Ku biarkan Diva pingsan di ruang tamu sebentar, aku meraih kopi ku
dimeja dan menikmati sebatang rokok, aku tidak peduli meski belum
orgasme karena bagi ku saat itu, bukan mengejar kenikmatan saja tetapi
mengerjai istri ku, melampiaskan rasa sakit hati ku. Kemudian
membangunkannya kembali dan ku genjot bergantian memek dan bo’olnya.
Kali ini ku minta ia diatas ku, dengan sisa tenaganya, karena toge
brutalnya, seakan menambah beban tubuhnya, ku gigit sedikit keras puting
Diva membuat ia menjerit. Ku kira putingnya sedikit lecet akibat
gigitan ku.
“ayo naik turunkan bokong mu” kata ku, sambil menampar bokongnya, meski
ia sudah sangat kelelahan, bukan saja untuk menahan tubuhnya namun untuk
sekadar menjaga tubuhnya, sehingga ku tahan tubuhnya dan terus ia
menunggangi ku, masih dengan matanya yang tertutup.
“maafkan aku sayang !” kata istri ku.
“sudah diam dan jangan panggil aku sayang kalau tidak ingin ku sumpal
lagi mulut mu” kata ku, Diva akhirnya terdiam dan menaik turunkan
tubuhnya dan ia menjerit setiap menunggangi ku pada bo’olnya, namun ia
kembali orgasme sehingga ku balikkan tubuhnya dan menggenjotnya dengan
kasar dan keras pada bo’ol dan memeknya, keluar masuk dan bergantian
dengan cepat.
“aku ingin kau menjilat mani ku, jangan ada yang keluar kalau tidak
ingin ku tampar” kata ku saat menggenggenjotnya dan mencekik lehernya,
menahan tubuhnya saat ku genjot. Aku bangkit melepas ikatan pada matanya
dan Diva membuka mulutnya menampung mani ku dari batang gede ku yang
kini memenuhi mulutnya.
“telan habisssss !” kata ku sambil menahan kepalanya, ditelan sampai
habis. aku kemudian duduk dan berkata padanya bahwa mulai sekarang
jangan panggil aku sayang dan suami, cukup panggil mas. Aku berjalan ke
kulkas mengambil minum. Namun saat ku rasakan akan kencing. Aku bukan ke
kamar mandi tetapi menuju diva yang masih terisak diatas sofa.
“buka mulut mu, dan minum kencing ku, jangan sampai tumpah” kata ku,
Diva kaget dan menatap ku marah, namun ku tampar lagi wajahnya. Ku tarik
wajahnya dan ku minta ia membuka mulutnya, burung ku masuk ke dalam
mulut Diva saat ia membuka mulutnya, ku paksa ia menutup mulutnya
rapat2 dan kencing ku meluncur masuk, saat ku tahan mulut dan wajahnya.
Wajahnya coba menghindar kiri kanan saat kencing ku masuk, namun ku
tampar pipinya dan menahannya, akhirnya ia pasrah menelan kecing ku.
“sebelum pria lain menganal mu, aku harus lebih dulu, sebelum kau minum
kencing pria lain, kau harus minum kencing ku, kalau kau ingin makan
e’e, ku atau pria lain terserah kalau kau memang babi betina” kata ku
menanti kecing ku yang masih di telannya. Saat habis, ku tendang ia dan
terjatuh ke lantai, diva berjalan sambil nangis dengan menopang pada
dinding menuju kamar mandi didalam kamar dan ku dengar suara muntahan
dari dalam kamar mandi.
Aku kembali menghisap rokok kali ini menegak Jack Daniel sampai sedikit
teler dan menggenjotnya satu setengah jam kemudian. Kali ini istri ku
benar2 pingsan dan tidak sadarkan diri meski coba ku bangunkan kembali,
ia tetap tidak sadar, ku genjot sampai aku klimaks dengan membuka
mulutnya dan mani ku masuk ke dalam mulutnya saat ia tidak sadar.
Aku tinggal seminggu di rumah, ia memang gaptek sehingga tidak
mengetahui bahwa HP-nya bisa diinstal program penyadapan sehingga
Aktivitas telpon dan SMS Diva bisa diketahui dan tersambung ke HP ku.
Selama seminggu itu pula ku kerjai Diva bergantian, ku perlakukan
sebagai budak seks ku.
Aku mudah marah kali ini, saat ia terlambat sedikit saja melayani ku,
maka sudah jelas ku kasari. Bahkan beberapa kali saat ingin, kencing, ku
tarik ia ke kamar mandi, dan mengencing wajahnya. Kalau setengah tegang
kontol ku, maka ku masukkan dalam memeknya dan mengencingi memeknya,
lonte ini malah orgasme dengan kencing ku. Begitu juga saat ku kencingi
Bo’olnya, bokong bergerak2 geli menahan hangat kencing ku dan kakinya
bergetar dan ia orgasme.
Sehari sebelum berangkat kerja, ku masukkan muka, wajah Diva ke dalam
Pispot Toilet duduk kemudian ku kencingi wajah dan rambutnya. Ku paksa
Diva menjilat, menyepong kontol ku sampai tegang, dan ku entot bo’olnya
sambil membenamkan wajahnya pada pispot toilet duduk dimana air
bercampur kencing tergenang disana, terdengar suaranya sesak nafas
karena kemasukan air toilet bercampur kencing ku. Sampai Aku Orgasme dan
Diva pingsan di kamar mandi, ku biarkan ia terbaring dilantai kamar
mandi, sampai setengah jam kemuduan, ku siram ia dengan air, kemudian
terbangun dari pingsannnya. Kemudian Diva menjadi terbiasa atau mungkin
sudah pasrah kini ia membuka mulut dan meminum kecing ku, namun aku
tambah kalab dan menendangnya.
Aku kemudian mengancamnya, kalau masih bertemu dengan Soleh lagi akan ku
bunuh dia. Sekaligus berkata, bahwa aku telah menyewa orang (detektif
Swasta) untuk mengawasi pergerakkannya (hanya menggertaknya). Aku juga
memintanya membawa anak ku dan tinggal dengan 2 orang pembantu di rumah,
sekalian ia mungkin malu utk beselingkuh dirumah. Aku sempat
memarahinya, bahkan menamparnya berkali-kali saat mengingat omongannya
saat tengah digagahi soleh, bahwa ia sengaja menitipkan anak kami ke
orang tua ku, agar dia memiliki waktu untuk selingkuh.
Aku kemudian ke Bandara, menuju Heliopter perusahaan yang sudah menunggu
kami untuk diantar ke RIG ditengah laut selama dua minggu kemudian.
==== BERSAMBUNG======
Home
Cerita Eksibisionis
Diva
Penulis Lain
Cerita Eksibisionis Diva : Istriku BDSM Lonteku 4 - Pissing
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar