Hai!
Sesuai janji Lyn, kali ini Lyn akan nyeritain cerita Games Wrestling
Punishment, disini Lyn ditantang sama pacar lesbi Lyn si Lina, siapa yang kalah
dalam pertandingan ini harus jadi Doggynya yg menang! Games kali ini ditonton
oleh gannku dan cowok-cowoknya gankku (kecuali cowokku dan si Lina yg lesbi ga
punya cowok) dan saudaranya si Maya. PS : Ini Cuma Game bukan gulat beneran,
ringnya juga Cuma pake matras tanpa tali dan turnbuckle.
Lina
yang memakai tanktop senam pendek sedada dipadu dengan legging pendek berwarna
pink-putih sudah berdiri di sudut ring (matras) menunggu diriku untuk masuk.
Lina melompat-lompat memompa diri untuk pemanasan. Maya berdiri di sampingnya,
dia menatap Lina dan berkata untuk benar-benar menghancurkaku. Lina dan Yeni
juga berada di pihak Lina karena ingin melihat Lina menghancurkanku, dan Lina
menyanggupinya dan akan melakukannya tanpa masalah sama sekali. Kemudian akupun
datang berjalan ke ring. Aku mengenakan pakaian lingerie orange dan biru dan
berjalan dengan senyum kecil. Lina menyeringai dan tersenyum kecut, aku memang
mengenakan kostum yang Lina berikan untukku, dia memintaku memakai kostum ini
karena ingin menghancurkanku dengan kostum seksi ini.
Lina
menatapku dengan tajam, sewaktu dia meyatakan tantantangannya padaku, dia
bersumpah ingin benar-benar menghancurkanku! Aku berdiri dan tersenyum penuh
rasa percaya diri dengan kaki terbuka lebar dan tangan di pinggul seolah-olah
ini akan menjadi pertandingan mudah, karena aku benar-benar yakin akan menang
menghadapi Lina pacarku itu, karena dia seorang cewek yang cengeng! Dan aku yakin
ini akan jadi kemenangan pertamaku. Pertandinganbelum dimulai tapi Lina sudah
langsung menerjangku. Aku buru-buru bereaksi dengan melempar hook kiri yang
mengarah pada rahang Lina, Lina menghindar, ketika hendak membalasku Devi
selaku wasit langsung memisahkan kami.
Setelah
menenangkan kami, Devi lalu memulai pertandingan ini. Kami berdua memutari
ring, saling menilai. Aku membuat langkah pertama, Aku memulai dengan
memberikan pukulan, tapi Lina dapat menghindar tepat pada waktunya. Lina
memanfaatkan momen itu dengan mengirimkan sebuah tendangan langsung ke
selangkanganku! Aku terkesiap dengan serangan Lina yang mendadak itu dan segera
menurunkan tanganku untuk menutupi selangkanganku tapi terlambat! Aku berdiri
limbung, mataku melotot karena terkejut dan merasa sakit yang termat, dengan
kaki ditekuk, berusaha untuk meringankan rasa sakit di selangkanganku! Aku
tidak menyangka bahwa ternyata Lina si cewek cengeng itu bisa melakukan gerakan
seperti itu.
“Sakit
Babi?!” tanya Lina sambil menyeringai dengan nada tinggi.
“…
Anj*ng…” rintihku.
"Hei,
lo yang memulainya, lo yg ngacuhin gue dan jalan ama cowo LO!" bentaknya
sambil melotot. Dia lalu menghampiriku, aku segera berusaha untuk menguasai
diriku lagi, Aku mendorongnya kembali ke tengah matras dan memegang pergelangan
kakinya. Lina terjatuh! Ketika aku hendak menyergapnya, Lina menggulingkan
tubuhnya ke samping lalu mengambil kakiku dan merenggankannya. Lagi-lagi Lina
mengincar memiawku! Dengan keadaan masih terkesima, aku menatap selangkanganku
dan melihat kembali ke wajah Lina yang sedang berangasan itu, aku memohon
padanya untuk tidak menginjak-injak memiawku.
Lina
melirik Maya, yang berdiri diluar ring, dia tersenyum, dan dia mengangguk. Lina
mengangkat kakiku ke atas dan menginjak-injak keras pada memiaw gue '. Gue
berteriak kesakitan dan gerapakan ketika kaki Lina berkali-kali menghujam
memiaw gue! Lina mengangkat kakinya lagi dan mendorong tumitnya ke selangkangan
gue lagi. Gue berteriak kesakitan dan Lina melepaskan pergelangan kakiku. Aku
menggeliat-geliat di atas matras itu kesakitan. Lina lalu menjambak rambutku
dan menarikku berdiri ke atas. Lina mengirimkan tinjunya ke perutku,
menyebabkan rasa sakitku menjadi dua kali lipat. Lina kemudian melemparkanku ke
sudut. Aku mencoba untuk melawanya tapi Lina bergerak lebih cepat.
Lina
menjambak rambut gue dan membanting kepalaku ke bawah matras (Gerakan DDT).
Bantingan ini membuat gue merasa pusing dan tidak mampu berdiri dengan tegak
lagi. Lina mengambil momen ini untuk kembali menjambak rambutku dan
mendirikanku, aku sempoyongan . Lina lalu kembali ke sudut Ring dan kemudian
berlari ke arahku dan menyerang ku, dengan gerakan Body Press! AKupun merosot
terjatuh terklulai lemas mencoba untuk mengatur nafasku yang sesak.
Aku
mengepalkan tinjuku dan mencoba untuk memukul selangkangannya, tapi gerakanku
sudah terlalu lambat karena kehabisan tenaga. Lina membungkuk danmenampar
pipiku dengan keras. Lina lalu memegangiku sehingga aku tidak akan jatuh.
Kepalaku masih pusing sehingga aku tidak bisa menguasai diriku. Aku hampir
tidak berdiri di atas kakiku sendiri. Lina lalu mengayunkan lengannya kembali
meluncurkan sebuah pukulan di antara kedua kakiku dengan kekuatan yang luar
biasa. Pukulan low blow yang kembali membuatku berteriak kesjatuh ke matras.
Wasit
memeriksa untuk melihat apakah Gue baik-baik saja. Gue menangis menggeleng,
tapi Lina menepuk bahu Devi, mendesak dia untuk membiarkan pertandingan terus
berlanjut. Devi mengiyakan, dan Lina mencekik Gue di sudut dengan kakinya.
Wasit menghitung sampai lima dan Lina melepaskan cengkeraman.
Lina
meraih kaki kiri Gue dan menyeret gue ke tengah ring, disana ia melakukan
koncian “Anklelock”. Gue mengerang. Wasit bertanya apakah gue menyerah.Gue
menggeleng sambil menjerit tidak dengan menahan sakit di pergelangan kaki gue
akibat koncian Anklelock Lina. Lina menguatkan konciannya. Gue terengah-engah
kesakitan, mendengus. Devi bertanya lagi. Gue menggeleng dan mengatakan
"tidak." Lina melepaskan cengkeraman.
Devi
lalu member kami isyarat untuk melanjutkan. Gue mencoba untuk melawan lagi. Gue
memegang punggungnya mencoba untuk membantingnya. Tapi Lina segera berkelit dan
balas membantinku lalu melakukan koncian Boston Crab. Gue menjerit kesakitan. Lina cekikikan. Wasit bertanya
apakah gue menyerah. Gue mengatakan tidak. Lina menguatkan cengkeramannya lagi.
Devi bertanya lagi, tapi Gue masih bertekad untuk mendapatkan kemenangan yg
pertama. Lina melepaskan cengkeraman. Gue digulingkan ke sisinya.
Lina
berlutut dalam dan menatap wajahku yg sudah tak berdaya, dan tersenyum puas,
Gue menggelengkan kepala tanda gue belum kalah. Lina membalik Gue lebih
telentang, berdiri di atas rambutku, dan menarik pada lenganku. Wasit
menghitung sampai 5, tapi Lina tidak melepaskan cengkeraman. Wasit menggeleng,
meminta Lina untuk melepaskan cengkramannya sementara gue terus menjerit
kesakitan. Lina, tersenyum, menegaskan bahwa itu hukuman buat gue. Devi lalu
memerintahkan untuk melanjutkan pertandingan.
Lina
masih belum puas melihat penderitaan gue. Lagi-lagi Lina menlebarkan
selangkangan gue. Lina melirik Maya sambil tersenyum. Gue yang udah ga tahan
dengan rasa sakit ini memohon pada Lina untuk tidak melakukannya lagi, tapi
Lina benar-benar tidak mempedulikanku! Lina mendekati ku lalu mengirim satu
pukulann keras di antara kedua kaki gue, aku jatuh tersungkur,Lina lalu
melbarkan kakiku dan menginjak memiaw Gue! Gue melolong kesakitan! Lina
tersenyum saat kakinya berada diatas memiaw gue, gue Cuma bisa menjerit-jerit
kesakitan, dan menggelinjang-menggelinjang kesakitan.
Lina
lalu mengepinku, Devi mulai menghitung, 1,2,3! Dan Lina menang, aku hanya bisa
berbaring sambil mengerang memegangi memiawku yg kesakitan akibat serangan2
Lina tadi. Lina lalu menginjak kepalaku dan Devi mengangkat tangan kanan Lina
yang menunjukan bahwa Lina lah pemenanangnya!
Sudah
dikukuhkan sebagai pemenang, Devi lalu memberikan sebuah rantai anjing pada
Lina, Lina lalu memakaikannya padaku, setelah terpakai, Lina lalu berteriak
padaku “Buka semua baju Lo Anj*ng!”, dengan keadaan masih lemas dan kesakitan,
gue pun melucuti semua baju gue hingga gue benar-benar telanjang bulat!
“Sekarang
lo jadi anj*ng gue!” ucapnya sambil tersenyum sinis, “Hamba Nyonya” jawab gue,
tapi… Ctarrr!!! Lina mencambuk punggungku dengan sebuah tongkat karet elastic
hingga gue menggrepeh kesakitan “Gobl*k!!! Mana ada Anj*ng yg bisa ngomong?!”
sentaknya, “Guukk! Guuk!” jawab gue meniru anjing, “Bagus, kalo lo udah ngerti,
sekaranf lo cium en jilatin kaki gue!” perintah Lina, Lina lalu duduk disebuah
kursi dan gue pun menjilati kedua kakinya yang kotor dan basah oleh
keringatnya, bau banget! Dan rasanya aku benar-benar terhina karena ditonton
oleh orang banyak juga, tapi aku malah senang dan bergairah ditonton seperti
itu, malah aku mulai merasa Horny dan memiawku mulai basah.
Lina
tertawa puas melihatku menjilati dan menciumi kedua kakinya, lalu menarik
rantaiku “Sekarang jalang Njing!”, akupun merangkak diseret Lina menghampiri
kursi para penonton yang sedari pertandingan tadi sudah mupeng melihatku,
“Sekarang lo jilatin en ciumin kaki mereka satu persatu!”.
“Guuk!”
angguk gue, gue pun mulai menjilati & menciumi kaki para penonton, dimulai
dari Yeni, “Teman-teman, kalian juga boleh meludahi dan mengincingi Anj*ng Babi
ini!” kata Lina, maka Yeni yang sedang asyik kakinya dijilatin gue pun meludahi
muka gue, dia lalu membuka celananya, lalu menghadapkan memiawnya pas ke
mukaku, dan Soorrrr! Dia mengencingi muka gue!
Gue
terus menjilati & menciumi kaki yang lainnya sambil diludahin dan
dikencingin, sampai akhirnya di tempat terakhir ada Maya & Cowoknya, sudah
puas kakinya dijilati olehku, si Maya lalu menyruhku membuka mulut, “Sekarang
lo minum air kencing gue Njing!” gue agak kaget juga karena si Maya nyuruh gue
minum kencingnya, dan Soorrr… DIa mengencingi mulut gue, dan gue pun kepaksa
menelan air kencingnya yang bau pesing itu, si Maya lalu ngelirik ke cowonya
“Beb, lo juga kencingin aja Anj*ng ini, ga apa2 kok!”, cowonya melirik pad ague
lalu pada si Maya lagi “Bener nih ga apa-apa?”, si Maya mengangguk sambil
tersenyum puas, maka langsung cowo itupun membuka celananya dan men gacungkan
kont*lnya pada mulutku dan Sooorrrr! Air kencingnya banyak banget sampai
meluber Dari mulutku, Ctarrr! “Telan
yang bener Njing!” bentak Lina ketika
melihat air kencing itu meluber dari mulutku sambil mencambuk punggungku!
“Sekarang
kita jalan2 Njing!” perintah si Lina setelah gue selesai meminum air kencing
itu, “Guuk!”, Lina lalu menyeretku berjalan-jalan mengelilingi rumah homebase
kami, tiap 3 langkah, dia mencambuk pantatku menggunakan cambuk yang dari kulit
sampai pantatku merah-meraj dan berdarah karena kulitnya terkelupas akibat
kerasnya cambukan itu.
Lina
lalu menyeret gue kembali ke matras, dia menjambak rambut gue dan memelototi
gue “Heh Babi, sekarang lo tau kan akibatnya kalo lo bikin gue cemburu dengan
cowok elo itu?!”, kali ini gue diam ga menjawab karena gue juga ga mungkin
ninggalin cowok gue, “Jawab anj*ng!” plak! Tampar Lina, kemudian dia
memerosotkan celananya dan menghadapkan pantatnya ke muka gue “Udah! Sekarang
lo cium & jilatin pantat gue, lobangn ya terutama!” perintahnya, “Guuukkk!”
dan gue pun menciumi & menjilati anusnya si Lina.
Setelah
puas anusnya gue ciumin & jilatin, Devi lalu memberikan Lina vibrator
berukuran panjang & besar yang biasa diapake oleh si Maya untuk
mempermainkan memiaw gue, Lina alu menyuruhku berbaring dan melebarkan kaki
gue, lalu mengangkat kedua kakiku keatas dan menyelipkan kepalanya diantara
kedua kakiku didepan memiawku, lalu menancapkan vibrator yang berukuran besar
ke memiawku, dan menyetelnya dengan kecepatan penuh! “AHHHHHHH.....” jeritku
ketika merasakan vibrator itu, kembali memiawku mengeluarkan cairannya dan
mulai muncrat-muncrat oleh getaran vibrator berkecepatan penuh itu.
“Amp...
Ampun... Please..” rengekku, “Ampun gimana?” cemooh Lina sambil tertawa meniru
gaya si Maya, “Ud... Udah... Shhhh... Ahhhh...” aku meracau kenikmatan, “apa
hah?” ejek Lina, “Ohhh... Ahhh... Anj*ng!!!! F*ck!!!!” racauku sambil memaki ga
karuan, “F*ck? Siapa yang F*ck?” tanyanya, “F*CK ME!!! Ahhhhh....” jawabku
sambil meracau, “Iya bener! Yang F*ck itu kamu Lyn! Dasar Babi! Dasar Anj*ng
Hahahaha” jawab Lina diiringi gelak tawa yang menonton.
0 komentar:
Posting Komentar