Istri Pemain Kartu (bagian 2.2) (Karya: VivianLee)
Laki-laki itu adalah anak umur 18 tahun tetangga kami! Berandalan
remaja yang istriku benci ini berdiri di hadapan kamera dengan senyum
bodohnya! Sekarang pasti istriku tahu bahwa sebenarnya aku tidak
mengirim berandalan karena kami berdua tidak menyukainya.
Andi adalah satu dari anak-anak bermasalah yang memasang musik
keras-keras, menggunakan kata-kata kotor di manapun ia berada dan tidak
pernah menunjukkan respek kepada orang lain. Rony tahu beberapa kali
kami harus memanggil pihak berwenang saat pesta yang ia adakan di
rumahnya menjadi tak terkontrol. Jadi aku menatap layar TV dengan penuh
percaya diri bahwa istriku tidak akan jatuh pada perangkap ini.
Kemudian Karel berakting seakan-akan ia tidak mengenal Andi dan
memintanya untuk memperkenalkan diri pada mereka semua. Setelah Andi
memberikan cerita omong kosong tentang aku mengirimnya ke sana, Rony
menegur Lisa bahwa ia telah berlaku tidak sopan dan menyuruhnya untuk
berbalik badan dan menyapa Andi.
Istriku membalik badannya dan memandang Andi yang masih berdiri di sana dan menyapa, “Hai.”
Lisa benar-benar kesal dan aku yakin kali ini sudah melewati batas toleransinya!
“Halo, Bu Lisa,” sapanya balik.
“Ah elu pakai ‘Bu’ segala! Panggil Lisa saja, cukup,” protes Rony.
“Dia baru umur 32 jadi ga perlu dipanggil ‘Bu’. Lagipula, elu tau kan
kenapa elu dikirim ke sini?”
“Yah, kira-kira gua udah ada gambaran sih dari omongan Budi waktu dia menyuruh gua datang ke mari,” jawab Andi.
Istriku menatapku dengan memandang ke arah kamera dan memberikan pandangan kecewa kepadaku.
Rony bertanya, “Jadi, Lisa, bagaimana kalau elu kasih tau Andi untuk apa dia datang ke mari?”
Istriku menunggu beberapa detik untuk menenangkan dirinya dan
berkata, “Kita sedang bermain Truth or Dare, hanya itu yang aku tahu.”
Lisa mencoba berlagak lugu dan tidak mempermalukan dirinya dengan
mengatakan alasan yang sesungguhnya kepada Andi bahwa ia berada di sana
untuk menyetubuhinya.
Rony lalu berkata, “Oh, iya, Truth or Dare, benar. Andi, ayo tarik
bangku satu lagi jadi kita bisa melanjutkan permainan ini. Tapi ambilkan
bir dulu dong buat kita semua. Birnya ada di dapur.”
Dua menit kemudian Andi kembali membawa sebuah kursi dan duduk di
tempat ia berdiri sebelumnya. Lisa kini dikelilingi oleh seorang
laki-laki di masing-masing sisi meja. Rony duduk di depannya, Mario di
sebelah kiri, Karel di sebelah kanan dan Andi duduk di belakangnya.
Setelah Andi membagikan bir kepada mereka, dengan cepat-cepat Mario
menjelaskan peraturan permainan ini karena ia sudah ingin kembali
melanjutkan permainan ini yang mana kini adalah gilirannya untuk
bertanya.
“Oke Lisa, elu ngga benar-benar mengatakan alasan Andi datang ke
mari. Jadi pertanyaan gua adalah: Mengapa Andi datang ke sini?” tanya
Mario.
Lisa memandang ke bawah dan menutup matanya, mencoba untuk mencari
jawaban yang paling pas. Jika istriku menjawab bahwa ia tidak tahu maka
mereka pasti akan mengatakan bahwa ia berbohong dan akan menyuruhnya
untuk melakukan tantangan. Namun jika istriku mengatakan alasan yang
sebenarnya maka ia akan mempermalukan dirinya sendiri dengan mengatakan
bahwa dirinya akan berhubungan seks dengan anak berandalan dari sebelah
rumah! Lisa membutuhkan waktu hampir satu menit untuk memutuskan apa
jawaban yang akan ia berikan. Lalu ia memandang Mario dan menjawab, “Aku
rasa untuk bermain Truth or Dare?”
Sudah jelas Lisa tidak dapat menerima dirinya dipermalukan dengan
mengatakan bahwa Andi ada di sana untuk berhubungan seks dengannya.
Sudah tentu mereka tidak percaya karena mereka sadar bahwa Lisa tahu
jawaban yang sesungguhnya. Jadi Mario memberinya tantangan, “Elu nakal,
ya, masih juga berbohong sementara kita tahu jawaban yang sebenarnya.
Jadi tantangan ini merupakan hukuman karena sudah berlaku nakal. Gua
menantang elu untuk berbaring menghadap ke bawah di atas meja dan
meminta kita untuk menampar pantatmu.”
Lisa memejamkan matanya dan terlihat tak berdaya. Tanpa mengeluarkan
sepatah kata pun, dengan perlahan ia berbalik dan berbaring di atas
perutnya sambil memastikan kaos dan roknya masih menutupi bagian-bagian
tubuhnya.
Mario mengarahkan kameranya ke arah pantat Lisa dan berkata, “Yah, untuk ini elu harus membuka rok elu, Lisa.”
Istriku meraih bagian belakang roknya dan dengan perlahan ia
mengangkatnya sampai kedua bulatan pantatnya terpampang di hadapan
mereka.
“Oke, kita sudah siap. Silakan, Lisa,” perintah Mario.
“Tolong tampar pantat aku,” pinta istriku.
Rony menyela, “Bukan, bukan! Tantangannya adalah elu harus meminta
setiap dari kita untuk menampar pantat elu. Jadi itu yang harus elu
katakan. Ayo, Lisa, cepat supaya semua ini bisa berlalu.”
Lisa langsung berseru balik kepada Rony dengan nada kesal, “Ya sudah! Rony, tolong tampar pantatku!”
PLAK!! Rony menampar dengan keras pantat kiri Lisa dan ia terlonjak kaget.
Setelah beberapa saat, “Karel, tolong tampar pantatku!”
PLAK!! Karel juga menampar dengan keras pantat kiri Lisa dan ia melenguh “mmph” menahan pedih.
Nafas Lisa menjadi berat lalu berkata, “Mario, tolong tampar pantatku.”
Mario meletakkan kamera di atas kursinya sehingga ia dapat menampar
pantat Lisa. Aku tidak dapat melihat mereka namun aku mendengar suara
tamparan yang paling keras.
PLAKK!!! Dan Lisa mengaduh kesakitan, “Aawww!!”
Mario lalu duduk kembali dan menggunakan kamera untuk men-zoom ke daerah pantatnya.
Pantat kiri istriku sangat merah sedangkan pantat kanannya masih putih.
Kemudian Lisa berkata, “Andi, tolong tampar pantatku.”
Andi meletakkan tangannya di atas pantat kiri Lisa yang merah. “Elu harus memohon,” katanya.
“Aku mohon, Andi, tolong tampar pantatku,” kata Lisa sekali lagi.
PLAK!! Andi menampar keras pantat kiri Lisa dan menahan tangannya di
sana lalu meremas pantat istriku dengan sepenuh tenaga. Istriku memberi
respon dengan mengeluarkan lenguhan panjang, “Mmmmmmphhh!” sampai
akhirnya Andi melepaskan remasannya.
Karel menyatakan bahwa kali ini adalah gilirannya saat istriku
bangkit lalu duduk sambil menurunkan roknya kembali untuk menutupi
tubuhnya.
“Lisa, elu kan tinggal bersebelahan dengan Andi. Pernah ngga elu berpikiran untuk berhubungan badan dengan dia?” tanya Karel.
Aku tidak dapat melihat reaksi wajah Lisa karena wajahnya menghadap
ke Karel namun aku dapat membayangkan wajah Lisa yang penuh kejijikan
saat itu.
“Ngga, Karel! Aku tidak pernah berpikir tentang hal itu, sama sekali!” jawab Lisa dengan tegas.
Tidak ada seorangpun yang tidak setuju dengan pernyataan Lisa dan sekarang tiba giliran Rony.
“Oke, Lisa, mungkin memang benar kalau elu ngga pernah benar-benar
memikirkan hal itu sebelumnya. Tapi sekarang setelah elu tau apa maksud
kedatangan Andi ke sini, apa yang elu pikirkan sekarang? Apa yang elu
pikirkan dengan mengetahui fakta bahwa pada akhirnya elu akan
berhubungan badan dengan tetangga elu?” Rony bertanya saat Mario
men-zoom kamera ke wajah Lisa.
Istriku menoleh ke Rony dan berseru, “Pertama-tama, dia bukan
tetanggaku. Dia cuma anak tetanggaku yang masih ingusan! Jadi aku tidak
memikirkan hal ini sama sekali!” Lisa terlihat sangat amat marah
sekarang.
Rony menyatakan bahwa ia berpikir Lisa berbohong. “Bohong! Elu pasti
berpikir banyak tentang hal ini, Lisa. Elu pasti berpikir betapa
canggungnya harus bertemu Andi di lingkungan rumahmu setelah dia
mengentot elu,” bantah Rony tanpa perasaan.
“Atau berpikir suami elu bisa menjadi cemburu karena anak yang baru mengentot istrinya tinggal di sebelah rumah,” tambah Karel.
Mereka semua setuju bahwa Lisa berbohong dan Rony mendapat kesempatan untuk memberi tantangan.
“Lisa, gua mau elu baca sesuatu untuk Andi,” kata Rony begitu a
mengambil secarik kertas lalu mulai menulis sesuatu di atasnya. Satu
menit berlalu, ia menyerahkan kertas itu kepada Lisa dan berkata, “Ini,
tantangan gua adalah elu harus membacanya kepada Andi. Tapi elu harus
menatap wajah dia saat elu membacakan tulisan itu. Jadi baca satu baris
lalu katakan ke Andi sambil memandang wajahnya lalu baca baris
berikutnya dan seterusnya sampai selesai,” katanya lagi.
Istriku membaca isi kertas itu dan menarik nafas dalam-dalam. Lalu ia
memutar tubuhnya sehingga berhadapan dengan Andi dan mendongakkan
kepalanya. “Andi, walau sejak lama gua udah bertingkah terhadap elu, gua
selalu pengen dientot sama elu.” Istriku mengucapkannya ke wajah anak
berandalan itu!
Lisa menundukkan kepalanya lalu mendongak lagi untuk meneruskan
bacaannya. Tapi Rony menyelak, “Elu harus mengucapkan lebih dekat lagi,
muka dengan muka, dekati muka elu dengan muka dia.”
Lisa beringsut ke ujung meja dekat Andi dan mencondongkan tubuhnya
mendekat sehingga wajahnya hanya berjarak beberapa senti dari wajah
Andi. Lalu ia lanjut membaca kalimat dari kertas itu dan mengucapkannya
sambil menatap mata Andi, “Gua mau elu ngentotin gua dengan penuh nafsu
supaya gua selalu memikirkan elu waktu gua ada di rumah.” Ia benar-benar
mengatakannya!
Istriku menundukkan kepalanya untuk membaca lagi, menunggu beberapa
detik lalu mendongak untuk mengatakan, “Gua mau elu ngentotin gua
sekarang juga, Andi.”
Andi bangkit berdiri dan menurunkan celana jeansnya lalu melepaskan
celana dalamnya. Penisnya sudah keras dan membesar terlihat jelas di
layar TV. Andi menarik kaki istriku melewati ujung meja sehingga istriku
terbaring terlentang di atas meja. Saat Andi menarik tubuh istriku
mendekatinya, rok istriku tersingkap sampai ke atas pinggang dan tidak
menutupi apa-apa lagi!
Istriku menarik nafas dalam-dalam mencoba untuk menenangkan dan
mempersiapkan dirinya untuk disetubuhi oleh remaja berandalan tetangga
kami! Andi menaruh kaki Lisa di kedua pundaknya lalu membuka paha
istriku. Andi sudah hampir mengentoti istriku!
Istri Pemain Kartu (bagian 2.3) (Karya: VivianLee)
Kemudian Andi membiarkan kedua kaki istriku turun ke atas meja lalu menarik tubuhnya sehingga Lisa berada dalam posisi duduk.
“Begini deh, Lisa. Walau elu bilang kalau elu mau gua entotin elu
sekarang, gua akan kasih elu kesempatan untuk lepas dari tantangan itu.
Tapi itu pun kalau elu mau. Karena gua tau tantangan tersebut akan
membuat suasana jadi canggung antara kita pada kemudian hari,” Andi
menjelaskan.
Mata istriku bersinar penuh harap. Lalu Andi melanjutkan, “Gua akan
kasih elu waktu 5 menit untuk mengocok, mengoral penis gua, terserah apa
saja yang bisa elu lakukan. Kalau elu bisa bikin gua sampai ngecrot
dalam waktu 5 menit itu, kita hentikan semua permainan ini dan elu boleh
pulang. Bagaimana?”
Aku mendengar suara Rony terdengar dari samping, “Nah, ini baru asik
nih. Tunggu, tunggu, kita akan mulai setelah dia siap. Bagaimana Lisa,
elu sudah siap? Elu punya waktu 5 menit untuk membuat Andi klimaks atau
dia bakal ngentotin elu.”
Mario men-zoom kamera ke wajah Lisa saat Karel berkata, “Oke, mulai…. sekarang!”
Istriku meraih penis Andi yang sudah menegang dan mulai mengocoknya
dengan perlahan. Setelah sekitar 30 detik, Lisa mulai mengocoknya dengan
lebih cepat berharap dapat mendorong Andi mencapai klimaks.
“Empat menit lagi,” Rony mengumumkan sisa waktu. Lisa menatap penis Andi dan mulai mengocok dengan lebih cepat lagi.
Lalu Lisa menarik rambutnya ke salah satu sisi wajahnya lalu
membasahi bibirnya. Dia hendak menghisap penis Andi! Istriku
membungkukkan tubuhnya lalu melahap penis tersebut masuk ke dalam
mulutnya. Dengan penis Andi di dalam mulutnya, kepala Lisa bergerak naik
turun perlahan selama hampir satu menit. Kemudian ia berhenti
mengoralnya dan mulai mengocok penis itu dengan cepat lagi sambil
menatap wajah Andi untuk melihat apakah ia sudah hampir mencapai
klimaks.
“Dua menit lagi!” teriak Rony.
Istriku menungging dan melahap penis Andi lagi dengan mulutnya. Kali
ini ia memasukkan penis itu lebih dalam sehingga seluruh panjang penis
Andi masuk ke dalam mulut Lisa setiap kali kepala Lisa bergerak turun.
Gerakan naik turun kepala Lisa semakin lama menjadi semakin cepat
sementara air liurnya mulai meleleh dari ujung mulutnya.
“Sisa waktu elu tinggal 1 menit, Lisa!” kata Rony.
Hampir putus asa, Lisa menarik ujung kaosnyanya ke atas dan menekan
penis Andi masuk ke antara payudaranya. Dari samping Lisa menekan kedua
payudaranya sehingga menggepit penis Andi dengan mantap dan mulai
menggerakkan tubuhnya naik turun seakan mengocok penis tersebut dengan
payudaranya.
Lisa sedang berusaha sedemikian rupa agar berandalan ini ejakulasi sehingga ia tidak perlu berhubungan seks dengannya!
“Tiga puluh detik lagi! Ayo!” teriak Rony. Istriku menghentikan
usahanya dengan payudaranya dan mulai mengocok penisnya dengan cepat
lagi sambil menatap wajah Andi.
Lisa memohon kepada Andi dengan putus harap, “Ayo Andi! Elu tahu kalo
elu mau klimaks. Ayo lepasin aja! Semprot sekarang! Lihat, gua sudah
menunggu,” Lisa memohon dengan membuka mulutnya tepat di depan kepala
penis Andi.
Ia sudah mencoba segalanya namun Rony mengumumkan bahwa waktunya
sudah habis. Dengan nafas memburu, Lisa melepaskan penis Andi dengan
kecewa.
Andi memandang Lisa dan berkata, “Jangan kuatir, gua akan ngecrot kok nanti, Lisa.”
Andi menarik kaki Lisa sehingga tubuhnya terbaring terlentang di
hadapannya. Lalu ia meletakkan masing-masing kaki Lisa di atas bahunya
sehingga pahanya terbuka. Istriku terbaring terlentang menatap
langit-langit, menunggu dientot Andi dan tidak ada yang dapat
menghentikannya sekarang!
Lalu Andi berkata, “Elu bisa masukin sekarang, Lisa!”
Dengan tangannya, istriku meraih penis Andi dan menggiringnya masuk
ke dalam tubuhnya! Punggung Lisa meliuk naik saat Andi mendorong masuk
seluruh penisnya dengan gerakan perlahan. Setelah itu Andi, bocah
ingusan tetangga sebelah, mulai mengentot istriku! Mata Lisa terbuka
menatap langit-langit sementara tubuhnya bergoyang-goyang seirama dengan
gerakan pinggul Andi. Aku dapat mendengar suara kulit menghajar kulit.
Setelah sekitar lima menit, Andi membungkuk, menempelkan tubuhnya ke
atas tubuh istriku sehingga menekan kedua pahanya ke dadanya. Kini muka
bertemu muka, Andi memagut bibir istriku dan menciumnya dalam-dalam
sambil mengentot istriku dengan gerakan lembut. Istriku mulai
mengerang-erang namun suaranya tertahan oleh mulut Andi.
Dia mulai panas!” kata Rony.
“Iya, seperti waktu itu. Gua udah tau deh!” tambah Karel.
Gerakan pinggul Andi semakin cepat. Ia menghentikan ciumannya
sehingga ia dapat memandangi wajah Lisa. Istriku sudah basah oleh
keringat dan nafasnya sudah memburu.
Mario men-zoom kamera sampai wajahnya memenuhi layar TV. “Ngomong
sesuatu ke suami elu yang nonton video ini di rumah, Lisa,” perintahnya.
Istriku menoleh dan menatap ke lensa kamera namun tidak berkata apa-apa.
“Ayo dong, ngomong apa aja!” teriak Andi dan setelah itu terdengar sebuah tamparan.
Lisa memejamkan matanya menahan perih lalu membuka matanya lagi menatap ke arahku.
“Aku harap…(hhh)… kamu… (nhhh)… kamu senang… (hhhh)…,” ucap istriku
dengan nafas mendesah. Lalu ia memalingkan wajahnya. Ia benar-benar
kesal denganku dan aku tidak dapat menyalahkan dia. Aku seharusnya tidak
mengirimnya ke rumah Rony dan kini aku harus membayar dengan harga yang
mahal.
Dengan tubuhnya berada di atas tubuh istriku, Andi terus memompa
penisnya keluar masuk vagina Lisa yang membuat nafas istriku semakin
memburu. Sesekali terdengar desahan Lisa di tengah nafasnya yang
menderu.
Lalu Andi bertanya, “Apa elu sudah siap untuk berorgasme, Lisa?”
Andi mulai memperlambat gerakan pinggulnya namun mendorong penisnya masuk dengan lebih bertenaga.
Di antara nafas yang terengah-engah, istriku menjawab, “Iya… (mmhhh)… lakukan… (hhhh)… selesaikan… (ahhh)….”
Akhirnya Andi terlihat seperti sudah hampir mencapai klimaks. Satu
dorongan panjang masuk ke dalam istriku, Andi menahan penisnya di dalam
tubuh Lisa. Istriku mulai menggeliat dan mendesah panjang. “Gua belum
selesai!” kata Andi.
Ia mengeluarkan penisnya dari dalam tubuh Lisa dan membalik tubuh Lisa ke posisi doggie-style!
Dalam posisi merangkak, istriku menunggu Andi mengentotnya dari belakang.
“Tampar pantatnya! Dia suka tuh!” teriak Mario.
“Bener nih?” Andi bertanya kepada Lisa.
Andi menampar keras pantat Lisa! PLAK! Dan sekali lagi.
“Lisa, elu suka ini?” tanyanya lagi. PLAK!
Istriku membuka suara untuk menghentikan pelecehan ini, “Balik ke seks aja deh, Andi.”
PLAK!! Tangannya menampar pantat Lisa sekali lagi. “Oke, kalau begitu masukin lagi!” perintah Andi.
Aku harus menyaksikan istriku meraih ke belakang dan menarik penis Andi masuk ke dalam tubuhnya!
Andi memegang pinggul Lisa dan dengan kedua tangannya menggerakkan
pinggul Lisa sehingga Lisa mengentoti penis Andi dalam posisi
doggie-style. Karel lalu berkata bahwa ia sudah tidak tahan dengan hanya
menonton. Lalu ia menanggalkan celananya. Ia berjalan mengitar dan
menukar tempat dengan Rony sehingga ia berhadap-hadapan dengan kepala
istriku. Karena sedang menunduk, Lisa tidak mengetahui kalau Karel
sedang berdiri di depannya dengan penis yang menantang.
Lalu Andy menjambak rambut Lisa dan menariknya ke belakang sehingga
memaksa kepalanya mendongak dan menatap tepat penis Karel. Karel meraih
penisnya dan menamparkannya ke wajah Lisa beberapa kali sampai akhirnya
Lisa memasukkan penis itu ke dalam mulutnya dan mulai menghisapnya.
Mario bergerak mundur sehingga dapat mengambil seluruh adegan ini
dalam satu layar dimana istrku dalam posisi merangkak dientot dari depan
belakang oleh Karel dan Andi. Lisa terhimpit di tengah-tengah dua penis
dan sekarang sudah mengerang-ngerang dengan suara keras.
Setiap kali Andi menghujamkan penisnya ke dalam tubuh istriku dari
belakang, Lisa terdorong ke depan sehingga penis Karel amblas masuk
sampai ke kerongkongannya. Setelah dua menit berlalu aku dapat mendengar
desahannya berubah menjadi suara tersedak dan liur mulai menetes dari
dagunya. Lisa akhirnya berhenti mengoral Karel. Ia menatap Karel dengan
pandangan memprotes dan berkata, “Sudah cukup. Gua ngga bisa nafas nih!”
Rony lalu maju dan mencengkram wajah Lisa dan berkata, “Wah, elu
salah! Elu masih harus menservis dua penis lagi setelah mereka berdua
puas.” Kepala istriku jatuh lunglai dengan pasrah mendengar perkataan
Rony. Sementara itu Rony dan Mario mulai menanggalkan celana mereka.
“Kelihatannya masih banyak proyek yang harus elu selesaikan,” kata
Mario saat Lisa menyadari kini di dalam ruangan itu ada empat penis yang
tegang dan mengeras yang menunggu dipuaskan olehnya.
Lalu Andi menukar posisi dan kini ia berbaring di atas meja dengan
istriku berada di atasnya. Saat istriku menggenjot penis Andi, Rony
mengambil posisi di belakang mereka lalu mulai menekan penisnya ke anus
Lisa dari belakang.
Lisa mengeluarkan suara dengan keras, “Uhhmmmpphh…,” saat kedua
lubang dalam tubuhnya dimasuki oleh penis Andi dan Rony. Sementara itu
Karel masih berdiri di depan Lisa menunggu istriku menuntaskan oral yang
terhenti tadi. Akan tetapi kepala Lisa masih tertunduk lunglai dengan
desahan-desahan terdengar keluar dari mulutnya akibat dua penetrasi yang
sedang diterima tubuhnya.
Akhirnya Karel bosan menunggu lalu menarik tangan kanan istriku untuk
menggenggam penisnya yang sudah keras. Dengan hati-hati Mario menaruh
kamera di atas kursi sehingga dapat mengambil seluruh adegan itu. Lalu
ia berjalan menghampiri mereka dan meraih tangan kiri istriku untuk
menggenggam penisnya.
Dientot dua penis sekaligus dan menahan seluruh berat tubuhnya dengan
penis yang berada di kedua genggamannya, sungguh membuat birahi dalam
tubuhnya meletup-letup! Lisa mulai berteriak dengan keras sementara
dengan penuh nafsu mengocok kedua penis Karel dan Mario. Andi dan Rony
sudah tidak lagi menggerak-gerakkan pinggul mereka karena istrikulah
yang menggenjot pinggulnya sehingga kedua penis mereka bergerak keluar
masuk tubuhnya! Aku tahu Lisa akan segera mencapai orgasme dan aku belum
pernah melihatnya senafsu ini!
Penis Mario mulai menyemprotkan sperma dari kocokan istriku dan ia
menundukkan kepalanya untuk menjilati sperma yang keluar. Lisa masih
berada di kondisi hampir orgasme saat penis Karel juga menyemburkan
lelehan sperma dalam jumlah besar yang hampir semuanya dapat ia tangkap
di dalam mulutnya.
Lalu dengan kedua tangannya masih menggenggam penis Karel dan Mario,
penis Andi berada di dalam vaginanya, dan penis Rony berada di dalam
anusnya, serta mulut penuh dengan sperma, orgasme Lisa meledak dengan
dahsyat.
“OOAHHHHGG… GILAAAAAA!!!” teriak istriku selagi tubuhnya
menggelepar-gelepar karena tidak dapat menahan dentuman orgasme yang
menghantam tubuhnya bertubi-tubi.
Andi menghujamkan dorongan terakhir dan menumpahkan muatan spermanya
di dalam vagina Lisa dan tak lama setelah itu tubuh Rony pun mengejang.
Lisa merasakan cairan sperma Rony meletup-letup di dalam anusnya.
Lalu istriku mengatakan sesuatu yang tidak akan pernah dapat aku
lupakan. “OOOOHHH… GILLAAAA… enak bener ngentotnya!!!” Ia mengatakannya
dengan cepat namun aku mendengarnya!
Mereka semua mundur dari tubuh Lisa meninggalkannya tergeletak di atas meja terengah-engah kelelahan.
Mario mengambil kamera, berjalan mengitari meja dan menyorot
selangkangan Lisa di mana lelehan sperma keluar dari anus dan vaginanya.
Lalu ia berjalan ke depan dan menyorot wajah istriku yang juga dipenuhi
oleh cairan sperma di pipi dan dagunya.
Mulut Lisa menganga untuk membantu menyedot udara di tengah nafasnya
yang terengah-engah. Rony menghampiri telinga Lisa dan berkata, “Ayo
ngaku, Lisa, elu belom pernah orgasme sehebat ini, kan?”
Lisa hanya mengeluarkan erangan kecil dan terus berusaha untuk menenangkan deru nafasnya.
Rony berseru bahwa ia tidak dapat mendengar jawabannya. “Ayo ngaku aja, Lisa!”
Kemudian istriku memutar tubuhnya sehingga ia terbaring terlentang di
atas meja. Dadanya bergerak naik turun dan kembang kempis seiring
dengan nafasnya yang tidak kian mereda. Lisa akhirnya menjawab di tengah
nafasnya yang menderu, “Iyah… (hmhh) oke… (hhh) gua belum pernah…
(ohhhh)”
Lalu rekaman video itu selesai! Aku tidak dapat mempercayai isrtiku
berkata kepada anak berandalan tetangga sebelah bahwa ia mendapat
orgasme yang lebih hebat dengan dia dibanding dengan diriku! Aku
terduduk di kursi dengan pikiran yang berkecamuk. Aku tahu Lisa
melakukan ini semua karena ia berpikir aku menginginkan ia melakukannya,
tapi apakah ia benar-benar menikmatinya? Aku terlelap dan bermimpi
semua ini akan segera berakhir.
Home
Cerita Eksibisionis
Lisa
Penulis Lain
Cerita Eksibisionis Lisa : Istri Pemain Kartu Eksibisionis 2B
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar