Cerita Eksibisionis Tiara : Our Story Me and My Gf Tiara 6


CHAPTER VI
(Pov Dimas) Whattttttt


Flashback...

@On The Jet Plane....

Pagi ini aku akan kembali ke Jakarta. Sungguh senang sekali hatiku, Pekerjaanku pun sukses besar, gimana ga sukses besar bro, proyek pertamaku berjalan dengan sukses belum lagi aku dapat bonus menunggangi tubuh sexy bos ku. masih terasa benar jepitan memeknya dalam Ingatanku apalagi desahan-desahannya sungguh liar sekali.





Membayangkannya saja membuat penisku berdiri lagi. Memang beda bermain sex dengan yang sudah berpengalaman seperti memiliki sensasi tersendiri saja tak perlu kita atur atau kita suruh begini begitu, mereka pun sudah mengerti dengan sendirinya. Aku pun jadi senyum-senyum sendiri saat berada di pesawat. Ya, kini aku sedang duduk di pesawat bersama bu Lusi.


"Kamu gila ya dim?ucap bu Lusi melihatku tertawa sendiri..

"Hehe, Abis masih keingetan semalem bu, ibu binal banget. Masa saya di perkaos leh diperkosa, sayanya kan jadi pasrah-pasrah nikmat gitu deh"ucapku

"Auww"ucap spontanku yang merasakan ada tangan yang meremas penisku.

"Dasar mesum kamu, penis kok berdiri mulu lagian mana ada orang abis diperkosa kok minta nambah"ucapnya tersenyum

"Adalah bu, saya buktinya hehe"ucapku

"Kamu udah sering ya dim, gituan sama pacar kamu kok kamu kayaknya lihai banget"ucapnya

"Deg.." Mendengar perkataan bu Lusi Aku pun jadi teringat pacarku Tiara. Apa kabarnya dia. Hatiku jadi gelisah, apalagi sejak semalam dia tidak mengabariku dan kabar terakhir dia sedang pergi bersama Boby. Aku pun kini jadi khawatir otomatis penisku kembali turun. Dan entah kenapa ada perasaan tidak enak dalam diriku..

"Hey, Kok bengong dim?"ucap bu Lusi sambil mengusap pipiku.

"Eh, enggak kok bu"ucapku

Kini aku sudah berada di bandara Soekarno Hatta. Langsung saja kunyalakan HP ku. Ternyata ada pesan dari Tiara pacarku..

Quote Originally Posted by Tiara Messege
Yank, Tolong aku. Aku nggak tau ini dimana. Boby ngejahatin aku. Jangan Telepon, coz HPku mau mati.

Betapa kagetnya aku mendapatkan pesan dari pacarku Tiara. Langsung saja ku telpon balik, namun kini HP nya tidak aktif begitu juga HP si babi eh boby. Aku pun segera meminta Ijin untuk pulang duluan kepada bosku. Pikiranku begitu kacau langsung saja aku memanggil taxi dan segera menuju ke Kosan untuk menaruh barang-barangku terlebih dahulu lalu kutuju rumah Tiara dengan motorku.

@Tiara Home...

Kulihat raut wajah cemas di wajah ibunda Tiara. Sungguh aku merasa bersalah sekali, sebagai pacarnya aku tidak bisa melakukan apa-apa. Namun aku juga penasaran apa yang terjadi pada Tiara. Kutanyai Ibudannya, beliau hanya menggelengkan kepalanya saja pertanda beliau tidak tau. Ibunda Tiara hanya bilang, suaminya sedang menjemput Tiara.

Rasa cemas menghantui diriku, kini aku hanya duduk saja di teras sambil menunggu kedatangan Tiara bersama papahnya.

Kini ku lihat dari kejauhan nampak terlihat seperti mobil Tiara melaju semakin dekat kearahku. Benar saja ternyata itu mobilnya Tiara kulihat dia duduk bersama papahnya. mereka pun turun dari mobil.

Kuhampiri Tiara dan papahnya. Kulihat wajah cantiknya yang nampak pucat dengan kelopak matanya yang membengkak seperti habis menangis. Dia pun melihat ke arahku namun.

"Bukkkkk" kurasakan ada tinju di pipi kiriku terasa sakit sekali.

Entah kenapa papahnya tiara meninjuku. Kuusap pipiku, aku pun jadi bingung namun setelah semuanya dijelaskan aku pun tahu apa yang menimpa Tiara. Aku pun malu sebagai pacarnya tidak bisa menjaga Tiara. Dengan penuh emosi dan amarah kepada boby Langsung saja ku langkahkan kaki ku meninggalkannya dan menuju ke kantor polisi.

Namun tentu saja aku tidak bisa menemuinya. Karena boby statusnya adalah tahanan sementara Polres Jakarta Timur. Aku pun membuat kegaduhan dengan berteriak mencaci maki namanya, hingga ada yang menenangkanku seorang polwan cantik. Aku pun yang tadinya marah-marah malah terkesima melihatnya. Bahkan tanganku tidak sengaja menyenggol toketnya karena tubuhnya berusaha mendekap tubuhku yang sedang aktif bergerak liar karena amarahku. Aku pun jadi malu dan meminta maaf.

Kini aku kembali ke Kosan ku. Kurasakan sakit hatiku melebihi sakit yang ada di pipiku. Ku sesali kebodohan ku yang dengan gampangnya di bodohi boby. Ya karena kerjasamaku dengan orang yang tak ku kenal beginilah jadinya. Aku pun merasa bersalah kepada Tiara. Untuk sementara biarlah aku menghilang dulu dari dunianya..

Sudah sebulan ini aku bekerja. Senang sekali rasanya mendapatkan gaji pertama. Segera saja ku transfer ayahku sebagai bukti aku sudah bisa mencari uang. Dia pun tampak senang, namun dia menanyai hubunganku dengan Tiara, aku bilang saja masih baik-baik saja. Aku juga membelikan kalung emas putih untuk Tiara berliontinkan huruf T sebenarnya ingin kuberikan sekarang namun entahlah tak ada keberanian dariku apalagi ayahnya juga marah padaku akhirnya ku simpan saja dulu.

Kini aku semakin menikmati pekerjaanku. Apalagi sesekali bu Lusi menakaliku. Kadang dengan sengaja dia memamerkan tubuh indahnya, belahan toketnya lah, ngasih liat cdnya lah bahkan kadang dengan usil tangannya suka meremas penisku. tapi hanya sebatas itu saja. Aku dan bu Lusi pun tidak berani bertindak lebih jauh karena kondisi kantor yang tidak memungkinkan. Kadang tingkah lakunya membuat aku jadi mupeng apalagi sudah sebulan ini penisku tidak pernah ganti oli jadilah aku selalu terasa kentang.

Seperti biasa aku sedang memantau situs perusahaan ku.. Tiba-tiba

"Clenting-Clenting" suara BBM Hpku

Kulihat ada BBM masuk dari bu Lusi. Ada apa dia BBM tumben sekali. Ku lihat pesan masuknya.

Bu Lusi : Dim kamu mau kopi apa susu?
Aku. : Terserah lah bu. Apa aja boleh
Bu Lusi : yang bener mau yang mana
Picture sent



Langsung saja penis ku berdiri tegak. Jelas saja aku pilih susu aku pun sampai meneguk menelan ludah melihatnya. Tanpa sadar ke tolehkan kepalaku kesebelah kiriku tanpa sengaja ku lihat



Payudara dinda yang seperti menyembul keluar namun tiba-tiba

"Plakkkkk" terasa panas di pipi kiriku

"Anjritttt lo dim ngeliatin toket gue, kemaren paha gue dasar mesum lo"ucap Dinda

"Eh Din, sorry-sorry pelanin donk suara lo ga sengaja nih gue sumpah"ucapku panik

"Gue laporin lo ke bu Lusi, ini sih namanya pelecehan"ucapnya

"Jangan donk Din, gue traktir lagi deh, lagian apanya pelecehan megang juga nggak."ucapku

"Ogah, kayak nggak mampu ja gue minta beliin makan mulu, gini ja deh entar lo harus ikut gue, gue mau hukum mata mesum lo" ucapnya

"Waduh lo mau apain gue Din, jadi takut gue"ucapku

"Tenang ja lo juga pasti seneng kok"ucapnya dengan senyum misterius

Whattt. Apalagi lagi yang akan aku alami. Sialan gara-gara kopi susu bu Lisa aku jadi kena semprot sama Dinda. Kulihat HP ku banyak sekali bu Lisa mengeping BBM ku. Aku pun membalas dengan sebuah tantangan.

"Ah ibu beraninya cuma ngegodain saya doank, coba donk bu sekali-sekali ke kantor nggak pake BH sama CD" balesku

"Ih nakal kamu dim, tapi boleh juga sih kapan-kapan, Dim jadi kangen nih sama Ade kamu, pasti lagi berdiri"ucapnya di BBM

Sialan tau aja dia penisku lagi berdiri, kusudahi saja BBM Ku dengannya. Ah mana berani aku ngajak main bu Lusi di kantor, yang ada aku kentang terus digoda olehnya, lama-lama karatan juga deh juniorku. Nanti aja deh klo bener-bener sudah hilaf baru ku garap tubuh nakalnya di kantor. Setelah itu aku pun bekerja seperti biasa, sesekali aku teringat dengan Tiara, betapa aku merindukannya.

Pulang kerja bersama Dinda...

Saat ini aku sedang mengendarai motorku menuju Kosan Dinda, ya entahlah apa maksud anak ini. Aku pun disuruhnya ke kosannya. Seperti biasa kami pun berbincang-bincang di sepanjang jalan. Tangannya pun dengan usil memeluk tubuhku dan tentu saja terasa sekali kekenyalan payudaranya menyentuh punggung ku. Penisku pun kembali berdiri tegak.

Kini aku sudah berada di kosan Dinda. Kosan Dinda ini sebenarnya terlihat seperti bukan kos-kosan bentuknya lebih seperti rumah minimalis 2 tingkat namun di dalamnya terdapat ruang tamu yang luas menyatu dengan ruang keluarga sedangkan di kiri dan kanannya terdapat beberapa kamar. Salah satunya adalah kamar Dinda. Aku pun kini berada di dalam kamarnya nampak luas kamarnya dengan kamar mandi berada di dalamnya. Namun aku terkaget karena kulihat ada seorang pria yang sedang duduk di sofa kecil sedang menonton tivi.

"Eh, ada tamu toh"ucap sang pria yang kini berdiri dan menghampiriku yang ku taksir seusia denganku.

"Kenalin gue riko pacar Dinda"ucapnya menjulurkan tangannya

"Oh, gue Dimas temen kerjanya Dinda"ucapku bingung

"Ini loh yank, yang matanya suka jelalatan ke tubuh aku kalau lagi dikantor"ucap Dinda kepada pacarnya

"Eh enak aja, nggak bro w ga bermaksud begitu"ucapku berkilah

"Tenang aja bro, gue memaklumi kok. Jadi begini bro, awalnya w tuh punya fantasi ada cowok yang godain Dinda pacar w bro, trus ga cuma berani godain aja tapi kalo bisa juga berani pegang-pegang dia, nah makin kesini fantasy gue semakin liar bro. Gue pengin banget ngeliat cewek gue bermain sex di depan mata gue, dan tentu saja ga sembarang orang bro. Lo lah hasil pilihan gue sama dinda"ucapnya

"Whattttttt.." Aku pun jadi teringat dengan apa yang terjadi dengan Tiara. Namun ini agak berbeda karena cowoknya ingin melihatku bermain secara langsung. Fantasinya mirip denganku memang kita ini pria-pria aneh yang ingin melihat pacar kita menjadi binal dan nakal. Ada sensasi tersendiri yang dirasakan dan susah untuk di jelaskan. Namun kalau aku, tentu saja belum seberani riko yang sudah terlalu jauh apalagi sampai berhubungan sex. Menurutku namanya fantasi juga ada batasnya.

Tiba-tiba Dinda membalikan tubuhku hingga menghadap kearahnya, langsung saja bibirku di pagut oleh bibirnya. aku pun tanpa menolaknya langsung saja ku balas ciumannya. Terasa nikmat sekali bibirnya mencium bibirku. Ku lirik mataku kearah riko dia pun mengangguk sebagai tanda persetujuannya.

Sambil berciuman tangan nakalku pun menjelajah tubuhnya. Kuraba dan Kuramas kedua payudaranya secara bergantian terasa padat sekali, memang tak sebesar punya pacarku ataupun bu Lusi namun tetap saja terasa padat nan kenyal.
Merasakan ciuman dan kenyalnya payudara Dinda membuat birahiku meninggi. Persetan dengan pacarnya, toh dia mengijinkannya.

Bibir kami pun terus bercumbu, tangan nakal Dinda pun kini meraba penisku. Aku pun sudah tak sabar lagi, ku hentikan ciumanku lalu ku buka pakaian kerjanya dan ku buka kait bhnya lalu kulepaskan dari tubuhnya terekspose sudah payudaranya.

Tanganku pun bergerak kebawah ke area terlarangnya langsung saja ku turunkan cdnya, wow terasa sekali tidak ada rambut di kemaluannya. Kini kutatap sekilas tubuh telanjangnya begitu indah dengan payudaranya yang nampak mengacung dengan puting kecilnya. Benar kataku tidak ada bulu di area kemaluannya.

Penisku semakin mengacung tegak pertanda siap untuk bertempur. Langsung saja ku telanjangi tubuhku, kulihat pacar Dinda kini sedang duduk di sofa hanya mengenakan kaos tanpa mengenakan celana dan CDya lagi tangannya dengan sibuk mengocok penisnya.

Aku pun langsung menarik tangan Dinda kearah ranjang tidurnya. Ku rebahkan tubuh Dinda di ranjangnya, ku buka kedua kakinya terlihat indah lipatan memeknya, kudekatkan wajahku ke liang memeknya langsung saja ku sapu dan ku permainkan liang memeknya.

"Ouchh"desah Dinda

Kumainkan terus lidah ku di liang memeknya terutama klistorisnya. Dinda pun terus mendesah.

"Ouchhh, enak banget lidah lo dim"ucapnya

Aku tidak peduli lagi dengan desahannya yang ada malah semakin bernafsu saja lidahku memepermainkan liang memeknya. Ku lihat ada gerakan di tubuh Dinda. Mungkin sebentar lagi dia akan merasakan orgasmenya.

"Ohhh,Terus dimmm"ucapnya

Tangannya pun sesekali menjambak rambutku. Aku pun terus merangsang klistorisnya hingga tiba-tiba kurasakan tubunya bergerak dan tangannya meremas kasar pada rambutku dan.

"Ouchhhhhhhhhh dimm"desahnya merasakan orgasme pertamanya.

Terasa ada cairan keluar dari liang memeknya. Langsung saja ku lepas lidahku dari liang memeknya.

"Gilaa jago banget lo dim ngejilat memek, gue ampe nggak kuat"ucapnya

"Hehehe, gantian donk penis gue mau di spong bibir lo Din"ucapku tersenyum mesum

"Hebat lo bro gue aja sampe muncrat. Nggak kuat gue ngedenger desahan Dinda"ucap suara riko dari arah belakangku dan kini dia menghampiriku lalu duduk di pinggir ranjang Dinda.

Kini aku duduk dengan kaki berselonjor dan penis yang mengacung tegak, kulihat tubuh telanjang Dinda yang begitu indah nan menggoda iman, entahlah apa yang kurasakan, ada rasa sedikit bersalah dengan Tiara, namun tak bisa ku pungkiri. aku pun bersyukur dapat menikmati tubuh indah Dinda. Dinda pun kini menghampiriku dengan posisi menungging. Di pegang nya penisku dengan tangan kanannya lalu di ludahinya penisku mulailah tangannya bergoyang mengocok penisku.

"Ouch"desahku merasakan genggaman dan kocokan tangan Dinda

Dinda pun dengan lihai mengocok penisku, jujur saja terasa nikmat sekali kocokannya seperti kocokan tangan bu Lusi.

"Ouch, fuck enak banget kocokan lo Din"ucapku

Dinda pun hanya tersenyum saja.

Tangannya tanpa henti trus mengocok penisku, aku pun jadi terus mendesah.

Beberapa saat kemudian tangan Dinda pun berhenti mengocok penisku, kini kurasakan lidahnya menjulur membasahi kepala penisku lalu ke seluruh batang penisku setelahnya dengan cepat bibir tipisnya melahap penis ku.

"Ouhh gila sepongan pacar lo ko"ucap ku ke riko.

"Mantep kan bro, kita treesome aja ya bro penis gue udah berdiri lagi nih, nggak kuat juga gue ngeliat lo pada hot mainnya"ucapnya yang kini sudah bertelanjang bulat dan kini menaiki ranjang Dinda

Aku pun hanya mengangguk saja. Entahlah ini pengalaman pertamaku merasakan Treesome, aku pun penasaran seperti apa rasanya. Kulihat penis riko berdiri tegak, penisnya pun tidak terlalu besar namun panjang.

Kini posisi tubunya tepat di belakang tubuh Dinda yang masih dalam posisi menungging, di pegangnya kedua pantat Dinda dan "sleb" masuk lah penisnya ke liang memek Dinda. Dinda pun melepas kulumannya di penisku.

"Ouhh, Yank kok kamu nusuk sih katanya gantian-ganian"ucap Dinda kepada pacarnya

"Abis aku juga nggak kuat yank ngeliat kamu mendesah terus. Lagian lebih enak begini. penis aku ngegenjot memek kamu terus kamu ngulum penis Dimas ini namanya lagi main treesome yank"ucap Riko lalu mulai menggoyangkan pinggulnya.

"Ouchh, yank kamu nakal"ucap Dinda yang mulai merasakan genjotan penis Riko pada memeknya yang mulai terasa nikmat dan menjalar keseluruh tubuhnya.

Dinda pun jadi tidak konsen menservis penisku, langsung saja ku pegang kepalanya dan kuarahkan bibirnya agar kembali mengulum penisku yang sudah merasa kentang sekali.

Terasa nikmat sekali kulumannya namun terasa agak kasar, maklum saja kedua lubangnya sedang di gempur penis riko dan penis ku. Suara desahan Dinda pun tertahan di penisku.

Riko semakin cepat menggenjot memek Dinda, yang membuatnya semakin kasar saja mengulum penisku karena sesekali kurasakan penisku mengenai giginya, namun justru itu membuat aku jadi tak tahan.

Aku pun tak tahan lagi, penisku pun mulai mengejang, Dinda pun trus mengulum penisku tanpa jeda. Aku pun semakin tak kuat dan akhirnya ku Jambak rambutnya.. Penisku terasa berkedut-kedut dan "crotz,crotz,crotz" semburan penisku di dalam mulut Dinda.

Dinda nampak kaget dan langsung melepas bibirnya dari penisku, dia pun terbatuk-batuk. namun Riko tidak memperdulikannya dan terus menggenjot liang memek Dinda masih dengan posisi doggie style .

"Ouchh,ohhh gila lo Dim nyemprot di dalem mulut gue, gue belum pernah tau"ucapnya sambil merasakan genjotan Riko

"Hehe, Abis enak Din servisan bibir lo, bikin gue nggak tahan sorry ya"ucapku

Aku pun segera menyingkir dari mereka, ku ambilkan tisu dan ku elap bibir Dinda yang belepotan spermaku dan juga sprei ranjangnya yang terkena semburan dan lelehan penisku.

Kini kulihat Riko dengan semakin ganas menggempur liang memek Dinda. Desahan Dinda memenuhi ruang kamarnya yang sepertinya terdapat peredam suara.

"Ouchh,ohhh,ohhh"desah Dinda

Mendengar Dinda yang terus mendesah membuat penisku kembali tegak. Ku kocok penisku dengan tanganku sambil melihat secara langsung persetubuhan Dinda dan Riko yang begitu hot, aku pun jadi membayangkan menjadi seperti Riko yang kini duduk dan sedang melihat pacarnya bersetubuh dengan orang lain.

Justru yang ada Penisku malah bertambah keras seperti inikah rasanya melihat pasangan kita bermain cinta dengan orang lain di depan mata kita pikirku. Ada rasa cemburu dan juga rasa menikmati yang bercampur menjadi satu. Entahlah apa namanya yang pasti aku menikmatinya. Aku pun jadi membayangkan Tiara yang sedang bermain dengan orang lain namun segera ku usir saja khayalan itu. Entahlah kalau itu benar terjadi aku marah atau malah menikmatinya seperti Riko, Biar waktu saja yang akan menjawabnya.

Kulihat Riko dan Dinda kini sudah mengganti gaya bercintanya, kulihat tubuh Dinda dengan posisi terlentang dengan tubuh yang berada di pinggir ranjang dengan kedua kaki ke atas, riko pun berdiri di didepan Tubuh Dinda sedang menggenjot memeknya.. Kulihat Riko menoleh ke arahku.

"Bro, gue udah nggak kuat nih, mau muncrat. Lo siap-siap ya langsung aja lo ganti aja posisi gue biar Dinda tetep on"ucapnya

Aku pun mengerti maksudnya ku hampiri riko ia pun langsung menyambut penisnya dan mengocok nya dengan tangannya dan di pun menyemburkan pejunya ke arah lantai.

Aku pun dengan cepat mengarahkan penisku ke liang memek Dinda yang sudah nampak basah, "sleb" perlahan lahan penisku memasuki liang memeknya seutuhnya

"Ouchh,dimm"desah Dinda
Terasa sekali pijitan dinding memeknya di penis ku.

Langsung saja aku menggoyang pinggulku, terasa sempit sekali liang memek Dinda, ku genjot memeknya dengan penisku perlahan-lahan dan semakin lama semakin cepat, tanganku pun tak tinggal diam, ku Remas kedua payudaranya,

"Plokk,Plakkk,Plokkk"
"Ouchhh,ohhhh,ohhhh dimm nikmat banget"desahnya

"Terima kasih ya Din atas hukuman lo, tau gitu gue mau kok lo hukum terus"ucapku sambil terus menggenjotnya

"Ohhh, enakkk di looo dongggg"ucapnya
Terbata-bata

"Kan lo juga enak ini aja lo ngedesah terus"ucapku

"Iyaaa, tapiii lo Ijinn samaaa lakiiii guee duluuu ouhh"ucapnya terbata-bata

Kini ku hentikan hujamanku lalu ku cabut penisku, Dinda pun merasa kentang dan agak manyun kearahku. Aku pun menaiki kembali ranjang nya kini aku dalam posisi duduk kusuruh Dinda untuk berada di pangkuanku, Dinda pun paham dan segera menghampiriku. "Sleb" kembali penisku menghujam liang memeknya.

Dinda pun kini duduk dihadapan ku. Dinda pun mulai menggerakkan pinggulnya sehingga liang memeknya menggoyang penis ku. Sungguh nikmat sekali goyangannya, aku pun langsung melahap putingnya yang berwarna kemerahan.

"Ouchhh,ohhh ,ohhh dimm"desah Dinda

Pinggul Dinda terus menggoyang penisku secara maju mundur. Kurasakan liang memeknya menjepit-jepit penisku, nikmat sekali jepitan memeknya. setelah puas dengan kedua putingnya payudaranya aku pun mencium bibirnya. Dinda semakin cepat menggoyang penisku pertanda dia akan orgasme aku pun juga begitu. Kurasakan penisku mulai berkedut. Dan akhirnya bibirku pun dilepasnya

"Ouchhhhhh Dimmm"desahnya merasakan orgasmenya kuraskan ada cairan mengenai penisku dan merembes ke luar lalu berhentilah pinggulnya bergoyang dan membuat ku jadi kentang sekali.

Langsung saja kutiduri Dinda kubuka kembali kedua kakinya lalu ku tindihi tubuhnya dan "sleb" penisku memasuki liang memeknya yang sudah teramat basah langsung saja kugenjot dengan cepat penisku di dalam liang memeknya. Bibirku pun dengan rakus kembali mengulum pentilnya. Dinda hanya mendesah pelan mungkin dia sudah lemas. Penisku pun melesat cepat menghujam liang memeknya. Kini terasa berkedut-kedut aku pun sudah tak kuat lagi.

"Din, buang dimana nih"tanyaku

"Di luar aja Dim"ucapnya

Aku pun tak kuat lagi, langsung saja kucabut penisku dan ku kocok dengan tanganku dan "crotz,crotz,crotz" semburan penisku mengenai badan putih Dinda. Permainan kami pun berakhir. Setelah tiduran beberapa saat aku pun segera membersihkan badanku begitu pun Dinda dan Riko pacarnya..

Kini aku sedang mengobrol dengan Riko. Merasa cocok dengan Riko aku menceritakan kejadian yang kualami.

"Bego lo Dim, disitu salah lo punya fantasy bukannya dibilangin ke pacar lo, malah Elo diem-diem minta bantuan pihak ke tiga dan orangnya pun nggak lo kenal betul. Ya dimanfaatin lah lo sama dia"ucap Riko

"Abis dulu kalo gue ungakapin nggak pernah mau orangnya"ucapku

"Ya, tapi kan dulu bro, buktinya dia ke jerat si babi pasti ada sesuatu yang mau diomongin sama dia ke lo Dim. bisa aja dia lagi mengikuti fantasi lo cuma lewat si boby"ucapnya

"Itulah pentingnya keterbukaan bro antar pasangan. Gue aja sama Dinda begitu, awalnya dia nggak mau namun lama-lama gue rayu jadi penasaran juga tuh Dinda. Lo dah yang berhasil nunggangin dia, hot kan cewek gue"ucapnya

"Hot banget bro gue aja di kantor suka nepsong ngeliat pacar lo cuma orangnya rada galak ya, haha"ucapku

Kami pun tertawa bareng, memang paling enak kalau sedang ngobrol bareng dengan sesama pria, apalagi yang sealiran bisa sampe pagi bro..

Setelah itu aku pun pamit pulang, sebenarnya Dinda dan Riko menahanku. Namun tetap saja aku tidak enak hati. Aku pun bertukar Pin BBM dengan Riko.

Kini aku kembali ke kosanku ya aku harus segera meminta maaf kepada Tiara namun ku kumpulkan dulu keberanianku.

Beberapa bulan setelahnya..

Kini aku sudah berada di depan rumah Tiara bersama kedua orang tuaku. Inilah cara terbaik setelah berbulan-bulan aku memikirkannya..

Ku ketok pintu rumahnya. Kulihat ayah Tiara yang membukakan pintunya. Langsung saja aku dipersilahkan masuk olehnya. Kini kami sedang duduk bersama ayah dan ibunya. Aku pun langsung mengucapkan permintaan maaf kepadanya begitu pula keluargaku. Tak ada dendam dan amarah kami pun kini berbincang dengan suasana yang hangat nan bersahabat. Kulihat Tiara menuruni tangga menuju kearahku. kini rambunya kembali berwarna hitam. Ya gadis yang kucintai itu tersenyum kearahku dan langsung memelukku.




Aku pun diajak ke atas menuju kamarnya ada rasa tidak enak ku kepada orang tuanya namun mereka mengizinkan ku. Tiara bilang ada yang ingin dibicarakannya kepadaku. Tak kusangka aku pun kembali merasakan hangat tubuhnya yang begitu ku rindukan.

Tiara kini seperti Tiara yang ku kenal, aku pun takkan pernah menanyainya lagi tentang kejadian yang telah menimpanya. Kini saatnya membuka lembaran baru dengannya.

Tiara banyak bercerita denganku. Salah satunya dia bilang padaku bahwa dia sudah berhenti bekerja di bank. Dan untuk sementara ada keinginannya untuk bekerja sebagai SPG. Diam-Diam penis ku berdiri tegang membayangkan pacarku menjadi SPG. Banyak sekali Khayalan khayalan nakalku membayangkan saat pacarku menjadi SPG. Aku pun menyetujuinya, kasihan juga Tiara tidak ada kegiatannya asal dengan syarat harus jujur dan terbuka kepadaku.


Audisi SPG






Hari ini Ku antarkan Tiara menuju Audisi untuk pameran Mobil yang akan diadakan diSurabaya. Aku pun menuju ke gedung Indomobil yang berada di MT Haryono.

Terlihat banyak sekali orang yang mendaftar, penis ku pun langsung berdiri tegak. Bagaimana tidak bro banyak sekali wanita-wanita cantik yang kurang bahan alias berpakaian minim berlalu lalang. Terlihat sekali belahan-belahan payudaranya serta lekuk tubuh indahnya yang sengaja di ekspose seakan seperti aset yang akan ditawarkan kepada para pencari SPG. Namun sayang aku pun tidak boleh memasuki ruang audisinya.

Fuck.....Aku pun jadi membayangkan tubuh indah Tiara dengan pakaian minimnya yang menampakkan payudara indahnya serta keseksian bokong nya. Apalagi kalau dia lagi di jahilin saat pameran nanti pasti akan ada banyak sekali yang akan diceritakan Tiara padaku.

Sayangnya aku tidak bisa menemaninya apabila dia ada pameran di Surabaya. Paling tidak hanya Sabtu Minggu saja aku bisa mendampinginya..

"Good Luck My Girl dan Jangan Nakal Ya"pintaku kepada Tiara..


END CHAPTER VI
Share on Google Plus

About Tina Novianti

Tentang Tina Novianti

0 komentar:

Posting Komentar