Suatu hari, kebetulan lagi
libur kuliah, gue bangun dengan malasnya, aku liat udah jam 10, yah pantesan
mata gue ogah ditutup lagi juga. Gue bangun dengan keadaan masih telanjang
bulat (gue suka tidur dengan telanjang bulat). Masih dengan berbugil ria,
kubereskan tempat tidurku, aku nggak pernah takut bakal ada yang ngintip
tubuhku karena kamarku dipojok, dan nggak bakal ada yang lewat depan kamarku
kecuali mau berkunjung ke kamarku. Setelah selesai kuraih daster digantungan
dan langsung kupakai. Daster yang sangat minim dan seksi, model terusan longgar
hanya sampai ke pangkal paha, potongan dadanya sangat rendah hingga belahan
susuku dapat terlihat jelas dan kadang seolah olah susuku terlihat menyembul
seperti hendak lepas keluar. Kainnya yang tipis membuat putingku tercetak jelas
karena aku ga pake bra & cd heheheh...
Gue lalu ngebuka jendela
& pintu kamar gue, si Roni temen sebelah kostan gue keliatan lagi ngerokok
sambil minum kopi diluar kamarnya, “Wah Ron udah asik ngopi aja” sapaku, “Eh
iya Lyn” jawabnya sambil nelen ludah liat body gue yang Cuma ditutupin daster
tipis tanpa daleman. Yah inilah dia sisi eksibisionisku, yang suka pamerin
bagian2 terlarang tubuhku pada orang lain.
“Eh Ron, tolongin gue dong,
laptop gue error nih” pinta gue, Roni adalah seniorku yang berbeda jurusan denganku,
dia cowok pribumi asli Solo dari keluarga yang kaya, orang tuanya adalah
juragan batik, tapi didik untuk hidup sederhana, dia juga diberi usaha oleh
orang tuanya buat mengelola toko komputer sekaligus service komputer di Bandung
ini, makanya aku minta tolong sama dia.
“Boleh-boleh aja Lyn, error
kenapa emangnya?” sahut Roni, “Ga tau, coba aja kamu cek” jawabku, akupun
langsung mempersilahkan Roni masuk, kami pun masuk kekamarku, Kemudian aku
duduk di ujung kasurku yang berada dibelakang meja belajarku tempat laptop itu,
dan melanjutkan nonton FTV pagi di TV yang berada disebelah meja belajarku. Aku
menyadari kalau sesekali matanya melirik ke aku yang mengenakan Daster sexy
itu. Aku melebarkan kakiku sehingga memiawku nampak jelas didalam dasterku,
membuatku semakin nikmat ditonton oleh laki-laki pribumi itu berkulit hitam
manis itu.
"Ehmm Lyn bisa nggak laptopnya
diformat, soalnya harus diinstall lagi" ucapnya, Aku tahu dari awal bahwa memang dia ingin
menatap tubuh aku yang sintal bukan untuk menanyakan hal itu. "Berapa lama
untuk install komputer?", "Paling lama 2 jam Lyn, kalau boleh tahu
memang kenapa Lyn??" Dia mencoba untuk memperbanyak omongan karena dia
masih ingin melihat selangkanganku dibalik daster sexy itu yang tak tertutup cd
serta dua gunung kembarku yang pentilnya nyeplak di dasterku.
“Ehm... ga apa-apa toh ini
hari libur, oya aku beli minum dulu ya” jawabku, kemudian akupun keluar membeli
dua teh botol, satu untukku, satu buat Roni. Setelah itu aku ngambil kursi
plastik dari luar kamarku lalu menutup pintu dan duduk disebelah Roni, si Roni
makin salting hahaha...
Kemudian aku mengambil botol
minuman itu yang aku taruh dideket Roni, dari ekor mataku aku dapat melihat
kalo si Roni menatap toketku yang keliatan jelas dari bagian lengan dasterku
yang tak berlengan dan lobangnya lebar. “Pancingan gue kena nih hehehe” bisik
gue dalam hati.
Dan bener aja, si Roni
tiba-tiba ngomong “Lyn, aku jadi pengen minum susu nih”, “Susu? Tapi di warung
bawah kan ga ada susu Ron” sahutku yang pura-pura polos, padahal aku tahu
maksudnya tak lain adalah toketku ini. "Ada kok Lyn" matanya melirik
ke tetekku. “Tapi setauku di warung bawah nggak jual susu" jawabku semakin
ingin tahu adakah rasa keberanian laki-laki pribumi ini terhadap seorang wanita
chinese macem aku ini.
Kemudian aku melanjutkan
mengikat rambut dengan kedua tanganku, "Ada kok Lyn masa Lyn nggak sadar
sich kalau ada?" jawab Roni sekenanya karena aku yang selalu menantang
terus. Kusudahi sandiwaraku dengan menjawab, "Iihh Roni... nakal ya! Ini
kan punya Koko di Surabaya” jawabku berbohong sambil mengodanya dengan suara
manja, ya aku berbohong kalau aku punya pacar di Surabaya biar teman-teman
kostku ga macam-macam padaku.
"Oo punya si Koko
yahh.. Kalau aku minta dikit gimana Lyn" tanyanya sambil tersenyum nakal.
"Nggak boleh, nih kalau
mau keringat di ketekku yang berbulu" tangan kiriku menunjuk ketek kananku
yang memang berbulu dan masih basah oleh keringat karena aku belum mandi hari
itu.
"Nggak apa-apa Lyn asal
ada bonusnya aja," jawabnya yang semakin bersemangat.
"Apa sih bonusnya?"
Aku mulai tersenyum binal.
Aku saat itu sudah tidak ingat daratan lagi, karena selama ini aku udah lama
banget ga ML dengan cowok semenjak putus dari Nicko dan kuliah di Bandung,
paling Cuma lesbian aja sama si Maya. Hari ini aku ingin mencoba kemampuan seorang
pribumi :p
"Susu itu tadi Lyn"
"Susu nggak boleh ron,
kalau mau keringat ketek Lyn yang berbulu nih"
"Masa nggak dapet
bonusnya sih Lyn?" rengeknya
"Nggak ada bonus,
hihihi" jawabku sambil tertawa kecil.
Aku tahu persis ROni sedang
berusaha bagaimana caranya agar mendapatkan toketku. "Iya dech asal ketekk
kamu mau dielus-elus" jawabnya sambil tersenyum.
Aku bangun kemudian duduk
dikasurku sambil mengangkat kedua tanganku dan menekuk meraih sandaran
ranjangku. "Mau elus yang kiri, tapi jilat yang kanan" saat ini aku
memang sudah terbakar untuk mereguk kenikmatan dari pribumi ini. "Yang
bener nich Lyn?" Roni mulai meraba ketiakku sampai mendekati tetekku yang
sebelah kanan. "Gelii Ron" aku mulai merasa geli sambil menggeliatkan
badan dan kedua tanganku yang memegang sandaran ranjang mencengkram erat
sekali.
"Achh nggak apa-apa kok
Lyn" sambil terus mengelus-elus ketiak kanan dan mulai melebar hingga
mencapai pinggiran tetekku yang kanan, akupun mulai mencium aroma bau badan
cowok pribumi yang berbeda dari cowok keturunan, bau keringat badan Roni agak
menyengat buatku.
"Udah Ron gelii"
badanku mulai melenting-lenting kedepan sehingga kedua tetekku semakin tampak
menantang yang berukuran 34C ini.
"Kan belum dijilat Lyn,
masa mau udahan" tangan kiriku berusaha mendorong tangan Roni yang masih
berada disekitar ketiak dan pinggiran tetekku.
"Udah deh gelii Lyn
nggak tahan" tangan kananku mulai merengkuh bahu kanannya.
Kemudian Roni mengubah posisi
dari jilatin ketiakku sampai pinggiran tetekku yang masih berlapiskan Daster
itu dan memainkan lidahnya di pinggiran tetekku. "Roni udah dong Lyn
kegelian nih"
Tangan kanannya yang sedang
asyik mengelus-elus ketiak kiriku mulai ada dipinggiran tetekku yang sebelah
kiri sambil meremas-remas lembut tetek kiriku. Aku tertawa menahan rasa geli
yang teramat sangat sambil tangan kananku meremas-remas rambut Roni. Roni
tampaknya tahu kalau aku mulai terangsang maka kedua tangannya saat ini sedang
meremas-remas lembut kedua tetekku.
"Sebentar lagi enak kok
Lyn"
Lidah dan bibir tidak ada
henti-hentinya mempermainkan ketiak kanan plus pinggiran tetek kananku sehingga
kepalanya terjepit di sela-sela ketiak kananku yang memegang bahunya sambil
meremas-remas kaos yang dipakainya karena menahan geli. Saat itu aku ingin tahu
kelanjutan keberanian Roni untuk menikmati tubuhku yang mulus ini dengan
berusaha bangkit berdiri.
"Udah stopp!!"
Ternyata Roni menahan
tubuhku untuk berdiri, kedua tangannya semakin liar meremas-remasnya dikedua
tetekku yang masih terbungkus Dasterku. Kemudian mulutnya pun mulai mengarah ke
tetek kananku. Tangan kiriku mendorong kepalanya dan tangan kananku menampar
pipi kanannya.
Plakk!!!
"Apa yang kau lakukan
hah?!!"
Aku mencoba berpura-pura, dan
menunggu keberaniannya untuk menikmati wanita chinese yang selama ini tidak
pernah diperlakukan atau disentuh oleh laki-laki pribumi apalagi seperti Roni
yang berkulit hitam manis itu. Ternyata tindakanku tadi membuatnya semakin
garang. Kedua tangannya kembali hinggap dan meremas-remas tetekku dua-duanya,
terkadang memainkan puting dari luar Dasterku.
"Oohh Ronn.. Ampunn
jangan terusinn aku kan belum mandi, kamu ga bau?” racauku, “Biarin aja! Aku
malah terangsang dengan bau badanmu, bau amis khas cewek Cina hahaha” jawab
Roni dengan kasar sambil tertawa lebar.
Tangan Roni masih memainkan
kedua putingku, dan mulutnya bergerak semakin mendekat ke tetek kananku. Roni
mulai membuka ikatan Dasterku yang berada dibelakang leher agar mulutnya dapat
melahap bebas kedua tetekku yang tidak memakai BH. Setelah Dasterku merosot
hingga ke perut mulutnya langsung mengulum habis tetek kananku yang terlihat
putingnya berwarna Pink kecoklatan. “Pecun lu Lyn, kaga pernah pake BRA!” ejek
Roni.
"Sshh bajingan kamu Ronn.."
Aku mulai mendesah keenakan.
Lidahnya bergerak dengan lincah memainkan puting tetek kananku itu. Sedangkan
tangannya yang satunya meremas-remas lembut tetekku yang sebelah kiri.
“Anj*ng ini pertama kalinya
gue ngisep toket Cina! Suka banget...” racau Roni dengan omongan yang mulai
kasar.
Kedua tanganku meremas-remas
rambut Roni yang terasa basah karena keringatnya. Tangannya berpindah meraba
dari perut sampai bagian bawah Dasterku yang sudah tersingkap kemana-mana. Roni
mengelus-elus terus paha kananku bagian dalam. Sedangkan mulutnya pun tidak
pernah diam untuk memainkan tetek kiriku.
"Kalau mau ngentotin Lyn,
Lyn kasih waktu 10 menit Ron.. Mmhh" aku meregangkan kedua pahaku sehingga
terbuka lebar.
"Nggak cukup Lyn..."
Tangannya mulai semakin keatas
paha bagian dalam, hingga tangannya menyentuh memiawku yang berjembut lebat dan
sudah basah. Jari tengahnya mencoba memainkan memiawku “Anj*ng baru segitu udah
banjir lagi! Dasar Pecun Cina kamu Lyn!” Dia mengelus-elus jembutku dan
memiawku, sekali-sekali dia menjambak jembutku untuk menambah sensasi antara
rasa geli ditambah sakit yang makin membuatku kenikmatan.
Roni lalu menarik dasterku
hingga terlepas, kini aku telanjang bulat, Roni menatap kawah yang sudah amat
sangat basah itu dan tercium bau harum ciri khas memek. "Bentar Lyn aku
mau bikin Lyn semakin horney lagi.."
"CEPETAN
BAJINGAN," teriakku semakin tidak sabar.
Mulutnya mulai menciumi dari
paha dan akhirnya tertuju ke terminalnya atau memekku. Lidahnya langsung
menyentuh pinggiran memekku.
"Aahh," aku
berteriak sambil menggeliat.
Akhirnya Roni mulai menjilat
memekku dari bagian pinggir. Tanganku menarik kepalanya semakin dalam terbenam
di selangkanganku. Sesekali mulutnya menyedot-nyedot bagian dalam memekku.
"Aahhnjingg
enakkhh"
Aku meremas rambutnya dengan
dua tanganku. Lidahnya mulai bermain di itilku yang sudah membesar itu sambil
terkadang disedot-sedot.
"Bajingann.. Terussinn
aahh cepett"
Badanku
menggeliat-menggeliat tidak karuan ke sana kemari. Lidahnya terus bermain
didalam memekku, kedua tangannya juga mengangkat kedua kakiku agar mudah
lidahnya menjilati setiap bagian dari memekku. Dia trus bermain di memekku
dengan rakusnya. Tangan kiriku akhirnya memegang betis kiri dan tangan kanan
memegang betis kanan sehingga kedua kakiku saat itu terangkat keatas membentuk
huruf V untuk memudahkannya melahap habis memekku.
"Terusshh" aku
semakin bernafsu karena selama ini aku belum pernah merasakan dijilat memeknya
oleh cowok pribumi yang hitam manis. Roni terus menjilat memekku yang sudah
basah sekali dari bawah keatas, dari atas kebawah terus diulang-ulang. Badanku
tergetar-getar dan kepalaku menggeleng terus ke kiri dan kekanan, sedangkan
pinggulku berputar-putar.
"Lyn udahh nggaak
tahaann oohh"
Lidahnya menerobos masuk ke
dalam memekku lalu ditarik lagi, itu terus dilakukannya berulang-ulang, dengan
diselingi sedotan ke memekku. Aku yang tidak kuat menahan kenikmatan ini
akhirnya kedua kakiku menjepit kepalanya dan tanganku menggapai langit-langit
yang tidak bisa diraih sedangkan badanku membusung kedepan. Aku lalui orgasme
dengan teramat sangat indahnya yang melambungkan diriku ke impian yang selama
ini tidak pernah kudapatkan. Semburan demi semburan terus keluar dengan tubuhku
yang berkelojotan.
Roni tahu kalau aku sudah
orgasme, sehingga Roni semakin kuat menyedot-nyedot belahan memekku.
"Aahhnjingg bangsatt
oohh enakk"
Memekku basah kuyup setelah
orgasme yang begitu deras. Lidahnya ternyata belumlah berhenti memainkan
itilku, tangan kirinya meremes-meremes tetek kananku. Tubuhku masih tersandar
ditempat tidur. Karena basahnya teramat sangat, gantian tangan dengan kedua
jarinya bermain dipinggiran memekku.
Kedua pahaku masih berada di
bahunya kiri dan kanan. Tangannya masih mengusap-mengusap memekku, kadang Roni
memainkan itilku dengan jari-jarinya. Aku mencoba berdiri sehingga kepalanya
terjepit diselangkanganku. Posisi seperti ini membuat mulutnya pas berada
dibawah memekku, dan Roni memberikan sedotan yang kuat. Aku mencondongkan tubuh
Sedikit kedepan karena tidak kuat menahan sedotan di memekku. Tangan kananku
menekan kepalanya yang tertutup bagian bawah Daster satinku. Roni mengulangi
lagi sedotan itu cuma sekarang yang jadi sasarannya adalah itilku yang kena
disedot.
"Ahhnnjingg..
Enakkhh.." aku tidak kuat akhirnya menahan tubuh dengan kedua tangan
diatas sandaran tempat tidur sehingga posisiku jadi menungging. Lidahnya
bergoyang menikmati itilku kekanan kekiri, sedangkan tangannya mengelus-elus
pahaku.
"Entotin Lyn Ronn.. Lyn
udah nggak tahannhh.." setengah berteriak sambil mendesah kuat.
Tangannya mengelus puserku,
mulutnya masih asik bermain dimemekku.
"Buka celananya Ronn.. Lyn
mau lihat kontol.. Sshh oohh"
Aku sudah tidak sabar ingin
melihat kontol yang selama ini terbayang begitu besar dan kuat.
"Ok Lyn.."
Roni sambil mempermainkan
memekku, kemudian dia berdiri untuk membuka kaos, celana dan CD nya sendiri. Roni
langsung mengacungkan kontolnya yang sejak tadi ngaceng keras. Aku melihat
kontol yang berwarna hitam dan begitu besar dengan nafsunya karena tidak
seperti kontol biasa masuk ke memiawku, memekku sudah gatel sekali rasanya
ingin dientot oleh kontol itu.
Jari tengahnya berusaha
masuk dan akhirnya bisa walau sedikit menembus ke memekku. Roni langsung
mengobok-obok isi memekku. Serangan tiba-tiba membuatku tidak kuat dan dengan
kedua tangan bertumpu di bahunya.
"Aahhnjingg sshh"
aku mendesah keenakan. mulutnya langsung mengulum tetekku. Tangannya terus bermain
di dalam memekku.
"Aahh" aku
membekap kepalanya sehingga terbenam di tetekku.
Mulutnya terus
menyedot-nyedot tetekku. Tangan kiriku menggapai kontolnya lewat belakang
pantatku. Memekku yang dimainkan dengan jari-jarinya membuat memekku mulai
basah kembali. Aku mencoba meremas-remas kontol yang gede dan hitam itu.
"Achh pelan-pelan dong Lyn"
Roni keenakan dan semakin kuat mengobok-obok memekku sambil memainkan itilku.
"Sshh masukin Ronn.. Lyn
mau kontol.. Pleasee" aku semakin tidak sabar untuk dientot sama Roni.
"Ok Lyn" Roni
mulai naik sedikit agar kontolnya bisa masuk ke memekku.
"Achh" aku
merasakan kepala kontolnya masuk dan ditarik kembali. Dan kontolnya dimainkan
diatas memekku dulu, Roni sentuh-sentuhkan ke itilku.
"Masukin bangsatt!!
Oohh" bentakku yang sudah menderita karena tak sabar lagi, memekku terasa
semakin gatal dan aku menjadi wanita binal dibuatnya.
"Yupss" Roni
kembali memasukan setengahnya lalu diputar-diputar kontolnya, dan ditarik
sedikit lagi.
"Seret Lyn.. Memek Lyn
masih sempitt achh.."
Roni mulai meracau tidak
karuan. Aku tidak kuat menahan kontol yang begitu besar masuk ke memekku. Aku
langsung melampiaskan dengan mengulum bibirnya dengan buas sambil meremas-remas
rambutnya.
"Mmhh" aku
bergumam menikmati sodokan kontolnya yang begitu nikmat. Roni langsung menekan
kontolnya lagi dan bless..
"Aduhh enak banget
memek Lyn achh" Roni berteriak kenikmatan karena ini yang pertama kali
baginya ngentotin memek cina.
"Aahhnnjingg!! Ennakkhh!!"
Kemudian aku mengulum
bibirnya dengan lembut. Roni menarik pelan-pelan kontolnya, lalu mendorong lagi
kontolnya. Sedangkan lidahnya bermain di mulutku. Terkadang Roni bergerak
memutar pantatnya agar kontolnya ikut bergoyang dimemekku. Aku mengimbangi
putaran kontolnya dengan berlawanan arah.
Kemudian aku mengulum
bibirnya dengan lembut. Roni menarik pelan-pelan kontolnya, lalu mendorong lagi
kontolnya. Sedangkan lidahnya bermain di mulutku. Terkadang Roni bergerak
memutar pantatnya agar kontolnya ikut bergoyang dimemekku. Aku mengimbangi
putaran kontolnya dengan berlawanan arah.
"Ronnhh.. Sshh.."
aku mendesis merasakan kontol yang begitu penuh berputar-putar di dalam
memekku. Roni bergoyang kekanan dan kekiri sambil memaju mundurkan pantatnya.
"Sshh Lyn enak banget Lyn
truss Lyn" erangannya karena aku menggoyangkan pinggul maju mundur kadang
berputar sambil memainkan otot dimemekku.
"Sshh Ronn.. Mmhh"
"Achh Lyn truss enak Lyn"
Roni rupanya sangat
ketagihan dengan permainan memek yang kulakukan terhadap kontolnya. Aku kembali
mengulum bibirnya dengan lembut. Sedangkan Roni mengimbangi goyanganku sambil
tangannya meremas-remas tetekku, kadang sambil memainkan putingku.
"Terusshh Ronnhh kontol
kamu enakkhh sshshh"
Aku benar-benar ketagihan
dibuatnya, kemudian aku sedot-sedot lidahnya. Ronipun tak ingin kalah dengan
menyedot juga lidahku. Tangannya mash menempel di putingku sambil memainkan
dengan jari-jarinya yang kasar. Aku bergerak naik turun semakin cepat karena
memekku sudah basah sekali sehingga jalan keluar masuknya kontol menjadi lancar
sekali.
"Ayo Ronn.. cepet
keluarinn hhss" aku yang sudah berada diujung titik kenikmatan berteriak
sambil mengangkat kedua tanganku keatas meremas-remas rambutku sendiri.
Kemudian tangannya meremas-remas kuat di tetek ku karena Roni tahu kalau aku
akan keluar.
"Iyahh truss Lyn
enakk" sambil kadang tangan yang satunya mengelus-elus perutku yang mulus.
"Achh enak Lyn memek Lyn
enak sekalii"
"Ini memekhh apa Ronnsshh.."
aku bergerak naik turun dan memutar semakin gila.
"Memek yang enakk Lyn
memek cinasssshhh Lyn achh"
Ronipun terbawa dengan liar
menggerakkan pantatnya.
"Cephheett Ronnhh kita
keluar barengghshshh"
Aku merasakan nafsu sekali
dikatakan memek cina, sehingga aku sudah tidak kuat menahan detik-detik yang
teramat sangat indah itu selama hidupku.
"Ok Lyn okkhhss"
Aku menekan kuat memek
kebawah dan menggesekkan maju dan mundur dengan cepat. Kedua tanganku terus
meremas-remas rambutku sendiri sehingga berantakan. Karena permainanku yang hot
ini otot-otot seluruh tubuh Roni tampak bergerak disuatu tempat untuk melakukan
finishingnya.
"Ayoo Lynn kita main
yang lebih hottss"
Roni meremas tetek ku dan
memainin putingku dengan kedua jarinya sambil menjepit-menjepit putingku.
"Roni bangsshhaat
teerruss!!" teriakku semakin binal sambil memutar-memutar kontol Roni yang
terbenam penuh di memekku.
"Accduhhss enakss Lyn"
Roni mulai menyedot-nyedot putingku bergantian.
"Cepett Ronnhh semprott
pejunyaa sshh!! Lynn udahh gaa tahhaann!!" teriakku semakin kencang
kemudian aku mengulum bibirnya dan menekan kepalanya sehingga rapat sekali
wajahku.
"Tahan bentar Lyn"
suaranya kacau akibat bibirku itu mendekati bibirnya.
Setelah deket langsung Roni
langsung menyantap bibir sexy yang kumiliki. Tak lepas pantat dimaju-mundurkan
kadang bergoyang yang semakin cepat gerakannya. Aku melawan terus dengan
memainkan otot memekku sekuat tenaga agar Roni orgasme. Tubuhku terus
menggeliat karena nikmat yang tiada tara ini.
"Lyn truss achhss ayo Lyn
kita keluarinn Lyn dah mo muncrat lomm Lyn achh" teriaknya yang udah mulai
kewalahan tidak dapat menahan lebih lama lagi untuk orgasme.
"Aahhnnjinngg" aku bergoyang dengan
amat sangat liar dan akhirnya tubuhku mulai menggelepar-gelepar.
"Ayo Ron Lyn mau keluarr"
"Ayokk Lyn keluarin
didalemm yah Lyn achss"
"Aasshh Anjingsssshhh
Jangan! Gua bisa bunting tololllll!!!"
Akhirnya titik puncak itu
dapat kuraih dengan begitu indahnya selama hidup ini. Tubuhku mengejat-mengejat
Sambil memeluk Roni erat sekali. Anganku melayang jauh merasakan gelombang
orgasme yang sedemikian hebat yang belum pernah kurasakan sebelumnya dengan
kontol ini.
"Achhzz" Roni
menarik sedikit kontolnya dari bagian memekku yang terdalam yang mengarah
kedalam rahim, lalu dia menyemprot begitu kuat dan derasnya didalam lapisan memekku
yang luar agar aku tak hamil. Crot berulang-ulang.
"Aahhmmhh" aku
kembali bergumam di alam mimpi yang indah ini. Peju Roni meluber keluar dari
lubang memekku saking banyakknya.
Bibirnya mengecup bibirku
yang ranum dan aku langsung mengulum bibirnya dengan liar sambil memeluknya
yang tercium bau aroma khas itu. Tangannya mengelus tetekku lembut.
"Memek Lyn enak sekali
yahh gilee bener Lyn uueennaakk Lyn" bisiknya perlahan dengan napas yang
masih terengah-engah.
"Ron, Lyn puas sekali
hari ini" aku tersenyum dan berbisik ditelinganya sambil tetap memeluk
tubuhnya kemudian mengecup bibirnya dengan lembut dan perlahan.
"Baru kali ini Roni
ngentot sama cewek yang hebat, cina lagi.. Lyn benar-benar hot sekali"
jawabnya puas. Tangan kananku memegang pipinya, “Muka kamu aja yang lembut,
polos, innoccent gitu, padahal kamu liar, kasar dan hyperseks! Parah!
Bener-bener Pecun Cina!” ejek Rony dengan ucapan yang kasar tapi aku suka
karena membuatku makin panas bergairah, “Yee... Tapi kamu suka kan? Selama ini
kamu Cuma pura-pura alim tapi suka curi-curi pandang sama Lyn! Weekkk! Dasar
cowok munafik!” Balasku, kami berduapun tertawa.
“Udah dulu ya Ron, aku cape
banget nih” ucapku, “Hmmhhh dasar pecun cina payah! Segitu aja udah kecapean!”
ejek Roni, “Ih jahat!” rengekku dengan manja, Roni lalu melepaskan kontolnya
dari memekku, “Udah gih mandi dulu sana! Kamu bau!” ucap Roni.
Dengan lemas dan memaksakan
diri, akupun duduk, “Lyn...”, “Apa?” tanyaku, “Daripada kita cuman jadi temen
ML, gimana kalo kita jadian aja sekalian?”, aku berpikir sejenak
menimbang-nimbang “Jadian? Hmm... gimana yah? Aku kan udah punya cowok di
Surabaya” jawabku, “Udah deh jangan bohong! Jangan cari alesan! Mau jadian atau
Cuma temen ML aja?” tanyanya, akupun berpikir lagi, kayanya asyik juga punya
cowo pribumi kaya si Roni, akhirnya kita jadian dan memulai hubungan inter faith
& inter race yang liar.
0 komentar:
Posting Komentar