Nafsu Birahi Citra part 15 | Kehamilan Pertama
"Hhoooeeek... Huoooeeekkk... Cuh... "
"Deeek... Deeek... Ayo buka pintunya Dek... " Seru Marwan sambil terus
menggedor-gedor pintu kamar mandinya, "Deek... Kamu nggak apa-apa
Dek..??"
"Huoooeekk... Huuuooooweeeeekkk...."
Berulangkali, perut Citra berkontraksi hebat, memuntahkan semua isi perutnya kedalam lubang toiletnya.
"Aku nggak kenapa-napa Mas..." Ucap wanita cantik itu sambil berulang
kali mengucek-ucek mata bulatnya. Seolah tak percaya pada hasil yang
tertera pada alat yang berada di tangannya.
Matanya menatap tajam alat berbentuk kotak panjang mirip thermometer digital dengan jendela info di tengah gagangnya.
"Dua garis... Itu artinya.... Positif... " Ucapnya dalam hati, "Itu
artinya... AKU HAMIL..." batin Citra lagi sambil mencoba
mengingat-ingat, benih siapa yang telah berhasil membuahinya.
Semua perasaannya bercampur menjadi satu, antara senang, bingung, takut
sekaligus bangga. Senang karena pada akhirnya Citra mengetahui jika ia
ternyata bukanlah wanita mandul. Bingung karena ia sama sekali tak
mengetahui benih siapa yang berhasil membuahinya.
Memang semenjak pertengkaran hebat dengan Marwan beberapa bulan kemarin,
Citra sering kali melakukan perselingkuhan dengan banyak lelaki.
Perselingkuhan yang mengandung unsur seks, persetubuhan, dan kenikmatan
birahi. Perselingkuhan yang semua dilakukan atas dasar saling
membutuhkan, saling suka, dan saling nafsu.
Pak Usep, Seto, Pak Darjo, Prawoto, Pak Yusup, Pak Panjul, Pak Kades,
dan ketiga orang ajudannya. Projo, Kirun dan Diki. Semua lelaki itu
dengan bebas dapat menyetubuhi Citra semau mereka. Dan yang terparah,
kesemua lelaki itu melakukan hubungan suami istri dengan tanpa pengaman
sama sekali.
Bahkan setiap kali lelaki-lelaki itu ejakulasi, mereka membuang
benih-benih kejantanan mereka di dalam rahim istri Marwan. Tanpa
kecuali.
"Aku bisa hamil....?" Ucap Citra pada dirinya sendiri, "Aku tak percaya jika aku bisa hamil..."
"Deeekk...? Ayo dong buka pintu kamar mandinyaaa...."Pinta Marwan lagi sambil terus-terusan menggedor pintu kamar mandinya.
CKLEK
Tak lama Citra pun keluar dari pintu kamar mandi dengan wajah yang basah akan air mata.
"Mas Marwan..."
"Loh... Dek... Kamu kenapa...? Kok nangjs..?" Tanya Marwan sambil
memeluk tubuh telanjang Citra. "Badanmu hangat dek... Kamu sakit ya...?"
"Mas..."
"Kita kedokter yuk Dek... Kita harus periksain badan kamu..."
" Mas Marwan.... "
"Aku... Aku hamil...."
***
TOK TOK TOK... DUK DUK DUK... KLANG KLANG KLANG....
Suara bising pembangunan, tak henti-hentinya terdengar begitu nyaring
hingga masuk kedalam ruangan periksa. Maklum, pembangunan dengan budget
alakadarnya, membuat proses pengerjaan klinik tersebut harus
diselesaikan secepat mungkin.
DUK DUK DUK... TOK TOK TOK...
"Hmmmm.... Mari Bu....Silakan... duduk di kursi periksa... Permisi ya
bu..." Kata dokter, sambil menempelkan stetoskop ke dada Citra yang
sudah tak tertutup dress model kemejanya. " Coba tarik nafass Bu...
Yaakk... Hembuskan...." Tambah dokter kandungan yang kerja di klinik
bersalin didekat rumah.
Beno Suhendi, dokter 40 tahunan yang bekerja di klinik kandungan dekat
rumah kontrakan Citra. Dokter dengan wajah tampan dan senyum menawan itu
sengaja Citra pilih diantara dokter kandungan lain karena selain dia
sudah cukup pengalaman, juga dapat terbilang cukup telaten dan memberi
banyak informasi. Walau harganya cukup mahal diantara dokter-dokter
lain, entah mengapa, begitu Citra melihat penampakan dokter tersebut,
hatinya langsung cocok dan tak ingin mencari-cari alternatif dokter
lain.
"Hiii... Dingiiiinn Dok.... Hihihi...." Desah Citra sambil menggigil
ketika besi bulat itu berulang kali menempel dan berpindah-pindah pada
payudaranya.
"Demamnya cuman gara-gara Ibu terlalu kecapekan Pak... " jelas Dokter Beno menarik kesimpulan.
"Gitu ya Dok....? Lalu kandungan istri saya gimana Dok...?" Tanya Marwan
"Nah... Untuk itu... Saya harus periksa istri bapak lebih jauh lagi...."
"Periksanya gimana Dok...?" Tanya Citra mencari tahu.
"Ya periksa USG Bu.."
"USG...?"
"Iya Bu... USG... " Jelas Dokter Beno sambil tersenyum, "Sepertinya...
Ibu baru pertama kali datang ke dokter kandungan ya Bu....?" Tanya
dokter Beno sambil memamerkan deretan gigi putihnya.
"Hmmm.... Emang kenapa Dok..? Kelihatan ya...?"
Dokter Beno hanya tersenyum
"USG itu khan yang memeknya disodok-sodok pake tongkat itu khan Dok...?" Tanya Citra lagi.
"Iya Bu..."
"Sakit nggak Dok...?"
Lagi-lagi dokter Beno hanya tersenyum
"Maafin istri saya ya Dok... Dia dari kampung,... " Sela Marwan, "Jadi
Dokter harap maklum ya kalo dia agak Bawel... Nanya-nanya melulu..."
"Ahh...Nggak apa-apa.... Justru saya suka sekali jika pasien saya agresif... Hehehe.... "
"Weew... Agresif.... Awas loh Dok kalo kegigit... Hihihi..." Canda
Citra, "Iya Dok... Ini pertama kalinya.. Seumur-umur, saya belum pernah
dateng ke dokter buat periksa kandungan..."
"Iya.. Tidak apa-apa. Semua hal pasti ada awal permulaannya...."
Ruangan kerja dokter Beno berbentuk kotak, dan terbagi menjadi dua
bagian. Sebelah kiri, berisikan meja konsultasi, kursi, tv 32 inch,
lemari obat dan rak peralatan kedokteran. Sedangkan sebelah kanan
berisikan kursi dan meja periksa, rak, serta mesin USG. Kedua sisi,
dibatasi oleh sebuah tirai yang dapat digeser buka tutup untuk menjaga
privasi pasien jika mereka malu.
"Tapi sebelumnya, saya harus minta izin terlebih dahulu nih Pak..." kata
dokter Beno sambil berulang kali menatap Citra dengan pandangan aneh.
Tatapan seorang pria yang seperti tak pernah melihat wanita cantik
sebelumnya.
"Ijin....? Ijin gimana Dok...?"
"Yaaa.... Ijin supaya saya diberi kepercayaan untuk memeriksa kandungan istri bapak..."
"oooowww... Ituuu... Iya... Tidak apa-apa Dok... Saya ijinin kok....."
"Baik, terima kasih pak... Sekarang ibu silakan naik ke meja periksa....
" Pinta dokter tampan itu, "Tapi sebelumnya, tolong lepas kancing
dressnya ya Bu..." Tambahnya lagi, "Eh iya... Sekalian juga ama celana
dalamnya ya.... Dilepas dahulu..." Tambah dokter Beno sambil menelan
ludah.
"Haaa...? Dilepas Dok....?" Tanya Marwan
"Betul Pak... Dilepas.... Hanya dengan cara seperti itu saya bisa memperiksa kandungan istri bapak..."
Lagi-lagi, dokter itu melirik kearah Citra, menatap tajam kearah vagina wanita cantik itu.
"Hmmm....Gimana Mas... Boleh nggak....?" Tanya Citra.
"Hhhmmm... Mau gimana lagi dek... Yauda deh... Silakan aja deh Dok..."
Jawab Marwan dengan wajah kurang setuju akan permintaan dokter ganteng
itu. "Dengan melepas celana dalam, berarti dokter itu bisa melihat memek
istriku donk..." gerutunya dalam hati.
"Baik ibu... Silakan lepas celananya.... Lalu berbaring di meja
periksa... " Pinta dokter Beno sekali lagi, sambil tersenyum penuh
kemenangan.
"Lepas celananya Disini Dok...?" Tanya Citra berusaha melucu guna menutupi rasa malunya.
"Enggak Dek... Diluar sana... " Celetuk Marwan "Di trotoar pinggir jalan sana..."
"Yeee. Mas... Malu ah... " Canda Citra yang berusaha memecah kekakuan
yang ada pada hati suaminya sambil melepas sisa kancing yang ada di
depan dress kecilnya.
"Wwooowww... Seksi sekali tubuhmu Citraaaaa...." Ujar Dokter Beno dalam
hati dengan mata yang tak pernah lepas menatap lekuk tubuh istri
Marwan itu. Terlebih ketika Citra mulai melepas, sisa kancing dress
kecil mini itu satu persatu, Dokter Beno seolah menjadi patung karena
belahan payudara besarnya mulai terlihat
"Teteknya... Besar sekali..." Sambung Dokter Beno sembari terus melirik
kearah belahan payudara putih besar Citra yang terperangkap dalam kain
bra sempit miliknya. Dengan kulit berwarna putih mulus, bra merahnya
terlihat begitu kontras. Semakin menonjolkan kebesaran gundukan payudara
yang ada ditangkupan cupnya.
Hal serupa, juga dirasa oleh Marwan. Walau lelaki itu sering sekali
melihat Citra membuka baju hingga telanjang bulat, entah kenapa ia
merasakan sebuah perasaan aneh ketika melihat Citra membuka pakaiannya
dihadapan orang lain.
Melihat wajah ayunya, leher jenjangnya, payudara besarnya, perut
buncitnya hingga, kaki licinnya yang tanpa rambut sehelaipun, membuat
Marwan mulai terangsang. Walau isttinya belum telanjang bulat, Darah
birahinya mulai bergejolak.
"Emang mas rela ngeliat aku buka celana dipinggir jalan...?" Goda Citra
manja sambil menyelipkan kedua jempol tangannya di tepi celana dalam
biru tipisnya. Siap-siap untuk menurunkan celana dalamnya.
"Ntar kalo ada yang pengen ngisengin aku gimana Mas...?"
"Yaudah dek... Ladenin ajah.... Biar dia seneng... Hehehe... " kata Marwan tertawa sambil terus menatap gerak-gerik istrinya
"Hehehe... Seneng ya hubungan kalian... Becanda'an mulu... Seperti jaman
masih pacaran aja..." Celetuk dokter Beno, "Eh iya... Dibelakang tirai
ini ada toilet Bu... Kalo mau melepas celana disana juga boleh... Saran
dokter Beno
"Hmmm.. Aku buka celana disini aja ya mas... Tanya Citra kepada suaminya " Toh ntar juga diliat-liat ama dokter hihihi... "
"Yo terserah kamu dek... Wong itu memek-memek kamu ini..."
"Hihihi.... Iya Dok saya lepas celana disini aja..."
Begitupun dengan dokter Beno. Walau sudah sering melihat banyak wanita
telanjang bulat, namun entah mengapa ia tak dapat menahan nafsu
birahinya ketika melihat kecantikan dan kemolekan Citra. Terlebih ketika
wanita cantik itu mulai mulai membungkukan badan sambil satu persatu
menaikkan kaki jenjangnya melewati lubang celana dalamnya, mampu membuat
celana dalamnya mendadak sempit.
"Citra Agustina... Kamu wanita yang benar-benar sempurna..." Kata dokter Beno dalam hati.
"Naaah... Dok... Celananya udah saya lepas... " Kata Citra, "Bisa saya letakkan dimana ya Dok...?"
"Citra Agustina... Cantik banget kamu Bu... Tubuhmu molek dan sangat
menggiurkan.... " Batin dokter Beno sambil berulang kali melihat kearah
tubuh stri Marwan itu dari ujung kaki hingga ujung rambut.
"Kakinya Panjang... Putih dan mulus... Pahanya juga ramping... Pantatnya
semok... Pinggangnya mungil... Dan teteknya... ASTAGA.... Besar
sekali..."
"Eh Dok...? Kok malah ngeliatin aja... Ini celana dalam saya mau ditaruh mana..?"
"Di... Ditaruh pinggir aja disitu Bu... " Tunjuk Dokter Beno yang tak henti-hentinya mencuri pandang ke arah vagina Citra.
"Dook.... Ayo... Yuk...."
"Ayo... ?"
"Katanya mau periksa memek saya..." Tambah Citra santai meletakkan pantat bulatnya diatas meja periksa.
"Eh iya... Maaf Bu... Saya lupa... Hehehe...." Jawab Dokter Beno
"Yaudah... Ayo buruan Dok... Silakan periksa...."
"Ba... baik bu... " Kata dokter Beno gugup, "Sekarang ibu berbaring disitu dulu..."
Karena Citra baru pertama kali datang ke dokter kandungan, ia merasa
bingung dengan ranjang periksa di klinik itu. Ranjang tersebut tak
sepanjang ranjang periksa seperti yang ada di rumah sakit pada umumnya.
Panjangnya hanya sebatas pantat dan dikanan kirinya terdapat bantalan
cekung yang diletakkan lebih tinggi dari pada permukaan ranjang.
"Rebahannya gimana Dok...? Kok kaki saya menjuntai gini...?" Bingung Citra.
"Sebentar ibu... " Kata dokter Beno yang langsung mendorong pundak Citra
mundur. "Ibu rebahan dulu seperti ini... Lalu kaki ibu diletakkan
disini... " Tambah dokter Beno yang tanpa meminta ijin Citra lalu
menaikkan betis istri Marwan itu tinggi-tinggi dan meletakkannya pada
bantalan cekung yang ada disamping kanan kiri ranjang periksa.
"Busyeeeettt.... Ini kuliiiiittt... mulus baaangeeettt....nggak ada
rambutnya sedikitpun... " Kata Dokter Beno ketika tangannya menyentuh
betis Citra, "Beruntung bener si kampret ini punya istri sesempurna
Citra..." sungut dokter Beno pada Marwan.
"Oooohh.... begini toooh gunanya ini ranjang...." celetuk Citra.
"Hehehe... Nyaman khan bu...?" Tanya dokter Beno yang kemudian mengusap
perlahan kaki Citra sambil tadi tak henti-hentinya menatap kearah vagina
gundul istri Marwan itu.
"Astaga itu memek... Bisa bening mulus begitu siiihhh... Kaya memek anak
kecil....?" batin dokter Beno sambil berkali-kali menelan ludah.
"Pasti rapet banget tuh kayaknya..."
"Kontolku pasti bakal berasa nikmat sekali kalo sudah menusuk memek legit itu..."
"Dok...? Dokter....?" Kata Citra sambil melambai-lambaikan tangannya
kearah wajah Dokter mesum itu. "Jadi periksa memek saya nggak...?"
"Hmmm....Sebentar ya ibu... Saya mau mempersiapkan peralatannya dulu.
Kata dokter Beno sambil pergi kekamar kecil disamping ruang periksa.
Seperginya Dokter Beno kesamping ruangan, Marwan segera saja menyerbu istrinya yang masih saja mengangkang ppasrah.
"Wuuuiiihh deeeekk.... Posisimu kok vulgar gitu yak...? Hehehehe...."
Celetuk Marwan yang kemudian berpindah ke bagian vagina Citra dan
mengamati liang senggama istrinya sambil bercanda, "Memekmu jadi
keliatan jelas merekah gini dek..."
"Yah abis mau gimana lagi mas... Wong posisi ranjangnya juga aneh gini.... hihihi..."
"Wah... Enak banget ya jadi dokter kandungan... Bisa melihat memek banyak wanita...."
"Ah... Kalo ngeliatin memek wanita doang mah nggak seru mas..."
"Laaah.... Trus yang seru apa dong...?"
"Yang seru mah bisa nidurin banyak wanita... Ngentotin banyak memek....Hihihi...."
"Wooo... Lambemu dek... Nakal banget... "
"Uuuuhhh... Pak dokter Marwan... Ayo dooong pereksa memek akuuu...."
Goda Citra tiba-tiba berakting menjadi wanita murahan sambil
menggoyang-goyangkan pinggangnya kekiri dan kekanan.
"Eh.. Iya... baik ibu... Saya mau periksa dulu " Canda Marwan membalas
godaan istrinya, sambil buru-buru mengenakan stetoskop dan mulai
memeriksa tubuh istrinya. "Ayo Bu... Buka memeknya... Biar saya periksa
dulu.....Hehehe....." Canda Marwan yang lalu menempelkan stetoskop itu
ke depan vagina Citra.
"Uuuuhhh... Mass.... Kamu seksi banget deh kalo jadi dokter.... Memekku
jadi horny..." Kata Citra genit, "Eh mas... mumpung pak dokternya lagi
nggak ada... kita ngentot dulu yukkk...." Ajak Citra sambil bangkit dari
rebahannya dan meraih tubuh suaminya mendekat.
"Huuushh... Nakal banget kowe dek...Hehehe...."
"Ayo mas... secelup dua celup dulu...." Kata Citra yang lalu dengan sigap meraih sabuk Marwan dan mulai membukanya cepat.
"Heeeehh.... Udah-udah... Ntar malah ketahuan loh...."
"Uuuuhh.. maaasss.... ayo laaahhh...." Pinta Citra.
Melihat istrinya yang sudah begitu terangsang, mau tak mau membuat otak mesum Marwan bekerja juga.
"Gini aja yaaa..." Kata Marwan yang tiba-tiba menurunkan tubuhnya
sejajar dengan tinggi vagina Citra, lalu tanpa aba-aba, ia menusukkan
jari telunjuknya ke lubang vagina Citra
CLUP...
"Uuuuhhh... Masss... Kok pake jari siihh....? Sssshhh.... Pake kontol kamu aja maass.... "
"Hehehe... Gini aja dulu deek.... " Kata Marwan yang kemudian
menambahkan menusuk vagina Citra dengan jari tengahnya "Ntar kalo udah
selesai preksa... Baru deh mas gedel-gedel memek nakalmu ini pake
kontol....."
"Uuuhhh ayo mas... Sekarang aja... Ayo kontolin memekku Mas..." Pinta
Citra terus menarik suaminya supaya segera berdiri dari posisi
jongkoknya. "Ayo mas.. kontolin aku... Buruaann...."
"Hehehehe.. nggak ah... Gini aja... SLLUURRPPP...." Goda Marwan sambil
mulai menjilati vagina Citra. "Udah basah kamu ya dek... hehehe....
SLUUURRPPP...."
"Hihihi.... Ampun maaas.. ampunnn... geli..."
"Hehehe... Bodo ah.... Aku khan pengen ngehukum istri nakalku... Hehehe..."
"Ampun masss... Geli... Stop stop... Hihihihi...."
"Ehheeemmmm.... " Tiba-tiba, entah sejak kapan, Dokter Beno sudah berada di dalam ruangan periksa itu lagi.
"Eh Mas... Ada pak dokter tuh... " Kata Citra kaget
"Eh... Dokter... Maaf Dok... " kata Marwan yang tak kalah kagetnya.
"Hahaha... Nggak apa-apa kok pak... Silakan aja loh kalo mau diterusin
dulu..." Kata dokter Beno santai, "Saya bisa nunggu kok...."
"Hehehe.... Nggak kok Dok... Saya sudah selesai ini..."Hehehe" Kata
Marwan menahan malu sambil mengusap mulutnya yang belepotan cairan
vagina Citra.
"Maafin suami saya Dok... Memang dia orangnya mesum gitu... Hihihi..." kata Citra dengan wajah yang juga memerah malu.
"Hahaha.... Nggak apa-apa Bu.... " Kata dokter Beno, "Saya pikir sih
wajar-wajar aja, kalo Bapak berbuat seperti itu.... Wong Ibunya sendiri
juga cantik banget... Mana seksi juga.... Ya khan pak...?"
"Ah dokter bisa aja... " Ucap Marwan malu-malu sambil ngeloyor menjauh, dan melepas stetoskop yang ada dilehernya.
"Jadi Dok...?" tanya Citra ragu-ragu.
"Yaaa...?"
"Gimana ya....? Jadi nggak pereksa mem...."
"Ooohh... iya... Saya hampir lupa... Hahahaha.... " jawab dokter Beno
sambil menepuk jidatnya, dan buru-buru berjalan mendekat kearah Citra
yang sudah pasrah tiduran di meja periksa.
"Jadi.... Untuk pemeriksaan kandungan, pada awalnya diperlukan
pemeriksaan yang bener-bener akurat..." Jelasnya, "Oleh karenanya, nanti
vagina ibu akan saya masukkan sebuah alat yang bisa menganalisa
kandungan ibu..."
"Alat USG itu ya Dok....?" Tanya Citra sambil menunjuk tongkat USG yang ada di tangan Dokter Beno.
"Benar Bu... Nah.... Dengan alat ini... Saya bisa tahu kondisi kandungan
ibu Citra...." Jelas Dokter Beno sambil memperlihatkan benda yang ia
maksud.
"Hihihi.."
"Loh... Kok kamu malah ketawa dek...?" Celetuk Marwan yang masih memperhatikan penjelasan dokter Beno dari kursi konsultasinya.
"Alatnya lucu mas... Mirip kontol... Hihihi..."
"Hush... Dek Citraa...! Maafin istri saya ya Dok... Memang mulutnya rada-rada somplak gitu deh...."
"Hahaha.... Tidak apa-apa pak... Saya sudah terbiasa mendengar hal-hal
lucu seperti ini kok... " Kata Dokter Beno memaklumi, "Baiklah... Saya
mulai pereksa ya Bu...
"Iya Dok..."
"Silakan buka pahanya lebar-lebar Bu..." kata Dokter Beno yang lalu
mengeluarkan sebuah tube berisikan pelumas dan mulai melumuri tongkat
USG yang ada ditangannya
Perlahan, dokter Beno juga mulai mengusap perlahan bibir vagina Citra
dengan gerakan memutar. Tak lupa, dokter Beno juga memberikan pelumas
pada lubang vagina Citra, supaya memudahkan tongkat USGnya ketika
menusuk masuk.
"Tahan sedikit ya buu..."
"Eeehhmmmmmhhhh... " Jawab Citra sambil mengangguk pasrah.
Dengan jemari tangan kirinya, dokter Beno mulai menyibakkan bibir vagina
Citra lebar-lebar, lalu dengan tangan kanan dokter itu mulai menusukkan
tongkat USGnya pelan.
"Uhhhh... Dokk... " Desah Citra sambil menggigit bibir bawahnya.
Seketika, Citra mengalami perasaan aneh sekaligus lucu.
"Ooohh.... pelan-pelan Dok...." Desahnya lirih.
Dengan cekatan, jemari Dokter Beno terus menyibakkan bibir liang
kenikmatan Citra kekiri dan kekanan. Sehingga menyebabkan klitoris Citra
secara otomatis menonjol keluar.
"Astagaaaa.... Seger banget ini memek..." Batin dokter Beno sambil terus
mencoba mengupas bibir vagina Citra lebih lebar lagi, "Itilnya juga
udah menonjol keras.... Pasti Citra masih horny akibat ulah suaminya
tadi...."
"Eeehmmmm.... Dok...." Desah Citra.
"Ya.... ?"
"Pelan-pelan masukinnya Dok.... Eeehhmmm...."
"Benar.... Citra horny...." Kata dokter Beno yakin,"Memeknya juga udah makin basah...."
Melihat pasien yang ada dihadapannya sudah sangat terangsang, sering
kali dokter Beno berpura-pura tak sengaja untuk menyenggol biji klitoris
Citra. Akibatnya, tubuh Citra berulang kali terlihat menggigil pelan.
Kedua alis Citra juga terlihat berkerut, antara menahan malu sekaligus
nikmat.
SLEEEPP
"Naahh... alat USGnya udah masuk ibu..." Kata dokter Beno
Uhhhh... Udah ya Dok...? Rasanya kok aneh banget yaa..???
Hehehe... Kalo baru pemeriksaan yang pertama kali, memang rasanya
seperti itu Buu... Nanti kalo udah pemeriksaan selanjutnya, alatnya
sudah berbeda lagi.
"Pak Marwan...? Bapak mau melihat kesini atau disana saja pak...?"
Tanya dokter Beno basa-basi sambil bergerak kesamping tubuh Citra dan
mensetting mesin USG yang ada di dekatnya. Membuat hasil periksa USG itu
bisa langsung terpampang jelas di televisi yang ada di dekat meja
kerjanya.
"Hmmm.... Sepertinya disini aja deh Dok.... Biar jelas liat kandungan istriku ditivi..."
"Oke lah kalau begitu.... "Kata Dokter Beno sambil menutup tirai
periksanya dari ujung ruangan periksa hingga sebatas leher Citra saja.
Tirai periksa klinik itu sengaja didesain untuk hanya menutup bagian
tubuh dari leher hingga kaki saja. Sehingga walaupun bagian bawahnya
sudah tertutup rapat, tirai itu tak menutup bagian kepala. Selain supaya
privasi pasien dapat terjaga, juga supaya pasien dapat melihat kearah
televisi sekaligus pendamping yang ada di area meja konsultasi.
"Tunggu disitu dulu ya masss..." Kata Citra sambil tersenyum genit kepada suaminya.
"Bu Citra... Saya lanjutkan lagi ya...?" Ijin Dokter Beno yang kemudian
ia memutar-mutar tongkat USG dengan tangan kanannya dan mensetting mesin
USG dengan tangan kirinya.
"Ehhhmmm... Mas... " Panggil Citra.
"Yaa...?"
"Rasanya kok...? Eehhhmmm..." Desah Citra ketika ujung tongat USG itu mulai menyeruak semakin dalam ke liang vaginanya.
"Kenapa dek...?"
"Anu Mas... Itu... Batangnya dokter mas... Kok berasa dalem banget ya
nusuknya... .Hihihi... " Ucap Citra kegelian sambil menggoda suaminya
yang ada dibalik tirai, "Ooouuugghh....Ssshhh.... Doook...." Desah Citra
lagi saat merasakan goyangan tongkat USG pada liang senggamanya.
"Geli ya Dek....?"
"Ho'oh mass... Ssshh....." Desah Citra sambil berulang kali mengangkat
pantatnya sambil kedua tangannya mencengkram pinggiran kasur dengan
erat.
"Pelan-pelan Dok... Geli...."
"Rileks aja Bu... santai..." Saran dokter Beno sambil tersenyum mesum
melihat pasien yang ada didepannya menggeliat-geliat keenakan.
"Oohhh doook... Kok memek aku malah diremes-remes gitu sihh.... Geli dook..." Desah Citra genit.
"Geli apa enak Bu...? Hehehe..." Canda dokter Beno yang tanpa meminta
ijin Citra, mulai memijat-mijat lagi dinding vagina Citra guna membuat
otot vaginanya riileks. "AYo terusin desahannya Bu...Ibu cantik deh kalo
lagi begitu... Hehehe... "Goda dokter Beno semakin berani.
"Iihhh dokter.... Geh... niiitt...Dee...eeehhh....Eeeehmmm..."
"Gila banget memekmu Citra.... Masa dengan tongkat sekecil ini saja
memekmu sudah berkedut-kedut begitu...? Pasti rasanya legit abis...."
Puji dokter Beno dalam hati, "Pasti memek ini jarang dipakai oleh
suaminya..."
"Eehhmmmm.... Doookk... Pelan-pelan doookk....." Desah Citra lirih sambil menggigit bibir bawahnya.
TOK TOK TOK... DUK DUK DUK... KLANG KLANG KLANG....
Seolah mengerti dengan kebutuhan dokter dan pasien yang sedang sama-sama
terangsang, suara tukang- tukang bangunan itu pun semakin terdengar
kencang. Menenggelamkan desahan, erangan dan percakapan mesum yang
keluar dari mulut Citra dan Dokter Beno.
GREK GREK GREK... BUK BUK BUK...
"Aaaauuwwww.... Dokterr... " Teriak Citra kegelian sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Heeeh.... Dek...? Kenapa dek...?" Tanya Marwan dari kursi konsultasi.
"Hihihi... Nggak apa-apa mas...' Jelas Citra, "Cuman memek aku berasa geli banget karena disodok sodok tongkat Pak Dokter...
"Dok...? Nggak apa-apa tuh memek istri saya Dok...?" Tanya Marwan yang
hanya bisa melihat kepala istrinya yang tak tertutup tirai.
"Hahaha.... Memang prosedurnya seperti ini Pak..."
"Cie cieee... Khawatir nih yeeee..." Goda Citra, "Cemburuuu...."
"Huuu... Ngapain juga cemburu..... Enggak kok... " Kata Marwan gengsi.
"Yaudah kalo nggak... Ayo Dok... Sodok-sodok lagi memek aku lagi....
Hihihi ... " Celetuk Citra dengan nada menggoda, mencoba membuat
suaminya lebih cemburu lagi.
"Huuuuuusssshhhh... Dek... Mulutnya looohh..."
"Hahahaha.... Bapak ibu bisa saja becandanya... " Kata Dokter Beno
sambil tertawa lebar, "Nah Ibu... Bapak... Dapat dilihat di layar
monitor... Usia janin Ibu sudah jalan 8 minggu... Selamat ya Bu, Pak...
Ukurannya bagus.... Kepalanya, detak jantungnya, semua normal....
Sehat...." Kata dokter Beno sambil terus mengaduk aduk vagina Citra
dengan alat periksanya, bahkan terkadang, ia memutar-mutar alat itu
sehingga membuat Citra yang semula sudah terangsang, makin terangsang
lagi.
"Ohh... Dokter.... Pelan-pelan ngaduk memek saya Dok... Geli... Hihihi...." Canda Citra lagi-lagi dengan nada menggoda.
"Geli... Tapi enak ya Bu...?" Tanya Dokter Beno mesum.
"Hihihi... Hiya Dok... Geli-geli pengen disodok-sodok kontol besar
gitu...." Bisik Citra pelan sambil mengedipkan sebelah matanya.
Melihat wanita cantik yang ada didepannya terus terusan mendesah sambil
sesekali menggigit bibir, mau tak mau dokter Beno pun semakin
terangsang. Oleh karenanya, dengan sengaja dokter tampan itu mulai
kehilangan akal dan merespon kenakalan pasien yang ada didepannya.
"Busyeeeett... Nakal sekali pasien satu ini...." Batin Dokter Beno yang
merasakan penisnya mulai mengeras di dalam celana dalamnya. "Minta
digoda mulu...."
Entah mendapat pemikiran darimana, tiba-tiba dokter tampan itu ingin
mencoba peruntungannya untuk menggoda istri Marwan itu lebih jauh.
Sambil terus mengaduk vagina Citra dengan tongkat USGnya, Dokter Beno
semakin mempergencar senggolan-senggolan jemarinya pada klitoris Citra,
membuat wanita cantik itu semakin merinding keenakan.
"Ohhh Dok... " Desah Citra sambil merem melek, " Uhh.... Nyodoknya
jangan dalem-dalem.. Dok... Geli...." Ucap Citra genit sambil meladeni
gerakan mesum jemari dokter Beno.
"Tahan bentar bu... Saya berusaha mencari posisi janin ibu... Tiba-tiba
ia menghilang...." Kata dokter Beno mencari-cari alasan supaya ia bisa
berpura-pura tak sengaja untuk menggoser-goserkan batang penisnya ke
punggung telapak tangan Citra. Tak jarang, tangan kirinya juga sering
kali memijat liang kenikmatan istri Marwan itu, tentu dengan alasan
untuk merilekskan otot-otot vaginanya.
"Ohhh... Dok... pelan-pelan... " Desah Citra merem melek sambil
menikmati sentuhan tangan dokter Beno yang semakin lama terasa semakin
intens. Selain itu, Citra juga mulai menyadari gerakan-gerakan tubuh
bawah dokter Beno yang mesum pada tangannya.
"Wanita hamil, nafsu seksnya akan menjadi lebih besar daripada
sebelum-sebelumnya..." Yakin Citra dalam hati, "Nafsu birahi wanita
hamil, makin susah untuk bisa dibendung..."
Entah apa yang ada di otak Citra ketika sedang menjalani pemeriksaan
dari dokter Beno karena tiba-tiba, jemari tangannya mulai membalas
gerakan mesum dokter Beno, dengan mengelusi tonjolan yang ada di
selangkangan dokter Beno.
"Nyalimu besar juga ya Dok..." Bisik Citra lirih sambil mulai mengusap penis dokter itu dari luar celananya,
"Hehehe... Khan Ibu yang mulai..." Balas dokter Beno sambil tersenyum manis.
"Kira-kira... Nyalimu sebesar kontolmu nggak Dok...? Hihihi...." Tanya
Citra yang berulang kali, mengintip Marwan yang masih konsentrasi
menatap layar tivi dari balik tirai.
"Liat aja kalo ibu mau...." Jawab Dokter Beno singkat.
Merasa tertantang, Citra pun lalu menurunkan resleting celana dokter
Beno dan memasukkan tangannya kedalam, guna merogoh batang kejantanan
dokter Beno.
"ASTAGA .... Doook...?" Pekik Citra kaget, "Kamu nggak pake celana dalam ya...?"
TOK TOK TOK... DUK DUK DUK... KLANG KLANG KLANG....
Beruntung. Pekikan suara Citra tersamarkan dengan bisingnya suara pengerjaan pembangunan klinik itu.
GREK GREK GREK... BUK BUK BUK...
"Sssssttt...." Ucap dokter Beno sambil menutup mulut Citra dengan satu
tangan. "Gara-gara Ibu.... Saya tadi melepas celana dalam saya...."
"Besar banget.... dook..." Bisiknya lagi sambil terus mengamati suaminya yang duduk di tak jauh darinya.
"Ahh... Biasa aja ini Bu.... Khan belum ngaceng...." Sombong dokter Beno.
"Enggak Dok... Kontolmu ini besar... Benar-benar besar...." Kagum Citra
sambil membolak-balik batang penis yang sudah mulai menegang itu dengan
gemas, "Juga hitam banget.... Hihihi...."
"Emang kontol suami ibu nggak sebesar ini....?"
Citra menggeleng, "Setengahnya aja nggak sampe Dok...." kata istri Marwan itu sambil mulai mengocok-kocok penis dokter Beno itu.
"Sshh.... Citra Agustina.... Kau memang wanita nakal....hehehe.... " Ucap Dokter Beno lirih, "Terus bu..."
"Ahhhh... Sssshh..... Kamu juga nakal Dok... Hihihi...." Kata Citra yang
juga merasakan keenakan karena senggolan jemari Dokter Beno ke
klitorisnya.
"Dokter... Dokter.... Boleh saya photo layar tipinya...?" Tanya Marwan tiba-tiba dari balik tirai. "Buat kenang-kenangan Dok..."
"Ehh... Iii... Iya pak... Si... Silakan..." Jawab dokter Beno panik
sambil berusaha melepaskan penisnya dari genggaman tangan Citra. Rupanya
ia tak seberani Citra.
"Ssssttt... Tenang aja Dok... Suamiku cuek kok... " Kata Citra santai, "
Eehhmmm.... Ssshh... Terus Dok... goyang terus itilku..." Pinta Citra
sambi mempercepat kocokan tangannya. "Kontol begini... Pasti enak nih
Dok kalo buat nyodok-nyodok memek... "
"Sssshh... Buuu....."
"Terus Doookk... Goyang terus itilku.... " Kata Citra yang kemudian
dengan satu tangan, membuka bra tipisnya dan membebaskan kedua
payudaranya meloncat keluar dari kungkungan kain ketat itu. "Ayo
Dok....Remas tetekku.... Remes yang kenceng...."
"Huuuoooohhh.... Buuu... Empuk bener tetekmuuuu.... Beessaaarrr....."
"Ssshhh... Oooohhh.... Ayo Doookk.... Goyang itilku terus... Remes
tetekku juga..." Desah Citra yang terus-terusan mendesah, "Aku mau
keluaar Dok... Aku mau keluaar...." Erang Citra sambil semakin
mempercepat kocokan penis Dokter Beno.
GREK GREK GREK... BUK BUK BUK...
TOK TOK TOK... DUK DUK DUK... KLANG KLANG KLANG....
Entah ini kebetulan atau tidak, suara pembangunan klinik diluar pun
semakin gaduh seiring perbuatan mereka Citra dan Dokter Beno. Suara
bising itu membuat Marwan sama sekali tak dapat mendengar desahan dan
erangan nikmat istrinya yang sedang mengarungi birahi bersama lelaki
lain. Suami Citra itu malah asyik merekam dan mengabadikan photo-photo
janin istrinya di layar tipi.
"GIIILAAAA...." Batin Dokter Beno, "Ini benar-benar gila...."
"Oooohh... Buuuu.... Aku juga mau keluar Bu.... Sssh...."
"Sama Dook.... Ooohhh... Doook... aku keluaaar.... aku keluaaar dokterku sayaaaanggg...." Desah Citra nikmat.
Dan, dalam hitungan sepersekian detik, cairan nikmat Citra pun semburat
keluar dari vaginanya, diiringi oleh kedutan-kedutan hebat dan nikmat.
CRET CRET CRREEEECEEET...
Begitupun dengan dokter Beno, ia juga tak mampu menahan kedutan-kedutan
hebat pada penisnya dan beberapa detik kemudian, mengantarkan jutaan
benih subur menyembur kuat dari mulut kejantanannya.
CROOOT CROOOOT CROOOOCOOOTTT...
Semburan-semburan sperma hangat langsung membanjiri perut, payudara
hingga leher Citra. Bahkan tak sedikit sperma-sperma itu yang semburat
hingga hidung dan mulut Citra.
"Hhmmmm.... Pejuhmu asin Dok... Gurih.... Hihihi...." Ucap Citra sambil
menyeka sperma Dokter Beno yang mendarat di wajahnya dengan jarinya.
Lalu dengan tanpa jijik sedikitpun, istri Marwan itu menjilati jemarinya
hingga bersih. "Nyammm... Sluurp Sluurp Nyam...."
"Dok.... Kok Gambarnya berhenti ya...?" Tanya Marwan tiba-tiba.
"Ehhh... Iya pak... Ini...Ini mesinnya sedang error..." Alasan dokter
Beno. "Mak...Maklum Pak... Mesin USG ini sudah tua... Jadi harusnya
perlu segera diganti...." Kata dokter sambil memeperkan spermanya yang
berhamburan ke perut dan payudara Citra.
"Biar kulit tetekmu tetep kenceng Bu.... Hehehe..." Bisik dokter Beno
sambil mengancingkan daster Citra dengan tanpa membersihkan cipratan
spermanya.
"Ah... Dokter bisa aja..." kata Citra genit sambil mengurut habis sperma dokter Beno keluar dari penisnya.
Lalu dengan tanpa diduga-duga, Citra buru-buru turun dari meja periksa dan menjilat penis dokter Beno hingga bersih.
"Huuuoooohhh.... Enak sekali Buuuu....." Desah Dokter Beno yang tiba-tiba meremas keras kepala Citra "Huuuooosss.... Enaaak... "
"CUUUPPP... Muuaahhh...Hihihihi... Kobelanmu juga nikmat Dok..." Kata
Citra sambil mengecup kepala penis dokter kandungannya itu.
"Aaahh.... Makasih Bu... Makasih...." Kata Dokter Beno yang lalu
buru-buru memasukkan penisnya yang sudah melemas dan membenarkan
resleting celananya.
"Selamat ya Pak... Sebentar lagi bapak Ibu bakal punya momongan...."
Kata dokter Beno Suhendi sambil membuka tirai periksa dan berjalan
kearah Marwan, "Selamat..." Tambahnya sembari menyalami tangan Marwan.
"Iya Dok... Iya...Makasih... Makasihhh... " Jawab Marwan sambil menyambut jabatan tangan dokter Beno
"Hihihi....Seneng ya mas...?" Tanya Citra yang kemudian menyusul dokter Beno keluar dari ruang periksa.
"Hiya dek... Akhirnya aku bisa punya anak..."
"Hihihi... Siapa dulu dong suaminya.... Mas Marwan...." Puji Citra sambil memeluk suaminya
"Jadi Ibu... Bapak... Kalo boleh saya memberi saran.... Di trisemester awal, Ibu Bapak jangan terlalu sering bersetubuh ya.... "
"Lhaaaa... Kok malah jangan sering-sering Dok....? Emang nggak boleh ya?" Protes Citra.
"Hmmmm....Boleh sih, tapi jangan sering dan terlalu kasar mainnya..."
"Yaaah... Jadi nggak seru nih.... Ngentot kalo nggak kasar mah nggak nikmat..."
"Huussshhh Deek...."
"Hehehe...Bisa aja ibu Citra ini.... "Ucap Dokter Beno, "Kalo mau, Ibu
Bapak bersetubuhnya pake gaya tusuk dari belakang aja... "
"Doggy style Dok...?"
"Iya..." Jawab dokter Beno sambil tersenyum, "Atau.... Woman on top....
Atau kalo nggak bisa... Yaah... Bapak bisa tolong Bu Citra untuk
dimasturbasi'in...."
"Hmmm...Dikobelin kali maksudnya Dok..." Tanya Citra antusias.
"Iya itu maksudnya...."
"Wah... pasti enak tuh sayang..."
"Oh iya....Jangan lupa pake kondom, karena sperma bisa memicu kontraksi
loh... Ya kalo nggak bisa nahan... Mendingan bapak keluarin spermanya
diluar aja...."
"Oooohh gitu...." Jawab Marwan sambil manggut-manggut.
"Usahakan istrinya selalu puas ya pak... Karena hal itu banyak sekali
hubungannya dengan tingkat emosi si janin..." Jelas Dokter Beno lagi, "
Karena semakin banyak istri mendapat kepuasan dan orgasme, semakin
santai pula tingkat emosiny.... Dan ujung-ujungnya si janin akan turut
merasa bahagia yang luar biasa....."
"Hmmmm.... Kalo misalnya suami nggak bisa kasih kepuasan Dok...??" Tanya Marwan.
"Ya aku bakal cari kepuasan dari laki-laki lain Mas.... Begitu khan ya Dok...?"
"Naaah.... Saya nggak bisa jawab kalo begitu Bu... Hahahaha..."
***
"Gimana pelayanan dokter tadi dek...?"
"Wuuoohh... Pelayanannya memuaskan Mas... Enak..."
"Enak....?"
"Iya.... Sodokannya mantep...."
"Loh kok mantep...? Emang kamu tadi diapain aja didalem sana Dek...?"
"Cie cie cieeee.... Pengen tahu aja apa pengen tahu bangeet....?"
"Ahhh... Tauk ah...."
"Hihihi.... Ngambeeekk..."
"Huuuu...."
"Eh Mas....Bulan depan pas waktunya periksa kandungan... Kita periksa kesini lagi yaaa Maaasss...??"
"Hmmmm.... Iya deh Dek... Besok periksanya kesini lagi...."
" TIIITT... TIIITT... TIIITT... TIIITT..."
"Maaf Bu Citra.... Ini celana dalem Ibu ketinggalan.." SMS dokter Beno tiba-tiba masuk
"Eh iya ya... Nggak apa-apa deh Dok... sengaja aku tinggalin buat dokterku tersayang... Hihihi... "
"Hehehe.... Yaudah... Bulan depan periksa kesini lagi ya Bu Citra..."
"Pastinya Dok.... Yah siapa tahu bulan depan bukan disodok tongkat USG... Tapi tongkat panjang punya dokter..."
"Woow... Beneran Bu....?"
"Khan biar emosi aku santai Dok... Jadi perlu banyak sodokan... Biar banyak orgasme juga..."
"Hehehe... Siaap Bu... Kapan aja saya siap..."
"Siapa dek..?" Tanya Marwan penasaran karena melihat Citra senyum-senyum sendiri.
"Ini loh Mas... Si Ratna... " Jawab Citra bohong, "Dia mau ngajakin arisan mas..."
"Ooohhh.... Bagus lah...."
"Hehehe... Khan sekarang aku bisa dapet duit sendiri mas... Jadi nggak apa-apa khan aku sering-sering ikut arisan....?"
"Iyaa... Ikut ajaa...."
"Hehehe... Makasih ya Masku sayaangg, Muaaah...." Kata Citra manja sambil mengecup Marwan mesra.
"Eh Dek.. Itu dirambutmu apa ya...?" Tanya Marwan yang tiba-tiba melirik kearah rambut Citra
"Apa'an Mas...?"
"Ini loh.... " Tunjuk Marwan mengambil gumpalan lendir licin berwarna
bening dari rambut istrinya, lalu mendekatkannya pada hidungnya. "Baunya
anyir banget Dek....Ini apaan ya...?"
"Astaga... Itu khan... Sisa pejuh Dokter Beno..."
Bersambung,
By : Tolrat
Home
Cerita Eksibisionis
Citra
Penulis Lain
Cerita Eksibisionis Citra : Nafsu Birahi Citra part 15 | Kehamilan Pertama
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar