Nafsu Birahi Citra part 10 | Menikmati Siksaan
"PRAWOTO...???!" Kaget Citra histeris. Matanya melotot dan mulutnya
menganga, “Jadi tadi tuh kamu yang menyetubuhiku….?” Tambahnya lagi
seolah tak percaya jika lelaki yang sedari tadi menikmati tubuh moleknya
dengan kasar adalah si tukang sate, teman Seto.
Sambil berkacak pinggang, Prawoto hanya bisa tersenyum sambil
menganggukan kepala. Sama sekali tak merasa bersalah sedikitpun. “Enak
khan mbak dientotin kontol besarku...?” Tanya Prawoto santai.
Sekilas, Citra melirik ke arah batang penis Prawoto yang masih setengah tegang.
"Wow.. Kontolnya besar sekali...." Kagum Citra sambil terus menatap
batang yang ada di depan hidungnya. "Ga beda dengan kontol Seto..."
"Hehehehe.... Puas-puasin deh mbak liatin kontol yang baru saja
menyetubuhimu ini.. Hehehe..?" Kata tukang sate itu seolah membaca apa
yang ada diotak Citra.
Dengan sengaja, lelaki kurus itu lalu melakukan kegels dan mempermainkan
otot kelaminnya. Membuat batang penisnya yang baru saja memuntahkan
sperma ke mulut mungil Citra itu mengangguk-angguk lucu. Seolah
menggoda, berulang kali kepala penis tukang sate itu mengetuk-ketuk dagu
dan hidung Citra.
“Mau aku entotin lagi nggak mbak...? “ Tanya lelaki kurus itu lagi, yang
kali ini ia mulai menepuk-tepukkan batang penisnya yang masih belepotan
sperma itu ke mulut Citra.
PUK PUK PUK PUK
“Buka mulutmu mbak…” Kata Prawoto yang tanpa meminta lebih jauh segera
menjejalkan lagi batang penisnya dalam-dalam ke mulut Citra. Entah
karena masih mengantuk atau belum berpikir apa-apa, Citra hanya
membiarkan kepala penis Prawoto menyeruak masuk. Menerobos bibir dan
deretan gigi putihnya. Tak lama kemudian Prawoto segera menggerakkan
batang penis itu maju mundur, mirip seperti orang yang sedang
menggosokkan sikat gigi ke mulut Citra.
Tiba-tiba, Citra tersadar dengan apa yang ada di dalam mulutnya. "Kontol
Prawoto khan baru saja menyodomi anusku...?" Tanya Citra dalam hati
sambil memundurkan kepalanya menjauh dari batang penis Prawoto.
"Mmmmpppffff....." Ucap Citra berusaha menghindar.
"Eh eh eeehh... Jangan berhenti dulu mbak...Aku pengen ngerasain lagi
enaknya ngentotin tenggorokanmu..." Cegah Prawoto yang dengan sigap
segera memegang belakang kepala Citra. Membuat wanita cantik itu tak
mampu menggerakkan kepalanya dari sodokan penis besar Prawoto.
Seketika, sebuah rasa yang tak pernah Citra kenal seumur hidupnya
menjalar cepat di sekujur syaraf indera perasanya. Pahit, getir, asam,
asin, semua menyatu menjadi satu. Belum lagi ditambah dengan aroma
memabukkan yang berasal dari lubang pembuangan tubuhnya, membuat wanita
cantik itu merasa begitu dipermalukan oleh Prawoto.
"HOOEEEKK... " Erang Citra lagi, berusaha keras menolak sodokan penis Prawoto.
"Hehehehe... Gausah geli mbak... Khan ini lendir anusmu sendiri..." Kata
Prawoto yang terus menyodokkan penisnya dalam-dalam ke mulut Citra.
“HUOOOKK…”
"Enak khan rasanya…? Nikmatin aja mbak.. Nggak usah dilawan... Hehehehe..."
"Baru juga semalam ketemu, dia sudah berani menyetubuhi diriku..." Batin Citra kesal.
"Baru juga salaman saling sapa, dia sudah berani menyodomi anusku... "
"Baru juga kenal semalaman, dia sudah meminta mulut dan lidahku menjilati lendir anusku yang menempel pada batang penisnya...."
“Kok kamu diem aja mbak…? Tanya Prawoto,
"Kamu suka ya diperlakukan seperti ini…?”
"Pasti kamu mulai menikmati ya mbak..? Hehehehe..."
Pikiran Citra semakin kacau. Tak tahu harus berbuat apa. Yang bisa ia
lakukan saat itu hanyalah berdiam diri. Oleh karenanya Citra sengaja tak
menjawab pertanyaan Prawoto sedikitpun.
Berulang kali tak menjawab pertanyaannya, membuat Prawoto gemas. Dengan
cepat, lelaki kurus itu lalu menjulurkan tangannya kebawah, meraba
payudara besar Citra lalu meremasnya kencang-kencang.
“Haaaaawwww…. Haaakiiiittttt….” Jerit Citra lantang dengan mulut yang masih tersumpal penis Prawoto.
“Hehehehe…. Akhirnya kamu bisa bersuara juga mbak….Hehehe….”
“Emhaang akhu pahung, diem haja halok dihapa-hapain…?” jawab Citra kesal
“Hehehe… Bukan patung ya….? Abisan dari tadi aku tanya, mbak nggak jawab sama sekali…”
Walau kesal, entah kenapa wanita cantik itu sama sekali tak melarang
Prawoto ketika ia dan batang penisnya mengobrak-abrik mulut dan
tenggorokannya. Ia tetap duduk diam di tepi kasur sambil berpegangan
pada paha kurus tukang sate itu. Citra sama sekali tak menolak menerima
sodokan-sodokan kasar dari penis Prawoto yang semakin lama semakin masuk
dalam-dalam.
GAG GAG GAG
“Kamu suka seks kasar ya mbak…?” Tanya Prawoto lagi
Citra tak menjawab, ia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil terus
menerima perlakuan kasar Prawoto. Lagi-lagi Prawoto meremas payudara
besar Citra keras-keras.
"AArrrggghh... Haaakiiittt..." Jerit Citra lagi.
"Hehehehe.... Jawab mbak.... Jawab kalo kamu suka diperlakukan kasar..."
Kata Prawoto lagi sembari terus menyodokkan batang penisnya dalam-dalam
ke mulut Citra.
GAG GAG GAG
"Hehehe... Nggak usah malu mbak... Ngaku aja kalo suka...." Kata
Prawoto, "Ayo buka mulutmu lebih lebar mbak… Rasain kepala kontolku…”
GAG GAG GAG GAG
"Enak ya mbak mulutnya aku entotin..?" Tanya Prawoto yang tiba-tiba
mencabut penisnya lepas dari mulut Citra dan membiarkan wanita cantik
itu mangap-mangap lebar menantikan siksaannya lagi. "Enak khan mbak..?
Ayo ndongak mbak.... Buka mulutnya lebar-lebar...."
"Aaahhh...." Ucap Citra menurut sambil mendongak. Lalu ia membuka mulut.
"JUUUHHH...." Prawoto tiba-tiba meludahi mulut Citra. "Ayo jawab mbak... Kamu suka khan aku perlakukan seperti ini...?
Entah kenapa, Citra sama sekali tak tersinggung ketika menerima
perlakuan kurang ajar Prawoto. Alih-alih marah kerena mulutnya baru
diludahi Prawoto, ia malah menelan habis ludah tukang sate itu kemudian
membuka mulutnya lagi. "Aaaaaaa....."
"Hehehehe... Kamu suka ya mbak...?"
Dengan malu-malu, Citra lalu menganggukkan kepalanya pelan. Ini seperti
bukan dirinya. Karena tak mungkin Citra yang ia kenal mau diperlakukan
seperti wanita hina begini. Terlebih, diperlakukan semena-mena oleh
lelaki yang baru saja ia kenal.
"Naaahhh.... Begitu doonk mbaaak.... Hehehe...." Ucap Prawoto girang.
"JUUUHHH...." Lagi-lagi, lelaki kurus itu meludahi mulut Citra, "Telan
mbak..."
GLEK.
"Hehehe.... Pinteeeerrr.... Kamu memang wanita penurut..... JUUUHHH...."
Melihat pria yang ada didepannya senang, Citra pun seolah menikmati perlakuan kurang ajarnya.
"Sekarang isep kontolku lebih dalam lagi mbak....” Pinta Prawoto sambil
cepat-cepat melesakkan batang penisnya dan memaju-mundurkan pinggulnya.
”Sedot yang dalem mbak… Rasain air ludahku... Rasain bekas pejuhku...
Rasain bekas lendir anusmu...”
“Mppphhhfff…” Suara mulut Citra begitu tersumpal penis Prawoto lagi.
GAG GAG GAG GAG
Seolah terhipnotis dengan segala permintaan Prawoto, Citra membiarkan
harga dirinya terinjak-injak oleh lelaki kurus itu. "Citra Agustina....
Kau wanita murahan... Sangat gampangan...."Kata batinnya ketika menerima
semua perlakuan kasar tukang sate itu.
"Kalo aku boleh menebak... Kamu tuh wanita yang suka kontol-kontol besar
ya mbak...?" Celetuk Prawoto, " Kamu lebih suka disetubuhi kontol pria
lain yang ukurannya jauh lebih besar daripada kontol kecil suamimu....Ya
khan mbak...?"
"Hengak ahja....Hkata shiapha...? Nghaco hamu Hbang... "Citra
menggeleng, sama sekali tak menyetujui pernyataan Prawoto barusan.
"Hehehe kamu bohong mbak.... Aku tahu kamu suka...."
"Sialan.... Kok dia bisa tahu ya....?" Heran Citra dalam hati.
"Ayo ngaku aja mbak.. Kalo nggak aku siksa loh..." Kata Prawoto yang
tiba berhenti menyodok mulut Citra, dan melesakkan seluruh batang besar
miliknya ke tenggorokan Citra.
"HOOOOEEEKK...." Erang Citra kesakitan.
Seketika, Citra tak mampu bernafas. Mulut dan tenggorokannya tiba-tiba
penuh sesak dijejali oleh batang besar Prawoto. Saking penuhnya, hampir
separuh batang besar itu tertanam ke tenggorokannya. Sakit sekali. Citra
yang panik karena tak bisa bernafas buru-buru memukul-mukul tubuh
Prawoto, mencoba meronta untuk membebaskan mulut mungilnya dari tusukan
penis besarnya.
Namun, sepertinya percuma.
Semakin Citra meronta, semakin dalam pula batang penis Prawoto melesak
masuk kedalam. Membuat mulutnya semakin penuh, tenggorokannya semakin
sesak, dan rahangnya semakin pegal..
"Huuooohh... Enak banget tenggorokanmu mbaaakk... Ssshhhh..... " Erang
Prawoto yang menikmati sensasi tenggorokan Citra ketika tersiksa oleh
batang penisnya. "Rasanya seperti berkedut-keduuuutt..."
Citra yang tak mampu melakukan apapun, hanya meronta-ronta sebisanya,
mencoba membebaskan diri dari siksaan Prawoto."Hayo ngaku dulu ah...
Bilang dulu kalo kamu lebih suka disiksa oleh kontol lelaki lain
ketimbang kontol suamimu... Hehehe..."
Merasa tak ada jalan lain, Citra akhirnya mengakui pernyataan Prawoto.
Daripada ia pingsan kehabisan nafas dan mati lemas karena tersedak
batang penis besar milik si tukang sate, lebih baik ia mengakui semua
pernyataan itu.
Wanita cantik itu akhirnya menganggukkan kepala.
"Hehehehe.... Perempuan pintar..." Kata Prawoto yang kemudian
mengendorkan tusukan penisnya dan mencabut batang kebanggaanya keluar
dari mulut Citra. " Akhirnya ngaku... Hehehehe..."
"PUAAAAHHH.... " Desah Citra lega. Seperti mendapatkan hidup baru, Citra
buru-buru menghisap udara dalam-dalam.
"HAAAAH..HAAAH....HAAH...HAH...HAH.... UHUK UHUK UHUK…"
"Hehehe... Kalo panik... Wajahmu jadi keliatan lebih cantik deh..." Kata
Prawoto santai sambil mengusap rambut halus Citra dan kemudian mengecup
keningnya. "Aku jadi jatuh cinta ama kamu...."
"UHUK UHUK UHUK… Gila kamu Bang… Hah Hah Hah… Wong gendheng... Bisa mati keselek aku disodok kontolmu Bang... Hah Hah Hah..."
"Heehehe... Makanya ngaku aja mbaaak... Aku suka kok perempuan jujur...
Cuppp.." Kata Prawoto yang kemudian mengecupi bibir tipis Citra.
Merasa gemes dengan perlakuan Prawoto, Citra mendorong tubuh tukang sate
itu lalu menangkap batang penisnya. Dengan kecepatan tinggi, wanita
cantik itu mulai mengocoknya dengan cepat. Tak lupa, Citra juga menyedot
dalam-dalam sambil mengecupi lubang kencing Prawoto kuat-kuat.
“Sluuurrpp… Cupcupcluurpp… Sluurp…”
"Eh eh eeeeehhh... Mbak.... Kamu mau apa mbaak...?" Tanya Prawoto yang
kaget dengan perlakuan Citra. Ia tak mengira jika wanita yang sedari
tadi diam menerima semua hinaanya, bisa menjadi sebuas ini.
"HUOOOOHHHHH... ENAK BANGET MBAAAKKK..." Erang Prawoto keenakan,
"Ampuuun mbaaak... Bisa keluar lagi pejuhku kalo sedotanmu kaya gini..."
"Yaudhah....Hkeluahin aha hlagi... Sluurrpp.... Sluurrpp..."
Dan benar saja, melihat tubuh Prawoto mulai bergetar, Citra buru-buru
memuntir-muntir batang penis lelaki kurus itu dengan cepat, sambil terus
menstimulus kepala penisnya yang besar dengan tenggorokannya yang
lembut.
Merasa akan segera orgasme, Prawoto segera menangkap kepala Citra dan menyodok-sodokkan penisnya ke mulut Citra cepat-cepat.
GAG GAG GAG GAG...
"Gila kamu mbak... Enak bangeeettt... Ga heran kalo si Monyet Seto itu
menggenjotmu sampe pagi mbak... Essshhh... Shhhh... Mulutmu enak banget
mbak... Mirip memekmu... Mirip anusmuuu.... Enak bangeeeeettt.....”
Buru-buru Prawoto lalu mencabut penisnya dan mengambil alih kuasa atas
batang besarnya. Dengan kecepatan tinggi, lelaki kurus itu segera
mengocok batang beruratnya kuat-kuat sembari mengarahkan kewajah Citra.
“Shhh…Buka mulutmu mbak… Aku mau siram muka genitmu…. AAAARRRRGGGHHHH......"
“Aaaaaaaaaaa” Ucap Citra menurut sambil membuka mulutnya lebar-lebar.
CROT CROT CROT CROT CROT...
Lima semburan sperma hangat segera meluncur deras keluar dari mulut
penis tukang sate itu. Terbang bebas, dan mendarat ke permukaan wajah
cantik Citra. Sebagian masuk kedalam mulut dan mengenai rambutnya.
"HOOOAAAHHH MBAAAAKKK.... ENAAAAK BANGGGEEEEEETTT..." Erang Prawoto
lega, "... Baru kali ini ada wanita yang bisa bikin kontolku muncrat
hanya dengan mulutnya.... "
"Hihihi... Muncrat sih muncrat.... Tapi ya masa harus di mukaku
siiihhh.....?" Omel Citra kesal sambil menyeka sperma hangat dari
wajahnya, "Kena mata niiiihh... Periiihhh...."
"Hehehe... Habis kamu cantik banget sih mbaak.. Jadi pengen mejuhin mukamu terus.... Hehehehe..."
"Aaahh... Tetep aja kamu nyebelin...."
"Itung-itung buat bikin awet muda mbak... hehehe... Hisep lagi donk mbak.... Bersihin kontolku sampe kinclong ya..."
Mendengar permintaan mesum Prawoto, entah kenapa Citra langsung
melupakan rasa kesalnya dan segera mencaplok kepala penis lelaki kurus.
Wanita cantik itu kemudian menjilatinya dengan buas.
“Citra agustina… Kamu benar-benar murahan.... Tak pernah bisa menahan
diri kalo melihat kontol besar…” Kata hati Citra berteriak lantang, “Apa
yang bakal orang lain katakan jika melihat dirimu bisa ditidurin dengan
mudah... Dasar wanita pezina…. Pelacur… Mbalon... Cabo..
Sundel….Jalang... Pengumbar memek gratisan…"
"Mas Marwan pasti kecewa memiliki istri sepertimu... LONTE”
Tiba-tiba, sebuah senyuman tersungging di wajah ayunya. “Hihihihi…. Biar
aja orang tahu jika aku LONTE.... Yang penting aku tak merugikan orang
lain…. “ Balas Citra dalam hati, “Yang penting aku senang.... Yang
penting AKU PUAASSS...."
***
Tak terasa, jarum jam sudah menunjukkan jam 7 pagi dan matahari sudah
muncul dari balik gunung. Ditemani suara kicau burung dan segarnya udara
pagi, terlihat sepasang manusia yang sedang menikmati pagi diatas
balkon.
"Enak juga sarapan bikinanmu Bang.... " Kata Citra yang masih dalam
keadaan telanjang bulat, memakan semua menu sarapan buatan Prawoto
dengan lahap. Seolah tak lagi memiliki rasa malu, ia membiarkan tubuh
telanjangnya dinikmati oleh mata mesum Prawoto, " Huuuaaahhh..... Jadi
kenyang perutku Bang.... Makasih yaaaaa...." Tambah Citra lagi.
"Syukurlah kalo kamu suka mbak.... Tuh jus buahnya sekalian dihabisin..."
"Glek glek glek... Aaahhhh...Semua bikinanmu enak banget Bang..... Mirip
makanan hotel mahal...." kata Citra sambil mengusap-usap perut
rampingnya.
"Hehehe. Bisa aja kamu mbak...." Balas Prawoto sambil membereskan piring-piring kotor.
"Eh iya Bang..... Aku boleh pinjem baju...? Ama handuk...?" Tanya Citra.
"Mau mandi ya mbak...?"
"Enggak... Mau macul... Hihihi....Iyalah aku mau mandi...." Canda Citra,
"Badan aku lengket banget nih... Penuh pejuh-pejuh lelaki tak
bertanggung jawab....hihihi..."
"Yaaaahhh... Percuma mbak... Ga ada gunanya bersih-bersihin badan..."
"Looh...Kenapa....?"
"Yaaa Ntar juga bakal aku pejuhin lagi. Hehehehe....."
"Iiihhh... Enak aja... Nggak mau ahhh... Kamu mainnya kasar.... Badan
aku sakit semua...." Jawab Citra santai, seolah mereka tak lagi memiliki
rasa sungkan.
"Hahahaha....Kasar tapi suka khan...?"
"Idiiiiih... Nggak banget.... Masih enakan cara mainnya Seto...Weeee, "Canda Citra lagi sambil menjulurkan lidah
"Hahahaha.... Tapi khan kontolnya gedean aku... Weeee..." Balas Prawoto mengolok Citra.
"Kontol gede tapi kalo maennya kasar juga percuma Bang...."
"Habisan aku kasar juga gara-gara kamu mbak....."
"Ngawur aja.... Mana bisa kasar gara-gara aku....?"
"Iyalah... Gara kecantikan dan kegenitanmu... Aku jadi gemes.... Trus
ujung-ujungnya aku jadi pengen ngabisin semua kenikmatan tubuhmu..."
"Hihihi... Preeeeeeetttt.... Awas ketagihan loh...." Kata Citra sambil menjulurkan lidahnya lagi.
"Emang udah ketagihan kali mbak... Nih lihat kontolku udah bangun
lagi...." Kata Prawoto yang buru-buru bangkit dari tempat duduknya dan
lagi-lagi memamerkan batang penisnya yang sedang mengangguk-angguk naik
turun .
"Haaaadeeehhhh.... Ngacengaaaan....Hihihi.... Nggak Seto, nggak kamu, semua otaknya pada mesum..."
"Ya kalo deket kamu... Cuman lelaki nggak normal mbak yang ga mesum...."
"Hihihi iya ya.... Benar juga..."
"Eh mbak, kamu mau mandi di pemandian air panas gak? Seger banget loh...."
"Oiyaa...? Ada yang kaya gituan disinii... Yuuukkk..."
***
Bersambung
By :
Tolrat
Home
Cerita Eksibisionis
Citra
Penulis Lain
Cerita Eksibisionis Citra : Nafsu Birahi Citra part 10 | Menikmati Siksaan
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar