Sarah keluar dari ruangan HRD dengan membanting pintu, raut wajahnya
terlihat sangat masam kendati tidak mampu menyembunyikan wajah
cantiknya. Wanita semok dengan tinggi 170 cm dan berat badan 58 kg ini
memiliki postur yang proporsional, ditambah dengan ukuran dada 36 B yang
membulat tampak sangat menantang di balik kemeja putih yang
dikenakannya dibalut dengan blazer formal yang ketat namun terlihat
sangat elegan menutupi tubuh bagian atas Sarah.
Dia berjalan menghentakkan kakinya, Sarah terlihat sangat marah, dia
berjalan dengan cepat, suara sepatu stilletonya menggema di lorong
gedung menuju pintu keluar, cara berjalannya yang cepat itu menambah
sexy penampilannya terutama pantatnya yang montok yang membulat
melenggok ke kanan dan ke kiri seiring langkah kakinya, betis yang padat
dan sexy makin terlihat menarik karena ditopang stilletonya. Wajah yang
anggun namun memancarkan aura binal yang sangat kentara, hari ini
rambutnya digelung ke atas sehingga menampilkan lehernya yang jenjang
dan sexy ditambah kacamata yang bertengger di atas pangkal hidungnya
sukses menggurat kesan anggun namun nakal di wajahnya.
“Anjrit tuh orang HRD, bisa-bisanya gue diskorsing! Awas lu pada ya, gua
sumpahin kontol lo nggak bisa tegang ntar!” rutuk Sarah dalam hati.
Hari ini Sarah dikenakan sanksi oleh manajemen HRD di tempatnya
bekerja, skorsing 1 bulan ditambah penundaan gaji membuatnya
uring-uringan sejak tadi pagi berujung acara ngamuk-ngamuk di ruangan
HRD. Namun acara ngamuk-ngamuknya tidak membuat sanksi pelanggarannya
dihapus atau berkurang, yang ada malah ancaman skorsing Sarah akan
bertambah.
“Salah gua sendiri sih, dugem ampe pagi rutin 2 kali seminggu jadi telat
ngantor terus. Mana si Vina nggak ngebantu gua di ruang HRD, padahal
dia terus yang cekokin pikiran gue biar nemenin dia dugem.” Sarah terus
merutuk dalam hati. Vina adalah teman sekantor Sarah, wanita cantik
berusia 25 tahun dengan postur agak mungil namun cantik dan manis dengan
body yang aduhai membuat dia menjadi taksiran seorang manajer di
perusahaan tempat mereka bekerja. Vina yang baik postur dan wajahnya
sangat mirip dengan artis dalam negeri Syahrini ini tahu bahwa dirinya
ditaksir oleh manajer itu memanfaatkan posisinya dan melendotkan pantat
montoknya di pangkuan manajer yang lumayan gagah itu acapkali mereka
berdugem ria, jadi Vina tidak terkena skorsing atau hukuman sama sekali
dari HRD karena kedekatannya dengan sang manajer. Apes bagi Sarah, Vina
seolah “buang badan” dan “buang muka” saat Sarah mulai mendapatkan surat
teguran dari HRD.
“Pulang dulu, ah. Gua mau mandi sama tidur sepuasnya di apartment.
Daripada stress gue mikirin skorsing, mending gua tidur abisnya
semaleman gua nggak tidur gara-gara dugem. Mana si Wando semalem cepat
keluarnya lagi, udah kontolnya mini, ejakulasi dini pula.” batin Sarah
sambil melangkah menuju mobilnya di halaman parkir kantor itu.
Pertemuannya dengan eksekutif muda bernama Wando di tempat dugem
berujung dengan “pertempuran” di kamar Wando, hanya saja belum 5 menit
kontol mini Wando sudah memuntahkan pejunya dan langsung tertidur. “Mana
gua belum puas lagi, pengen digaruk-garuk nih memek” batinnya.
Breeemmmm, raungan knalpot mobil sarah membahana meninggalkan area
kantor tersebut menuju apartemennya di bilangan Kelapa Gading, mobil itu
kemudian melaju kencang di jalan raya, tampaknya Sarah ingin
cepat-cepat sampai di apartmentnya. Namun pikirannya yang stress dan
memek yang berkedut minta pelampiasan membuat Sarah kurang konsentrasi
mengendarai mobilnya.
‘“Nih memek lonte kok nggak mau diajak kompromi ya?” umpat Sarah dalam
hati. Sarah mencoba meredam nafsu binalnya dengan mencoba melihat video
lucu yang tersimpan di hp nya saat mobil mulai memasuki daerah yang
macet. Sial memang tak terelakkan, dalam video playlistnya ternyata
banyak tersimpan video porno. Nafsunya yang sudah diujung jembut
menimbulkan rasa penasaran dan tanpa ragu dia memutar video bokep itu
dan kontan saja adegan mesum video itu membuat nafsu Sarah semakin
menjadi-jadi. Nafasnya mulai berubah berat dan dia mulai meremas-remas
toketnya yang indah dari luar kemejanya. Tak puas, Sarah membuka dua
kancing kemejanya dan menyelipkan tangannya ke dalam kemeja terus ke
dalam bra. Sarah mulai meremas-remas toketnya sendiri di dalam mobil.
“Sssssshhhhhhh… aaaahhhhhhhhh!” desah Sarah saat tangannya mulai meremas toketnya sendiri.
“Aacccchhhhhhh….mmmmmmhhhhhhh! Anjrittthhhh, p..p..p…PENTIL GUA GATELHHH
BANGETTHHHHHH…… MMMMMMHHHHHHH!” racau Sarah menikmati remasannya
sendiri. Untunglah mobilnya memakai Window Tint sehingga aktivitas di
dalam tidak terlihat dari luar.
“Sialan….! Neh memek lonte kok malah makin gini ya…….. ANJRIITTHHHH,
MEMEK GUA NEH MAU DISUMPEL PAKE KONTOLHHH YACHHHHHHH?????” racaunya
mulai tak terkendali.
Suara klakson dibelakang mobilnya menyentakkan Sarah dari aktifitasnya.
“SIAL… mana gua lagi asik” umpat Sarah langsung menginjak pedal gas
mobilnya dan melaju meninggalkan daerah rawan macet itu.
Saat memasuki jalan yang agak sunyi, memek Sarah berkedut-kedut serasa
ingin dijejali benda gemuk dan panjang. “Persetan lah, memek gua gatel
banget” rutuk Sarah. Dia pun mengangkat rok nya hampir sampai
sepinggang, kemudian melepas CD nya dan melemparkannya sembarangan,
tanpa piker panjang jari-jari lentiknya langsung merogoh memek nya yang
tembem, menguak bibir vaginanya dan mencari daging kecil sebesar jagung
di pangkal memeknya.
“Aaaccchhhhhhhhhhhhhhhhhhh, sssssshhhhhhhhhhhh…..mmmhhhhhhhhhhh!” racau Sarah.
“Mmmmmmmmmmhhhhhhhhh,…. Ennnyakkkkkkhhhh bangettthhhhh!” desahnya
sembari mengocok klitorisnya. “Nih memekhhhhhh lonthe rasainhhhh”
desahnya lagi.
“Yessssssssssssshhhhhhhhhh, d..d..d..dikit lagiiiiiii,
aaauuhhhhhhhhhhhhhh meki gue enak bangetttttthhhhhhhhhh” racau Sarah
hampir mencapai orgasme.
Brrrtttt,,..brmmmmttttt, ckrssshhhhhhh, mendadak mobil yang dikendarai Sarah berhenti…. Mogok,,,
“Anjrit, ini mobil kenapa pake mogok segala sih. Nggak tau ya gua udah
mau klimaks!, mana tempatnya rada serem gini, banyak preman lagi
nongkrong lagi!” umpat Sarah sambil melepas blazernya, merapikan roknya
yang tergulung ke atas dan kemudian keluar dari mobil diiringi dentam
pintu mobil yang dibanting. Emosinya memuncak karena mobilnya berulah
ditambah orgasme yang belum sempat dicapainya.
“Sialan nih mobil, nggak tau diuntung. Padahal lo gue servis rutin,
dasar mobil bangsat!” makin Sarah dalam hati sembari membuka kap
mobilnya berusaha untuk menemukan kendala di mobinya yang berujung
menambah kebingungan Sarah karena dia sama sekali tidak memahami dunia
otomotif.
“Kenapa mobilnya neng? Mogok ya? Mending neduh dulu sini bareng abang,
neng. Di situ panas lho, ato mau abang anterin sekalian?” goda lelaki
dari sebuah pondok yang terbuat dari kayu yang dipancang ke tanah dan
ditutupi oleh sebuah terpal biru yang menjadi atap bagi podok itu.
Sementara di bawahnya terdapat kursi-kursi panjang yang menjadi tempat
tongkrongan bagi lelaki-lelaki yang berjumlah 6 orang itu.
Sarah memilih diam dan tidak menyahut. Dalam hati Sarah mulai ketakutan,
tempat itu memang sangat tidak memberikan kondisi yang nyaman bagi
Sarah karena sepi dan tidak terlihat aktivitas warga, hanya beberapa
kendaraan yang lalu lalang melewati lokasi yang dipenuhi pepohonan di
kanan dan kiri jalan itu.
“Busett dah, si eneng sombong amat! Udah nggak usah tengsin neng, sini
duduk dulu bareng abang! Kasian tuh bokongnya kagak dikasih duduk neng.”
goda salah satu pria dari pondok itu. Memang posisi Sarah yang sedang
memeriksa mesin mobilnya itu sedikit nungging sehingga mempertontonkan
pantatnya yang montok. Sontak Sarah pun berdiri tegak.
“Bujubuseeetttt, susu si eneng kayaknya mau tumpah tuhhh,.. sini abang
bantu pegangin neng!” teriak pria yang lainnya. Ups, Sarah lupa bahwa
dua kancing kemejanya masih terbuka karena permainan “solo”nya tadi.
Piassss, wajah Sarah pun memerah. Dia mulai gemetar mengancingkan
kemejanya mengingat dia hanya seorang wanita sendirian di tempat
semacam itu, dikontaknya Vina tetapi Vina tidak mengangkat teleponnya.
Sarah mulai panik, walaupun dia adalah wanita yang menganut free sex
tetapi dia takut juga digangbang oleh preman-preman yang kelihatannya
dekil dan beringas itu.
“Sarah?? Lo ngapain disini?? Mogok ya mobil lo?” seru seorang pria yang
melongokkan kepala dari jendela sebuah mobil SUV hitam yang
diberhentikan tepat di depan mobil Sarah. Sontak Sarah langsung menoleh
dan menyahut ke pria dalam mobil itu, “Iya nih, pake mogok segala. Nggak
tau apa masalahnya padahal baru gua servis.” namun sebenarnya Sarah
tidak mengenal siapa pria tersebut yang sudah keluar dari mobil SUV nya
sambil menyingsingkan lengan kemejanya dan berjalan kearah Sarah. Dalam
hati Sarah bersyukur si pria tak dikenal ini datang menyambanginya,
minimal preman-preman kampung itu berpikir dua kali untuk berbuat jahat
padanya.
“Kayaknya aki lo ?” tanya pria yang belum dikenal Sarah itu sembari memeriksa keadaan mesin mobil Sarah.
“Astaga, gua nggak tau. Gimana nih? Mana tempat gua masih jauh lagi.” Jawab Sarah.
“Ya udah, nggak jauh dari sini ada bengkel kok, tinggal 1,5 kilo abis
pengkolan itu. Mobil lo biar kita derek aja pake mobil gua pelan-pelan.”
Sahut pria tak dikenal itu.
Sarah kemudian berjalan masuk ke mobil pria itu dengan tatapan penuh
kemenangan ke arah kumpulan preman di bawah pondok tenda biru itu
sementara diiringi tatapan dongkol preman-preman kampung itu karena
tontonan dan “buruan” mereka lepas.
Mobil itu berjalan pelan, sementara suasana dalam mobil itu terasa
senyap dan kaku karena sebenarnya Sarah tidak mengenal siapa pria yang
menolongnya itu. Sarah merasa pernah melihat wajah itu tapi dia tidak
mampu mengingatnya dengan jelas. Pria itu memiliki tinggi 176 cm dengan
berat 77 kg, postur tubuhnya atletis namun tidak kekar berlebihan.
Rahangnya terlihat kokoh sekali menegaskan raut wajahnya yang gagah.
1 menit...
2 menit..
3 menit... suasana masih hening, hanya suara halus deru mesin mobil yang terdengar.
“Lo nggak ingat gua ya?” kata pria itu tiba-tiba seolah-seolah bisa
membaca pikiran Sarah. Sarah yang memang tidak mengingat siapa gerangan
pria ini mulai gelagapan dan salah tingkah.
“waduh parah lo udah ditolongin tapi nggak kenal siapa yang nolongin lo,
kalo gua ini pemerkosa udah gimana lo sekarang ya?” lanjutnya.
Mendengar itu sontak Sarah gemetar dan wajahnya langsung berubah pucat
pasi. Dia benar-benar tidak tahu siapa pria ini, bahkan sekarang dia
sudah paranoid akan diperkosa, saking takutnya dia tidak mampu
berbicara.
“sekarang lo masih nggak kenal gua juga?” pria itu kemudian memakai kacamata di wajahnya.
Tringgg… lampu pijar di kepala Sarah menyala, “Jerry! Cupuuuu! Anjrit,
gua tadi nggak kenal ama lo. Apa kabar lo? Gila, berubah banget lo
sekarang!” Sarah baru ingat bahwa pria ini adalah teman sekelas masa SMA
nya yang paling cupu, Jerry, saking cupunya dulu Jerry bahkan tidak
berani hanya untuk sekedar berbincang dengan siswi-siswi di sekolahnya,
setiap ada PR, Sarah sang siswi popular akan menyerahkan tugas
menyelesaikan PR miliknya kepada Jerry sambil memberikan
ancaman-ancaman. Sarah terkagum-kagum dalam hati melihat perubahan
Jerry, pria yang dulunya dianggap bocah oleh Sarah kini sudah
bermetamorfosis menjadi pria dewasa yang sangat gagah dan atletis.
Ditambah wajahnya yang tegas dihiasi rahang yang kokoh membuat
penampilan Jerry elegan namun sangat menggoda.
Sarah melirik ke arah kemeja Jerry yang terbuka dan mengintip dada
bidang di dalamnya. “Gila, gua kok horny gini ya ngeliat nih bocah? Mana
memek gua belum sempat dipuasin lagi.” Tapi Sarah hanya mampu
berkata-kata dalam hati.
Home
Cerita Eksibisionis
Penulis Lain
Sarah Karyawati Binal
Cerita Eksibisionis Sarah Karyawati Binal : The Elegant Slut 1
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar