cerita terakhir..
suhu2, agan2, n sis2, ini adalah cerita terakhir.
mohon maaf jika kurang berkenan ya......
met menikmati..
“Halo mama sayang……………….”kata suamiku di depan pintu kamar.
Mataku langsung melotot melihat suamiku tersenyum di pintu kamar.
Jantungku berdegub kencang. Aku tidak bisa ngomong apapun. Seluruh
otot-otoku terasa lemas tak bertenaga. Suamiku yang melihatku telanjang
dan hanya di tutupi sebuah bantal langsung melongo. Diapun kaget
melihatku seperti itu.
“Mama…, kok telanjang?” Tanya suamiku heran.
Aku bingung harus menjawab apa. Keringat dingin langsung keluar dari sekujur tubuhku.
“Mama…..?” panggil suamiku lagi membuatku langsung tergagap.
“Ii…Iii…Iiyyaa…. Pppaaaa”Jawabku gugup.
“kok Telanjang..??” Tanya suamiku lagi.
“Aaa…aanu… pah…bbaaju-bbbaaju mamah.. hhiiilang pah…”jawabku spontan
namun shock dan rasa gugupku masih belum hilang. Aku berusaha tenang
supaya suamiku tidak curiga. Aku memutar otak untuk dapat mencari alasan
secepat mungkin. Dan aku mendapat suatu ide. Aku berusaha tenang dan
santai.
“lho.., kok bisa hilang? Masak baju selemari hilang semua? Siapa yang ngambil? Tanya suamiku lagi sambil mendekatiku.
“Ya itu masalahnya pah….. kunci lemarinya hilang padahal baju yang
sedang mama pakai sudah mama cuci. Jadikan baju itu basah, jadi bajunya
di jemur. Saat dijemur itu pah, bajunya hilang. Gak tahu kemana.” aku
memberikan penjelasan pada suamiku.
“Kok bisa?? Emank ada yang ngambil baju mama di jemuran?”Tanya suamiku lagi. Dia duduk di pinggir ranjang di sebelahku.
“Gak tau pah….mungkin terbang kena angin.”jawabku pura-pura santai.
“Mamah gak bisa buka lemari pah, lemarinya kokoh benget. Mau minta
tolong orang gak mungkin, mama kan lagi telanjang” aku melanjutkan
alasanku.
“Jadi mama telanjang terus??”Tanya suamiku. Kali ini dia terlihat excited.
“Iya pah.”jawabku
“Sudah berapa lama?”Tanya suamiku lagi
“2 hari pah.”Jawabku berbohong
“Eh, Papah kok udah pulang? Katanya masih banyak kerjaan…”tanyaku
“Udah kelar mah, papah kerjakan secepatnya supaya cepat selesai. Kasian Istriku sendiri di rumah.”Jawab suamiku.
“Gimana rasanya 2 hari telanjang mah??”Tanya suamiku sambil mencium
pipiku. Tangannya menelusup di bawah bantal mengelus payudaraku. Rupanya
dia terangsang mendengar ceritaku.
“Iiihhhh pappahh, tangannya nakal banget…. Suka ya? istrinya telanjang
selama 2 hari”kataku manja. Aku merasa lega karena suamiku percaya
dengan ceritaku.
“Suka Banget..”kata suamiku. Dengan nakalnya dia mencubit putingku.
“Auwww….. papah…..!”aku menjerit kaget akibat cubitan suamiku.
“Heheheh…… trus gimana kalau mamah mandi? Kan pintu kamar mandinya di
luar? kuli-kuli sebelah apa gak liat mama?” Suamiku terus memberondong
pertanyaan dengan antusiasnya.
“Ya mamah sembunyi-sembunyi pah, takut juga kalau kepergok”jawabku hati-hati takut salah omong.
“Bahaya juga ya mah? Mereka kan tau kalau gak ada papa di rumah. Bisa nekat mereka kalau liat mamah telanjang”kata suamiku.
“Iya pah…..” jawabku
“Papa kangen banget mah….”kata suamiku sambil mulai mencumbuku.
Untunglah aku habis mandi sehingga tubuhku terlihat segar dan harum.
Suamiku mulai mencium bibirku dengan sangat bernafsu. Akupun membalasnya
dengan nafsu yang bergelora juga. Ku elus penis suamiku dari luar
celananya. Aku sangat merindukan kehangatan suamiku.
“Oooohhhhhhhh……………….. mama kangen juga pah….”kataku sambil mendongakkan
kepala dan mendesah saat suamiku mencium telinga dan leherku.
Tangan suamiku terus merabai tubuhku. Sentuhan suamiku yang penuh
perasaan sayang dan cinta kurasakan berbeda dari pada sentuhan pria
lain. Sentuhannya menimbulkan rasa tentram dalam hatiku.
“Oooohhhh….. papaaahhh…..ssaaayyyaaaaaannnnggg………………”desahku lagi.
Saat sedang asyik-asyiknya, tiba-tiba suamiku menghentikan cumbuannya dan memperhatikan sesuatu di sprei ranjangku.
“APA INI….!”Teriak suamiku
Spontan aku melihat kearah yang dimaksud suamiku. Dan saat itu pula
kepala terasa berputar. Tubuhku lemas sekali. Suamiku melihat bekas
sperma yang telah mengering di sprei itu. Aku tidak tahu apa yang harus
aku lakukan? Aku juga tidak tahu apa yang harus aku katakan pada
suamiku? Air matakupun akhirnya keluar membasahi pipiku. Aku menangis
tanpa bisa berkata apa-apa.
“Apa yang telah mama lakukan??!”kata suami dengan nada tinggi.
“Maafin mamah pah….hiks..hiks..” kataku sambil menangis
“Apa yang terjadi mah..?? kenapa Mama berbuat seperti itu?? Kata suamiku masih dengan nada marah
“Sejak kapan ini semua terjadi?? JAWAB MAH…Jangan berbohong!” Bentak suamiku
Lenganku di cengkeram erat oleh suamiku. Aku takut sekali melihat kemarahan suamiku.
“A..AA…Aawwall..nnyyyaaaa… ssssaat pp…pappaahh… akannn… dddiinaass…, P..
p.. aapppaahhh ttaauu ssseenndiirrriii, mmmmaammmaaa ppake bbaju apa??
Ssaat teemuiin mereka. Saat papah berangkat, mamah di telanjangi oleh
kuli-kuli itu”aku bercerita dengan terbata-bata.
“Tttee…tteeruss…mmaama dikerjain dan disetubuhi bareng-bareng”lanjutku
“KURANG AJAR….. TERUS MAMAH DIAM AJA…? HHAAA….??” Bentak suamiku. Saat
itu tanpa sengaja aku melihat gundukan di selangkangan suamiku. Apakah
suamiku terangsang mendengar ceritaku? Namun pikiran itu segera aku
singkirkan
“Waktu itu Mama takut pa..”jawabku dengan kepala menunduk kebawah. Aku tidak berani menatap suamiku.
“TAKUT?? APA MEREKA MENGANCAM??”Tanya suamiku.
Aku menggelengkan kepala pelan. Tidak ada gunanya lagi berbohong dan membela diri
“TERUS KENAPA????..........”Tanya suamiku masih dengan nada tinggi. Aku tidak tau harus menjawab apa. Aku sangat ketakutan.
“BAIK…! Sekarang jawab Papa, siapa aja yang telah menikmati mama?” Tanya suamiku
“kelima kuli bangunan sebelah pah…, te..terus…tttukang sayur keliling, dddan… 2 security perumahan pah..”jawabku.
“HAAAA……JJJAADI ADA 8 ORANG???” teriak suamiku kaget. Aku hanya bisa mengangguk.
“GILA….”teriak suamiku lagi.
“Oke, sekarang panggil mereka semua kesini..”perintah suamiku. “CEPAAATTT…!” bentak suamiku.
Aku bergegas memanggil Pak Kardjono dan teman-temannya dan minta tolong
kepada mereka untuk memanggilkan tukang sayur dan security perumahan.
Aku bilang ke mereka kalau suamiku marah besar karena mengetahui apa
yang telah mereka lakukan terhadapku. Kelima kuli itu Nampak ketakutan
dan segera beranjak memanggil security dan mencari tukang sayur.
Setelah semua datang, mereka dikumpulkan suamiku di ruang tamu. Nampak
wajah-wajah ketakutan mereka. Aku berusaha menutupi payudara dan
vaginaku dengan kedua tanganku. Dengan berkacak pinggang suamiku
marah-marah kepada mereka.
“AKU TAU APA YANG TELAH KALIAN LAKUKAN KEPADA ISTRIKU!”Seru suamiku
kepada semua lelaki yang ada. Dia sangat marah sekali. Berbagai
kata-kata kasar keluar dari mulut suamiku untuk melampiaskan
kemarahannya. Dia ngomel gak karuan. Kami semua yang jadi sasaran
kemarahan suamiku hanya menunduk takut.
MAU KALIAN AKU LAPORKAN KE POLISI HHAA…?”bentak suamiku.
“A..A…ampun mas… jangan mas.. kasian anak istri saya mas..”Pinta Pak Kardjono
“ENAK AJA KALIAN MINTA AMPUN..! HABIS NIKMATI ISTRI ORANG, MAUNYA AMAN-AMAN AJA GITU…???? AKU TIDAK TERIMA…! “ omel suamiku.
Sesaat kami semua hening sibuk dengan pikiran masing-masing.
KENAPA KALIAN LAKUKAN ITU??” Tanya suamiku masih dengan nada tinggi.
“Ma..Ma…maafkan ka..kami… mas….itu karena mbak Irma….cantik banget…”Jawab Jupri terbata-bata
“Ii…iya mas… selain cantik, mbak Irma juga seksi banget… kami
tergila-gila ama kecantikan dan keseksian mbak Irma”Lanjut pak Kardjono
dengan kepala tertunduk. Mendengar itu aku menjadi tersanjung.
“KURANG AJAR KALIAN…, KALIAN TAU KAN… DIA ITU ISTRIKU……!” kata Suamiku
“Hhhuuuhhhhh……”Suamiku menghembuskan nafasnya kuat-kuat untuk meredam emosinya.
“aku bisa saja tidak melaporkan kalian ke polisi, asal kalian menurut pada perintahku”kata suamiku dengan nada agak menurun.
“II..ii..iya mas… ka..kami siap mas….”jawab mereka antusias.
Wajah ke 8 orang itu agak berbinar-binar mendengar harapan yang
disampaikan suamiku, namun aku masih masih tetap tidak berani menatap
suamiku karena merasa bersalah sama dia.
“Sekarang, semua masuk kamar…!”Perintah suamiku tegas.
Aku dan semua lelaki yang ada, masuk ke dalam kamar tidur. Meskipun
semua lelaki yang ada di situ sudah pernah menikmati tubuhku, tetapi
rasa risih masih ada. Bagaimana tidak risih, aku satu-satunya cewek
disitu dan dalam keadaan bugil tanpa sehelai benangpun yang menempel di
tubuhku tetapi aku tetap berusaha melaksanakan kemauan suamiku.
“Mama, naik ke atas ranjang..”perintah suamiku kepadaku.
“Kalian, ikat tangan istriku keatas di ujung ranjang, dan ikat kakinya
di ujung yang lain… pake ikat pinggang kalian…” perintah suamiku kepada
semuanya.
“Baik mas…..”Jawab mereka.
“Pa…papah…., ma..mamah mau di apain..?? ampun pah….”tanyaku kaget.
Aku sangat kaget mendengar perintah suamiku itu. Apa yang ada di
pikirannya? Apa yang akan terjadi dengan diriku? Tanpa berani melawan,
aku dan kedelapan lelaki tersebut segera melaksanakan perintah suamiku.
Dengan pasrah akupun diikat kedua tangan dan kakiku di ujung-ujung
tempat tidur sehingga membentuk huruh “X”.
jantungku berdetak kencang. Setelah terikat kencang, aku sama sekali
tidak bisa bergerak. Seluruh tubuhku terpampang tanpa bisa aku tutupi.
Wajahku terasa seperti menebal menahan malu. Aku yakin wajahku memerah
seperti udang.
“Mamah akan papah hukum karena berani mengkhianati papah..!” Jawab suamiku tegas.
“Kalian…, jilati seluruh tubuh istriku…, Semuanya…. Jangan sampai ada
yang terlewati. Jangan berhenti sampai aku bilang stop…
Ngerti..??”perintah suamiku kepada kedelapan lelaki tersebut.
“Siap mas…..”Jawab mereka kompak.
“Pah…jangan pah…. Ampunnnn…… mamah gak betah geli pah…. Ampunnnn
pah…”aku merengek kepada suamiku supaya membatalkan perintahnya.
Suamiku tidak menggubrisku. Kedelapan orang itu segera mengelilingiku. 3
orang di sebelah kananku, 4 orang disebelah kiriku, dan 1 orang ada di
bawahku diantara kedua kakiku yang mengkangkang. Jantungku
berdebar-debar. Sepertinya perintah suamiku tidak bisa ditawar lagi.
Kupandangi semua lelaki yang mengelilingiku. Mereka Nampak senang dengan
hukuman ini. Melihat ekspresi mereka, aku merasa menjadi sangat seksi.
Sudah gilakah aku?? Kenapa aku merasa seksi dengan bertelanjang bulat di
depan banyak lawan jenisku?
“Ayo mulai..!” kata suamiku.
Mereka secara bersamaan mulai menjilati seluruh tubuhku. Kedua telingaku
di kulum dan dijilat-jilat membuat seluruh bulu kudukku berdiri. Kedua
ketiakku dan kedua payudaraku pun tidak menganggur. Mereka menjilati dan
mencupanginya dengan sangat bernafsu. Vaginaku dan perutku juga
mengalami nasib yang sama. Klitorisku di cucup, disedot dan digelitik
dengan lidah secara terus menerus hingga terasa mengembang besar dan
membuatnya menjadi sangat sensitive. Rasa geli dan nikmat bercampur
menjadi satu membuatku menggeliat-geliat tanpa henti.
“Ach…….. paaaah……. Uuuhhhhhh……… ammpunnn…….. “teriakku kepada suamiku.
Ingin aku bisa bergerak bebas supaya rasa geli ini berkurang namun apa
daya, bahkan untuk menggelengkan kepalapun aku tidak bisa karena kedua
telingaku menjadi sasaran birahi mereka.
Sampai beberapa menit, mereka terus menjilat sekujur tubuhku. Suamiku
sama sekali tidak mau menghentikan aksi para lelaki tersebut hingga
perlahan-lahan tubuhku terasa akan meledak. Sekilas kulihat suamiku ada
di atas kepalaku, memperhatikanku yang sedang berteriak-teriak manahan
siksaan kenikmatan ini.
“Pppaaaahhhhhhhhhhhh……………ssssuuuddaaaahhhhhh… ……….. accchhhhhh……..”teriakku
Sesaat kemudian, tubuhku menegang kuat. Pantatku terangkat. Dan
akhirnya, “Aaaaaaaaccccccccccccccccccccccchhhhhhhhhhhhhhhhhh
hhhhhhh……………………………” teriakku kencang.
Jjjjjrrrrreeeeeeesssssssssssssss…………………, vaginaku menyemprotkan cairan
dengan kuat hingga mengenai tembok kamar. Tubuhku mengejang-kejang
akibat klimaks yang aku alami.
Melihatku seperti itu, tidak lantas membuat suamiku menghentikan
perintahnya sehingga kedelapan orang itu terus menggelitiki tubuhku
dengan lidah dan tangan mereka. Aku betul-betul merasa tersiksa dengan
hukuman ini. Siksaan birahi yang luar biasa. Tubuhku mengejang-ngejang
terus tak terkontrol dan mulutku juga mendesah-desah tiada henti.
Sampai dengan beberapa orgasme yang aku alami tiada henti, baru suamiku menghentikan siksaan ini.
“Udah, stop…!”perintah suamiku.
“Kalian turun.., ganti aku dulu” kata suamiku
Mereka semua turun dari tempat tidur. Ganti suamiku yang naik keatas
ranjang setelah melepas celana dan CDnya. Aku masih terengah-engah
kelelahan dan melihat penis suamiku sudah ereksi maksimal.
“Pah…. Ntar dulu pah, istirahat dulu pah….”pintaku
Namun rupanya suamiku tetap tidak menggubrisku. Dia mulai memasuki
tubuhku. Setelah kepala penisnya masuk, dia menusukkan penisnya dengan
kekuatan penuh kedalam vaginaku. Blesss……….
“Aaaccchhhh……………………………..” aku mendesah dan sedikit berteriak sambil
mendongakkan kepalaku. Vaginaku terasa ngilu sekali. Kemudian suamiku
mencium bibirku dengan sangat bernafsu. Penisnya bergerak keluar masuk
vaginaku dengan cepat sekali.
Tak berapa lama kemudian, aku mengalami orgasme kembali. Suamiku
memberiku kesempatan menikmati orgasmeku kali ini. Setelah itu dia
kembali menggenjotku dengan kecepatan penuh. Setelah 2 kali aku
mengalami orgasme dengan suamiku, barulah suamiku yang mendapatkan
orgasme, hampir bersamaan dengan orgasmeku yang ketiga.
Lemas sekali rasanya tubuhku ini, lututku terasa gemetaran. Setelah
orgasme kami sama-sama mereda, suamiku mengeluarkan penisnya dari dalam
vaginaku. Setelah itu suamiku memerintahkan kepada tukang sayur dan
santo untuk melepaskan ikatanku.
“Pak, lepaskan ikatan istriku.” Perintah suamiku kepada santo dan tukang sayur.
Aku sadar kedelapan orang itu masih dalam keadaan mupeng setelah
menjilati tubuhku dan melihatku bercinta dengan suamiku namun mereka
tidak berani macam-macam dengan suamiku. Mereka hanya diam saja menanti
perintah suamiku selanjutnya. Kulihat selangkangan mereka menonjol
menandakan penis mereka sedang ereksi.
Setelah ikatanku terlepas, kedua tanganku kugunakan untuk menutupi
payudara dan vaginaku. Aku tahu ini percuma tetapi lumayan untuk
mengurangi rasa risih yang melandaku.
“Jadi bagaimana mas, mas gak akan melaporkan kami kan?” Tanya Pak Kardjono penuh harap.
“Baik, Kalian tidak akan aku laporkan ke polisi karena telah memperkosa istriku”kata suamiku.
“Terima kasih mas….”teriak mereka girang. Mereka sangat senang dengan pernyataan suamiku.
“Kalian tahu kenapa aku begitu marah???”Tanya suamiku
“Karena kami telah memperkosa istri mas…” jawab kasiman
“BUkan……” kata suamiku.
“Trus…..?” Tanya mereka heran.
Suamiku tersenyum, dan menjawab “Karena kalian pesta gak ngajak-ngajak aku”
“HHAAAAAHHHHHHH…………….”jawab kami semua semakin keheranan.
“Papah……” aku tidak percaya dengan ucapan suamiku sekaligus senang
karena itu berarti rumah tangga kami akan baik-baik saja. Suamiku
tersenyum kepada kepadaku. Dia membelai rambutku dengan sangat mesra.
“Kalian mupeng ya..?” Tanya suamiku kepada mereka.
“Ya jelas lah mas….. siapa yang gak mupeng liat cewek cantik telanjang
di depan mata kami” jawab Jupri dengan celotehannya yang kurang ajar
itu. Tapi aku suka dengan celotehannya yang selalu menyanjungku. Aku
menjadi tersipu malu. Suasana berubah menjadi sangat akrab.
“Oke…, kalian aku ijinkan untuk menggarap istriku lagi” kata suamiku dengan bangga
“Papah….!”kataku manja.
“Yeahhhhhh………” teriak mereka hamper bersamaan. Dan segera beranjak hendak mendekati diriku.
“Eeeiiitttssss……., tunggu dulu. Siapkan makan siang dulu untuk kita
semua, baru permainan dimulai. Hehehe….” Kata suamiku membuat mereka
sedikit kecewa.
Mereka segera beranjak memasak makanan buat kami semua. Sementara mereka memasak, aku dan suamiku bercengkrama didalam kamar.
“Apaan sih papah….. aku bakal jadi korban lagi deh…”kataku manja disertai cubitan yang mendarat diperut suamiku.
“Korban enak ya..???”goda suamiku
“IIiiiiihhhhh….. awas ya… ini semua gara-gara papah…”kataku
“Lo, kok bisa….??”Tanya suamiku
“Iya, gara-gara papah nyuruh mamah pamer tubuh ke orang-orang itu, jadi
keblabasan kan…. Gitu aja pake marah-marah nyalahin mama…” kataku dengan
wajah yang aku buat cemberut dan memonyongkan mulutku.
“Tapi mamah suka kan….?”goda suamiku lagi
“Iiiihhhhh…………… papah…… mesti gitu….”kataku sambil memukul-mukul pundaknya. Suamiku tampak gemas sekali melihatku manja-manja.
“Makanan siap……”teriak tukang sayur
Kamipun makan bersama di ruang tamu sambil bercanda ria. Sambil makan,
aku digoda habis-habisan oleh suamiku dan gengnya membuat wajahku merah
merona. Sesekali tangan suamiku dicolekkan ke putingku membuat yang
lainnya juga ikut-ikutan. Bahkan ada yang mencolek klitorisku saat aku
sedang mengambil minum yang letaknya agak jauh dariku sehingga saat
mengambil minum aku harus menungging. Minuman yang aku ambil saat itu
langsung tumpah karena aku kaget sekali.
“Oke mas, makanan sudah habis nih…”kata Jupri kepada suamiku.
“Terus…..???” Tanya suamiku
“katanya……, hehehehe……”Kata jupri cengengesan.
“Tunggu apa lagi? Ayo diserbu…….”kata suamiku.
“Eh…eh… mau apa kalian??? Eh…….”kataku. akupun berlari menuju kamar
menghindari mereka. Mereka mengejarku dan berhasil menangkapku. Setelah
itu aku kembali dikerjain berramai-ramai oleh mereka. Kali ini aku
menikmatinya tanpa beban.
“Aauucchhhh……………… aaahhhhh………….aaahhhhh…….” desahku. Aku mengalami
orgasme berulang-ulang. Suamiku tampak yang paling buas diantara mereka
yang sudah buas. Seluruh lubang yang ada di tubuhku selalu terisi oleh
penis-penis mereka. 9 orang lelaki perkasa mengeroyokku tanpa henti.
Cairan orgasmeku berkali-kali menyemprot keluar. Tenagaku terkuras habis
saat orgasme berkali-kali hinga akhirnya aku tidak sadarkan diri.
Begitulah akhirnya, gara-gara awalnya ingin eksib, akhirnya aku menjadi
sasaran kebuasan birahi suamiku dan orang-orang pekerja kasar. Namun
anehnya, aku sangat menyukainya. Apakah aku menjadi binal?? Demikian
akhir dari ceritaku ini. Nantikan ceritaku yang lain, yang masih ada
hubungannya dengan kelanjutan cerita ini. Semoga dapat menghibur
suhu-suhu sekalian.
Tamat…..
Home
Cerita Eksibisionis
Irma Seorang Istri
Penulis Lain
Cerita Eksibisionis Irma Seorang Istri : Gara-Gara Mencoba Eksib, Aku Jadi..... 12 ( Tamat )
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar