
bergantian. Sambil menikmati sisa-sisa orgasmenya.
"Makasih ya sayang.. Kau benar-benar hebat!" ujar Anita pada Anto.
"Mbak juga!" balas anto sambil kemudian langsung melumat dalam-dalam bibir Anita.
Melihat temannya puas, Yuyun tersenyum lega lalu berkata pada Anita,
"Kamu kapan-kapan bisa call Anto kok kalau ingin! Pokoke aku sudah
ngenalin ha.. ha.. ha.."
"Waah, aku benar-benar puas Mbak.. Aku bakal rajin lembur nih! Or
ngelemburkan diri! Ha.." balas Anita sambil mengerlingkan matanya.
"Satu hal lagi sayang, mulai sekarang jangan panggil aku Mbak, panggil
aja namaku or sayang, ok?" pinta Yuyun sambil mengecup lembut bibir
Anita.
"Ok Sayang.. Anyhing for you!" jawab Anita sambil membalas bibir Yuyun dengan lumatan lembut.
"Mbak, aku pulang dulu ya, soalnya sudah janjian mau ketempat cewekku," sambung Anto.
"Wah, kamu masih kurang To?" goda Anita.
"Apa jangan-jangan Mbak Anita yang masih kurang nih? Aku masih kuat begitu kok, mau berapa ronde lagi sih?" tantang Anto.
"Wah.. Benernya aku masih ingin banget tapi, kayaknya sudah malem banget
deh, ntar Mas-ku curiga," ujar Anita sambil melirik ke arah jam
dinding.
"Ah, tapi persetan lah!" Rupanya Anita masih sedikit ingin dipuaskan
lagi. Ia langsung mengambil posisi nungging, sambil meminta Anto untuk
melakukan sex anal kepadanya.
"Mmmhh, kamu mau khan, sex anal To? Aku belum pernah nih! Suamiku nggak pernah mau" pinta Anita.
"Ya ampun, kamu belum puas ya An?" tanya Yuyun, yang baru saja hendak mengenakan lagi celana dalamnya.
"Iya nih Mbak.." Jawab Anita.
"Ok Sayang!" jawab Anto sambil memegangi kontolnya yang masih tegak
menantang, padahal baru saja mencapai orgasme. Dipeganginya pinggul
Anita sambil menekan-nekankan kontolnya pada lubang anus Anita.
Kemudian.. Blleesshh..
Lubang itu memang terasa sangat seret, karena memang belum pernah dimasuki kontol.
"Naikkan sedikit pantatmu Mbak.." pinta Anto, "Aaahh.. Iiyyaahh begituhh.."
Anita mulai merem melek kembali, menikmati setiap rojokan dalam lubang anusnya itu.
"Nikkmmaathh Sayanghh.."
Melihat hal ini Yuyun kembali melepas celana dalamnya yang baru ia pakai
sampai lutut, kemudian mengangkan di hadapan wajah Anita, menyodorkan
memeknya yang masih tercium aroma lendir kenikmatannya. Anita langsung
menciumi dan menjilati vagina itu sehingga Yuyun langsung merem melek
lagi dibuatnya.
Permainan Anto di dalam anus Anto kira-kira 10 menit lamanya, dan Anita
amat menikmati permainan barunya ini. Sensasi yang dirasakannya jauh
dari yang dibayangkannya selama ini. Begitu nikmatnya. Bukan hanya
anusnya saja yang merasakan nikmat, tetapi otot-otot di dalam memeknya
kembali berdenyut-denyut nikmat.
Anto memainkan tempo yang lambat, karena kuatir pada Anita yang baru
kali ini melakukan hal ini. Ia tak ingin melukai dinding anus lawan
mainnya itu. Tetapi ia merasa begitru nikmat, karena dinding anus Anita
masih sangat seret sehingga begitu menjepit kontolnya.
"Terusshh Thoo.. Akkuuhh mauuhh keluarr niihh.." racau Anita.
Rupanya di ronde kedua ini ia tak kuat menahan lama permainannya karena
ia begitu menikmati sensasi yang dirasakannya dari hal baru ini. Tak
lama kemudian Anita mulai mempercepat goyangan pinggulnya dan semakin
liar bermain menjilati dan menggigiti vagina Mbak Yuyun. Sampai
akhirnya..
"Aaahh.." Anita berteriak, karena otot-otot dalam memeknya berkontraksi
mengejang dan melemas. Ia mendapatkan orgasme lagi. Melihat Anita makin
menggila, Anto agak mempercepat tempo goyangannya, agaknya ia menjadi
tak peduli lawan mainnya bisa kesakitan, tetapi yang keluar dari mulut
Anita justru kebalikannya.
"Terusshh Thhoo.. Puaskhann dirimuuhh.. Siksaa akuu Sayaanghh.." teriak
Anita, tak mempedulikan rasa nikmat diselangkangannya yang mulai berubah
menjadi sedikit rasa pedih pada anusnya. Hingga tak lama kemudian,
terasa olehnya Anto mulai sedikit mengejang dan..
Croott.. Croottss..
Dua kali lendir panas dari kontol Anto meledak di dalam raganya.
"Aaahh MBHaakk.." teriak Anto langsung terkulai lemas memeluk Anita dari belakang yang masih berada dalam posisi itu.
Anto menikmati orgasmenya sambil menciumi tengkuk, rambut dan punggung
Anita yang putih mulus dan wangi itu. Tangannya memeluk ke arah dada
Anita, sambil kemudian meremas-remas lembut, menikmati sensasi yang baru
saja di rasakannya. Anita pun terpejam menikmati hal ini. Yuyun
tersenyum puas melihat kedua temannya itu telah mencapai puncaknya.
Kemudian ia bangun dan langsung memeluk kedua temannya itu, ikut
merasakan kehangatan dan kenikmatan yang mereka ciptakan bertiga.
"Ya ampun, sekarang sudah jam 21:45!!" teriak Anita
"Wah aku bilang apa nih ke orang rumah?" ujarnya sambil beranjak
mencomoti celana dalam, bra dan stelan blazernya yang tergeletak tak
beraturan dilantai dan sofa.
Ketiganya segera sibuk mengenakan kembali pakaian mereka. Kemudian
mereka pulang bersama-sama setelah saling berjanji untuk mengulangi
kegilaan itu dalam waktu dekat.
Tamat
Home
Anita dan Mbak Yuyun
Cerita Eksibisionis
Penulis Lain
Cerita Eksibisionis Anita : Pengalaman Pertama Anita dan Mbak Yuyun
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar