Aku tidak tahu, apakah aku kelainan atau normal, karena kata orang dan
cerita2 didunia maya, kita akan bergairah dan tambah nafsu melihat istri
digenjot pria lain, namun tidak bagi ku, biasa saja, bahkan kontol ku
tertidur pulas. Aku bahkan sedikit jijik, untuk menyentuh tubuh istri
ku. Saat ku lihat abdul makin cepat menggenjot istri ku, badannya
dicondongkan ke depan. Sehingga dari belakang dapat ku lihat dua penis
besar sedang membuat kedua lobang LONTE ku, mengembang dan mengecil
mengikuti hujaman kontol mereka sampai Abdul menembak maninya didalam
anus istri ku. Stefi menyusul kemudian, menumpahkan maninya, abdul dan
Kumar, meski negara mereka sering terlibat hubungan yang panas, pakistan
dan India, mereka bersahabat baik. Kemudian mereka pamit pulang ke
negara masing menuju bandara, dan kami baru akan bertemu satu minggu
lagi.
“Thanks Bro to share You Wife Body” kata Kumar dan bersama Abud mereka
menumpangi satu taksi ke bandara. Stefi ? mungkin masih diatas, namun
aku sudah dengar jeritan istri ku keras sampai ke bawah, pasti digenjot
Stefi lagi, padahal sebentar lagi bini Soleh datang sedangkan soleh
sedang di cambuki bokongnya oleh Abud dengan menggunakan sapu lidi,
untuk menyapu halaman samping rumah ku. “ga kebayang satu batang lidih
sapu mengenai bokong berkali2, pasti perih minta ampun, bahkan kontol
Soleh dijepit, jepitan jemuran pakaian oleh abud yang hanya mengenakan
celana dalam warna Hitam, sedangkan Soleh telah bugil.
“aauuuuww !” jeritan istri ku, membuat aku makin gemes akan suaranya,
aku naik dan menampar mulutnya saat Diva menunggangi Stefi dan
menyuruhnya diam.
“diam lonte.... ganjen amat !” kata ku setelah menemparnya. Stefi
kemudin membalikkan tubuh istri ku membenamkan wajah istri Lonte ku ke
kasur dan menggenjot Bo’olnya bergantian cepat dengan memeknya. Aku
makin il Feel ketika, Stefi mengajak ku, aku sudah tidak bergairah sama
istri ku, perasaan benci dan amarah membunuh nafsu ku pada istri ku. Aku
mungkin sudah kelainan namun tetap pada orientasi seks pada lawan
jenis, Cuma selain dengan istri ku. Karena sedikitpun aku tidak
tertarik, hanya dengan di oral baru bisa bangun, pikir ku.
Ku coba mengarahkan kontol ku ke mulut istri ku yang ku tarik kepalanya,
ia mengoralnya dan memang harus dioral baru bangkit nafsu. Tidak
seperti dulu, ke khawatiran ku sedikit meghilang, aku kira aku sudah
mengalami sedikit kelainan seks, namun nafsu ku sama istri yang sudah
berkurang.
Kemudian aku turun karena bunyi bel rumah, begitu ku buka pintu menuju
pagar dan Aisyah memperkenalkan dirinya, aku kemudian berkata;
“masya Aulloh istri secantik ini masih selingkuh juga Soleh” kata ku,
ternyata ia cantik, wajahnya kaya ratu Yordania, Rania, tubuhnya
jenjang, dan bodynya kaya Mia Khalifa, alisnya tebal khas Arab. Aku
persilahkan masuk dan langsung menunjukkan video di laptop dan print sms
suaminya dan Diva, tanpa menghiraukan protesnya.
“liat aja Umi, kata ku” namuan dibalasnya jangan panggil umi, karena ia
masih muda berusia 28 tahun, setahun dibawah ku. Ku tinggalkan ia kira
30 menit, Aisyah sempat menanyakan suaminya, namun ku katakan jangan
kawathir, suaminya sedang di hajar dengan batang sapu lidi, hanya perih
di kulit ga bakalan kritis apa lagi masuk IGD dan modar.
Aku kembali ke dekat Aisyah, nafasnya memburu, ia seperti bernafsu namun
sedikit kesal menonton videonya. Jilbabnya, sangat cocok dengan
tubuhnya, aku duduk didekatnya, ia menatap ku.
“kita harus membalas mereka” kata ku, Aisyah memandang ku dengan ajah
outih dan pipinya merah merona dan keringatnya membasahi sela2 wajah dan
jilbabnya.
“bukankah kau sudah puas menggebuk suami ku ?” tanya aisyah namun ku
katakan bahwa aku tidak pernah menggebuk suaminya dan belum puas serta
merasa kurang cukup melampiaskan kekeselan ku. Aisyah kemudian bertanya
apakah yang harus kami lakukan agar setimpal dengan perbuatan mereka.
Jujur kemalaun ku sudah berontak didalam sana, bahkan Diva sudah tidak
bisa membuat kemaluan ku bangkit seperti ini, tetapi Aisyah membuat
kemaluan ku tegang sempurna.
“kita harus melakukan seperti yang mereka lakukan” kata ku pada aisyah.
“apa ? aku kurang jelas mendengarnya ?”kata aisyah.
“Kau mendengar dan mengerti maksud ku Aisyah” kata ku, menatapnya, ia
pun menatap ku, makin lama dan entah siapa yang memulai seakan ada
tarikan gaya magnet, wajah kamu sudah saling berdekatan, saling
bertatapan sangat dekat, dengusan nafas kami terdengar dan menerpa wajah
masing2. Hidung kami mulai bersentuhan, terutama hidung mancungnya,
Aisyah sudah menutup matanya, ku kira ia telah pasrah sehingga ku lumat
pelan dan sangat lembut dibibirnya dan dibalasnya sambil menjilat
mengecap bibirnya seolah mengecap gelora birahi dari ciuman kami yang
terlepas pelan. Kemudian membuka matanya dan berkata;
“kau yakin kita harus melakukan ini ?” tanya Aisyah, ku jawab tentu saja
dan kembali menciumnya. Awalnya pelan namun berubah menjadi liar dan
makin cepat sampai mulut kami berbunyi setiap mengakhiri ciuman,
kemudian saling melepas baju, namun aku sangat ingin cepat, tidak tahan
lagi, rangsangannya sudah begitu hebat, ini pertama kalinya aku bersama
wanita lain dalam hidup ku selain istri ku.
Ku angkat dan singkapkan rok gamisnya; menurunkan celana dalamnya, dan
ku jilati memeknya. “ihh geli.... abah (Soleh) ga perna gitu !” kata
Aisyah dan membuat ku kaget karena sama istri ku, ia menjilat memek
istri ku pada permainan kedua mereka dalam rekaman ku. Dan ku ceritakan
pada Aisyah bahwa suaminya, Soleh melakukannya, jilmek, jilat meki, pada
istri ku.
“kalau begitu lakukan pula pada ku” kata Aisyah, ia menarik kepala ku
kembali menuju memekknya. Anehnya aku berubah menjadi Roy yang dulu sama
Aisyah, bukan sama istri ku, aku berubah menjadi lembut dan mengerti,
tidak kasar bahkan memperlakukannya dengan sabar saat ia menjemput
orgasmenya, aku menunggu tenaganya pulih sambil melepaskan bajunya.
Saat bajunya ku lolosi satu persatu menyisakan jilbabnya saja, bodynya
persis mia Khalifa, bokongnya bulat montok, toketnya juga bulat dan pas
dan proporsional dengan tubuh jenjangnya, tidak norak dan brutal seperti
Tobrut istri ku. Ku buka pakaian ku, dan Aisyah meraih kontol ku, dan
menariknya naik.
“kata bini mu di pidio gedean abah (soleh), ternyata gede’an punya mu
mas” kata Aisyah saat mulai mengocoknya dan menimbang2 ukurannya dan
mengocok pelan lagi sambil menatap ku, ku buka jilbabnya, melihat rambut
panjangnya yang diikat jadi satu dan ku tarik terlepas. Kemudian ia
menjilat kepala kontol ku dan memasukkan ked alam mulutnya, hanya
sebentar, aku sudah ingin merasakan memek wanita ke dua dalam hidup ku.
“sekarang sayang” kata ku, perhatikan bahwa aku menyebutnya dengan kata
sayang, yang tidak ku katakan pada istri ku lagi. Bahkan tidak senang
jika istri ku memanggil ku dengan kata sayang. Ia membuka kakinya dan ku
posisikan kontol ku segera di sela2 bibir kemaluannya yang lebat,
jembinya panjang dan kasar. Begitu, kepala ku masuk, aku kaget setengah
mati dan menarik kontol ku keluar, karena memeknya langsung mengempot
kontol ku. Daging memeknya hangat dan basah, empotan memeknya brutal
tetapi makin Hot bagi ku.
“memek mu terlalu enak sayang !” kata ku kembali.
“ayo dong mass ahhhh !” kata Aisyah dan ku masukkan lagi sambil meringis
panjang menahan penetrasi masuk makin dalam melewati dinding vaginanya,
dinding itu terasa basah hangat dan memilin keras kontol ku, dan sangat
rapat.
“oohhhhh enakkkk masss ! ehhhhh terusss” kata Aisyah menekan kontol ku masuk lebih dalam sampai kandas.
“ohhhhh gila enakkk nonok mu sayang !” kata ku.
“aduhhhh punya mas jugaaa enakkkk!” kata Aisyah dan mulai ku genjot pelan, namun berhenti karena kemalunnya bergetar pelan.
“dikit lagi sayang terusssss !” kata Aisyah, dan aku tersenyum ditengah
nafsu syahwat ku karena sadar atau tidak ia membalas panggilan ku dengan
kata sayang pula. Ku percepat sodokkan ku dan akhirnya ia Orgasme saat
Stefi telah berpakaian dan datang utk pamit pulang.
Home
Cerita Eksibisionis
Diva
Penulis Lain
Cerita Eksibisionis Diva : Istriku BDSM Lonteku 9 - Umi Aisyah
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar