Cerita Eksibisionis Yola : Istriku Ternyata Eksibisionis Part 6 : Kepuasan Tertinggi
Prolog:
Cerita di bawah ini merupakan 80% kisah nyata yang direvisi oleh saya
Naryo selaku suami, bersama sahabat cyber saya bernama Raka (perlu
diingat bahwa Raka akan muncul di part selanjutnya dari kisah
berkelanjutan ini). Nama yang akan di tampilkan dalam sepanjang cerita
"Istriku ternyata Eksibisionis" ini adalah 100% nama pendek dan nama
panggilan dari nama asli kami.
Saya (Naryo) 32 tahun dan Istri (Yola) 29 tahun, kami sudah menikah
selama 7 tahun lamanya (Sejak Tahun 2005). Saat ini sudah tahun 2012,
Agustus. Sedikit bercerita tentang istri saya selaku tokoh utama dari
kisah nyata ini, ia memiliki penampilan cukup sederhana dan menarik,
sangat periang, dan memiliki banyak teman. Menurut Raka, istri saya
cukup cantik dan menarik jika diberi angka 1-10 ia memilih angka wajah
(7.5) dan badan (7). Dan ia seperti memiliki darah keturunan chinese
hanya sekitar 20% saja (tidak terlalu kelihatan).
Tokoh-tokoh dalam kisah Istriku Ternyata Eksibisionis Part 6 (Kepuasan Tertinggi):
- Naryo (penulis, saya, suami dari Yola)
- Yola (tokoh utama dalam cerita ini, istri dari Naryo)
- Raka (teman cyber online saya yang membantu penulisan dan revisi kisah ini)
- Pak Yono (sang benalu desa, orang yang kurang ajar, tidak tahu malu, gendut, tidak menarik, pengangguran)
- Pak Risman (pekerja keras, sangat hormat kepada semua orang terutama saya dan istri saya)
- Pak Mamat (penjaga ronda malam desa, sopan beritikat baik tetapi terpengaruh oleh temannya bayu)
- Pak Bayu (bersifat kurang ajar, lebih berani dalam segala hal, penjaga ronda malam)
- Pak Nizam (bertubuh sangat kecil kerempeng, peronda malam juga, bertubuh coklat)
Seperti yang sudah diceritakan sebelumnya bahwa istri saya positif
sekali menyukai aksi Eksibisionis. Sedangkan saya sendiri sebagai
suaminya menjadi kesulitan untuk memuaskan hasrat istriku karena
ternyata aksi eksibisionis istriku membuat ejakulasiku menjadi sangat
dini, hasrat-hasrat sebagai suami terlepaskan seketika menjadi sang
pengintip istri yang melakukan aksinya.
Part 6 ini, merupakan lanjutan satu malam sesudah Part 5. Para pembaca
diwajibkan membaca Part 5 secara mendetail sebelum membaca Part 6. Perlu
saya jelaskan bahwa kisah kali ini dapat dikatakan 'terlalu
dibesar-besarkan' karena request dari beberapa penggemar di YM saya yang
ingin melihat aksi 'special' lebih liar lagi dari istriku, Yola.
Walaupun kisah di part 5 dan Part 6 ini tidak sepenuhnya benar tetapi
sekiranya 40-50% dari cerita Part 5 dari segi cara, sebagian tehnik
bercinta, tokoh-tokoh pria, maupun lokasi kejadian, serta sebagian
kata-kata liar adalah benar sesuai dengan kejadian nyata dan dapat di
sangsikan kebenarannya. Tetapi, tehknik pelecehan, kata-kata kotor yang
berlebihan, kata-kata melecehkan suami (saya sendiri), serta ke-kotoran
semua hal yang dilakukan oleh tokoh-tokoh pria kepada istri saya, Yola,
adalah karangan dari Saya dan Raka. Karena seperti yang sudah pernah
saya katakan sebelumnya di part 1-4 Yola, istriku, merupakan wanita
terpandang di desa ini, wanita yang dikagumi oleh beberapa mata
keranjang di desa ini, sehingga mereka tidak akan berani memperlakukan
istriku secara hina / kasar, sebaliknya mereka menghargai dan
memperlakukan istriku dengan penuh perasaan, tetapi, diwarnai dengan
sedikit sekali kekasaran dan keliaran. Namun, agar cerita ini lebih
menarik dan seru, saya dan raka membuat kisah kali ini menjadi sangat
'hot' menurut kami. Saya dan raka memilih moment ini sebagai moment
special karena dapat saya katakan bahwa kisah istriku di-'gagahi' oleh
Pak Bayu adalah merupakan pengalaman seks terbaik istriku yang pernah
dia alami selama kami masih tinggal di desa ini. Ketika kami pindah ke
kota yang akan kami ceritakan di beberapa part ke depan, barulah ada
lagi pengalaman persetubuhan istriku dengan pria-pria yang mungkin lebih
hebat atau bahkan sama hebatnya dengan Pak Bayu. Perlu diketahui,
hingga kini, tahun 2012, Pak Bayu-lah yang masih rajin menyetubuhi
istriku. Dan, beginilah kisah special paling liar istriku, Yola, kali
ini.
Sekiranya aku terbangun dari tidur panjang pukul 16.00 siang hari pada
hari minggu, saya melihat istri saya tidak ada di ranjang sebelahku. Dan
sepertinya ia tidak tidur di kamar karena posisi seprei ranjang tidak
berubah, apakah ia tertidur di depan lagi? Sayapun mengumpulkan tenaga
untuk bangkit keluar kamar. Saya mendapati rumah dalam keadaan terkunci
rapat dan tidak melihat adanya tanda-tanda istri saya di rumah.
Kemanakah ia pergi? Makanan juga belum disediakannya biasanya di meja
makan selalu ada makanan. Mengapa kali ini tidak ada makanan? Saya
melihat-lihat kesekeliling rumah dan tidak juga mendapati istri saya.
Saya memutuskan untuk mandi dan membersihkan badan terlebih dahulu baru
melanjutkan mencari istri saya. Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul
17.00 sore hari. Saya melihat kunci rumah dibawa oleh istri saya. Saya
mengambil kunci cadangan dan keluar rumah, apakah ia pergi ke warung
atau pasar. Saya tidak tahu ke mana ia pergi. Namun, saya mencari ke
arah warung tidak ada tanda-tanda Yola istriku. Sayapun memutuskan untuk
berjalan ke arah rumah Pak Bayu yang letaknya agak ke belakang dari
desa ini. Namun, perjalanan rumah pak bayu cukup jauh karena letaknya
agak terpisah dengan kompleks desa ini. Dan jika kalian tahu rumah desa
yang terbelakang seperti ini jaraknya sangat jauh-jauh. Sekiranya rumah
Pak Bayu sudah terlihat di pandangan saya. Aku menguatkan hati dan
berjalan melangkah ke arah rumah Pak Bayu bermaksud mengrebek mereka
kali ini karena ini sudah kelewatan. Sekiranya beberapa kaki lagi
mencapai rumah Pak Bayu, saya mendengar suara yola, istriku berteriak,
"AAAHHHHH... OOOHHHHHHH... UHHHHHHHHH......" Darah sayapun langsung
berdesir kencang, jantungku terasa berhenti, langkah kakiku rasanya
berat sekali. Tetapi tetap ku usahakan untuk mengendap-endap ke rumah
Pak Bayu yang tidak memiliki pagar itu. Rumahnya masih sangat kuno
terbuat dari kayu. Terdengar lagi teriakan istriku, "AAAAAAAHHHHH....
SSSSSHSHHHHHHHHHH... IIIIISSSHHH... UUHHHHHH.... OOOOOUUGGGHHH....
PAKKKK MAMAAATTT..."
APAAA?!?!? PAK MAMAT?? Ada apa ini sebenarnya??? Saya mendengar istriku
meneriakkan Pak Mamat??? Pikiranku hatiku sudah hancur berantakan. Tidak
ada lagi yang dapat aku lakukan. Aku mengendap-ngendap seperti maling
di rumah Pak Bayu. Mencari celah untuk mengintip, ternyata tidak usah
dicari celah, dapat terlihat dengan jelas sekali dari posisi segini.
Sekiranya 5-10 meter dari rumah Pak Bayu terlihat ada jendela dari kayu
yang tidak ditutup, saya melihat di situ ada 3 insan yang telanjang
tanpa mengenakan pakaian apapun. Istri saya terlihat sedang digenjot
dari belakang oleh Pak Mamat sedangkan tangan istri saya sedang mengulum
kemaluan Pak Bayu yang berdiri di depannya sambil Pak Bayu
meremas-remas rambut istri saya. Saya mendengar Pak Bayu berkata,
"mahhh... teriak saja sepuasnya di sini jangan malu-malu... kita jauh
dari desa kok... tidak akan di tangkap Pak Mamat seperti waktu di rumah
kemarin hehehe..." Istriku tidak menjawab malah berteriak lagi,
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH....... ......
SSSSSSSSSSSSSSSSSSSHHHHHHHHHHHHHHHHH....... OOOOOOOOOOHHHHHH........
ENAAAKKKKKKKKKK.... IIIIYAAAAAHHHHHHHHH... ENAAKKKK....
SUKAAAAAAAAAAAAAA......" Hancur sudah hatiku rumah tanggaku hidupku.
Tidak ada lagi yang dapat aku lakukan untuk menyelamatkan istriku ini.
Sepertinya memang ia sendiri yang meminta ini semua terjadi. Aku pasrah
tidak dapat berkata-kata. Aku berpikiran untuk menceraikannya. Tetapi
senjataku, SENJATAKU BANGUN LAGI! Ah brengsek sekali. Mengapa di saat
seperti ini senjataku bisa bangun? Lamunanku di hamburkan oleh Pak
Mamat, "Ibu Yola... ibu Yola... suka ****** yah?" Sambil mempercepat
genjotannya kepada istriku, istriku diam saja tidak menjawab karena
sedang sibuk mengulum senjata pak bayu. Pak Bayu melepaskan senjatanya
dan berkata kepada istriku, "ditanya tuh sama pak mamat kok diam saja?"
Istriku menengok ke arah Pak Mamat dan berkata, "su...kaa... sshhh..."
Pak Mamat berkata lagi, "Bu Yola, enakan mana saya sama Pak Naryo?"
Istriku hanya diam lagi. Pak Bayu berpindah posisi ke sebelah Pak Mamat
dan menampar pantat istriku, "PLAAAKKK" Sambil berkata, "Hayo jawab yang
jujur mau saya berikan hukuman?" Istriku terpekik, "Aduuhh!!!" Tetapi
istriku masih diam saja tidak menjawab pertanyaan itu, istriku masih
menikmati genjotan Pak Mamat itu. "PLAAAKKKK" "Hayo jawab! Atau saya
hukum lebih keras lagi", teriak Pak Bayu. Istriku terpekik, "Aduhhh!!
Ampuunnn sakittt!!!" Pak Bayu menampar lagi, "PLAKAKKK!! JAWAB!" Istriku
akhirnya berteriak, "SAKITTTT... PAK MAMAAAATTT... LEBIH HEBAAAATTT...
YOLAAA... SUKAAAAAA.... MAMAATTTT.." Pak Mamat melihat ke arah Pak Bayu
sambil tertawa-tawa lepas karena kemenangan ini. JLEBBB!!!! Seperti ada
sebilah Pedang menancap di jantungku. OH TIDAK!!! Keterlaluan sekali
perbuatan mereka ini.
Hari terlihat sudah mulai gelap, waktu mungkin menunjukkan sudah pukul
18.00 karena saya tidak memiliki jam di sini. Lalu terlihat keadaan
sekitar sudah sangat gelap, akupun tidak membawa senter. Pak Mamat masih
asik menikmati istriku, dan juga sebaliknya istriku masih asik menerima
genjotan pak mamat. Sedangkan Pak Bayu, berjalan ke arah luar untuk
menyalakan petromax miliknya. Ia memang masih termasuk orang yang miskin
di desa ini. Ia tidak memakai listrik untuk lampu. Ia menyalakan
petromax dan lilin. Lalu, meletakkannya di dalam kamar perzinahan itu.
Suara di sekitar sangat sepi, hanya suara jangkrik, kodok, dan suara
desahan istriku, "aahahh.... sssshhh.. uuhhhh.. ooohhh..." Plok plok
plok suara hantaman paha Pak Mamat ke pantat istriku. Dada 34 C milik
istriku pun terus berguncang hebat. Pak Bayu sedari tadi hanya duduk
menonton saja, namun dia mengambil inisiatif untuk mengambil lilin di
sebelahnya. Dan ternyata... yang tidak di sangka-sangka oleh istriku
bahkan aku. Pak Bayu meneteskan lilin itu di atas punggung istri saya.
Tess... Istriku terpekik hingga terlepas dari genjotan Pak Mamat sambil
menatap marah ke arah Pak Bayu. "Panasss..." begitu katanya. Namun, pak
bayu mengatakan, "mah... mamah percaya aja deh sama papah... nanti mamah
pasti suka..." Istriku masih kepanasan memegang punggungnya lalu tak
lama kemudian menungging lagi memposisikan pantatnya terbuka lebar di
hadapan Pak Mamat, mengharapkan Pak Mamat memasukkan senjatanya lagi.
Dan baru kali ini aku melihat secara menyeluruh senjata Pak Mamat, bahwa
ternyata senjata itu mirip Pak Bayu besarnya bahkan mungkin lebih
besar, dan kali ini berwarna hitam. Tidak lagi hitam kecoklatan. Pantas
saja istriku suka dengan senjata pak mamat daripada saya. Namun, Pak
Mamat mengarahkan kembali senjatanya itu ke dalam vagina istriku yang
menganga itu. Istriku terpekik pelan, "uhhhhh..." Pak Mamat mulai
menggoyangkan pinggulnya secara perlahan namun pasti. Sekiranya istriku
sudah merasa nyaman, Pak Bayu menumpahkan lilin itu lagi di punggung
istriku. Tess... Istriku berteriak, "Panasss paahhh..." Tanpa
menghiraukan kata-kata istriku, Pak Bayu meneteskan lagi lilin itu.
Tess... "Aduhhh!!!" Istriku terpekik lagi tetapi lebih pelan dari
sebelumnya. Lalu, tetesan selanjutnya terus di teteskan secara perlahan,
istriku terpekik-pekik hanya tidak menolaknya, "Aaahhh... Awww..
duhhh... panass.. ahhh... oohhh... uhhh..." Tiba-tiba saja dikejutkan
dengan Tamparan keras di pantatnya oleh Pak Mamat, "PLAKKK!!!" Istriku
teriak kali ini, "ADUHHH!!!" Pak Mamat berkata, "ibu suka diginiin?"
Istriku diam saja hanya mendesis, "ssssssshhhhhhhhhhhh..........."
"PLAKKK" sebuah tamparan keras dari Pak Mamat lagi untuk istriku.
Istriku tetap diam dan mendesis, "ooohhhhhhh......." Tetesan demi
tetesan tamparan demi tamparan diberikan kepada istriku. Pak Mamat
akhirnya berkata lagi, "Ibu suka diginiin?" Istriku tetap diam karena
mungkin ia sebenarnya tidak suka perlakuan kasar seperti ini. Tetapi
kalau tidak suka kenapa malah mendesis? Dalam batinku. "Plakkkk...."
ternyata Pak Bayu berpindah ke depan muka istriku dan menampar wajahnya
sambil berkata, "jawab kamu lonthe!" Istriku menatap marah ke arah Pak
Bayu. Akupun menatap pak bayu sangat marah dari posisi ini. Itu
istriku!!! Brengsek! Istriku ditampar lagi oleh Pak Mamat, "Jawabbb!!!"
Plakkk ditampar lagi oleh Pak Bayu sambil di tetesi lilin panas itu. Pak
Mamat mempercepat kocokannya, istriku melenguh,
"ooooouuuuugghhhhhhhh........" Plakkk... plakkk tamparan semakin keras
dan sakit. Istriku berteriak, "SAKITT!! AMPUNNN. IYAAAHHH
SUKAAAAAAAAAAA... SUKAAAAAA... SUKAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA.... SAKITTT....
ENAAAAAKKKKKKK!!!" Namun, Pak Bayu tetap menampar wajahnya, "Kenapa lama
jawabnya lonthe?!" Istriku sedikit mengeluarkan air mata dan berteriak,
"SUKAAAAAAA!!! AMPUNNN!!!! IYAAAA .... OUUGGHHH... AKU... LONTHEEE....
PUASSKAN AKUUUU... SIKSAAA AKUU... GAGAHI AKU... OHHHHHH...." Pak Bayu
dan Pak Mamat tertawa keras sekali. Akupun tidak percaya akan kata-kata
istriku itu. Pak Bayu menanyakan lagi, "mah... mamah mau menginap lagi
di sini malam ini kayak tadi pagi?" HAHH?!?!? Jadi tadi pagi istriku
tidur di sini? Pantas saja kamar ku kenapa masih bersih??? Apa
sebenarnya yang terjadi ketika istri saya sedang mandi ber-dua dengan
Pak Bayu??? Mengapa menjadi begini??? Lalu, istriku sambil
ter-engah-engah berusaha menjawab, "oohhh... ahhh... uhhh... ja... ngan
mass..." Terlihat Pak Bayu memberikan kode kepada Pak Mamat imtil terus
menggenjot istri saya tanpa ampun, karena sepertinya ia akan segera
klimaks. Istri saya pun sudah terlihat ingin mencapai orgasme nya.
Namun, seperti biasa, Pak Bayu berengsek ini tidak begitu saja
mengizinkan istriku mencapai orgasmenya, ia menampar pantat istriku
lagi, Istriku yang sudah mendesis-desis hampir keluar, "AAHHH... Akuu...
Mauu... Ke.... (Plakkk)... ADUUUH!!!! SAKITTT!!!" Istriku menengok
memelas ke arah Pak Bayu dan berkata, "Pahhh... izinkan aku... ougghh...
keluaarrr pahhh... ssshhhh... aku mohonnn..." Terlihat Pak Mamat,
menggenjot istri saya semakin cepat dan heboh dari belakang, badan istri
saya bergetar hebat, dadanya berguncang dan saling beradu kiri dan
kanan. Tetapi Pak Bayu hanya cengengesan dan berkata, "Kalau kamu mau
orgasme kamu harus menginap di sini malam ini." Istriku langsung
menjawab dengan lantang, "tapi mas naryo pahh tidak akan bisa pahh...
jangan hari ini besok aku harus bekerja." Tiba-tiba Pak Bayu mengambil
lilin lagi dan meneteskannya kali ini di daerah pantat istriku, "Aduuhh
panasssss!!!" Istriku berteriak kesakitan.
Pak Bayu hanya bertanya, "jadi apakah kamu mau menginap di sini malam
ini?" Istriku menggeleng-gelengkan kepalanya sambil terus berguncang
tubuhnya menerima tusukan Pak Mamat, karena memang dia harus pulang
kalau tidak bagaimana dengan saya ataupun kerjaannya besok? Namun, Pak
Bayu lagi lagi memberikan kode kepada Pak Mamat, Pak Mamat mempercepat
lagi iramanya dan meremas-remas dada istri saya dari belakang. Pak Bayu
menjambak rambut istri saya yang panjang itu ke arah belakang lalu
bersiap-siap menampar pantat istri saya lagi. Sekiranya istriku akan
segera mencapai orgasmenya lagi, "AAAHHHH... SSSHHHH... ENAAAAKKK...
SUKAAAAa... BESAAAARRRR... TERUSSSHHH..." Tiba-tiba, PLAKK!!! Tes tes
suara lilin ditaburkan di pantat yang di pukulnya. Istriku berteriak
lagi, "GILA!!! SAKIT MASSS AMPUNN DONG JANGAN SIKSA BEGINIIII!!! SAKIT
MASS... AKU INGIN KELUAR MASSS..." Istriku terlihat benar-benar marah
atas perlakuan ini. Akupun merasa sangat marah sudah di ubun-ubun
kepala. Pak Mamat sepertinya benar-benar sangat kenikmatan menyaksikan
ini semua, lalu Pak Mamat tak lama berteriak, "OHHHHHHHH...." Tanpa basa
basi bertanya kepada yola keluar di luar atau di dalam. Pak Mamat
menghujamkan sedalam-dalamnya senjata miliknya itu ke dalam liang
kewanitaan istriku dan, serrr........ tumpah sudah lahar panas putih itu
di dalam rahim istri saya. Istri saya terlihat sangat kecewa kepada Pak
Mamat, sambil berkata, "jangan di dalaaammmm.... aduhhh... Pak Mamat
gimana sihh!!!" Memang seperti yang kalian ingat bahwa istri saya dalam
keadaan subur. Pak Mamat hanya tersenyum sambil berkata, "maaf bu, habis
pantat ibu seksi sih." Begitu saja katanya. Istri saya terkulai lemas
di ranjang milik Pak Bayu sambil terengah-engah kelelahan melayani kedua
pria ini. Lalu, tanpa membiarkan istriku beristirahat Pak Bayu
menjambak rambut istri saya dan mengarahkan wajahnya ke arah senjatanya
yang sudah layu untuk menyuruhnya mengulumnya. Istrikupun membuka
mulutnya yang masih terengah-engah itu sedikit karena dia masih harus
menarik nafasnya. Tetapi Pak Bayu dengan kasar langsung menjejali mulut
istri saya yang seksi itu. Bagian-bagian tubuh istri saya yang saya
banggakan adalah mulutnya yang seksi dan pantatnya yang bahenol. Yola,
istriku terlihat gelagapan karena dijejali senjata hitam pak bayu.
Namun, Pak Bayu tetap melanjutkan tusukan senjata kotornya ke arah mulut
istri saya. Pak Mamat yang kelelahan sedang duduk di tikar di lantai
belakang mereka. Sedangkan saya sudah mulai beronani sendiri menyaksikan
aksi persetubuhan istriku ini. Setelah beberapa kali dengan kasar Pak
Bayu menyodok-nyodokkan senjatanya ke mulut istriku. Senjata Pak Bayu
sudah mulai keras lagi, ia mengarahkannya ke arah kemaluan istriku dari
belakang lagi. Perlahan nanmun terpekik istriku merasakan nikmat di
kemaluannya. Lalu, Pak Bayu mulai menggoyangkan kembali pinggulnya
menghujam-hujamkan kemaluannya ke arah liang rahim istriku. Tanpa
membutuhkan waktu yang lama karena mungkin istriku sudah sangat bernafsu
ketika melakukan persetubuhan dengan Pak Mamat, istriku langsung
mendesis-desis keenakan, "oougghhh.... uuhhhhhh.... hufffffhhh....
ssssshhhhhhh........" Pak Bayu bertanya perlahan, "enak mah?" Istriku
mengangguk-ngangguk sambil terus berguncang. Pak Bayu bertanya lagi,
"nanti inap saya yah mah?" Istriku menggeleng-gelengkan kepalanya sambil
berguncang. Lalu, Pak Bayu terlihat agak sebal atas keangkuhan istriku
ini, lalu ia menyuruh Pak Mamat mengambil lagi lilin itu. Lalu,
meneteskannya di pantat istriku. Istriku kali ini tidak terpekik atau
apapun dia hanya diam saja di tetesi lilin itu. Apakah sudah tidak
merasakan sakit? Ataukah sudah di ambang kenikmatan? Istriku hanya
mendesis-desis ringan, "ssshhhhhhh.... ohhhhssss...........
ihhhhhhhhhhhsssss..." Seusai itu, Pak Bayu ingin tetap mencari cara agar
istriku dapat menginap lagi malam ini. Saya tidak tahu sekarang sudah
pukul berapa karena saya tidak membawa jam. Yang pasti langit sudah
sangat gelap mungkin sudah sekitar pukul 20.00 malam. Bisa dikatakan
istriku berada di rumah Pak Bayu sudah hingga larut malam. Memang rumah
pak bayu ini seperti pondok kecil yang cukup jauh dari pemukiman desa
jadi sangat sepi di sini. Pak Bayu mengguncang-guncangkan istriku dengan
sangat keras sekali hingga terdengar suara "plok plok plok" seperti
paha mereka sedang beradu. Istriku merasakan kenikmatan tiada tara ia
mendongakkan kepalanya ke atas sambil meremas memilin dan menarik
putingnya sendiri tanpa ampun. Istriku mendesis kencang, "AHHHHH...
SSSHHHH.... IYAAAHHH IYAHHHHH...." Tiba-tiba saja ketika istriku berada
di puncak seperti itu, Pak Bayu melepaskan senjatanya. Istriku
berteriak, "PAPAAAAHHHH!!! JANGANNN DONGGG!!! KU MOHONNNNNNNNNN!!!" Pak
Bayu hanya tertawa dan Pak Mamat juga tertawa di sana. Namun, istriku
yang terengah-engah melangkah turun dari ranjang mengejar kemaluan Pak
Bayu dan menggenggamnya untuk dikulumnya namun Pak Bayu menghindari
istri saya. Pak Bayupun berkata sambil berusaha menghindari kuluman
istri saya, "jawab dulu, mau tidak inap di sini malam ini?" Istriku
tetap mengejar kemaluan Pak Bayu yang keras itu, tetapi tidak menjawab
apapun. Pak Bayu bertanya lagi, "jika ingin mendapatkan kepuasan lagi
mamah harus ikut bersama kami ronda malam ini." Istriku melotot ke arah
Pak Bayu sambil berhasil mendapatkan kemaluan Pak Bayu dan langsung
mengulumnya berkata sedikit, "tidak mau". Lalu, Pak Bayu melepaskan lagi
senjatanya dari mulut istriku. Istriku bernada sebal dan berkata, "aduh
papah aku ga bisa besok harus kerja pahh lain kali deh bener." Pak Bayu
tetap berusaha mendapatkan istriku malam ini, "tidak papah maunya hari
ini."
Istriku namun berkata, "ya sudah aku pulang saja sekarang." Namun,
istriku beranjak berdiri dan mengambil dasternya siap memakaikannya ke
pada tubuh telanjangnya dan ternyata istriku tidak membawa bra atau cd
ke sini. Karena hanya memakai daster saja istriku langsung bersiap
berjalan keluar rumah Pak Bayu. Namun, Pak Bayu menahan tangan istriku
dan mencium bibir seksi istriku. Istriku nampak terhanyut lagi mereka
saling berpangutan, mengulum lidah, mulut bibir, berbagi air liur.
Nampak istriku sudah bernafsu sejak tadi sekarang semakin bernafsu.
Daster istriku diangkat oleh Pak Bayu secara perlahan dan terlepaslah
sudah kembali daster itu dari tubuh istriku. Sekarang nampaklah dua
insan yang saling berpangutan ingin mendapatkan kepuasan dari
persetubuhan. Lalu, Pak Bayu memberi kode kepada Pak Mamat untuk
menyembunyikan daster istriku. Pak Mamat keluar dari rumah Pak Bayu dan
menyembunyikan daster istriku itu di sebuah gentong di sekitar situ.
Istriku masih terhanyut atas ciuman dan beberapa rabaan Pak Bayu
terhadap tubuh istriku. Pak Mamat kembali dari luar ke arah dalam tanpa
menutup pintu rumah itu, ia tertegun melihat pantat bahenol istriku yang
terpampang di belakangnya. Pak Mamat nampak sudah bernafsu lagi, Pak
Mamat kemudian segera bersiap melahap istriku lagi dengan melebarkan
selangkangan istriku dan menjilati selangkangan istriku. Istriku nampak
terhanyut atas aksi kedua pria ini. Istriku sudah lupa bahwa ia harus
pulang karena sudah larut malam. Namun aku sendiri menyaksikan mereka
dalam posisi ini sangat terhanyut atas nafsu dan kenikmatan. Darahku
berdesir kencang sekali menantikan apa yang akan terjadi selanjutnya di
posisi apakah mereka akan melakukannya kali ini. Lalu, Pak Bayu
melepaskan ciumannya dan mengulum dada istriku yang sudah sangat
bernafsu ini. Dengan pintu pondok itu yang tetap terbuka sehingga
semakin mudah saya melihatnya dari posisi ini. Pak Bayu memberi kode
kepada Pak Mamat untuk menyingkir lalu menggandeng istriku keluar pondok
sambil menoleh untuk memastikan keadaan sekitar apakah sepi. Setelah
dirasa aman, istriku digandengnya ke arah samping pondok itu. Di situ
ada meja yang biasa dipergunakan untuk duduk-duduk. Pak Bayu duduk di
sana dan menyuruh istriku mengulum kejantanannya. Sedangkan Pak Mamat
dari posisi belakang bersiap memasukkan lagi senjatanya ke dalam
kemaluan istriku. Bless... masukklah sudah senjata Pak Mamat tanpa
kesulitan dan istriku terpekik sedikit, "huffhfhhhhh..." Lalu, mulai
digoyangkannya pinggul pak mamat itu, di hujamkannya senjata itu secara
bertubi-tubi ke dalam kemaluan istriku. Sambil terus berusaha
berkonsentrasi menghisap kemaluan Pak Bayu, istriku mendesis-desis
kenikmatan yang memang sudah berkali-kali tidak didapatkannya karena
di-'tanggung-tanggungkan' oleh mereka. Sekiranya dalam posisi seperti
ini sudah berlangsung cukup lama saya tidak tahu sudah berapa menit
tepatnya tetapi menurut saya sekarang waktu sudah menunjukkan sekitar
pukul 21.00 malam. Sudah saatnya bagi Pak Mamat dan Pak Bayu ronda malam
ini namun, sepertinya acara ronda mereka akan tertahan karena mereka
sedang sibuk me-'ronda' tubuh istri saya yang terpampang jelas telanjang
di antara mereka. Terlihat sangat sekali tubuh istriku kontras lebih
putih di bawah petromax itu ketimbang kedua pria yang sedang menikmati
tubuh istriku itu. Saya sendiri melakukan onani lebih cepat lagi karena
sudah mendekati puncaknya. Oh nikmat sekali onani di ruang terbuka
seperti ini sambil menyaksikan kedua pria sedang menikmati tubuh istriku
yang sudah penuh peluh keringat bau sperma dan memar-memar di tubuhnya
di malam yang panjang ini. Hingga aku mengalami ejakulasi pertama
kalinya di sini. Aku tidak memiliki tissue atau apapun untuk menadah
lahar panasku sendiri akhirnya aku hanya menembakkannya ke tanah di
dekat situ. Terdengar suara-suara rintihan dari istriku yang sedang di
ambang kenikmatan, "ohhh... hmmphhhh.... ssshh.... hufffhhh...
hmphhh..." Karena mulutnya masih penuh dengan senjata Pak Bayu, istriku
tidak dapat merintih dengan bebas.
Mereka di dalam posisi itu cukup lama, hingga aku mendengar ada suara
langkah kaki di belakangku, dan ternyata itu adalah Pak Yono dan Pak
Risman yang sudah bersiap-siap ingin mengajak Pak Bayu dan Pak Mamat
ronda seperti biasanya. Namun, sepertinya mereka terbelalak melihat apa
yang tengah terjadi di sana. Melihat istriku sedang merintih-rintih
dihimpit oleh Pak Bayu dan Pak Mamat. Lalu, Pak Yono dan Pak Risman
saling tertegun dan saling melihat satu dengan yang lainnya, lalu mereka
tersenyum dan tertawa sambil berlari-lari kecil ke arah pondok Pak
Bayu. Pak Yono membuka percakapan dengan berkata, "waduhhh... sepertinya
ronda malam ini bakal seru nih." Istriku terkaget dan melepaskan
kemaluan Pak Bayu dari mulutnya dan mendorong Pak Mamat dari dalam
tubuhnya. Istriku melihat ke arah Pak Yono dan Pak Risman, lalu ia
berlari ke dalam rumah Pak Bayu sambil menutup pintu rumah Pak Bayu.
Lalu, aku mendengar Pak Bayu berkata kepada Pak Yono, "wah lu no...
ganggu aja nih lagi asik juga." Pak Mamat pun bernada kecewa menimpali,
"ah tau nih ga bisa lihat orang seneng apa?" Pak Yono hanya tertawa-tawa
dengan Pak Risman sambil berkata, "tenang saja bay, gw sama Risman juga
sudah pernah merasakan istrinya Pak Naryo kok." Pak Bayu dan Pak Mamat
terheran-heran, "ha? serius luh? kapan?" Pak Yono berkata sambil
mencari-cari istriku di dalam rumah, "cukup lama, yang penting sekarang
gimana kalau kita main ramai-ramai aja biar seru." Pak Mamat berkata
dengan sedikit sebal, "yaa... enak di elu dong dua kali dapet kita baru
kali ini nih belum tentu ibu Yola mau kalau ramai-ramai gini." Pak Bayu
mengambil inisiatif untuk berdiri dan membuka pintu pondok sambil
bertanya kepada istriku, "mah... Pak Yono sama Pak Risman mau ikutan
main nih boleh gak?" Istriku di dalam berusaha menutupu tubuh
telanjangnya dengan tangannya sambil melihat ke arah Pak Yono dan Pak
Risman dia hanya diam saja tidak berkata apapun. Pak Bayu bertanya
sekali lagi sambil cengengesan dengan ke-empat pria lainnya, "mah ayo
dong mereka nungguin nih abis mamah seksi sih malam ini jadi semua pria
pada mau deh." Istriku akhirnya menjawab, "aku mau pulang saja,
kembalikan dasterku." Lalu Pak Bayu berkata, "aduh jangan dong kan mamah
belum puas dari tadi nanti pusing loh. Lagipula apa salahnya mereka
ikutan toh mereka juga sudah pernah sama mamah kan?" Istriku melotot ke
arah Pak Risman dan Pak Yono sambil berkata dengan nada lirih sedikit
ketakutan seperti ingin menangis, "aku mau pulangg saja... tolong
kembalikan dasterku..." Pak Bayu seperti memberi tatapan kepada Pak Yono
lalu berkata, "ya udah gini aja deh, mamah boleh pilih dua pria dari
kita berempat untuk melayani mamah malam ini. Setelah mamah bisa puasin
dua pria malam ini maka daster mamah akan kita kembalikan." Istriku
terdiam sambil menatap mereka berempat cukup lama, akhirnya istriku
nampak menyetujuinya karena ia mengangguk kecil. Pak Yono berkata sambil
tertawa kepada mereka, "ya udah ayo kita undi siapa dua pria beruntung
itu." Istriku dengan mata melotot dan kaget tidak mampu mengeluarkan
kata-kata apapun, ia hanya pasrah sambil terengah-engah ia berjalan dan
duduk di tepi ranjang Pak Bayu sambil menunggu keempat pria tersebut
saling bertaruh siapa yang mendapatkan tubuhnya malam ini.
Pak Yono berkata lagi, "ayo kita undi pake koin saja..." Singkat cerita,
pemenang undian itu adalah Pak Mamat dan Pak Yono. Lalu, mereka tertawa
keras karena berhasil mendapatkan istriku malam ini. Lalu, Pak Yono
dengan cepat beranjak ingin mendekati istriku yang terduduk pasrah
sebagai hadiah dari pemenang undian ini. Pak Bayu yang tidak mau kalah
melihat istriku yang sepertinya sebal karena diundi. "Yono... Sepertinya
Yola tidak mau tuh tampangnya murung gitu. Hm... saya punya ide gimana
kalau kita semua buka baju biarkan Yola memilih dua pria di antara kita
yang bakal memuaskan Yola malam ini." Lalu, istriku nampak senang atas
keberanian Pak Bayu menolong dirinya, ia melempar senyum kepada Pak
Bayu. Dalam waktu singkat mereka semua telah telanjang bulat, lalu Pak
Bayu bertanya lagi, "mah, ayo dong dipilih dua pria di antara kita siapa
yang menemani mamah malam ini?" Istriku nampak bingung untuk memilih
setelah melihat senjata mereka semua, istriku menatap senjata mereka
satu per satu dengan teliti, menatap wajah penasaran mereka dengan penuh
arti. Akhirnya setelah cukup lama, istriku menunjuk, Pak Bayu dan Pak
Risman untuk menemaninya malam ini. Istriku ternyata memilih pria-pria
yang memiliki senjata terbesar di antara mereka. Pak Yono dan Pak Mamat
lalu menggerutu, "wah curang lu bay, tadi kan sudah menang undian lagian
elu kan paling ganteng pasti dipilih lah." Pak Bayu membela diri, "ini
kan kemauan Yola kita harus menghargai dong keinginannya." Akhirnya, Pak
Yono dan Pak Mamat menyerah dan berkata, "ya sudah tapi boleh kan kita
menonton kalian di sini?" Pak Bayu lalu menatap istri saya sambil
bertanya, "gimana mah?" Istriku diam sambil menatap mereka semua lalu
kembali lagi ke Pak Bayu. Dan yang tidak kuduga-duga ternyata, istri
saya sambil tertunduk malu menganggukkan kepalanya kepada mereka semua.
Mereka semua berteriak, "yeeeyyy!!!" Pak Mamat dan Pak Yono berkata,
"kita dapat tontonan gratis, bidadari seksi lagi." Pak Bayu berkata
kepada istri saya, "akan menjadi malam yang panjang buat kamu nih mah."
Istriku nampak pasrah tidak mampu berkata-kata lagi. Pak Bayu menyuruh
istri saya, "mah, Pak Risman kan belum maksimal tuh, gimana kalau mamah
bantu Pak Risman dulu." Istriku tanpa disuruh dua kali, ia turun dari
ranjang Pak Bayu dan berlutut di depan senjata Pak Risman lalu mulai
menjilati dan mengulumnya. Pak Yono berkata, "wah bay, lu mesra amat
pakai panggilan mamah-mamah segala?" Istriku terlihat sibuk mengulum
menjilati kemaluan Pak Risman tidak memperdulikan perkataan Pak Yono
barusan sedangkan Pak Bayu hanya melempar senyum kemenangan kepada Pak
Yono sambil menatap istriku yang sudah mulai asik dengan pekerjaan yang
diberikannya. Memang sejak awal istriku sudah naik turun libidonya
karena tidak diizinkan keluar oleh Pak Bayu seharian ini istriku belum
mencapai orgasmenya satu kalipun. Sehingga mungkin saat ini, istriku
sangat berharap bisa mengayuh orgasmenya dari kedua pria yang akan
menemaninya malam ini agar dapat cepat menyudahi persetubuhan yang
melelahkan ini dan pulang ke rumah menemui aku sebagai suami kesepian
yang menantikannya di rumah.
Pak Risman mulai mendesah kenikmatan karena senjatanya sedang dikulum
oleh bibir seksi istriku ini, "waahhh.... wiihhhh..." begitu kira-kira
yang keluar dari mulut Pak Risman. Pak Bayu kemudian melihat aksi ini
sudah cukup lama. Pak Bayu duduk di pinggir ranjang dan menyuruh Pak
Risman untuk bertukar posisi dan memposisikan istri saya menungging
menghadap ke ranjang sambil bersiam mengulum senjata Pak Bayu. Istriku
mengulum senjata Pak Bayu dengan lahap dan nikmat, sementara, Pak Rismah
bersiap-siap memposisikan dirinya di belakang istri saya untuk menembus
rahimnya. Bless... Istri saya benar-benar terpekik panjang ketika
senjata Pak Risman berada di dalam rahimnya,
"OOOOOUUUUUGGGGGHHHH.........." Lalu, Pak Bayu beserta Pak Mamat maupun
Pak Yono, tertawa keras, "haha...haha...ha..." Istriku tetap melanjutkan
'tugas'nya untuk mengulum senjata Pak Bayu. Namun, rupanya Pak Risman
sangat bernafsu malam ini, ia tidak menunggu lama langsung saja
mempercepat irama goyangannya. Istriku megap-megap sambil berusaha
mengulum senjata Pak Bayu. Seperti yang kaliang ingat di Part 3. Istri
saya tidak dapat berkonsentrasi untuk mengulum kemaluan siapapun ketika
Pak Risman sedang membelah rahimnya. Istriku meracau mendesis dan
megap-megap, "aahhhhhh.... sssshhhhh.... gi...laaa...." Pak Bayu memakai
kesempatan ini untuk menggoda istriku, "gila kenapa mah?" Istriku
mendesis lagi, "sssshhhh.... gi...laaa....." Pak Bayu dan Pak Yono
menyahut, "apanya sih yang gila?" Istriku tidak perduli lagi berkata,
"bessaa...aaarr...... ooohhhhhh...." Mereka semua tertawa terbahak-bahak
mendengar pernyataan istriku itu, "hahahahaa.... haha...." Memang
sepertinya di antara mereka yang paling besar senjatanya adalah Pak
Risman ini. Lalu, tak seberapa lama sepertinya Pak Risman memang sudah
bernafsu sekali, ia segera akan mencapai puncaknya. Pak Risman memberi
kode kepada Pak Bayu untuk bertukar posisi. Ketika, senjata Pak Risman
dikeluarkan dari rahim istriku, istriku melenguh kecewa,
"yaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhh............ ssshhh........" Namun, Pak Bayu
dengan cepat menggantikan posisi Pak Risman sedangkan Pak Risman
berpindah ke mulut istriku. Tanpa harus disuruh lagi, istriku langsung
melahap kemaluan pak risman yang penuh cairan cinta istriku itu sendiri.
Tak sampai 3 menit, Pak Risman berteriak,
"aaaaaaaaaahhhhhhhhhh......... nikmaaaaaaaattttttttt......"
Diletuskannya lahar panas Pak Risman ke dalam mulut istriku hingga
tumpah dari mulut istriku mengalir ke dagunya dan jatuh ke lantai.
Beberapa dari sperma itu ditelan oleh istriku dan beberapa lagi jatuh
dan tumpah di bibir serta dagunya. Setelah itu, Pak Risman nampak
kelelahan sepertinya ia tidak dapat melakukan persetubuhan lagi
sementara waktu. Sementara itu Pak Bayu yang sedari tadi sedabg memompa
istriku memberi kode kepada Pak Risman untuk berbaring di bawah istriku
untuk menghisap payu dara istriku secara lahap. Lalu, Pak Risman
menuruti saja kemauan Pak Bayu.
Pak Risman memposisikan dirinya di bawah istriku tepat di bawah dadanya,
menghisapnya memerasnya memilinnya mengulumnya menariknya. Istriku
mendesis keenakan, "ooooohhhhhhhhhh sssshhhhhhhhh...." Lalu sekiranya
sudah cukup, Pak Bayu menyuruh Pak Risman menyingkir. Pak Bayu mencabut
senjatanya lagi lalu berpindah ke depan istriku untuk menyuruh istriku
mengulum senjata Pak Bayu lagi. Istriku kecewa sekali karena ia belum
mendapatkan orgasmenya lagi. Namun, Pak Risman beristirahat di pinggir
sambil menonton istri saya yang sedang mengulum-ngulum kemaluan Pak
Bayu. Nampak istri saya tengah terhanyut lalu, Pak Bayu memberi kode
kepada Pak Mamat untuk menggantikan posisi Pak Risman tanpa persetujuan
dan sepengetahuan istriku. Mungkin saat itu istriku berpikir itu adalah
Pak Risman yang sedang ingin menyetubuhinya lagi ronde kedua. Lalu Pak
Mamat memasukkan senjatanya ke dalam kemaluan istriku membelah nya dan
menusuknya. Istriku mendesis keenakan, "ooooouughhhh.... ssssshhhh...."
Sambil terus menggoyangkan pinggulnya Pak Mamat meremas-remas dada
istriku dari belakang. Istriku terus memberikan pelayanan kepada Pak
Bayu yang tak kunjung selesai. Tiba-tiba Pak Bayu memberi kode kepada
Pak Mamat untuk mempercepat sodokannya. Istriku megap-megap keenakan
lagi, "ooooouuuuggghhh sssshhh... ahhhhh.... issshhhhh..... terussshhh
....." Rupanya Pak Mamat yang sedari tadi menonton aksi istriku sebagai
bintang filem porno malam ini tidak dapat bertahan lama. Pak Mamat
menumpahkan spermanya ke dalam rahim istriku lagi. Istriku berteriak,
"jangan di dalammmmm!!!! aduhhhhh!!!" Namun, Pak Mamat tidak perduli
malah ia menghujamkan lebih dalam lagi senjatanya sambil berkedut-kedut
karena keluar. Istriku tidak menyadari bahwa itu adalah sperma milik Pak
Mamat. Lalu, tanpa harus menunggu lama, Pak Yono yang sudah tidak sabar
itu menggantikan posisi Pak Mamat, istriku tidak menunjukkan rasa
curiga sedikitpun. Hujaman demi hujaman diberikan oleh Pak Yono, remasan
demi remasan diberikan oleh Pak Yono untuk memuaskan istriku. Pak Bayu
melihat istriku sudah hampir orgasme karena desahannya sudah sangat
keras, "aaaaaaaaahhhhhhh.... yaaahhh.... terussshhhhh....
lagi....lagi....." Lalu, Pak Bayu menggunakan kesempatan ini untuk
memperkenalkan siapa yang menyetubuhinya, "****** pak yono enak mah?"
Istriku menengok kebelakang sambil menatap sayu ke arah Pak Yono,
mungkin karena ia benar-benar mengharapkan bisa di puaskan malam ini
tidak perduli oleh siapapun, akhirnya istriku mengangguk ke arah Pak
Bayu. Pak Bayu kemudian memberi kode kepada Pak Risman lagi untuk
meremas dan memilin Payu Dara istriku lagi. Sedangkan Pak Mamat memilin
dan meremas payu dara istriku di sisi lain. Istriku benar-benar sudah di
ambang kenikmatan, ia tidak perduli lagi dengan dua pria yang harusnya
menyetubuhinya malam ini menjadi empat pria di sana. Suasana menjadi
sangat hening hanya terdengar rintihan nafsu dari istriku, "ooohhh...
shhh... ahhh... issshhh... huffhhh.... hmbpphhhh... yahhhh...
iyaahhhh.... ssshhhh...." Keadaan ini berlangsung cukup lama, lalu Pak
Bayu memberi kode kepada Pak Yono untuk bertukar posisi, sekarang Pak
Yono berada di depan istriku sedangkan Pak Bayu menghujam kemaluannya ke
dalam rahim istriku lagi. Istriku mulai mengulum senjata Pak Yono.
Tiba-tiba saja Pak Risman sudah kembali keras. Berdiri di samping Pak
Yono dan menyodorkan senjatanya ke muka istriku. Pak Mamat mengambil
alih kedua payudara istriku. Mungkin karena dorongan yang kuat atas
perlakuan ini semua, istriku yang sudah benar-benar bernafsu, ia
menggenggam kemaluan Pak Yono dan mengocoknya. Sedangkan kulumannya
berpindah ke senjata Pak Risman. Sesekali ia mengganti genggamannya ke
arah senjata Pak Risman dan mengulum senjata Pak Yono. Istriku melakukan
itu secara bergantian. Lalu, tampaknya istriku benar-benar sudah tidak
sadar diri ia akan segera mencapai orgasmenya, kocokannya terhadap Pak
Risman dan Pak Yono sudah tidak dapat berkonsentrasi lagi. Pak Bayu
sudah mempercepat hujamannya kedalam rahim istriku.
Lalu, tiba-tiba saja ketika istriku akan segera mencapai klimaks, Pak
Yono memberi kode kepada Pak Bayu karena Pak Yono meihat wajah istriku
akan mencapai klimaks. Pak Bayu langsung melepaskan senjatanya dari
rahim istriku. Istriku memelas benar-benar memelas ingin dipuaskan,
"massss.... jangannnnnnnnnnnnn.............. ayo dongggggggggg.... aku
mohonnnnnnnnnnn........." Mereka semua tertawa mendengar itu. Lalu, Pak
Bayu nampak merebahkan dirinya di lantai sambil menyilangkan tangannya
di balik kepalanya bersikap seperti arogant. Pak Yono berkata kepada
istri saya, "jika kamu ingin dipuaskan maka kamu harus meraihnya
sendiri." Lalu, istri saya menengok ke arah Pak Bayu yang sedang
berbaring di lantai, ia merangkak naik ke atas tubuhnya sambil dengan
tidak sabar menggenggam senjata Pak Bayu untuk di arahkannya ke liang
kewanitaannya sendiri. Bless.... setelah kemaluan Pak Bayu merobek
vagina istriku, istriku langsung meracau, "uuuuuuggggghhhhhh...." Tanpa
berlama-lama istriku menggoyangkan pinggulnya meremas buah dadanya
sendiri sambil memejamkan matanya menghadap ke langit-langit. Posisi
istriku kini tegak lurus menghadap ke arah aku mengintip. Aku sangat
horny melihat istriku dimabuk kepayang seperti itu. Akhirnya senjataku
bereaksi lagi dan bersiap untuk beronani lagi. Namun, tanpa di duga-duga
aku mendengar suara langkah kaki dari belakangku, aku buru-buru
menghindar untuk bersembunyi. Ternyata itu adalah Pak Nizam! Wah bahaya
apakah istriku akan disetubuhi oleh Pak Nizam juga??? Namun, ketika Pak
Nizam terkaget-kaget menyaksikan istriku sedang terpejam dan
meremas-remas memilin-milin dadanya sendiri dengan terus memejamkan mata
dan menengadah ke langit-langit. Namun Pak Nizam tidak mengambil
langkah apapun, ia hanya beronani menyaksikan istriku itu. Nampaknya,
Pak Nizam belum sadar bahwa di sana ada empat orang pria, karena memang
dari posisi Pak Nizam hanya dapat terlihat istriku seperti sedang
bermasturbasi sendiri. Lalu, tidak sampai 5 menit Pak Nizam mengeluarkan
lahar panasnya. Namun, ia panik karena tangannya tercecer oleh sperma
miliknya sendiri. Pak Nizam berlari lagi kembali ke desa mungkin ingin
pulang ke rumahnya untuk mencuci tangannya. Sedangkan aku kembali ke
dalam posisi mengintip. Dan menyaksikan, istriku sedang dikelilingi oleh
Pak Yono, Pak Mamat, dan Pak Risman. Mereka bertiga menyodorkan
senjatanya ke arah istriku yang masih terpejam menikmati senjata Pak
Bayu di dalam rahimnya. Namun, istriku tersadar bahwa ada tiga senjata
yang sedang berada di sekitarnya. Tanpa berpikir dua kali, istriku
menggenggam kemaluan Pak Risman dan Pak Mamat karena kebetulan posisi
mereka di kanan dan di kiri, serta menghisap kemaluan Pak Yono yang
berada di depannya persis.
Rintihan demi rintihan terdengar, "hmmmphhh.... huffhfhhh....
sshhhmmm..... ssshhhmmmm.... hmppffhh..." Karena mulutnya di jejali
senjata sangat sulit untuk merintih. Darahku berdesir dengan sangat
kencang, jantungku berdegup kencang sekali, nafsuku meningkat secara
drastis karena menyaksikan perbuatan mereka kepada istriku. Tangan
istriku sibuk mengocok kemaluan Pak Mamat dan Pak Risman, mulut istriku
sesak karena dijejali kemaluan Pak Yono, liang senggama istriku dipenuhi
oleh kemaluan Pak Bayu. Semua hal ini membuat aku sangat bernafsu, aku
mengocok kemaluanku sendiri dengan sangat cepat. Sambil aku berkata
kepada diriku sendiri, "ohhh... istriku apakah kamu sesak dengan semua
senjata-senjata perkasa itu di sekitarmu? ohh... apakah kalian semua
puas menerima 'pelayanan' istimewa dari istriku yang seksi itu? ohhh...
apakah 'pelayanan' istriku memuaskan kalian semua? ohh... apakah istriku
benar-benar ingin dipuaskan oleh kalian semua sekaligus?" Semua
perkataan kepada diriku itu membuat aku sangat bernafsu. Suara nafsu
dari mereka semua pun mulai terdengar, mereka semua tak henti-hentinya
juga memuji-muji istriku, "enak sekali kocokanmu sayang....", "ibu
terlihat sangat seksi sekali di posisi ini....", "dik Yola kamu wanita
yang terhebat yang pernah aku rasakan", "mahhh... kamu seksi sekali
malam ini mahhhh... mereka semua menyukaimu...." Istriku nampak semakin
membara nafsunya setelah dipuji-puji oleh mereka berulang-ulang,
"cantik, seksi, horny, bidadari, tubuh indah, pelayanan bagus, permainan
hebat...." Aku sudah tidak dapat membedakan lagi suara-suara siapa itu,
"ohhhh.... mantapppp.... enakkkkkk... terussshhhh.... ssshhhhh....
ougghhhh.... hmbppphhhh.... huffhhhh...... enakkkkk.... terusss.....
lagi...." Saya sendiri memuji-muji istriku dari sini, "istriku kamu
hebat sekali bisa memuaskan mereka semua.... apakah kamu puas sayang?
apakah kamu ingin mereka menyemburkan spermanya ke seluruh tubuhmu itu?"
Pak Bayu memberikan pengarahan terakhir kepada mereka, "ayooo....
mahhhhh... kita semua keluarkan secara berbarengan.... siapppp....
ohhh...." Terlihat istriku semakin cepat mengocok kemaluan mereka semua,
mulutnya semakin cepat keluar masuk dari senjata Pak Yono.
Tangan-tangan pria itu membelai rambut istriku, meremas dan memilin dada
istriku dengan kasar dan gemas. Mengusap-ngusap lembut punggung dan
bahu istriku. Gerakan mereka semua sudah berantakan dan sangat cepat
seperti gempa bumi lokal atau bahkan seperti orang sedang mengadakan
ritual dan kesetanan. Terus.... terusss.... begitu kataku. Ohhhh....
Namun, hal yang ditunggu-tunggu oleh kita semua termasuk saya, Pak
Risman, "ohhhhhhhh........" menyemburkan spermanya terlebih dahulu
menembak ke arah rambut dan pipi istriku dan di arahkan turun ke arah
bahu serta payu dara istriku. Lalu Pak Yono nampak juga telah mencapai
klimaksnya, "dik Yolaaaaaaaaaaaaa............" tumpah di dalam mulut
istriku dan tercecer ke dahu hingga ke perut Pak Bayu. Pak Mamat, "ibu
memang seksiiiiiiii.... dan cantik......." disemburkannya ke arah pipi
dan rambut sisi kanan bahu serta payu dara kanan istriku. Istriku nampak
mencapai orgasmenya juga tetapi ia tersedak dengan sperma di dalam
mulutnya yang belum sempat ia telan. Istriku menjerit, "AOHGHGHGOGH...
UUGGHGHHHHH.... " Seperti orang gelagapan karena ada air di mulutnya.
Pak Bayu pun bersamaan dengan istriku, "OHHHHHHHHHHHHHHHHHH............"
Ditumpahkannya di dalam rahim istriku. Akupun telah mencapai
ejakulasiku dan mencecer spermaku ke semak-semak di sekitar situ.
Istriku menengadah ke atas sambil berteriak, "GILAAAAAAAAAAAA..........
AKU PUASSSSSSSSSSSSS......SEKALI...." Apakah ini yang dinamakan
multi-orgasme? Karena istriku sudah seharian tertahan tidak bisa
mencapai orgasmenya karena Pak Bayu, nampak istriku meledak-ledak
orgasmenya kali ini. Lagi-lagi istriku berteriak,
"ENAKKKKKKKKKKK................
NGEEEEEEEEHHHHHHHHHHHHHHHHHHH..............."
Setelah itu istriku ambruk seambruk-ambruknya di atas tubuh Pak Bayu.
Aku melihat istriku nampak tidak bergerak sama sekali di atas tubuh Pak
Bayu. Sedangkan Pak Yono, Pak Risman, Pak Mamat sedang terkulai lemas di
pinggir ruangan. Mereka terengah-engah dan berada dalam posisi itu
cukup lama. Akupun hanya bisa menyaksikan mereka beristirahat. Lama
sekali istriku tidak kunjung bergerak dari posisi itu. Aku tidak tahu
saat ini sudah pukul berapa, karena aku tidak dapat menemukan jam di
manapun di sini. Hingga akhirnya Pak Bayu menggeser tubuh telanjang
istriku dari atas tubuhnya diletakkan di sampingnya. Nampak istriku
tidak bergerak dan benar-benar lemas sekali, apakah ia pingsan? atau
hanya tertidur? Aku sangat kahwatir dari posisi ini aku benar-benar
tidak dapat melakukan apapun. Pak Bayu akhirnya membuka perkataan
pertama kalinya, "wah... kayaknya tertidur nih... kecapean..." Mereka
semua cuma tersenyum-senyum saja sambil terengah-engah. Akhirnya, saya
melihat mereka semua mulai berpakaian, beberapa di antaranya mengambil
air dari teko dan minum. Mereka membiarkan istri saya tertidur begitu
saja di lantai yang dingin. Setelah semua berpakaian lengkap, mereka
mengangkat tubuh telanjang istri saya untuk di baringkan di atas
ranjang. Istri saya nampak tidak bergerak sama sekali, ia benar-benar
kelelahan atas persetubuhan kali ini. Aku melihat mereka tertawa-tawa
menyaksikan tubuh telanjang istriku yang tidak berdaya ini. Lalu, Pak
Yono meminta izin kepada mereka semua, "sudah nih kayaknya pesta malam
ini, kapan-kapan lagi yah? ajak-ajak lu bay jangan main sendirian. saya
pamit pulang dulu yah. suaminya dikabarin tuh bay kalau istrinya
menginap malam ini hahahaha...." begitu kira-kira ejekan Pak Yono. Lalu
Pak Mamatpun turut berkata, "saya juga pamit deh mau ronda, bahaya nanti
diomelin warga." Pak Risman pun mengikuti mereka untuk keluar. Namun,
sebelum mereka semua beranjak pergi, istriku seperti mengatakan sesuatu,
"p...puu...laanggg.... antar aku pulang.... mas" Pak Bayu berkata,
"memangnya mamah kuat jalan?" Istriku berkata lagi, "to...long...
mass... aku... harus pulangg...." Sepertinya istriku berusaha bangkit
dengan tubuh lemasnya tetapi tidak mampu sama sekali, ia benar-benar
lemas. Jika saja aku bisa memeritahukan istriku, aku mengizinkan istriku
untuk tidur di sana malam ini, aku tidak akan marah ketimbang ia harus
bersusah payah seperti itu untuk pulang. Aku tidak ingin membahayakan
istriku. Namun dengan terus berusaha bangkit istriku ingin pulang ke
rumah. Akhirnya Pak Bayu berkata, "baiklah akan saya gendong kamu mah
untuk pulang..." Tubuh telanjang istriku diangkatnya, dan mereka
memakaikan daster istriku lalu menggendong istriku beramai-ramai ke arah
rumahku. Sebelum mereka sampai di rumah aku buru-buru berlari untuk
menyalakan lampu rumah dan harus segera bersembunyi.
Sesampainya aku di rumah, saya langsung melihat jam dinding di rumahku
dan terkaget-kaget ternyata sekarang sudah jam 2 Pagi. Berapa lamakah
persetubuhan itu berlangsung? Akhirnya beberapa menit kemudian,
rombongan mereka menggotong istriku telah sampai di depan pagar. Tetapi
ada yang aneh, loh? Ke mana daster istriku??? Daster istriku bukannya
tadi dipakaikan oleh mereka? Mereka membuka pagar dengan kunci yang di
bawa oleh istriku. Tetapi aku lupa bahwa pintu depan tadi aku grendel
jadi mereka tidak bisa masuk. Sambil berjingkat-jingkat mereka berjalan
agar aku tidak terbangun karena mungkin mereka berpikir aku sedang
tidur. Istriku dengan tubuh telanjangnya dibaringkan oleh mereka di
bangku teras halaman rumah. Lalu mereka menutupi tubuh telanjang istriku
dengan dasternya. Ternyata daster itu basah kuyup atas keringet dan
sperma istriku sepertinya. Maka dari itu mereka membuka daster istriku
agar tidak masuk angin. Namun sekarang istriku terpaksa harus berbaring
di halaman karena tidak dapat masuk. Aku akan menunggu mereka pergi baru
aku menjemput istriku di depan sana. Cukup lama aku menunggu mereka
pergi, malah Pak Mamat berkata "biar saya jaga ibu yola di sini aja apa?
kasihan kan?" Tetapi Pak Bayu berkata, "bahaya mat nanti Mas Naryo
bangun kita repot" Pak Yono pun bingung harus berbuat apa, "tapi kita
tidak bisa membiarkan dia di sini bay." Pak Bayu berkata lagi, "begini
saja, kita ronda sesekali kita kembali melihat ke sini, untuk memastikan
saja bahwa Yola aman." Akhirnya mereka semua pergi, akupun dengan
segera membawa istriku masuk ke dalam rumah dan mengunci pintu rumahku
kembali. Dari posisi ini, aku dapat melihat dengan jelas, tubuh istriku
bau sperma sangat pekat dan kuat. Di rambut istriku berceceran
sperma-sperma pria-pria brengsek itu. Dada istriku memar-memar seperti
bekas gigitan. Pantat istriku merah padam karena lilin dan
tamparan-tamparan. Punggung istriku nampak seperti bercak-bercak merah
karena tetesan lilin. Di dada istriku terdapat sperma yang sudah
mengering. Mulut istriku juga terlihat adanya sperma yang mengering di
sana. Vagina istriku nampak hancur berantakan, jika aku buka nampak
seperti vagina itu melebar, dan banyak sekali cairan di sekitar situ
yang sudah mengering. Bulu-bulu kemaluannya juga sudah tercecer sperma
tidak karuan. Aku membiarkan istriku beristirahat di bangku bambu malam
ini sambil memberikannya selimut dan bantal untuk menutupi tubuh
telanjangnya. Daster istriku diletakkan di sebelahnya. Baunya pekat
sekali percampuran antara keringat dan sperma.
Keesokan paginya istriku tidak pergi ke toko di kota, ia benar-benar
terkapar lemas hingga jam 12 siang. Aku berpura-pura belum bangun di
dalam kamar. Aku mendengar istriku terbangun, ia berjalan secara
perlahan ke dalam kamar untuk mengambil daster baru serta handuknya.
Lalu ia berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Layaknya
seorang suami harusnya menceraikan istri yang sudah seperti ini. Tetapi
saya, sangat mencintai istri saya, saya tidak bertanya ataupun berkata
apapun kepada istri saya tentang semalam. Saya bersikap biasa saja
terhadap istri saya seolah-olah tidak terjadi apapun. Istriku tampak
ceria sekali hari itu mungkin karena ini pertama kalinya ia berhasil
mendapatkan multi-orgasme. Saya ingin mendukung apapun yang ia lakukan
jika ia pikir itu benar dan membuatnya bahagia. Maka aku tidak akan
pernah menceraikannya, melainkan berusaha memberikan dukungan baik
secara langsung maupun tidak langsung selama ia dapat ter-'puaskan'
secara lahir dan batin. Aku ingin istriku, Yola, bahagia. Aku cinta kamu
Yola, selamanya.
Perlu diingat bahwa Part 5 dan 6 bukanlah 100% kisah nyata. Itu adalah
request pembaca ingin melihat aksi Yola lebih liar lagi khususnya
gangbang. Tetapi, memang kejadian-kejadian seperti itu ada walaupun
tidak se-sadis atau se-heboh yang di ceritakan di part 5 dan 6. Saya dan
Raka berharap kalian menyukai cerita special kali ini.
Salam,
Naryo & Raka
0 komentar:
Posting Komentar