Kisah ini terjadi sejak setahun yang lalu dan herannya aku tidak dapat
melepaskan dirinya dari sisiku. Panggil saja aku Emma. Sejak usiaku 20
tahun aku menjadi bintang iklan dan foto model, dan saat ini usiaku 27
tahun jadi sudah 7 tahun aku malang melintang di dunia modelling. Sejak
aku sibuk menjadi model, ayah memberiku sebuah mobil sedan dan aku
sendiri yang menyupirnya.
Karena makin lama aku makin banyak iklan yang kubintangi, otomatis
kesibukanku juga makin bertambah. Kalau pulang ke rumah pasti di atas
jam 12.00 malam. Karena terlalu sering pulang malam habis syuting dan
tidak enak karena mengganggu tetangga tempat tinggal ayah, atas
persetujuan ayah dan ibuku, aku menyewa apartemen di daerah Kuningan
dari hasilku menjadi model.
Akhirnya sejak 2 tahun lalu aku tinggal di apartemen beserta seorang
pembantu (Menik). 6 bulan aku sudah tinggal di apartemen itu. Suatu
malam ketika aku pulang secara tidak sadar aku menubrukkan mobilku ke
pohon, untungnya aku tidak cedera berat, namun hal itu membuat diriku
trauma untuk membawa mobil sendiri dan selama hampir 3 bulan, aku
menggunakan Taxi untuk mengantarku syuting iklan.
Pada suatu hari, temanku mengajurkan untuk menggunakan jasa supir.
Akhirnya setelah kutimbang-timbang, suatu hari temanku mengantarkan
supir ke apartemenku. Pada awalnya aku agak ragu setelah melihat wajah
(sebut saja David) untuk menjadi supirku. Terus terang aku agak takut
karena dia berasal dari Timur Indonesia, orangnya berkulit hitam legam,
usia sekitar 53 tahun, orangnya tinggi besar dan berbulu. Namun kata
temanku, dia biasa mengendarai mobil-mobil otomatic dan pernah menjadi
supir dari salah satu kedutaan. Akhirnya dengan segala pertimbangan
David resmi menjadi supir pribadiku.
Sejak saat itu aku berpikir untuk memilih mobil baru, karena mobil sedan
yang ayah belikan untukku tidak pernah kuperbaiki sejak kecelakaan
tersebut. Mobil yang kugunakan adalah keluaran Korea. Dan memang rupanya
David selain ahli dalam menyupir (menyupirnya tenang dan hati-hati),
sopan terhadap diriku (jadi bodyguard-ku), ternyata dalam hal melayani
nafsu seksku dia juga ahli.
Kejadiannya kira-kira satu tahun lalu, malam itu jam 02.30 aku pulang
dari acara pembubaran panitia iklan salah satu produk makanan. Karena
pada acara tersebut ada minuman yang memabukkan, aku agak sempoyongan
ketika dipapah temanku masuk mobil dan Pak David terkaget-kaget dari
tidurnya. Setelah itu David langsung menggantarku pulang ke apartemen.
Dalam keadaan setengah mabuk, berat rasanya untuk naik lift sendiri,
setelah sampai di parkiran apartemen, kuminta David mepapahku ke kamarku
di lantai 37. Tubuhku mengelayut di tubuh David. Sampai di pintu kamar,
kunci kamar lepas dari tanganku karena aku makin pusing. Dengan cekatan
David mengambil kunci yang terjatuh, secara otomatis tubuhku juga
lunglai dan dengan cepat juga David membopong tubuhku, lalu membuka
pintu dan masuk apartemen. Aku dibopong hingga masuk kamar tidurku, lalu
direbahkannya tubuhku di tempat tidur. David lalu keluar kamar tidurku.
Setengah jam kemudian karena aku tidak dapat tertidur akibat kepalaku
pusing dan aku merasakan mual ingin muntah, aku berteriak memanggil
Menik pembantuku untuk membantuku bangkit. Tapi yang masuk kamar bukan
Menik melainkan David.
"Ada apa Non..? Menik khan lagi pulang kampung.."
"Oh.. iya.. aku lupa.. tolong.. Pak.. saya mau muntah."
"Kemana.. Non..?"
"Tolong.. ke kamar mandi.."
David lalu membopongku ke kamar mandi. Sampai di sana aku pun langsung muntah.
Setelah selesai, David membopongku kembali ke kamar tidur, namun secara
tidak sengaja rok yang kukenakan tersingkap hingga terlihat celana
dalamku yang berwarna hitam model cawat oleh David disaat dia merebahkan
tubuhku di tempat tidur. David pun langsung berubah menjadi buas dan
kasar. Dia langsung menggosokan tangannya di pahaku yang putih mulus dan
vaginaku yang masih tertutup celana dalam diremas oleh tangannya. Aku
hanya dapat mendesah dan tidak dapat berbuat apa-apa untuk menolaknya,
karena badanku yang lemas sehabis muntah.
David pun makin kasar, celana dalamku langsung ditarik ke bawah hingga
betis lalu jari-jarinya mulai dimainkan di vaginaku. Aku hanya dapat
melengguh dan mendesah ketika jarinya dimainkan di vaginaku.
"Ahh.. aahh.. sshh.. sshh.. awghh.."
Jari-jari tangan David ditusukkan makin ke dalam vaginaku. Aku sama
sekali tidak dapat berbuat apa-apa terhadap apa yang David lakukan
padaku karena pusing di kepalaku makin berat dan tubuhku sama sekali
tidak bertenaga. Karena aku tidak dapat berpikir jernih, David makin
menggila menguasai tubuhku.
David mulai menjilati pahaku yang putih nan mulus, makin lama makin ke
atas hingga liang vaginaku terjilat oleh lidahnya yang agak kasar
permukaannya. Aku makin terbawa arus kenikmatan dan bukannya berontak
terlebih-lebih ketika lidahnya menemukan biji klitorisku dan
disedot-sedot oleh lidahnya hingga aku pun melintir dan menggelinjang
nikmat.
"Arhh.. arghh.. sshh.. sshh.. oohh.. oohh..! Pak.. David.. terus.. Pak.. trus..!"
Aku malah berceracau tidak karuan. David pun makin menyedot klitorisku lebih gila karena kusuruh.
Setelah hampir 15 menit lamanya vaginaku disedot oleh David (supirku),
aku pun berontak, dimana kepala David yang ada di selangkanganku kuremas
dan keluarlah dari vaginaku cairan yang langsung dijilat dan ditelan
habis oleh David hingga tidak bersisa. Tubuhku makin lemas setelah
cairan yang keluar dari vagina dengan banyak. Hal ini berbeda dengan
David yang makin ganas, bajuku langsung dirobek, begitu juga BH-ku
hingga aku benar-benar bugil dibuatnya. Payudaraku yang 36B terbungkus
kulit putih bersih nan mulus terbuka tanpa penutup, dan terus terang
baru sekali ini aku bugil dilihat oleh seorang laki-laki seumur hidupku,
dan yang beruntung adalah supirku sendiri. Pacar-pacarku terdahulu pun
belum seuntung supirku.
David yang belum puas menikmati klitorisku tadi, langsung melepaskan
baju dan celananya hingga bugil. Mataku langsung melihat batang kemaluan
David yang panjang, gede, besar dan hitam menggelantung dengan tegang
dan keras di antara pahanya yang kulitnya hitam legam. Saking hitamnya
tubuh David, sampai terlihat mengkilap karena keringatnya mulai menetes
dari pori-porinya.
David lalu naik ke atas tubuhku dan jongkok di perutku, batang
kejantanannya menggelantung tepat di wajahku. Aku mulai berontak,
kugelengkan wajahku, aku tidak mau menggulum kejantanannya, karena
selain hitam dan besar, penis David mengeluarkan bau yang agak aneh.
Tapi David rupanya lebih pintar, hidungku dibekap oleh tangannya
sehingga aku sulit bernapas, mau tidak mau aku harus bernapas dengan
mulut.
Begitu mulutku terbuka untuk bernapas, tangannya yang memegangi penisnya
langsung menyodokkan kejantanannya masuk mulutku. Aku pun tersedak oleh
batangnya yang ada di mulutku. Aku berusaha berontak, namun lagi-lagi
hidungku dibekap hingga disaat mulutku terbuka makin lebar batangnya
ditekan lagi lebih ke dalam mulutku. Aku makin tersedak karena batang
David rasanya menyentuh amandelku. Namun rupanya walau sudah menyentuh
amandelku, batang kejantanan David belum sepenuhnya masuk dalam mulutku.
David mencoba menyodokkan lebih ke dalam lagi batangnya dalam mulutku
hingga terasa sampai kerongkonganku hingga aku terbatuk-batuk.
David lalu melonggarkan dengan menarik kemaluannya sehingga aku dapat
bernapas, tapi lalu dia menyodokkan lagi penisnya masuk ke dalam mulutku
hingga aku tersengal dan terbatuk-batuk lagi, sedangkan hidungku tetap
ditutup oleh tangannya. Otomatis mataku mulai berair menahan rasa sakit
di kerongkonganku. David terus melakukannya selama hampir 1 jam sampai
cairan putih kental, rasanya aneh dan berbau memenuhi mulutku.
Aku berusaha mengeluarkan cairan itu dari mulutku dengan menahan napas
agar cairan itu tidak masuk, tapi David menyodokkan lagi kemaluannya
sehingga cairan yang bau dan rasanya aneh tertelan juga yang membuatku
terbatuk-batuk.
"Nah.. gitu dong.. Bu. Cairan David.. harus Ibu telan. Gimana rasanya, enak.. khan..?"
"Bangsat loh.. Sialan loh Vid..! Keluar kamu dari rumah saya..!"
Kumarahi dan kumaki David yang telah menyiksaku. Memang pada saat David
menjilati klitorisku, aku merasakan nikmat, namun hal yang baru saja dia
perbuat terhadapku membuat diriku tersiksa.
Namun David rupanya semakin gila dan ganas. Tubuhku lalu ditariknya ke
sisi tempat tidur, kakiku direnggangkannya dan diletakkan di pundaknya.
Batang kemaluannya ditempelkan pada vaginaku, lalu dengan jarinya
dibukanya vaginaku dan dimasukkan kejantanannya ke dalam vaginaku.
Vaginaku yang masih rapat karena belum pernah dimasuki kemaluan siapa
pun merasa seperti dirobek.
Aku meringis kesakitan, "Akh.. akhh.. sakit Vid.. sakit..!"
Kejantanan David mulai membongkar vaginaku yang masih rapat dan sempit.
Disodokkannya batangnya yang hitam, panjang dan besar itu ke vaginaku.
Aku dibuatnya menjerit-jerit menerima sodokan itu di vaginaku, "Akh.. sakit Vid.. kontolmu besar sekali.."
"Gimana Bu rasanya..? Nanti juga enak kok.. Bu.."
Payudaraku yang ranum, terbungkus kulit yang putih bersih pun dan
ukurannya 36B sudah dilahap oleh mulutnya, dicucup, disedot dan digigit
putingnya. Aku makin lama makin menggelinjang mengikuti irama
permainannya. Walaupun tubuh David hitam legam sedang berada di atas
tubuhku yang putih mulus, makin lama permainan kami membuat tubuhnya
mengkilat karena keringat yang menimbulkan aroma bau yang tidak enak,
yang membuatku ingin muntah lagi, namun vaginaku rasanya makin enak
setelah semua batangnya masuk ke vaginaku.
"Argh.. argh..! Vid, kontolmu enak sekali.. walau tubuhmu bau..
keringat.. argh.. arghh.. Trus.. Vid.. trus..! Kontolmu nikmat sekali.."
David terus menghujamkan kemaluannya ke dalam vaginaku. Perasaan ini
sama sekali belum pernah kurasakan dalam hidupku. Tapi karena nikmatnya,
aku merasa tidak memperdulikan apakah laki-laki yang menikmati vaginaku
itu supirku sendiri.
David pun juga terus melumatkan payudaraku dengan putingnya digigit-gigit, yang membuatku makin menggelinjang.
"Vid.., gila..! Enak buanget kontol lu, argh.. argh..!" kataku menanggapi kelakuannya.
"Bu.. memek Ibu juga.. nikmat banget..! Kontol saya kayak
diperas-peras..! Enak buanget.. Bu." jawabnya sambil terus melakukan
gerakan yang membuatku terasa nikmat.
Hampir satu jam kemudian, vaginaku terhujam batang kejantanannya David.
Aku pun memberontak dan mengelepar ke kiri dan kanan, sambil kujambak
rambutnya yang hitam ikal. Vaginaku terasa sakit luar biasa dengan
mengeluarkan cairan putih kental dan berdarah, namun nikmat bukan
kepalang. Cairan itu membasahi kemaluan David yang masih tertanam di
vaginaku. Saking banyaknya cairan itu sampai keluar hingga meluber ke
pahaku.
"Argh.. arghh.. Vid. Aku keluar nich..! Argh.. argh.. sakit Vid, namun..
enak buanget deh..! Aku sampe.. lemas nih..! Argh.. argh..!"
Tubuhku pun lemas tidak berdaya dengan tetesan cairan putih
kemerah-merahan di vaginaku yang tumpah ke seprei, membuatku agak panik
begitu melihatnya.
"Vid..! Aku kenapa..? Kok ada.. darahnya.. juga..?"
"Ya.., memang Bu. Vagina Ibu sudah sobek. Jadi berdarah.., Ibu bukan perawan lagi."
"Hah..? Aku tidak perawan lagi..? Kamu apain sih..!"
"Tenang Bu..! Kalau ada apa-apa, David tanggung jawab."
"Ya sudah."
Aku pun langsung lemas lagi karena tetesan itu masih mengalir. Namun aku
tidak berbuat apa-apa ketika badanku diputar posisinya hingga aku
menungging. Dan selama itu pun batang David masih tertanam pada vaginaku
sehingga terasa agak perih. David lalu memompanya lagi kemaluannya
keluar masuk vaginaku, makin lama rasa perih vaginaku hilang karena rasa
nikmat luar biasa yang kurasakan pada vaginaku. Aku merasa kalau batang
kejantanan David rasanya lebih tertusuk ke dalam lagi hingga terasa ke
perutku.
Hampir 1 jam kemudian, aku pun mengeluarkan cairan lagi yang membuat
diriku makin lemas tidak berdaya, yang mana banyak sekali cairan putih
kental seakan tidak habis-habisnya dari vaginaku, tubuhku menjadi
lunglai.
"Akh.. akh.. Vid.. aku keluar lagi nich..!"
Lima menit kemudian, akhirnya David pun sampai juga pada puncaknya.
Namun karena posisi tubuhku yang sudah loyo, sehingga David tidak dapat
melepaskan batang kemaluannya dari vaginaku dan secara otomatis cairan
hangat pun mengalir dengan derasnya dari penisnya membasahi rahimku.
"Bu.., aku keluar nich..! Aku.. keluar.. argh.. argh.. tapi.. nggak bisa dicabut dari memek Ibu.."
Aku tidak berbuat apa-apa atas tindakan david membuang sperma di
rahimku, karena rasa hangat dan nikmat yang kurasakan, aku hanya
tersenyum.
"Vid. Hangat sekali sperma kamu. Argh..!"
Setelah cairan sperma David membasahi vaginaku, dan setelah dia mengubah
posisi tubuhku, akhirnya batang kejantanannya terlepas juga dari
vaginaku. Lalu ambruklah tubuh David di atas tubuhku yang sangat lemas.
Kami pun tertidur lemas tidak berdaya.
Aku terbangun sekitar jam 06.00 pagi. Disaat terbangun, aku
terkaget-kaget melihat David, supirku sedang tertidur telanjang di
sampingku. Aku pun langsung loncat dari tempat tidurku, saat itu aku
ingin sekali membangunkan dan memarahinya, namun setelah kuingat lagi
peristiwa yang David lakukan padaku malamnya, aku malah tersenyum
senang. Lalu kudekatkan tubuhku yang juga bugil, kusandarkan kepalaku
dekat kemaluan David, lalu mulai kujilati dan kukulum batang
kejantanannya. Ada sisa-sisa sperma yang rasanya agak asin terjilat
olehku. 5 menit kemudian ketika batang David yang hitam legam sedang
kusedot-sedot, David pun terbangun, aku pun menyudahi tindakanku.
"Akh.. Vid.. batangmu..enak..sekali, tadi malam memekku kamu.. apain..?
Enak sekali deh..! Saya mau kalau kamu lakukan lagi kapan-kapan."
"Akh.. Ibu. Kalau begitu saya siap main lagi. Semua terserah Ibu..,
tapi.. Ibu nggak marah sama David khan kalau vagina Ibu saya rusak..?"
"Nggak Vid. Ibu malah menikmatinya. Kamu.. mau nggak nemenin Ibu mandi..?"
"Kalau Ibu mau.., saya mah ayoo aja.."
"Yoo.. Vid..!"
Aku dan David bermain lagi di kamar mandi sekalian membersihkan tubuh kami.
Sejak saat itu, aku dan David hampir tiap malam melakukan hubungan suami
istri. David, selain menjadi supirku kini menjadi budak nafsu seksku,
dan sudah hampir 9 bulan hubunganku dengan David. Aku pun berharap dapat
hamil dari benihnya David, supirku.
TAMAT
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar