Namaku vera, tinggi 160, proporsi badan yg agak mengesalkan karena aku
terbilang kurus naamun kudu make bra ukuran 34D, perbandingan timpang
antara dada dan postur. Sekedar intermezo, aku punya 2 orang teman
dekat, dan keduanya cukup suka berekebisionis, jijik awanya bagiku.
Memamerkan badan didepan orang asing, aneh. Namun satu kejadian mengubah
pandanganku. ini kejadian ketika aku kuliah, sekitar 4 taun lalu.
Selasa sore, aku baru pulang kuliah dengan motor kesayangnku, tetiba
dijalan hujan cukup deras, kupacu motor lebi cepat agar bisa segera
sampai rumah. Sesampainya depan pagar, aku turun dari motor, dengan
pakaian yg kuyup kubuka pagar rumahku. Ketika itu aku memakai rok diatas
lutut, dan kemeja yg cukup ketat. Setelah pagar terbuka, kumasukan
perlahan mottorku, namun sial lantai terasku terbuat dari kramik dan
licin ketika hujan. Ketika kugas motor tersebut meleset dan jatuh
menimpaku, sebelah kakiku terjepit. Sakit sekali trasanya. Aku bahkan
tak kuat mendorong motor itu dari atas tubuhku. Yg kulakukan hanya
berteriak meminta pertolongan, berharap ada yg datang segera. Tetiba
kulihat sekelompok anak SMP, sekitar lebih dari 5 orang. Mereka nampak
berbincang sesuatu. Ternyata hanya 3 anak yg menghampiriku dan
menolongku, yg lainnya berlarian entah kemana.sial anak jaman
sekarang..pikirku
Ketika itu aku tak sadar bahwa rokku tersingkap amat tinggi hingga
ketika mereka mendirikan motorku, mereka dengan bebas dapat melihat
pangkal pahaku. Ingin marah rasanya melihat tatapan panas mereka, namun
mau gimana lg, kalo tak ada mereka entah sampai kapan aku akan jatuh
terjepit. Sebagai rasa terima kasih kupersilahkan mereka asuk dan
menyuguhkan sedikit cemilan. Kutanya nama mereka satu persatu. Haikal,
Resa, dan satu lg menyebut dirinya acong (no SARA tp gda tampang
chinesse sama sekali). Haikal dan acong kelas 2 SMP sedangkan resa kelas
3.
Kuajak mereka mengobrol, ditengah obrolan asik kami, aku merasa mereka
tak melihat mataku, benar saja.. mereka semua mencuri pandang ke dadaku,
kemeja peach yg kupakai memang basah dan dadaku yg terbungkus bra jelas
menjiplak. Sial mereka ini, tapi entah kenapa aku bukannya arah, malah
senang dengan pandangan anak2 ini. Inikah sensasi eksib?pikirku.. ah
yasudahlah tak kuhiraukan tatapan mereka. ternyata dingin juga lama2,
akhirnya aku ijin mandi pada mereka dengan janji aku akan membuatkan
mereka makanan setelah aku selesai mandi. Sementara itu aku menyuruh
mereka menonton DVD. Mereka hanya mengiyakan, mungkin tergiur dengan
umpan makanan,hahahaha. Oiya perlu dijelaskan, kedua orangtuaku bekerja,
adiku kuliah di luar kota, jadi hingga jam 7 rumahku senantiasa kosong.
Dan pintu kamar mandi, sofa ruang keluarga dan pintu kamarku berada i
satu garis sejajar. Disamping pintu kamar mandi ada tangga menuju
loteng, tempat jemuran dan mencuci.
Mereka berpindah ke ruang keluarga, memilih film dan menontonnya,
sementara aku berjalan menuju loteng. Sudah menjadi kebiasanku melucuti
sekuruh pakaian diloteng, agar langsung ditaruh di mesin cuci. Tepat
ketika aku selesai melucuti seluruh pakaianku, baru kuingat bahwa handuk
kutaruh di kamar mandi. Tadi pagi tidak sempat kujemur di loteng. Sial,
tersisa hanya handuk kecil untuk rambutku. Anehnya daripada aku
mengambil kembali pakaianku, aku lebih memilih menutup tubuhu dengan
handuk kecil itu. Handuk itu hanya cukup menutupi satu sisi tubuhku,
itupun hanya dada hingga kemaluanku. Nekat aku berlari kebawah dan
langsung menuju kamar mandi. Ternyata timing tidak tepat, langkah kakiku
membuat mereka semua melirik kearah tangga, dan melihatku menutupi
tubuh dengan handuk mungil ini. Dan tentu mereka bisa melihat dengan
jelas bagian tubuh belakangku.
Dikamar mandi, jantungku berdegup kencang, entah kenapa ini menjadi
sensasi tersendiri. Inikah yg disebut eksib?menyenangkan rupanya,
hahaha..ingin kutarik semua kata-ku pada kawanku. Selesai mandi, sengaja
tak kukeringkan tubuhku, aku malah hanya memakai kimono yg terbuat dari
satin. Kimono berwarna putih dengan pola bunga berwarna magenta. Bahan
satin ini jelas membuat tubuh basahku menceplak, terutama putingku.
Jantungku berdegup kencang, bagaimana jika mereka memperkosaku?berbagai
macam kekhawatiran bermunculan, namun gairahku mengalahkan semuanya.
Kuberanikan diri membuka pintu kamar mandi. Dan benar saja, 3 pasang
mata panas itu langsung menerjang kearahku, bisa kurasakan mata mereka
tertuju pada dadaku. Kulihat merka terbelalak. “kenapa pada liat?ga
nonton” kupecahkan keheningan mereka. mereka gugup dan kikuk, haha
lucunya anak2 ini. “umm, kakak tadi kenapa lari turun?” tanya haikal
tetiba, “ah itu kakak lupa anduk uda ada di kamar mandi, baju uda kaka
cuci, mau gimana lagi”, “trus kenapa kakak ga andukan?ko basah banget
gitu?” tanya acong menimpal. Kutundukan tubuhku, tanganku berpangku pada
pegangan sofa, bisa kutebak posisi itu membuat kimonoku melebar dan
membuat dadaku terlihat amat jelas. “kenapa?gaboleh kakak basah2an?”
tanyaku nakal. Mereka hanya tercengang. Lalu aku melangkah menuju
kamarku.
Haaah, dadaku berdebar kencang. Libidoku naik, tubuhku terasa panas.
Semakin mereka memandangku semakin aku merasakan sebuah kenikmatan.
Pertunjukan ini akan terus berlanjut...hahaha pikirku. Sengaja tak
kututup pintu kamarku, kubelakangi pintu dan membuka kimonoku. Kuambil
handuk cadangan di lemari untuk mengeringkan tubuhku. Dengan posisi ini
mereka dengan jelas dapat melihat belakang tubuhku tanpa busana. Dan
bisa sekilas mereka berbisik. Aku memikirkan cara bagaimana mereka bisa
melihat dadaku. Mendapat ide aku duduk tepi kasurku. Pintu lemariku
terbuat dari cermin yg amat besar. Jika melihat kaca tersebut, mereka
akan melihat seluruh tubuhku. Kupakai lotion dengan perlahan, kurasakan
kembali ejolak ini. Tatapan panas mereka sangat terasa. Kuregangkan
kakiku, vaginaku yg berhias bulu2 halus yg rajin kurawat terpampang
jelas. Kudengar bisikan mereka “gede banget, wihh memek, anjriit lebi
bagus dari yg gw donlot kemaren” ya itulah kata2 yg aku dengar. Seluruh
tubuhku terasa panas. Bnar2 sensasi berbeda. Kusudahi show ini, kupakai
hotpants dan kaus longgar berwarna merah, tanpa memakai daleman apapun.
“maa ya lama” sapaku, mereka terburu2 membetulkan posisi duduk mereka.
aku duduk di sofa samping mereka. “kenapa tuh ade2nya pada bangun?”
nakal kutanya sambil kutunjuk celana mereka. terburu2 mereka membetulkan
celananya, gugup tak bisa berkata2. “ooh lg adegan ranjang ya filmnya?”
tanyaku lg sembari memperhatikan tv, “ahh iya kak” jawab mereka gugup.
Hahaha lucu sekali mereka.
Aku:kok nonton ginian aja konak sih?
Acong: seru kak
Aku: emang gapernah liat bokep ya?
Haikal: sering kak, tuh acong punya banyak di hapenya
Aku: (nakal jg anak sekarang), kalo kamu sa?punya ga?
Resa: kaga kak, tp sering liat di warnet
Aku: coba cong liat dong bokep kamu
Tergugup acong mengeluarkan hapenya. Aku mengambil posisi berlutut
didepan mereka bertiga. “yg mana kak?” acong memperlihatkan sederetan
file 3gp di hp’a. “favorit kalian yg mana?itu aja” jawabku. Lalu acong
memilih satu file 3gp jav. Kami berempat dengan seksama mmperhatikan.
Timbul ide liarku, birahi ini sudah tinggi sekali. “kenapa kalian suka
ama flm yg itu?” tanyaku. Bagus kak, ce’a putih, toketnya guede. Timpal
mereka . gedean mana aku ama dia?tanyaku balik. “ga tau gapernah liat
punya kaka”timpal resa jahil. “lha kan tadi pas kaka make kemeja?”
tanyaku lg. “itu gajelas kak, yg di video kan jelas keliatan”timpal
acong. Sepertinya mereka berharap aku melucuti bajuku dihadapan mereka,
akupun berharap hal serupa, tapi masih agak takut. Kemudian kutarik
turun kerah depanku hingga trlihat belahan dadaku. “nih tuuh, gedean
mana?” mereka liar berebut melihat belahan dadaku. “gede banget kaaa”
kata haikal, “ih kekna gedean kaka”, timpal resa. “ah tapi ga ah, gedean
di video, jelaaaas gedenya” timpal resa. Mereka emancingku nih,
pikirku, tak apalah untuk pertama kali nih.
“oooh gitu” aku berdiri membelakangi mereka, melucuti kaus yg kupakai.
Jantungku berdegup amat kencang seperti akan meledak, nafasku mulai
sangau, kuberanikan diri membalik tubuhku. “sekarang elas, gedean mana?”
mata mereka terbelalak melihat dadaku terbusung dengan puting
kecoklatan yg sudah berdiri tegak. “gedean kakaaak” jawab mereka
serempak. Aku duduk dimeja di hadapan mereka. “kaan ga percayaan sh
kalian” aku menutupi dadaku dengan kaus. “yaah jangan ditutup dong kak,
masi pengen liat” timpa acong. “hush udah untung dikasi liat” jawab resa
sambil menjitak acong. Aku hanya trtawa ringan. Aku kembali duduk di
sofa samping mereka. kami mulai mengobrol sana sini.
Aku: emang kalian gapernah liat dada langsung ya?
Bertigaernah sih kak, tapi ga segede itu
Aku: hah dada siapa aja tuh?
Acong: pacar aku kak, kata anak2 gede, tapi ga segede itu
resa: mantan aku, ya itu pacarnya acong skarang
haikal: kalo aku punya pacar aku juga, keciiil kak... oiya ama punya dinda
acong dan resaiya dinda, gede tuh..tapi ga segede punya ka vera
aku: dinda siapa tuh?
Saling menimpali: dinda itu pereknya sekolah kak, anak kelas 2, dadanya gede, asik buat diemut
Aku:heeh ada piala bergilir?di SMP?pernah ml ga dia?
Bertiga: yg boleh ml ama dia Cuma brian kak, ketua valkyre, geng sekolah kami
Akuoh, pernah ada liat memeknya?
Bertiga: pernah kak, biasanya kalo dia udah sange kami gampang nelanjanginnya
Aku:waduh kok bisa?
Singkat kata mereka menceritakan awal dinda bergabung dengan geng mereka
Acong: tapi kok memeknya dia beda ama yg di bokep2 ya kak? Ga ada bulunya gitu
Aku:aah titit kalian juga gda bulunya kaan?
Mereka hanya terdiam malu...tetiba
Acong: emang kaka ada bulunya kaya di film bokep itu?
Aku: ada doong
Haikal: ah ga bagus dong kaya punyanya dinda, kalo dinda kan imut pink gitu kak
Aku:kata siapa?bagus kok..
Bertiga: boong, buktiin kak
Nyeeh makin mangkak aja nih bocah, pikirku. “ga mau ah” jawabku... tuh
kan ga bagus makanya ga mau nunjukin. Jawab mereka... tertantang juga
nih jadinya, hahahaha, “kakak mau nunjukin, tapi kalian dulu nunjukin
titit kalian” jawabku. Awalnya mereka malu, tapi akhirnya satu persatu
mereka melucuti celana mereka. kulihat penis penis mungil yg besarnya
tak lebih dari 10cm, haha maklumlah SMP. Acong masih bersih tanpa bulu,
resa yg kelas 3 bahkan hanya ditumbuhi sedikit bulu, haikal yg sudah
mulai banyak, namun belum lebat. “okeh kaka Cuma mau nunjukin ke yg
bulunya paling banyak, haikal ikut kekamar, eitts celananya gabole
dipake lagi...
Memegangi kaus di dadaku aku berjalan kekamar, diikuti oleh haikal
dengan penis mungilnya yg sudah tegak berdiri. Kali ini kututup
pintunya, hahaha. Haikal berdiri menghadap kasur, aku duduk di tepi
kasur, kulempar begitu saja kaus tersebut. Aku merebahkan diriku,
menarik turun celanaku. Kuregangkan kakiku lebar2, vaginaku sudah basah
oleh cairanku. Benar2 keadaan yg mengundang nafsu. Dadaku panas terasa
seperti terbakar. Untuk pertama kalinya aku memperlihatkan dengan jelas
tubuhku tanpa sehelai benangpun didepan orang yg baru aku kenal. Haikal
nampaknya mencoba memegang vaginaku namun kularang. Kuambil hp’ku,
kupinta ia memfotoku dengan posisi mengangkang. “gimana bagus kaan?”
bagus banget kak, bagus bangeeet, jawabnya cepat. Bagusan mana ama
dinda?tanyaku lg.. bagusan kakak jauuuuuh, timpanya cepat. Kupakai
kembali celana dan kausku. Kulihat muka kecewa haiikal. Kami kembali ke
ruang tv, kuperlihatkan foto tersebut pada mereka. mereka tercengang,
sedangkan haikal satu2nya orang yg melihat langsung tersenyum puas.
Kemudian kami melanjutkan perbincangan ngalor ngidul, makan mie rebus yg
kujanjikan. Sekitar jam 5 mereka mohon pamit, “kak kalo mau liat lg
boleh ga?” tanya acong sembari tersenyum cabul.. “boleh dengan syarat,
Cuma kalian bertiga yg boleh tau, kalo bawa temen kaka ga mau, kalo
nyebar kaka ga mau... dan satu lg, kesini bawa dinda, kaka pengen liat
dia” jawabku. Mereka mengiyakan dan kami bertukar nomer untuk janjian.
Namun di detik terakhir haikal meminta ijin ke kamar mandi, ingin pup
katanya. Heleeh dasar aneh, pikirku. Tak lama ia masuk kamar mandi,
kedua temannya pamit pulang meninggalkan haikal. Aku duduk di sofa
menonton tv, sekitar 10 menit kemudian haikal keluar dari kamar mandi,
menanyakan keberadaan teman2nya yg telah pulang. Ia juga ingin pamit
pulang namun kutahan, kuajak ngobrol, ia duduk disampingku. Aku bertanya
tentang kehiduan seksnya dan tentang adinda, jujur aku penasaran dengan
gadis SMP yg menjadi piala bergilir. Ia menjelaskan panjang lebar. “eh
kal, nanggung ga tadi ga keluar?pengen coli kaan kamu?” tanyaku genit.
Muka haikal memerah malu, kepalanya mengangguk pelan. Coli aja make poto
yg tadi, aku pengen liat kamu coli kal, pintaku manja..awalnya ia ragu,
namun kemudian ia menurunkan celananya dan mulai mengocok penisnya,
kulihat penisnya tak setegak tadi. “kurang enak ya?” tanyaku, iya kak,
td liat aslinya sekarang Cuma poto, jawabnya meminta. “gini deh, spesial
buat kamu,tutu mata turutin aku” tangannya kuarahkan ke belakang,
kuikat dengan kuncir rambutku. “kak aku mau diapain?” tanyanya, dieem,
jawabku.. “nah buka mata, pokoknya kalo iketannya lepas aku batalin
semuanya” kataku. Libidoku sudah amat tinggi, aku tak peduli lagi ia
baru kenal atau apapun. Segera kukulum penisnya, ia bergoyang tak
karuan, nafasnya memburu. Bagiku penis ukuran ini amat kecil dibanding
semua penis yg pernah kuisap. Ahh mmppff kaak enak banget... haikal
mulai bergoyang liar. Hanya butuh waktu 2 menit dan semburan hangat
mengalir didalam mulutku. Haikal tergulai lemah. “itu spesial buat kamu,
dinda gapernah kan?” kataku genit. “gapernah kak, kami Cuma nelanjangin
ama grepein dia aja” jawabnya lemas... “sekarang ada ilmu baru kan yg
bisa diajarin ama dinda?, tp kaka ga mau kalo ampe ada yg tau hal
ini..kalo temen2 kamu tau, kamu ga dapet jatah spesial lagi,paham?”.
Haikal hanya mengangguk, ia membetulkan celananya, membilas dikamar
mandi dan pamit pulang....
Sore ini mengajarkanku indahnya eksibisionis, ditambah aku punya burung2
kecil yg bisa kumainkan... banyak kisah selanjutnya dengan burung2
kecil tersebut...continue.....
Home
Cerita Eksibisionis
Penulis Lain
Vera
Cerita Eksibisionis Vera : Memulai Eksibisionis Bersama "Burung" Kecilku
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar