Batang kemaluannya langsung bergesekan dengan seluruh sisi vaginaku.
Rasanya keintiman ini akan mencapai puncaknya dengan cepat, tapi ada
baiknya juga. Aku sudah sangat terangsang, dan kemaluan anakku pun
sudah sangat keras. Getaran tubuhnya sungguh terasa, nafasnya
terengah-engah. Aku meraih pantatnya dan melingkarkan kakiku di sana
sambil merengkuhnya agar lebih rapat dengan tubuhku . Saat ia menyentuh
bagian bawah vagina saya , saya menatap matanya dan ia tidak bergerak .
Dia mengecuku lagi begitu bersemangat dan kemudian kemaluannya mulai
bergerak keluar-masuk masuk dari vaginaku.
Aku mulai mengerang keras " Oh ... ah ... " ketika klimaksku kian
mendekat dengan cepat. Aku belum pernah mengalami orgasme begitu cepat
seumur hidupku hinggga bersetubuh dengan anak kandungku.
Gerakannya semakin cepat dan semakin cepat. Kemaluannya sibuk keluar-masuk tanpa henti.
" Oh ... Mul ... Mama mau sampai, jangan berhenti ... "
Dia menatap mataku dengan penuh gairah saat aku mencapai orgasme dan
kemudian mendesah keras : " Ma, Mul sayang Mama, Mul juga sampai. Biar
di dalam ya ... "
Orgasme kami berlangsung bersamaan, ia menyemburkan muncratan air
maninya beberapa kali, menambah kenikmatan orgasme di vaginaku.
Selanjutnya, batang kemaluannya yang masih keras, meski baru saja
memuncratkan air mani, terus bergerak keluar-masuk vaginaku. Bibirnya
melekat di bibirku sambil kemaluannya terus bergerak di vagina. Aku tak
mengerti bagaimana ia bisa tetap keras setelah orgasme. Tapi, itulah
yang terjadi dan aku menyukainya. Pergesekan batang kemaluannya dengan
vaginaku menciptakan percikan suara yang membawaku ke orgasme kedua.
" Ah ... ah ... " aku mengerang keras di mulutnya pada puncak orgasme
kedua . Lalu ia mulai memuncratkan semburan air maninya lagi dengan
sangat keras . Setelah itu ia sedikit rileks, batang kemaluannya masih
di dalam vaginaku dan bibirnya mengecupku berulang-ulang. Dia berguling
ke samping dan kakiku terus melingkari tubuhnya sehingga kemaluannya
tetap berada dalam diriku . Aku tidak ingin batang kemaluannya terlepas
karena tak tahu apakah ini masih bisa terulang lagi. Aku sudah mencapai
orgasme dan ingin meraihnya sebanyak mungkin. Harus kuakui, bukan hanya
aku yang inginn mewujudkan mimpi anak kandungku bersetubuh dengan
ibunya, melainkan aku menginginkannya juga, bahkan khawatir tak lagi
memiliki kesempatan yang sama di kemudian hari. Sambil membatin, aku
merasakan tangan anakku mengusap lembut payudaraku.
Tangan kokoh itu menjelajahi payudaraku, sedangkan matanya menatap kedua
belah buah dada seolah-olah takut kehilangan. Karuan saja putingku
mengeras oleh sentuhan itu, mulutku mulai mendesah lagi meskipun saya
baru saja mengalami orgasme. Kami tidak mengucapkan sepatah kata pun,
namun ku pikir belum ada yang menginginkan keintiman ini berakhir. Dia
meraih payudara kananku dan menariknya dengan lembut ke arah bibirnya
yang menuju puting. Sentuhannya membuatku terpejam dan menggelinjang.
Bibirnya lembut mengisap putingku, perlahan-lahan dan secara bertahap
semakin cepat. Ia melakukan hal serupa pada payudara lain dan kemudian
kembali ke yang pertama ...
Ku rasakan juga kemaluannya mulai mengeras lagi dalam vaginaku yang
agaknya masih dahaga! Aku hampir tak percaya namun kagum oleh batang
kemaluan anakku yang segera menegang lagi, dan juga heran merasakan
birahiku yang juga ikut meninggi meski baru saja mencapai orgasme. Dia
merngsang vaginaku dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya,
bahkan di tahun-tahun aku lebih muda dengan suamiku Aku belum pernah
melakukan begitu banyak dan begitu cepat setelah klimaks.
Batang kemaluannya yang membesar, sentuhan bibir, dan gerakan lidahnya
membangkitkan naluri terliarku. Segera saja kami bersetubuh kembali. Dia
mengisap putingku saya penisnya menyelami lubang vaginaku kuat-kuat
dengan kecepatan yang sama. Kakiku menekan ketat di sekitar pantatnya
dan memandu kemaluannya agar lebih jauh menyelami vaginaku yang basah
kuyup oleh sperma bercampur cairanku sendiri. Tubuh anakku mulai
berkeringat dan segera saja selangkangan kami saling melekat satu sama
lain. Aku tak sanggup bertahan lagi. " Oh ... Mul ... Mul buat apa sama
Mama. Mama sayang Mul, Mama mau sampai lagi ... "
Orgasme itu begitu kuat dan vaginaku menjepit kemaluannya dengan ketat
sementara aku mengerang . Aku merasa ejakulasi vaginaku di kemaluannya .
Dia telah menemukan G spot-ku. Beberapa detik setelah itu ia
menyemprotkan spermanya lagi di dalam vaginaku. Dia menciumku saat
melepaskan semburan terakhirnya. Tubuh kami melekat satu sama lain,
sama-sama basah oleh nafsu dan keringat kami . Aku menatap matanya dan
menyeka keringatnya di dahinya . aku benar-benar menyadari apa yang
telah kulakukan . aku telah berbuat tak senonoh dengan anakku, sama
seperti dia kepada ibunya. Namun aku mencintainya. Aku telah takluk
oleh darah-dagingku sendiri dan tidak menyesal dengan apa yang terjadi!
"Ma ... " ia jeda sejenak dan menatapku dalam-dalam, " Aku sayang Mama ... "
" Mama juga sayang sama Mul... "
" Bukan Ma ... Maksud Mul, Mul jatuh cinta sama Mama ... "
Semua telah terjadi. Aku tak akan pernah melupakan perasaan puas yang
mendalam di wajah anakku ketika menyemprotkan spermanya berkali-kali di
dalam vaginaku. Satu-stunya kekhawatiranku, kami bersetubuh polos tanpa
pencegah kehamilan, sementara seks dengan suamiku amat sangat jarang.
TAMAT ??
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar