"Aryo.... Ayo berangkat. Lama banget sih."
"Iya ma ini udah selesai"
"Wow cantik sekali mama bisa digodain ntar"
"Ah kamu bisa aja ini kan pilihan kamu"
Saat menuruni tangga aku melihat mama lagi memakai baju tadi.
Cantiknya... Aku berpikir dua kali apakah mama akan tetap memakai ini
atau tidak. Aku takutnya mama digodain sama temanku lagi. Tapi, mamaku
sendiri yang menyuruhku memilih. Biarlah biar fantasiku terpenuhi lagi.
Akhirnya mamaku dinikmati oleh kenalanku sendiri. Apalagi wali kelasku
juga laki-laki. Soalnya dengan memakai baju mini ini tubuh mulus mama
hampir terekspos semua. Dari syal yang hanya menutupi hingga rok
mininya.
"Ayo sayang ke garasi panggil pak supir"
"Iya ma ayo"
Aku dan mama bergegas menuju garasi. Kami ingin memanggil pak supir. Pak
supir kami juga kulihat memperhatikan mamaku dengan mesum. Tapi karena
diburu oleh mama dia langsung menuju ke mobilnya.
"Pak ayo cepetan masuk mobil dong jangan liatin saya mulu. Saya ada tiap
hari kok pak" kata mama entah maksudnya apa tapi dia merayu supirku
"Iya nyonya" kata supirku membuka garasi dan mobil ceper mempersilahkan aku masuk
Di tengah perjalanan, mama terlihat cantik sibuk melihat hpnya.
Terkadang ia melihat pemandangan di luar. Tatapannya dingin sekali
seperti sedang santai walaupun diburu waktu. Aku iseng mengganggu
keasyikannya. Aku ambil hpnya dan kusembunyikan saat ia tak melihat.
Ketika mama tahu hpnya hilang, mama langsung tahu bahwa aku yang
menyembunyikan. Mama mengusik aku dan mencari2 sambil mencoba meraih
tangan yang kusembunyikan. Tubuh mama tertekan ke dadaku. Nikmatnya
rencanaku berhasil. Tapi itu hanya sekedar iseng. Aku mengembalikan
hpnya tak lama kemudian. Karena perjalanan sudah dekat.
Ketika sampai di sekolah, aku dan mama turun. Supirku pulang ke rumah.
Memasuki gerbang sekolah, mamaku dilihat oleh semua orang. Wajarlah
orang mamaku pakaiannya terbuka sekali padahal sedang di sekolah anaknya
yang masih smp. Apalagi wajahnya cantik. Mata lelaki semua tertuju
kepadanya mencari celah tubuhnya yang terbuka. Bangga aku memamerkan
tubuh mamaku.
"Aryo liat tuh ngeliatin semua ih kamu mah milihinnya" kata mama protes
"Gapapa ma itu berarti mama cantik"
"Ih gombal kamu. Mana nih kelas kamu sayang?" Katanya
"Di atas mah"
Aku dan mama naik lewat tangga. Masih mamaku dilihat saat menaiki
tangga. Banyak guru-guru yang sedang mempelototi mama. Terutama yang
laki-laki sudah tersenyum mesum. Mamaku seolah menjadi primadona.
Sampai di kelas, kelasku penuh dengan siswa dan para orang tua murid.
Ada sekitar 20 siswa dan orang tuanya yang datang. Dengan wali kelas di
depan kelas. Pak Ahmad, wali kelasku bengong saja memperhatikan
kedatangan mamaku. Seperti sebuah hipnotis saja ibuku. Mamaku memberi
salam dan menyalam tangannya. Saat menyalam mata pak Ahmad melihat-lihat
yang di bawahnya bukan muka mamaku. Sambil menghirup aroma tubuh ibuku,
pak Ahmad selesai berjabat tangan langsung meraba penisnya di balik
meja. Rasakan tuh halusnya tangan mamaku pak. Aromanya juga pak. Bapak
pasti terangsang kan.
Mamaku duduk di tempat yang disesuaikan. Acara dimulai. Mata orang tua
murid yang laki-laki masih saja melihat mamaku. Apalagi anaknya. Setelah
menjelaskan, pak Ahmad memberi waktu untuk bertanya. Ibuku bertanya dan
mengangkat tangan. Seketika pak Ahmad dan yang lain memperhatikan.
"Pak, acara perpisahannya jadi gak" kata mamaku mengangkat tangan kelihatan lengan dan ketiaknya yang mulus
"Woah mulusnya" kudengar ada beberapa yang bilang seperti itu.
Pak Ahmad masih terdiam dalam lamunannya. Ibuku menegur kembali
"Pak kok bengong sih?" Kata mamaku bertanya. Jelas lagi ngeliatin mama lah mamaku gimana sih
"Anu ibu jadi kok" katanya terbata2
"anu anu emang anunya siapa pak?" Ibuku sepertinya mulai terangsang dan memancing.
"Anu saya tegang. Eh salah bu" kata pak Ahmad
"Oh kirain yang lain juga, punya bapak mah udah tua" kata mamaku. Dia sepertinya ingin diexe sekelas deh.
"Eh anu bu saya juga tegang" kata salah seorang orang tua murid.
Sepeti sebuah permainan, kami sudah masuk di permainan utama. Mamaku
sepertinya jadi pemicu. Lagian dia pake mancing segala udah habis diexe
ini.
"Apa sih udah ah lanjutin pak" kata mamaku malah bernada manja. Menambah keimutannya
"Jadi begitu bapak ibu sekalian dan anak murid saya. Sampai jumpa lagi." Kata pak Ahmad
Mama membisikiku,
"Yo, kita sini dulu mama mau legain pak Ahmad gak enak dia udah tegang."
Apa? Apa mama sudah gila? Kontol peyot milik pak Ahmad ingin dilegakan
juga.
Setelah perkataan wali kelas tadi, semua orang di kelas keluar. Mamaku
dan aku bersama pak Ahmad tinggal. Benar-benar mamaku sudah bulat ingin
melegakan pak Ahmad. Pak Ahmad bertanya,
"Bu, gak pulang?"
"Ini pak ngadem dulu panas habisnya diluar sshh.." Katanya mengibas
bajunya dan membuka syal. Sontak punyaku tegang. Toketnya kini
terpampang bebas. Ia menunjukan belahannya di depan si peot.
"Anu bu.. Ibu cantik banget sih. Aryo mama kamu cantik banget" kata pak Ahmad kepadaku
"Apanya yang cantik pak?" Kataku merayunya
"Dari dateng tadi tangannya aja udah halus bener. Sekarang belahannya bener2 kenyal keliatannya" katanya di depanku dan mamaku
"Nakal ya pak Ahmad. Sini saya kocokin deh biar lega" kata mamaku benar2 kali ini.
"Beneran bu punya saya ukuran ekstra loh"
"Emang semana sih pak penasaran saya" kata mama memasang muka centil.
"Ih ibu malah ngerayu saya lagi nih buat ibu" tuing... Lompat keluar
penis pak Ahmad. Ukurannya memang luar biasa. Perkiraanku sekitar 20 cm
diameter 6 cm. Woah luar biasa punya dia. Bisa robek memek mamaku.
Rasain tuh ma akibatnya godain lelaki.
Melihat itu mama terkejut dan takut. Penisnya menunjuk tubuh mama meminta dipuaskan.
"Gimana bu, ekstra besar kan" katanya terkekeh
"Ya ampun pak. Besar sekali... Ini siapa yang bikin berdiri gini?" Kata mama
"tubuh ibu lah boleh pegang gak saya belahannya?" Pak Ahmad ingin menyentuh payudara mamaku. Tapi mamaku menolak dan bilang,
"Tunggu pak, pelan-pelan. Rasain dulu kocokan saya" kata mama memegang tangan pak Ahmad
"Hmmh... Bu saya mau cium tangan ibu boleh?"
"Boleh pak, nih"
"Mulus banget bu tangan saya hampir kepleset. Harumnya. Pasti enak pas dikocok nih"
"Sini pak deketan saya kocokin"
Aku hanya duduk di pojok kelas melihat aksi mereka sambil onani. Sambil melihat jendela jika ada orang.
"Sini ya pak, dedek kecil tuh harus dimanja dibelai dulu" kata mama halus sambil membelai penis pak Ahmad
"Ah bu halusnya bu di penis saya. Ahh sshh.. Kayak memek perawan belum
mulut sama vaginanya. Bener paling top tangan ibu." Katanya badannya
menggelinjang dan keenakan.
"Ini belum saya kocok atau masukin mulut loh pak.. Nih mau rasain kocokan saya?" Kata mama langsung mengocoknya halus
"Uhh.... Bu saya masih pengen entotin vagina ibu gamau cepet keluar" kata pak Ahmad mengeluh.
"Bu mulutnya dong sekarang" kata pak ahmad
"Pasti halus banget deh mulut ibu" sambungnya
"Nih mulut saya ya pak" slep.... mama memasukkan penis pak Ahmad sebagian dan mengocoknya. Pak Ahmad jerit jerit
"Ibu ahsss... Mulutnya mungil banget lucu pengen tak makan. Ahh...
Urutannya kayak dipijet memek.. Enak bu astaga." Kata pak Ahmad
keenakan.
Pak Ahmad akhirnya merasakan juga mulut mamaku. Aku tahu benar mungilnya
dan hangatnya di dalam mulut mamah. Aku aja sempat langsung crot di
mulutnya. Tapi dia dewasa dan ekstra ukurannya jadi tidak keluar.
Mungkin ia sampai di tahap jepit2 kali. Hihihi.... Gak sampe memeknya.
"Ahh ibu stop bu enak banget aku mau ngentotin vagina ibu" kata pak Ahmad
"Kalo kuat ya pak hihihi saya masih pengen nyepongin si dedek nih"
Mama terus menyepong kontolnya. Sepertinya mama gak mau ngasih memeknya
makanya ingin cepat pak Ahmad keluar. Iyalah aku aja belum pernah.
"Kalo memek punya suami saya pak. Gaada yang boleh." Kata mama senyum manis.
Pak Ahmad langsung menatap ke langit tak kuasa melihat manisnya senyuman mama.
Saat dia puas menyepong, kontol pak Ahmad belum juga keluar. Akhirnya
mama memakai payudaranya. Yang baru sampai saat ini tahap aku ejakulasi.
Pasti pak Ahmad berhenti disini.
"Nih ya pak, buat ukuran ekstra bapak saya kasih layanan spesial buat bapak" kata mamaku membuka tali bhnya dan
Tuing.. Payudara sempurnanya menunjukkan diri. Payudara harum, kencang,
kenyal, putih, mulus, halus idaman para pria menantang di depan pak
Ahmad. Inilah payudara paling sempurna yang pernah kulihat. Sampai
terlihat urat2nya saking mulusnya. Aku semakin cepat mengocok penisku.
Pak Ahmad kulihat bengong. Mungkin ini wanita terseksi yang pernah ia
lihat. Ia langsung memegang dan meremas payudara mamaku
"Ahhh slurppp slurpp enak banget toket ibu. Kayaknya lalat kepleset disini nih" kata pak Ahmad memuji kehalusannya
"Iyalah pak aku tuh harus tampil cantik" kata mama menggoda
Pak Ahmad langsung mengangkat tubuh mama ke atas meja murid dan
menjilat-jilat puting pinknya. Sambil memeluk dan menciumi wajahnya yang
cantik natural.
"sini pak dedeknya di terapi pijit daging halus ya pak" kata mama mendekati toketnya dan mengenai kontol pak Ahmad ke toketnya
"Aahhh ibu gak tahan aku bu aduh ibu" kata pak Ahmad menjerit jerit enak
"Hehe pak biar sehat ini dedeknya" katanya senyum
"Udah bu senyumnya ahh manis banget kaya gula bentar lagi aku keluar bu." Kata pak Ahmad yang kulihat sedang keenakan.
Tahan lama juga dia. Tapi bentar lagi keluar. Kita lihat saja dimana dia akan keluar.
"Bu sekarang jepit yah bantu adek saya" kata pak ahmad meremas toket mama
"Iya pak sini dedek kita jepit-jepit dulu ya. Biar sehat dek" kata mama menggemaskan sekali.
Mama membimbing kontol pak Ahmad dan membuka lebar toketnya dan
Slepp..... Toketnya menjepit kontol pak wali kelas.
"Ahhh bu enak bu sambil disepong juga dong bu" katanya
"Slurp....slurp..." Sepongan pertama mama berikan sambil menjepit
kontolnya. Baru sekali pak Ahmad tak kuasa menahan ejakulasinya.
"Bu... Saya mau keluar bu ahh yesss lepasin dari toket ibu." Kata pak ahmad mendesah
"Gamau... Uu... Bapak dedek masih mau dijepit nih" kata mama. Mama
menahan kontol pak Ahmad di toketnya tetap memijat. Sekali lagi dengan
ekspresi mengeluhnya yang manis. Aduh ekspresinya menggemaskan sekali
aku ingin menyelesaikan birahiku juga. Mama menggemaskan sekali. Mama
mendongak ke atas menampung semprotan pak Ahmad seolah tak mau kelewatan
satupun. Ah... Mama aku tak tahan lagi. Aku dan pak Ahmad berteriak
dan...
Crotttt.....crotttt.... Crotttt.... Aku keluar dan menyemprot ke lantai.
Sementara pak Ahmad menyemprot ke mamaku. Enak sekali dia. Mamaku tak
kuasa membendung semprotannya yang tak berhenti-henti. Padahal
semprotanku sudah berhenti. Luar biasa birahi pak Ahmad ini. Kulihat
akhirnya selesai juga. Leher mama penuh dengan peju. Muka cantiknya
belepotan di matanya juga terkena semprotan. Sementara di toketnya
paling banyak kulihat. Penuh dengan cairan putih. Entah berapa kali pak
Ahmad menyemprot. Ada mungkin 10 kali semprotannya. Mama terlihat cantik
terhiasi peju. Dadanya mengkilat akibat pejuh yang ditampung. Mama
mengelap mulutnya dan berbicara,
"Aduh pak Ahmad ini ampun ya semprotannya. Ampe ke leher sama dada saya.
Pernah punya fantasi ga pak sperma bapak saya telan?" Kata mama protes
lalu menggodanya
Glek! Semua spermanya ditelan mama. Kecuali yang di payudara. Gila binalnya mamaku ini.
"Aryo ambilin tisu dong, kamu juga crot ya tadi" kata mamaku
"Hehe gamau mah rasain tuh pejuh pak Ahmad. Nakal sih lagian" kataku meledek
"Bandel ya kamu... Udah ambil ntar sampe rumah mama kasih nusuk vagina
mama" kata mama. Yess... Dia akhirnya memberikan izin. Aku tak sabar.
Langsung kuambil tisunya
"Itupun kalo kuat ya yo" katanya berkedip. Cantiknya mamaku
"Mulus bener ya bu kalo diliat lagi tubuh ibu" kata pak Ahmad
"Hehe iyalah pak saya rawat terus. Udah puas ya dek mainnya" mamaku menghampiri penis pak Ahmad dan menciumnya
Senangnya muka pak Ahmad saat itu.
Aku meninggalkan sekolah dan menuju rumah. Sudah tak sabar crot di vagina mama.
Next Crot di Vagina mama dan di-exe ortu murid sekelas
Home
Cerita Eksibisionis
Nidya
Penulis Lain
Cerita Eksibisionis Tante Nidya Yang Mulus : Indahnya Tubuhku 6
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar