Sepeninggalan Mike kekantor, Citra buru-buru mengamati kondisi disekitar
halaman belakang rumahnya. Setelah dirasa aman, ia segera bangkit dari
posisi telentangnya dan segera meraih celana dalam yang teronggok di
lantai gazebo. Dan tanpa mengenakannya kembali, ia menggenggam celana
dalam mungil itu sembari melangkah menuju ke rumah.
Beberapa kali, Citra harus berdehem keras guna meredakan rasa ngilu di
tenggorokannya. Karena untuk beberapa saat, ia merasa tenggorokannya
begitu perih dan sakit.
"Pagi Maa..... " Ucap Ciello ketika Citra lewat di dapur.
"Eehh.... Pa... Pagi juga Sayang... " Jawab Citra dengan nada terkejut.
Buru-buru ia menyembunyikan celana dalamnya kebalik tubuhnya. Sejenak ia
menatap putra kandungnya yang masih duduk di kursi makan dengan wajah
tersenyum lebar kearahnya.
Entah kenapa, pagi itu Citra melihat senyum Ciello agak berbeda dari
biasanya. Senyum iseng penuh kejahilan. Dan entah kenapa pula, pandangan
mata Citra merayap turun ke arah selangkangan Ciello. Mencari tahu
kebenaran tentang apa yang suaminya katakan beberapa waktu lalu.
"Ohhh.. Kontol Ciello… " Ucap Citra dalam hati ketika mendapati
selangkangan Ciello yang masih menggelembung besar, "Itu kontol yang
baru saja aku bayangkan ketika bersetubuh dengan suamiku…" Ucap Citra
sembari terus berusaha menelan ludah. Membasahi tenggorokannya yang
masih terasa perih.
"Itu kontol besar.... Yang mungkin saja sebentar lagi... Bakalan mengaduk aduk liang peranakanku.... "
"Maa…?" Panggil Ciello pelan, "Apa ada yang salah ama Ciello…? ".
"Ee... Eehhh… Enggak kok Sayang… Emangnya ke.. Kenapa...?"
"Hmmmm... Ciello heran aja... Kok tumben-tumbenan pagi-pagi Mama udah ngelamun gitu…?"
"Enggak sayang.. Mama cuman lupa aja akan sesuatu… " Jawab Citra yang
langsung menuju kearah mesin cuci dan memasukkan celana dalam miliknya.
Setelah itu, ia melangkah ke tempat dispenser air minum dan mengambil
segelas air hangat.
GLEK GLEL GLEK...
"Eee.... Ehhheeeemmmm.... Ehheemm...." Seru Citra keras, membasahi tenggorokan perihnya.
GLEK GLEL GLEK...
"Maa..." Panggil Ciello lagi.
"Yaaaa Sayang....?" Jawab Citra.
"Kok sepertinya.... Mama pagi ini keliatan bingung banget Maa...?"
"Ehh.. Masa sih Sayang...?"
"Iya... Mama kelihatan linglung.... Apa ada yang bisa Ciello bantuin...?"
"Eehh…? Nggg... Linglung...?" Tanya Citra dengan wajah bingung.
"Iya... Kaya orang habis kena hipnotis..."
"Hipnotis...? Hipnotis kenapa ya Sayang…?"
"Nggak tahu juga sih Maa… Cuman kalo ngedenger jeritan-jeritan Mama
barusan.... Mama sepertinya sedang kena hipnotis Papa buat nyenengin
Papa dihalaman belakang sana... Hehehe… " Jelas Ciello sambil memainkan
alis matanya yang tebal, "Sepertinya… Kok.... Seru banget yaa Maa…?"
Mendengar tawa Ciello, wajah Citra langsung merona merah.
"Ahh SIIIAAAALLLLL..... Ciello pasti ngedengerin teriakan-teriakan aku tadi… " Batin Citra dalam hati.
"Emang rasanya enak banget ya Maa...? Tanya Ciello lagi, "Sampe ngejeritnya kenceng banget gitu....?"
"Haaaa....? Kenceng…? Emang kedengeran ya...?"
"Ya kalo nggak kenceng.... Nggak mungkinlah Maa… Pak Mimin sampe ngelongok keluar jendela gitu…"
"Haah…? Pak Mimin…?" Kaget Citra sambil melirik kearah Ciello tajam.
"Iya… Nih… Ciello sempet kok photoin gerak-gerik dia… " Ucap Ciello
sambil meraih handphonenya yang ada diatas meja makan dan memperlihatkan
kepada Citra.
Buru-buru, ibu dua anak itu mendekat kearah Ciello berada. Menundukkan
tubuhnya maju, sembari memperhatikan gambar yang terpampang dilayar
handphone putranya.
"Ooohh.... Astagaaaa....!!" Seru Citra kaget sambil menutup mulutnya,
"Ini beneran Pak Mimin Sayang...? Ya Ampuunn.... Mama bener-bener nggak
nyangka Sayang... " Sambung Citra berusaha meraih handphone Ciello dari
tangannya.
"Eeehh... Jangan diambil Maaa... Lihat aja dari sini ya... " Elak Ciello
yang buru-buru menghindar dari sambaran tangan Citra. "Lihat aja terus
Maa... Masih ada lagi...." Sambung Ciello lagi supaya menatap layar
handphone yang ada dihadapannya.
Dan benar saja. Setelah beberapa lama mengintip, Pak Mimin mulai
terlihat bingung. Kepalanya mulai terlihat celingukan mengawasi kondisi
disekitarnya. Tak jarang, Pak Mimin juga mengintip kearah Ciello berada,
namun karena Ciello di posisi yang aman, Pak Mimin tak dapat melihat
jelas kearahnya.
"Loohh...? Astaga... Sayang...Ya ampuuunnn...." Seru Citra lagi begitu
melihat apa yang dilakukan tetangganya itu, "Kok Pak Mimin ngeluarin
kontolnya Sayang... ?"
Ciello mengangkat kedua bahunya.
"Loohh... Sayang... itu...? Pak Mimin mau... COLI ya Sayang...?"
"Hehehe... Iya kali Maa... " Jawab Ciello singkat.
Citra segera meraih kursi yang ada didekatnya dan segera duduk
diatasnya. Dengan tubuh yang masih condong kedepan, ia terus menatap
layar handphone yang ada dihadapannya. Matanya melotot dan mulutnya
menganga mengamati lelaki tua yang tak sanggup lagi menahan hasrat
birahinya itu.
Di video Ciello, Pak Mimin terlihat dengan tak sabaran menurunkan
resleting celananya. Setelah itu ia mengeluarkan batang penisnya yang
sudah begitu tegang sembari mengusap-usapnya pelan. Lagi-lagi, ia
celingukan kesana kemari.
"Dia pasti pengen ngocok tuh kontolnya ya Sayang...?" Tanya Citra pelan
dengan pandangan fokus kedepan. "Dia pasti nggak tahan...."
"Hehehe... Iya ya Maa...?" Senyum Ciello lebar.
"Tuuuhh... Bener khaann... Lelaki tua itu pasti pengen COLI Sayang...."
Sambung Citra begitu melihat tangan renta tetangganya itu terus
meremas-remas batang penisnya dan pada akhirnya, mengocok batang penis
itu kuat-kuat sambil sesekali celingukan kesana kemari. Tubuhnya yang
renta terlihat melengkung-lengkung kedepan dengan tangan yang terus
mengocok kuat batang penisnya.
Hingga tak lama kemudian, cairan putih kental keluar dengan cepat.
Terbang dari ujung kepala penisnya dan mendarat di tanaman hias Citra.
"Loohhh...? Kooookkk... Nyemburinnya disitu siiihh...?" Gerutu Citra
kesal ketika mendapati bunga-bunga kesayangannya tersiram oleh
semburan-semburan sperma tetangganya yang sudah berusia lanjut itu.
"Iiihhhsss... Pak Mimin nyebelin banget deeehh... Emangnya nggak bisa
apa nyemburin pejuhnya kearah lain...?"
"Tunggu dulu Maa... " Celetuk Ciello lagi
"Loh...? Kenapa lagi Sayang...?"
"Lihat aja terus Maa..."
"Loh loh loohh... ? Kok Pak Mimin ngeluarin handphonenya Sayang..." Ucap
Citra panik, "Loohh...? Itu...? Pak Mimin ngerekam Mama ya Sayang...?
"Hehehe... Sepertinya begitu Maa....." Angguk Ciello pelan.
"Loohhh... Iiiihhh iiihh...... Kok berani-beraninya ya dia nge-videoin
Mama...?" Kesal Citra dengan wajah cemberut, "Sumpah deeehh... Pak Mimin
nyebelin bangeeettt.... "
"Hhmmm.... Sebenernya sih Pak Mimin nggak kurang ajar deh Maa.. Dia
berlaku wajar selayaknya pria normal.... " Jelas Ciello sambil
meletakkan handphonenya keatas meja makan, "Khan itu juga gara-gara Mama
juga..."
"Looohhh....? Kok kamu malah nyalahin Mama sih sayang...?"
"Hehehe... Habisan... Mama sendiri sih... Yang ngasih pertunjukan Mama
ke dia... Pak Mimin mah cuman tinggal nikmatin aja.... " Jelas Ciello
lagi, "Lagian... Pasti Mama keenakan banget ya...? Sampe nggak minta
papa buat pindah kedalem rumah...?"
"Nnggg... Iya juga sih..." Jawab Citra sambil melirik kearah jendela rumah Pak Mimin.
"Emangnya... Enak banget ya Maa...? Sampe-sampe Mama nggak sadar kalo sedang diintip...?"
"Nnggg..... Rasanyaa..... " Tak melanjutkan kalimatnya, Citra menatap
kearah putra kandungnya yang terus melihat kearahnya dengan wajah penuh
rasa penasaran.
"Maa...? Kok malah diem aja sih...? Ceritain dong gimana rasanya...?" Cecar Ciello mencari tahu.
"Ngggg... Rasanya.... Hihihihi... "
"Looohhh...? Kok Mama malah ketawa sih...? Enak nggak Maa...?"
"Nngggg... Enak ngak yaaa...? " Jawab Citra sambil tersenyum sambil
beranjak dari tempat duduknya dan buru-buru melangkah menjauh.
"Hheeeeyyy Maaa....? Mama mau kemana...?"
"Mama mau ke kamar Mama...Sayang..."
"Tapi... Mama belom jawab pertanyaan Ciello tadi Maaa...."
"Hihihihi... udah ah... Nanti aja Mama ngejawabnya... Mama mau mandi
dulu.. " Ucap Citra yang buru-buru meninggalkan Ciello sendirian di
ruang makan.
***
Sesampainya dikamar tidur, Citra segera mematut dirinya didepan cermin
rias yang tergantung didinding. Menatap tubuh tubuh seksinya sambil
sesekali melenggak-lenggokkan pinggangnya yang ramping .
"Aaahh... Mama nggak seruuu..." Teriak Ciello dari ruang makan.
"Hihihi... Biariinnnn...." Jawab Citra yang entah kenapa mendengar rasa
penasaran putra kandungnya, membuat moodnya langsung ceria. Senyumnya
mengembang menghiasi wajah cantiknya.
"Citra Agustina... Ternyata kamu masih terlihat cantik dimata lelaki
lain... Dengan tubuh seksimu ini... Kamu masih bisa membuat mereka
tergila-gila denganmu..." Ucap Citra dalam hati sambil mulai melucuti
daster kecilnya. Pakaian satu-satunya yang masih ia kenakan setelah
persetubuhannya barusan.
"Tetekmu besar... Pinggangmu kecil.... Memekmu sempit... Kamu
benar-benar memiliki tubuh seperti seorang gadis remaja..." Pujinya lagi
sambil mulai merabai daerah sensitif tubuhnya. Meremasi kedua payudara
besarnya sambil sesekali menjilat putingnya yang mulai mengeras kembali.
"Ooohhh... Aku ternyata masih seksi...." Ucap Citra dengan mulut yang
mulai mendesah-desah keenakan. Perlahan usapan tangannya mulai turun
keperut, pusar, pinggang, hingga akhirnya sampai kearea vaginanya."
Sssshhh.... Oooohhh... Ciellooo..." Sambung Citra yang entah kenapa
tiba-tiba memanggil nama putra kandungnya
Dengan mata terpejam, Citra mulai menguak bibir vaginanya. Menyibakkan
sedikit kesamping sambil menyelipkan satu jarinya masuk kedalam liang
kemaluannya yang mulai membasah.
"Ssssshh.. Ciello... Mama masih keliatan cantik khaann...? Mama masih
keliatan seksi khaan...?" Desah Citra mulai meracau keenakan, "Kamu suka
nggak Sayang melihat tubuh seksi Mama...? Kamu suka nggak Sayang
ngelihat tubuh semok Mama...? Oohh Ciello..." Tambahnya sambil mulai
merangsang aurat tubuhnya. Meremas payudara sambil menusuk-nusuk liang
vaginanya.
CLEEEPP..
CLOK CLOK CLOK...
"Kalo ngelihat Mama telanjang bulat begini... Kamu pasti pengen banget
ya Sayang...? Ngerabain tubuh seksi Mama ini Sayang...?" Desah Citra
mulai bermasturbasi, "Kamu pasti pengen ya...? Ngisepin tetek Mama yang
besar ini...? Ngentotin memek Mama yang sempit ini...? Ooohh..
Ciellooo...."
"Jadi gimana Maa...? Enak nggak..?" Tanya Ciello yang tiba-tiba membuka pintu kamar tidurnya.
"Eeehhh...? Sayang...?" Kaget Citra buru-buru mencabut jemari dari
vaginanya sambil menutup aurat tubuhnya. Walau ia sudah seringkali
mendapati Ciello melihat tubuh telanjangnya, namun terkadang Citra masih
merasa malu karenanya.
"Loohh...? Eeehh... ? Mama sedang apa Maa...?" Tanya Ciello penasaran.
"Enngg.. Enggak... Mama mau.. Mau mandi Sayang..."
"Tapi barusan... Itu jari Mama nusuk-nusuk kedalem memek Mama sih Ma..?"
Cecar Ciello tanpa henti, "Barusan Mama ngobel memek ya...?"
"Idiiihh... Kamu tuh yaa... Pikirannya mesum mulu.... Hihihi.... " Ucap
Citra buru-buru bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan kearah kamar
mandi.
"Iiihhss... Mamaaa niiihh.... Suka banget deeh bikin orang penasaran..."
Kesal Ciello yang mendapati ibu kandungnya meninggalkan dirinya untuk
kesekian kalinya.
"Hihihihi... Kamu kenapa sih Sayang...? Kok sepertinya pengen tahu
banget....?" Heran Citra sambil menggulung rambutnya keatas. Memamerkan
ketiak putih mulusnya ke putra kandungnya.
"Ya habisaaann... Gleek... " Suara Ciello kesulitan menelan air liurnya,
"Papa kok keliatannya.. Nnggg... Menikmati semua... Nggg perlakuan
nakal Mama...?" Sambungnya lagi dengan pandangan mata yang begitu tajam.
Menatap seluruh bagian tubuh telanjang Citra.
"Hihihihi... Ya begitulah Sayang... Papamu memang nggak pernah ada
puasnya...." Jawab Citra yang kemudian memutar kenop shower dan mulai
mengguyur tubuh seksinya dengan air hangat.
"Ayo dong Maaa... Ceritain gimana rasanya...."
"Rasa apa sihh..?"
"Ya Rasanya begituan...."
"Hihihihi... Ntar juga kamu bakalan ngerti Sayang...." Jawab Citra
dengan senyum keibuan, "Udah-udah... Daripada ntar kita akhirnya
berantem gara-gara pertanyaan sepele... Mending kamu mandi juga deh..."
"Yaaah Mamaaa... Nggak seru niiihhh...."
"Hihihi.... Udah ah... Ayo buruan mandi gih..."
"Ahhh ogah..."
"Yaudah... Sini... Kamu mandi disini aja deh..."
"Mandi bareng ama Mama....?"
Tak menjawab, Citra hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum manis.
Tanpa menunda lebih lama lagi, Ciello buru-buru melepas semua pakaiannya
hingga telanjang bulat dan segera masuk kedalam kamar mandi.
"Hihihihi.... Kontolmu itu nggak pernah tidur ya Sayang... Kok
kelihatannya selalu tegang begitu...." Tanya Citra sambil menunjuk
dengan mulutnya.
"Hehehe... Ini khan gara-gara liat Mama telanjang..." Jawab Ciello
sambil ikut bergabung dengan Citra dibawah guyuran air showernya
"Hihihihi... Kontolmu lucu ya Sayang kalo goyang-goyang gitu..." Goda
Citra yang tiba-tiba mengusap kepala penis putranya. "Telurnya juga
imut....." Tambah Citra sambil meremas pelan buah zakar Ciello.
"Iiiihh.... Sssshhh... Pelan-pelan ngeremesnya Maaa... Ngilu..." Ucap Ciello sambil menggosok-gosok tubuh basahnya.
Memang bukan suatu hal yang aneh lagi bagi Citra untuk memegang atau
meremas penis Ciello. Karena semenjak kejadian 'penis keselip' beberapa
waktu lalu, membuat Citra menganggap hal itu menjadi biasa saja. Bahkan,
semenjak Mike tahu dan membiarkan kejadian mesum Citra bersama Ciello,
membuat ibu dua anak itu sering melakukan handjob dan blowjob secara
bersama-sama.
"Hihihihi... Jadi sekarang...? Udah nggak suka lagi nih kontolnya Mama pegang-pegang gini...?"
"Ee... Eeehh... Suka Maaa... Sukaa.... " Sergah Ciello buru-buru menahan
tangan Citra supaya terus memegang-megang penisnya. Bahkan ia juga
mulai menggerakkan tangan itu naik turun, mengocoki batang penisnya yang
sudah begitu tegang.
"Iiiihhhsss... Dasar... Anak mama ini mesum banget yaaa... Suka banget
kalo kontolnyadikocok-kocok...." "Hehehe... Soalnya tangan Mama tuh
lembut banget Maaa... Jadi enak kalo dipake ngocokin kontol Ciello... "
Puji Ciello sambil merem-melek keenakan, "Ooohhh... Iya begitu Maaa...
Oooohh... Teruss.... Enak banget rasanya Maa...."
"Hihihi... Udah aahh.... "
"Aahh Mamaaa.. Bentaran lagi aja...."
"Enggak aaah... Ntar Mama jadi kepengenan ikut ngobelin memek juga..."
"Ya nggak apa-apa Maaa... Kita masturbasi bareng aja... Ssshhh...."
"Masturbasi bareng yaa....?" Ulang Citra lirih
Mendengar kalimat Ciello, nafsu birahi Citra seolah meledak. Membuat
pikiran mesumnya langsung melayang jauh. Walau Citra sudah seringkali
tertangkap basah ketika sedang bermasturbasi oleh putra kandungnya,
namun ia sama sekali tak pernah berpikir untuk melakukan masturbasi
secara bersama-sama. Dan pemikiran untuk melakukan masturbasi secara
bersama-sama, membuat darah birahinya menjadi bergejolak hebat.
"Sepertinya.. Hal ini bakal menjadi sebuah pertunjukan baru yang sangat menyenangkan..." Ucap Citra dalam hati.
Segera saja, Citra meletakkan pantat besarnya di dudukan toilet. Sambil
bersandar di dinding, ia meraih gagang shower yang ada didekatnya.
Setelah itu, ia lalu menyemprotkan air shower itu kearah celah
vaginanya.
Zzzzhhh....
"Hehehe... Gitu dong Maaa.... Akhirnya Mama mau juga buat ikutan
mastrubasi bareng.... " Ucap Ciello yang kemudian berdiri di samping
Citra sambil terus mengocok penis besarnya..
TEK TEK TEK TEK...
"Oooohhhsss... Sssshhh... Kamu bener-bener anak Mama yang paling mesum
Sayang.... Kamu jadi ngebuat Mama pengen... Ssshhh.... " Desah Citra
sambil menatap kearah penis putra kandungnya yang berada tepat didepan
wajahnya.
"Hmmm... Pengen apa ya Maa...?"
"Pengen... Ehhhmmmhhh... NGOBEL MEMEK Sayang... Uuuhh... " Ucap Citra
yang tanpa malu sembari membentangkan kedua kakinya lebar, dan
menyemprotkan air shower dengan tekanan yang lebih besar lagi kedalam
lagi kevaginanya.
ZZZZZHHHHHHHHH
Sejenak, Citra teringat akan kejadian mesum bersama suaminya tadi. Ia
teringat akan rasa penis dan sperma Mike yang sebelumnya meledak didalam
mulut mungilnya.
"Kira-kira, rasa pejuh dari kontol Ciello sama nggak ya...?" Tanya Citra
dalam hati tanpa melepas pandangan sedikitpun kearah batang besar yang
tumbuh diselangkangan putra kandungnya itu.
ZZZZZHHHHHHHHH
Suara air shower terdengar makin kencang menyembur belahan vagina Citra.
Membuat ibu dua anak itu makin kelojotan karenanya. Berulangkali, Citra
harus membuka bibir vaginanya lebih lebar lagi guna bisa merasaan
gelitikan air pada titik rangsang vaginanya. Bahkan, tak jarang jari
tangannya turut membuka bibir vaginanya lebih lebar, guna bisa merasakan
semburan air shower lebih banyak lagi.
"Hehehehe.... Rasa semprotan showernya pasti enak ya Maa...?" Goda
Ciello yang terus mengocok penisnya di samping wajah ibu kandungnya.
"Eeehhmmmhhhh...." Jawab Citra menggigit bibir bawahnya sambil merem melek.
"Mama bener-bener seksi Maaa... Bikin kontol Ciello makin nyut-nyutan...."
TEK TEK TEK TEK TEK...
Suara betotan kulit penis Ciello yang tertarik-tarik dengan kuat.
"Ssshhh... Ciello Sayang...." Desah Citra pelan.
"Ya Maa...?" Jawab Ciello ditengah pendakian orgasmenya
"Kira-kira... Kamu mau nggak...?"
"Mau apa Maa...?"
"Sssshhh... Oooohhh... Ngejilati memek Mama..?" Lenguh Citra sembari
terus menyemportkan shower ke arah vaginanya, "Mama pengen cepet-cepet
ngecrit nih... "
"Astaga...." Kaget Ciello mendengar permintaan ibu kandungnya, "Be... Beneran... Boleh Maa..?"
"Tentu aja Sayang... Ooohhh... Sini masuk mendekat ke memek Mama..."
Pinta Citra sambil mengamit tangan putranya, "Ayo Sayang... Jilatin
celah kamaluan Mama..."
Tanpa berpikir panjang, Ciello segera berjongkok tepat didepan Citra
sambil terus mengocok penisnya keras-keras. Dengan wajah kegirangan,
Ciello menatap liang kenikmatan milik ibu kandungnya itu sambil terus
tersenyum. Sesekali ia menyentuh daging kecil yang tumbuh diantara bibir
kemaluan Citra sambil menggelitiknya pelan.
"Sssshhh... Sayang... Memek Mama jangan dimaen-maenin gitu aaahhh...
Ssshhh... Ehhhmmhh... Udah ayo buruan... Jilatin memek Mama... " Ucap
Citra membimbing wajah Ciello supaya lebih mendekat lagi kearah
selangkangannya yang makin berdenyut keras.
"Cuupp... Hhhhmmm... Memek Mama bener-bener cantik ya Maa... Mulus...
Bersih... Dan wangi..." Puji Ciello sambil terus mengagumi celah
kemaluan ibu kandungnya.
"Sssshh...Uudaaah... Nggak usah banyak omong Sayang... Ayo buruan jilat
memek Mamamu ini..." Pinta Citra sambil meraba rambut halus putranya.
"Buruan selipin lidahmu ke memek Mama.."
"Sluurrp... " Lidah Ciello menyapu celah kemaluan Citra, "Begini Maaa...?"
"Oooohhh... Sayang..."
"Yaa Maa...? Sluuurrppp.... Sluuurrppp...."
"Eenak bangeeett..." Gelijang Citra keenakan, "Enak banget Sayang...
Ooohh... Terus Sayang... Selipin lidahmu lebih dalam lagi ke memek
Mamaa..."
"Ssluuurrpp... Sluuurrppp...." Jilat Ciello sambil terus menjilati vagina Citra dalam-dalam.
"Oooohhhh.... Terus Sayang... Teruuuss... Hooooohhhh.... Teruuusss..."
Erang Citra yang secara tak sadar, mulai membenamkan wajah putranya
ketengah selangkangannya.
"Ssluuurrpp... Haaaeeemmm... Sluuurrppp.... Ssluuurrpp... Sluuurrppp...."
"Hiyak... Hiyak... Bener begitu Sayang... Hiyaaak... Ooohhh..." Jerit Citra dengan tubuh kelojotan
"Ssluuurrpp... Memek Mama enak... Memek Mama legit... Sluuurrppp....Haaaeeemmm... Sluuurrppp.... Ssluuurrpp... Sluuurrppp...."
"Ooohhhh.... Sayaangg... Ooohhh... Enak banget.. Ooohh.. Ngentooott... Ngentooottt... Mama keluar Sayang.. Oooohhh..."
Seketika itu, tubuh Citra menggelijang hebat. Menggigil seperti orang kedinginan yang disertai dengan jeritan-jeritan keenakan.
CRIT CRIT CRIITTT.... CRIICIITT... CRIITT CRIIITTTT....
Untuk beberapa saat, tubuh semok Citra tak berhenti menggelepar.
Bergetar-getar tanpa bisa ia kendalikan. Kakinya menendang-nendang
kedepan sembari membenamkan kepala Ciello dalam-dalam ketengah selangkangannya.
"Huuooohhh... Saayaaangg... Ooohhh... Ooohhh... Ooohhh... Enak sekali
jilatan lidahmuu... Ooohh... Eeennaaaakkk.... " Lenguh Citra lantang.
Hingga akhirnya, gelijang-gelijang itupun mulai mereda. Nafasnya mulai terkontrol dan tubuhnya melemas.
"Mama... Maaa... Mamaaa..." Suara Ciello terdengar lirih, seolah
tersumpal oleh sesuatu yang menyekat tenggorokannya. "Maaa.. Mamaa... "
"AAASSTAAGAAA...." Kaget Citra begitu tersadar jika kepala Ciello masih
terbenam diselangkangannya. Jepitan kaki Citra yang begitu kuat, membuat
wajah Ciello memerah. Buru-buru, Citra melemaskan otot kakinya, dan
segera membuka lebar jepitan pahanya
"Ppphhuuuuaaaaahhhh...." Lega Ciello yang akhirnya bisa bernafas kembali, "Huuaaahhh... Haaahh... Haaahh... Haaahh..."
"Waaaduuuhh.. Maafin Mama ya Sayang... Mama kelepasan...." Ucap Citra
sambil mengusap wajah Ciello yang belepotan akan lendir orgasmenya.
"Mama pengen ngebunuh Ciello ya...?" Omel Ciello, "Mama udah nggak sayang ama Ciello lagi ya...?"
"Maaf Sayaaang... Maaf... Mama nggak sengajaa..." Ucap Citra lagi
sembari mengecupi wajah putra kandungnya. "Maaf bener-bener ngerasa
enaakk... Hehehe..."
"Enak sih enak Maaa.. Tapi masa sampe ngebekep mulut Ciello pake memek...."
"Hihihihi... Habisan... Lidah kamu enak banget Sayang... Bikin mama
sampe lupa kalo kamu masih ngejimekin memek Mama..." Jelas Citra sambil
memeluk kepala Ciello dan membenamkannya kebelahan payudaranya yang
besar. "Tapi... Kalo kamu beneran mau mati.... Kok kontol kamu makin
keras gitu sih Sayang...?" Iseng Citra yang dengan sengaja menggapai
batang kemaluan Ciello yang masih menjulang tinggi di selangkangannya.
"Eehh.. Ini..." Bingung Ciello mencari alasan.
"Hihihihi... Nggak berasa ya... Anak Mama yang cowok ini udah begitu
gedhe..." Ucap Citra dengan tangan yang kembali mengurut penis Ciello
pelan.
"Uuuuhhh... Mama.... Pinter banget deh ngambil hati anaknya.... Uuuhhh.. Terus Maaa...."
"Hihihi... Iya dooong.... Harus ituuhh..." Jawab Citra sambil kembali
mengecup Ciello. Namun kali ini ia mengecup tepat di bibir tebalnya.
"Eh Sayang...." Potong Citra.
"Ssshhh... Ya Maa...?"
"Papa semalem bilang... Kalo kamu sedang melakukan hal yang seru ya
bareng Clara...? Tanya Citra sambil terus mengocok penis Ciello pelan.
"Eeehh...?"
"Hehehehe... Gausah kaget gitu Sayang... Biasa ajalaaah.... Mama nggak
marah kok..." Jelas Citra dengan nada tenang, "Emang itu beneran
Sayang...?"
"Nnggg... I... Iya Maa..."
"Wooww... Jadi gimana rasanya...?" Tanya Citra lagi
"Rasa apanya Maa...?"
"Ya rasa gituannya...." Sambung Citra lagi.
"Nnggg... Rasanyaaa...." Bingung Ciello harus berkata apa.
"Iiihhhssss... Kamu tuh ya... Bikin Mama iri deh..."
"Iri...? Kok malah Iri Maa...?"
"Ya iri... Iri karena Clara udah ngerasain kontol besarmu ini Sayang....
" Ucap Citra mendorong tubuh putranya mundur hingga ia rebahan dilantai
kamar mandi. Setelah itu, Citra segera berjongkok tepat diselangkangan
Ciello sambil terus mengocok penis besar Ciello dengan tangan lembutnya.
"Eeehh... Oooohhh.. Mama..." Lenguh Ciello keenakan.
"Pasti ini kontol enak banget kalo diisep-isep... HAP..."
Tanpa aba-aba sama sekali, Citra langsung melahap kepala penis Ciello.
Menjilati sambil mengilik-kilik lubang kencingnya dengan ujung lidahnya
yang lembut.
" Slurruuupp... Slurruuupp... Sluurrppp... HAAAPP.. HAAEEMM.... Slurruuupp... Slurruuupp..."
"Ooohhh... Maaamaaaaaa... Huuuuoooohhhh.... Enak sekali isepan lidahmu Maaaa...."
Ciello tak pernah mengira jika oral seks akan berasa senikmat ini.
Terlebih, orang pertama yang benar-benar memberikan sensasi seks oral
pertamanya adalah ibu kandungnya. Wanita yang sering menjadi bahan
masturbasi setiap malam. Bahkan ketika tangan Citra mengamit kedua
tangan Ciello untuk mempermainkan payudara besarnya, semakin membuat
putra kandung Citra itu makin bernafsu kepadanya.
Untuk sepersekian detik pikiran Ciello kembali ke saat penisnya
'terpeleset masuk' ke celah vagina ibu kandungnya beberapa waktu lalu.
Rasanya nikmatnya seolah menjadi tak seberapa jika dibandingan dengan
hisapan mulut ibunya sekarang. Bahkan jika mau dikata, hisapan mulut
ibunya lebih mirip seperti hisapan pantat Clara ketika sedang menyedot
batang penisnya. Benar-benar membuatnya mabuk kepayang.
"Hihihihi... Puas-puasin aja ya Sayang... " Ucap Citra begitu meletakkan
kedua telapak tangan Ciello untuk menangkupkan di payudaranya yang
menggelantung bebas, "Nikmatin tetek Mama sepuasmu sambil merasakan
hisapan mulut Mama.... Juuuhh....HAAAPP... Sluuurrpp... Slurrpp..."
"Ooohh.. Mamaaaa...."
Mendapat hisapan mulut Citra, kedutan di penis Ciello semakin
menjadi-jadi. Urat syarafnya menjadi begitu peka menerima semua
perlakuan mulut lembut ibu kandungnya. Membuat orgasmenya mendekat
begitu cepat.
"Ooohhh.. Mamaaaaa.... Ciello nggak kuat lagi Maaa...." Lenguh Ciello
kelojotan dengan tangan yang tak henti-hentinya meremas kedua payudara
Citra, "Oooohhh... Mulut Mama berasa begitu nikmat Maaa.... Ooohhh...
Eeennnaaaakkkk...."
"Hihihihi... Kamu suka Sayang...? Sluuurrppp.... Juuuhh...."
"Huuooohh... Suka banget Maaa...."
Melihat tubuh Ciello mulai menggelijang kesana kemari, membuat Citra
semakin bersemangat memberi hisapan terbaiknya pada batang penis putra
kandungnya. Berulangkali Citra menyedot kuat-kuat kepala penis Ciello
sambil memutar-mutar batang penisnya. Ia juga kadang menggesekkan mulut
penis Ciello pada bagian lidahnya yang kasar sehingga membuat bulu kuduk
di sekujur tubuh Ciello merinding.
"Hooo... Ooohhh... Maaaa... Ooohhh... Mamaaaaa... Isepan mulut Mama
bener-bener enak Maaa... Bikin kontol Ciello makin berasa nggak
karu-karuaaannn...." Erang Ciello sambil kelojotan keenakan.
"Sluuurrpppp... Sluuurrpppp... Hihihihi... Kalo kamu suka... Nikmatin aja Sayang..."
"Hoooohhhh... Maaa... Ciello udah nggak tahan lagi Maaa... Ciello mau keluaaar..."
"Hihihiihi... Masa baru diisep-isep gini aja udah ngga tahan Sayang...?"
Goda Citra yang makin beringas melahap penis Ciello. Memasukkan seluruh
batang penis putranya dalam-dalam kerongga mulutnya.
"GAAAAAAAAGGG... GAAAGGG... GAAAGGG... Puaaahhhh...." Usaha Citra ketika
mencoba menelan penis Ciello, "Kontol kamu panjang bener Sayang... Jadi
bikin mulut Mama kesusahan buat nelen semuanya... Juuuhh....HAAAPP....
GAAAAAGGG... GAAAAAGGG..." Sambung Citra sambil tersenyum genit kearah
Ciello.
Melihat kebinalan Citra dalam melahap batang penisnya, membuat Ciello
benar-benar merasa seperti di surga. Hisapan dan jilatan yang begitu
nikmat, membuat putra kandung Citra itu tak mampu lagi menahan gejolak
orgasmenya yang sudah semakin dekat. Ditambah melihat tubuh telanjang
Citra yang terpampang jelas dihadapannya, menjadikan imajinasinya seolah
terwujud nyata.
Hingga tak lama kemudian, tubuh Ciello bergetar hebat. Seiring meluncurnya gelombang panas orgasme ke ujung mulut penisnya.
"Ohhh... Ngentooottt... Maaa... Ciello udah nggak tahan lagi Maaa... Ciello mau keluaaaarrrr...."
CROT CROOT CROOOCOOT.... CROOT... CROOOTTT....
Semburan lendir panas, langsung keluar dari ujung penis Ciello dan masuk
memenuhi rongga mulut Citra. Tubuhnya kelojotan, merasakan kedut nikmat
orgasmenya.
"Hanyak hanget hejuhmu Hayang...." Ucap Citra dengan mulut terbuka,
memamerkan benih kejantanan putra kandungnya dengan menggenangi rongga
mulutnya.
"Oooohhh.. Mamaaaaa... Uuuhh... Mama Seksi banget...." Erang Ciello yang begitu takjub melihat tingkah ibu kandungnya.
"Masa sih Hayang....? GLEK GLEK.... SLUUURRRPP.... CUP CUPPP..." Balas
Citra sambil menegup semua lendir Ciello hingga habis,
"GLEK...GLEK....Aaaaaahhhhh....."
"Woooowwww... Mama nelen semua pejuh Cillo...?"
"Hihihi... Iya Sayang.... Sluuuurrrppp... Cuuuppp...." Ucap Citra yang
terus menjilat dan mengecup kepala penis Ciello, "Mama suka rasa pejuhmu
Sayang...."
"Uuuuhhh... Suka rasa pejuh ya Maaa...?" Takjub Ciello, "Berarti kalo
Mama ngisep kontol Papa... Mama juga suka nelen pejuhnya...?"
"Hihihihi.. Hiya...." Tawa Citra renyah dengan tangan yang tak
henti-hentinya memeras sisa sperma dari batang penis putra kandungnya.
"Oooohhhh Mamaaa..." Erang Ciello antara ngilu dan keenakan. Terlebih
karena Citra terus menerus menyucup mulut penisnya dengan kuat.
"Hihihi....Cuuuupppp... Cuuuuppp....Pejuh kamu... Rasanya bener-bener
enak Sayang..." Ucap Citra dengan mulut dan dagu yang belepotan oleh
sperma Ciello, "Bener-bener Mirip banget ama rasa pejuh Papa kamu...."
"Mama bener-bener seksi Maa..." Puji Ciello, "Bener-bener nakal..."
"Hihihi....Nakal kaya bintang bokep ya Sayang..."
"Iya... Bintang bokep kegemaran Ciello...."
"Hhmmm.. Makasih ya Sayang..." Ucap Citra yang kemudian bangkit dari
selangkangan Ciello. "Kamu bener-bener anak kesayangan Mama..."
"Iya Maama Cantikkuu.... Ciello juga terima kasih udah dibolehin buat
ngerasain gimana rasanya memek sempit Mama ini...." Balas Ciello sambil
mencolek vagina Citra yang masih membanjir basah, "Yah walaupun cuman
ngejimek... Tapi paling nggak... Ciello udah bisa tahu gimana rasanya
jadi Papa ketika sedang bermain 69 ama Mama...."
"Hihihi... Ciello jadi Papa...." Ulang Citra dengan senyum mengembang
lebar, "Ya kalo Ciello jadi Papa... Bisa habis memek Mama kamu
maen-maenin mulu..."
"Hehehe... Yaaa itu pun kalo Mama ngeboleh khan Maaa..."
"Tapi kalo Mama beneran ngebolehin gimana...?" Goda Citra sambil melirik
kearah penis Ciello yang sudah kembali menegang, "Emang kamu mau apain
Mama...?"
"Beneran Maa...? Mama mau...?"
"Hmmm.... Mau nggak ya...?" Goda Citra sambil mengusap vaginanya
"Ciello pengen bisa seperti Papa Maa..."
"Seperti Papa...?"
"Iya... Pengen bisa ngentotin memek Mama sepuas-puasnya...."
"Aaaawww... Ngentotin memek Mama ini Sayang...?"
"IYA MAA... Boleh ya Maaa... Boleh Yaaaa.....?"
"Hmmmm... Nggak aaahh... Ngeriii..." Kata Citra sambil bergidik.
"Looohhh...? Kok ngeri Maa..?" Heran Ciello menatap wajah ibu kandungnya.
"Seperinya... Bakalan sobek Sayang... Memek Mama kalo dientot ama kontol
besar kamu itu..." Senyum Citra sambil terus mengusap liang vaginanya,
"Urat-uratnya... Sereeemmm...."
"Nnngggg... Khan belom dicoba Maaa...." Jawab Ciello yang terus menatap
vagina Citra lekat-lekat, "Kita coba dulu yuk Maa... Pasti memek Mama
bisa dimasukin kontol Ciello deh..."
"Nggg.. Dicoba....? Sekarang....?"
"Iya Maa... Yuk...." Ajak Ciello yang kemudian menarik turun tubuh Citra kelantai.
"Hahahaha... Ciello- Ciello... Udah aahh... Udah... Hahaha... Mama cuman
becanda... Hahaha...." Tawa Citra terbahak-bahak, "Kamu tuh ya... Muka
memek banget sih...? Nggak boleh dijanjiin sedikit ya...?"
"Huuuu... Padahal Papa udah ngebolehin tuh...." Celetuk Ciello pelan.
"Ngebolehin apa...?"
"Ya ngebolehin maen-maen ama Mama ama Clara..." Jelas Ciello.
Tak merespon kalimat Ciello, Citra hanya menatap wajah lesu putranya.
Dengan senyum mengembang, ia kembali mengusap rambut Ciello dan
memeluknya erat dibelahan pauyudaranya
"Jadiiii.... Semalam Kamu dan Clara.... Sudah....?" Tanya Citra terus mendekap kepala Ciello
Karena kecewa karena ucapan Citra barusan, Ciello sengaja tak menjawab pertanyaan Citra. Ia hanya menganggukan kepalanya pelan.
"Karena ketika ngelihat Mama ama Papa selalu keenakan ketika ngelakuin... itu..." Ucap Ciello ragu.
"Ngentot...?" Potong Citra.
"Iya... Makanya Ciello ama Clara jadi penasaran..."
"Lalu kamu ambil perawan adik kamu...?" Tanya Citra lagi.
"Engga Maa... Ciello nggak berani...?"
"Lalu...? "
"Ya Ciello cuman ngocokin kontol Ciello ke tetek Clara aja Maa..." Ucap
Ciello sedikit berbohong. Ia tak ingin kesenangan barunya bersama Clara
berakhir karena diketahui oleh ibu kandungnya.
"Bener cuman itu aja...?"
"Nggg... Ama... Ngobel-ngobel lubang anusnya Clara aja sih Maaa..."
"ASTAGAAAA.... Nak...?" Kaget Citra, "Ngobel anus Clara....?"
"Iya...Emang Kenapa Maa...?"
"Tapi... Adek kamu... Nggg.... Nggak sampe...? Kamu sodomi khan....?" Selidik Citra lebih lanjut.
"Hhmmm.... " Jawab Ciello sambil sedikit berpikir, "Sebenernya siihhh...."
"Sebenernya gimana....?"
"Hhhmmm... Sebenernyaa....." Seolah menikmatin rasa penasaran Citra, Ciello jadi sengaja ingin mempermainkan ibu kandungnya itu.
"Ciello... Jawab Sayang...." Cecar Citra, "Kamu apain aja anus adik kamu...?"
"Hmmm.... Ciello bakal jawab pertanyaan Mama.... Kalo Mama mau ngabulin satu permintaan Ciello...."
"Satu permintaan...?"
"Iya... Cuman satu aja kok Maa..."
"Nggg... Selama kamu nggak pengen ngentotin memek Mama.... Mungkin... Mama bisa ngabulin permintaan kamu Sayang..."
"Yaaaahhh... Mamaaaa..." Seru Ciello dengan nada kecewa.
"Looohhh...? Kenapa...?"
"Justru itu yang pengen Ciello minta dari Mama.... Ciello pengen ngerasain jepitan memek Mama..."
"Aaahh.. Jangan ngaco Sayang..." Jawab Citra cepat-cepat, "Mama nggak mungkin ngabulin permintaan ngawur kamu..."
"Kok ngawur sih Maa...?"
"Ya ngawurlah... Mama khan ibu kandungmu Sayang.... Dan Mama juga milik
Papa seutuhnya..." Jelas Citra sambil terus melirik batang penis Ciello
yang masih mengangguk-angguk dengan gagahnya. Batinnya sedikit bimbang,
antara ingin mengabulkan permintaan Ciello dan mempertahankan kehormatan
dirinya sebagai seorang orangtua.
"Yaudah kalo Mama nggak mau... Biar Ciello minta ama Papa aja.." Ucap Ciello sambil beranjak bangun dari posisi duduknya
"Minta apa....?"
"Ya minta ijinlah ama Papa... "
"Ijin...?"
"Iya... Ciello mau minta ijin ke Papa buat ngentotin Mama..." Jawab
Ciello santai sambil berjalan keluar kamar mandi, "Toh... Kalo
rahasia-rahasia Papa Ciello sebarin ke Mama... Papa pasti bakal
ngebolehin Ciello buat nyodok-nyodokin kontol Ciello ke memek sempit
Mama itu..."
"Haahh....?" Jawab Citra dengan nada penasaran,"Rahasia Papa apaan Sayang...?"
Bersambung,
By : Tolrat
Home
Cerita Eksibisionis
Keluarga Citra
Penulis Lain
Cerita Eksibisionis Keluarga Citra : Kisah Keluarga Bahagia - Bagian 33 | Menggoda Mama
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Lanjutkan
BalasHapusMin request clara ngentot sama papanya atau ciello dong, makasih min
BalasHapus