Cerita Eksibisionis Nanik Hartini : Mulai Menjadi Wanita Eksibisionis 1


mataku merem melek menikmati orgasme yg sudah lama tidak menderaku, tanganku begitu kencang mencakar lantai. setelah beberapa detik, deraan orgasmeku berkurang, kubuka mataku, dan kulihat edo sudah tidak di tempatnya, kamarnya juga sudah tertutup, aku khawatir kalo edo tahu aku telah melihatnya melakukan onani di bawah tadi. dengan cepat aku beringsut, walau dengan tubuh yg agak sempoyongan, takut ketahuan edo.
beberapa hari setelah kejadian itu aku jadi agak canggung melihat edo, malu rasanya. semoga saja dia tidak tahu aku telah dengan tidak sengaja melihatnya beronani, dan kelihatannya memang dia juga seperti biasa kepadaku, berarti aku agak tenang juga, merasa kalo aku tidak melihatnya melakukan hal2 yg aneh. seperti biasanya siang hari sehabis melakukan aktivitas rutin aku bersantai di dapur sambil melihat televisi, aku selonjoran di kursi panjang tepat di depan televisi, samping meja makan.
tak terasa aku tertidur, karena emang ngantuk sekali dan udara siang itu yg begitu semilir. pada saat aku terbangun, aku begitu kaget setengah mati, karena tepat di sampingku edo berdiri sambil celingak-celinguk, aku penasaran mau apa dia? apakah ia akan mencuri? kan ini baru jam 10 pagi, kok dia udah di rumah? aku penasaran dengan gelagat edo, sedetik itupun kupejamkan kembali mataku, takut kalo edo tahu aku sudah bangun. kutenangkan diriku sendiri agar edo tidak melihat gelagatku ini, dengan masih berpura-pura tertidur, hati2 kubuka mataku sedikit. kulihat edo dengan berjongkok dan hati2 menggoyang kakiku sambil manggil namaku, aku mencoba diam dan tenang, aku pengin tahu apa yg akan dilakukannya selanjutnya, karena ga ada respon, dia bangkit, kemudian berjalan ke arah almari es, dia ambil minuman dingin dan menghabiskannya, kemudian diambilnya beberapa kue dan di makannya.
aku pikir anak ini lapar, jadi dia masuk, kasian juga aku melihatnya, sebenarnya aku ingin bernjak bangun, tapi langsung ku urungkan niatku, demi melihat tangan edo yg bermain-main di depan celana pendeknya, aku takutnya kalo bangun, edo jadi kaget dan malu, makanya kuurungkan niatku untuk bangun, kulirik lagi, edo berjalan lagi ke arahku dan berjongkok di depan kakiku, dan digoyangnya sekali lagi kakiku tuk membangunkan aku, aku mencoba untuk terus berpura-pura tidur. karena beberapa kali mencoba membangunkan aku dan tidak berhasil, edo berdiri dan matanya seperti memperhatikan ku mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki, perasaanku sempat bergidik juga dipandangi edo seperi ini. oh iya, aku lupa kalo aku saat ini memakai daster kuning kesukaanku, karena memang kalo siang udara begitu panas, jadi pakai daster di siang hari adalah pilihan yg pas, karena emang bahan daster yg adem dan ga ribet.
oh, kulihat lagi tonjolan itu di selakang edo, mungkinkah dia tegang hanya karena melihatku tertidur?, kulihat penisnya menonjol ke depan ke arah kiri karena mungkin dia tidak memakai celana dalam. dan baru kusadari kalo posisiku sedang telentang, satu kakiku menekuk ke atas dan bersandar pada dinding di sebelah kananku, dan satu kaki lagi menjuntai ke tanah, karena memang kursi ini ga begitu lebar, tangan kananku di atas perut, dan tangan kiriku keatas dan menutup mataku bagian atas, sehingga edo menganggapku masih tertidur.
karena edo tidak bisa melihat mataku, sdangkan aku bisa melihatnya, tapi karena tangan kiriku di atas, otomatis BH ku yg berwarna biru dan sebagian payudara yg tak tertutup BH dan ketiakku terlihat dengan jelas. kulihat edo mondar-mandir sambil terus memeperhatikan tubuhku, tangannya tak henti2nya mengelusi penisnya dari luar celana pendeknya. sesaat kemudia kulihat edo lama memperhatikan wajahku, mungkin dia ingin memastikan kalo aku masih tetidur pulas. setelah beberapa detik, dan merasa aku masih pulas dia beranjak ke arah kakiku, dan berlutut di depannya, karena posisi kakiku, otomatis ada sedikit celah yg terbuka yg memungkinkan dia untuk bisa melihat celana dalam biruku.
sambil jongkok kulihat tangan kanannya masih mengusap-usap penisnya dari luar celana kolornya, matanya tajam mengamat-amati kedalam pahaku. rasanya saat itu aku ingin langsung bangun dan mendampratnya, tapi rasa penasaran dan birahiku menahannya dengan kuat, sehingga aku hanya menunggu dan melihat apa yg akan dilakukan edo dengan jantung yg berdegup kencang dan perasaan yg berkecamuk tak menentu. sedetik kemudia edo agak berdiri membungkuk, matanya terus tertuju pada lorong dasterku bagian bawah dkemudian tangan kirinya menaikkan kaos dalamnya sampai sebatas pusar dan tangan kanannya memelorotkan celananya sampai di bawah buah pelirnya. begitu celana itu ditarik kebawah, penisnya yg sangat tegang berurat langsung tersembul keluar bergoyang-goyang karena terlepas dari sangkarnya.
kulihat ujung penis edo sudah mengeluarkan cairan bening, sehingga diantara lubang kencingnya terlihat berkilat karena basah, dan tampak cairan bening yg menggantung dan hampir menetes, dengan cepat tangan edo mengusapkan cairan beningnya ke kepala penisnya, sehingga kepala penis itu semakin terlihat licin dan mengkilap, tampak matanya begitu sayu menahan nafsunya sendiri dan nikmat dari penisnya. tangan kanannya masih mengusapi kepala penisnya, dan tangan kirinya membelai-belai buah zakarnya. pandangannya tak lepas memelototi kedalam celah antara kakiku. cairan hangat merembesi selakangku melihat kelakuan edo.
untung hari ini aku memakai pembalut karena aku memang mau datang bulan, sehingga edo tidak sampai tahu kalo vaginaku sudah basah. sesaat kemudian, aku benar2 terhenyak, karena dengan pelan dan hati2 tangan edo meraih ujung dasterku yg bawah dan dinaikkan melewati kedua lututku, kemudian di singkapkannya sebatas pahaku, otomatis keringat dinginku menjalar ke kaki dan tanganku, kurasakan udara dingin menerpa bawah tubuhku yg terbuka, padahal siang ini begitu panas.
dengan begini pasti edo bisa dengan jelas melihat pahaku sampai celana dalamku, karena dasterku yg longgar dan terbuka sampai pahaku, ditunjang kakiku yg kanan tertekuk ke atas, dan kaki kiriku yg menjuntai kelantai, membuat daerah vaginaku terlihat agak membukit. penis edo tampak bergerak-gerak naik turun kecil, karena mungkin begitu tegangnya dan rangsangan yg ia dapat. setelah edo bisa melihat seluruh pahaku dan celana dalamku dilepasnya kaos dalam dan celana pendeknya dengan tergesa-gesa dan ditaruhnya dilantai jadi satu, sehingga edo sudah bugil sambil terus mengamati bagian bawah tubuhku yg sudah agak terbuka.
penisnya begitu tegang berurat dan licin karena begitu banyaknya cairan bening yg keluar dari lubang penisnya, bahkan ada beberapa yg sampai menetes ke lantai karena gerakan penisnya yg berkedut-kedut. edo mulai memainkan penisnya, di usapnya cairan bening yg keluar ke seluruh batang penisnya, bahkan di oleskannya juga ke perut dan buah zakarnya. kulihat tubuh edo begitu tegang, matanya sayu, keringat sudah membasahi dahi dan dadanya.
tampaknya tidak cukup bagi edo untuk hanya melihat pahaku dan CDku, dia bergeser ke sebelah kiriku sampai mataku bisa dengan jelas melihat penisnya yg terus berdenyut-denyut dan licin, matanya mulai menelusuri bagian atasku, dengan sangat pelan dan hati2 tangannya meraih dasterku yg atas, dan diangkatnya, otomatis karena terangkat payudaraku yg tertutup BH bisa dilihatnya. karena posisinya itu, otomatis penisnya begitu dekat dengan wajahku, aku begitu terhenyak, karena bisa kucium bau penisnya dihidungku, bahkan ada tetesan cairan beningnya yg jatuh kelengan kiriku, terasa hangat, jantungku kukontrol agar tidak berdenyut kencang, karena takut edo mengetahuinya, vaginaku bahkan sudah benar2 basah, dan kedutannya sudah begitu kuat.
tangan kiri edo masih mengangkat dan menariknya agak kebawah dasterku yg bagian atas dan tangan kanannya terus mengurut penisnya naik turun dengan cepat, sepertinya dia ingin segera mencapai klimaknya, atau takut aku akan bangun. matanya terus melihat kedada dan pahaku bergantian, tubuhnya agak melengkun menahan nikmatnya sendiri.
beberapa detik kemudian tangan kirinya menaruh dasterku yg bagian atas dibawah payudaraku, sehingga kedua payudaraku yg tertutup BH tesembul keluar, karena dastertu tertahan bagian bawah payudaraku. dengan tubuh yg agak bergetar kulihat edo mencengkeram penisnya dan mengocoknya naik turun dengan kuat, kakinya melebar, tubuhnya melengkung kelebakang, pinggul bergetar, urat2 tubuhnya begitu tegang, penisnya memerah sekali pada kepalanya, dan dengan desahan yg tertahan, kulihat tangan kiri edo menelangkup di depan kepala penisnya.
pinggul dan tubuhnya bergetar hebat beberapa kali, aku bisa mencium bau sperma yg keluar dari penisnya (baunya seperti cucian yg belum kering) matanya merem melek menahan nikmat, tangan kirinya masih membendung cairan spermanya yg keluar begitu banyak, bahkan tanpa dia sadari ada beberapa cairan dan tetesan semprotan spermanya yg mendarat di dasterku, dan tubuhku.
setelah selesai, dengan cepat diambilnya celana dan kaos dalemnya untuk mengelap spermanya yg ada di tangan dan penisnya, dan dinaikkannya kembali dasterku yg bagian atas, pada saat itu bau sperma dari tangannya tercium begitu menyengat dihidungku, tanpa memakai pakaian dan celananya dia langsung berlari masuk kedalam kamarnya dan mnguncinya. sebenarnya pada saat edo selesai klimaks dan mengelap penis dan tangannya dengan bajunya, kemudian menaikkan dasterku kembali, aku juga mengalami orgasme yg benar2 paling nikmat dalam tubuhku, karena melihat edo dan bau spermanya.
karena memang edo yg terburu-buru dan takut aku bangun, dia tidak menyadari gerakan pinggul dan mulutku yg kutahan sekuat tenaga karena menahan nikmat orgasmeku. bahkan sampai edo masuk kamar sebernya aku masih dalam proses orgasme yg begitu nikmat dan lama. bahkan seumur hidupku baru kali ini aku mengalami orgasme sampai beberapa menit.
aku masih begitu meresapi kelakuan edo tadi dan sisa orgasmeku yg panjang sambil masih berbaring. dengan pelan kubuka mataku, dasterku bagian atas sudah kembali seperti semula, tapi yg bawah masih tersingkap di pahaku, aku juga tidak berusaha membenahinya kembali. tubuhku begitu lemas, kurasakan pada lengan kiriku ada tetesan sperma edo, kuamati beberapa saat, dengan ragu jari telunjuk kananku mencoleknya, lengket, tanpa aku sadari telunjukku sudah didepan lidahku. terasa asin dan getir, bahkan dibeberpa bagian bajuku yg terciprat sperma edo aku rasai. rasa yg benar2 aneh.
kemudian aku bangkit untuk beranjak masuk ke kamarku sendiri dan kukunci pintu kamarku, aku rebahkan kembali tubuhku, kulepaskan dasterku, kemudian BH ku, dan CD ku, ternyata CD ku dan yg tertutup pembalut begitu lengket karena begitu banyaknya cairan dari dalam vaginaku yg keluar karena melihat edo yg bermasturbasi di depanku.[/FONT]
Kemudian aku beranjak ke depan cermin, kuamati tubuhku yg telanjang dari ujung kaki sampai ujung rambut, tidak ada yg istemewa dari tubuhku, wajahku khas wanita usia kepala 3, payudaraku sudah tidak begitu kencang, vaginaku bahkan sangat lebat sekali jembutnya, bahkan bibir vaginaku sudah menggelambir, biarpun tidak lebar, kenapa edo bisa bernafsu dan beronani karena melihat ku. akhirnya aku rebahkan lagi tubuhku di ranjang, dan tak terasa aku kembali tertidur dalam keadaan tanpai pakaian.
Aku terbangun sudah jam 8 malam, aku kaget sekali, cepat2 aku pakai pakaian ku lagi, dan keluar. aku nyalakan lampu2 yg perlu. aku lupa belom menyiapkan makan malam untuk edo, bahkan siangpun aku dan dia juga belom makan. kemudian aku ke dapur untuk menyiapkan makan, setelah semua siap, aku ke kamar edo, aku ketok pintunya, beberapa kali kok ga ada jawaban, aku coba buka pintunya, terkunci.
tumben banget, dia belom makan kok udah keluar, atau jangan2 dia takut karena ulahnya tadi?. ah masa bodoh. akhirnya aku makan sendiri, jam 11 malem aku beranjak tidur, tapi terdengar dari luar sepertinya motor edo, aku mau ngingetin dia tuk makan, tapi setelah sampai dapur, aku urungkan niatku, paling2 dia sudah makan diluar. kulihat edo masuk ke kamarnya dan menyalakan lampunya, tanpa menutup pintunya, kulihat edo seperti lusa hari, mulai menanggalkan pakaiannya satu persatu sampai telanjang bulat. kemudia membuka almarinya. kulihat dia mengambil majalah porno atau sebangsanya, kemudian berbaring di kasurnya.
kulihat penisnya masih kecil mengkerut. karena posisi kasurnya memang di bawah, dan tidurnya posisi kaki menghadap ke pintu, jadi aku bisa dengan jelas melihat edo yg terlentang dan kedua kakinya yg melebar. sedangkan edo tidak bisa melihatku, karena posisi dapurku gelap, dan pintunya juga sudah aku tutup, karena kaca dapur yg lebar, aku bisa dengan jelas melihat keluar, dan yg di luar tidak bisa melihat kedalam.
kedua tangan edo memegang majalah porno yg diletakkan di atas dadanya, kulihat penisnya dengan pelan2 mulai berdenyut-denyut dan menegang, dan beberapa menit kemudian benar2 berdiri tegak seperti tugu monas, dan berdenyut-denyut. oh, sehari ini aku bener2 dipermainkan oleh birahi yg menggebu-gebu karena ulah edo. dari dalam dapur aku terus melihat ke dalam kamar edo, tampaknya edo tidak melakukan onani, karena kedua tangannya masih memegang majalah, dan penisnya hanya dibiarkan tegang berdenyut-denyut tanpa disentuh olehnya.
bahkan cairan beningnya tidak henti2nya keluar dari lubang kencingnya. sampai menetes ke buah zakar dan perutnya, hanya kadang edo membuka pahanya lebar2 dan menutup kedua pahanya erat2 sehingga membuat penisnya bergoyang-goyang naik turun, bahkan sampai ke kiri dan kanan. aku kembali merasakan desiran darahku, dan rangsangan pada vaginaku yg membasah. kulangkahkan kakiku mendekati tempat cucian yg memang paling dekat dengan kaca, kuperhatikan dengan seksama dan kuresapi rangsangan yg ditimbulkan oleh edo. mataku bahkan menatap tak berkedip pemandangan itu.

BERSAMBUNG................
Share on Google Plus

About Tina Novianti

Tentang Tina Novianti

0 komentar:

Posting Komentar