Kemarin aku sudah bercerita bagaimana aku bisa mengenal masturbasi.
Meskipun awalnya aku 'tidak sengaja' melakukan masturbasi dengan caraku
sendiri, aku harus berterima kasih kepada kak Naya karena telah
mengajariku cara masturbasi yang menurutnya lebih benar. Namun aku tidak
hanya belajar tentang masturbasi kepada kak Naya. Aku belajar hal
lainnya, yaitu kebiasaan kak Naya yang menurutku aneh. Hal ini dimulai
tepat di hari setelah aku belajar masturbasi dengan kak Naya.
****
Aku terbangun terlalu pagi waktu itu. Kulihat kak Naya masih tidur di
balik selimutnya. Aku merasakan sedikit sakit di area selangkanganku.
Mungkin ini efek dari masturbasiku semalam.
Kulihat jam masih menunjukkan pukul 3 pagi kurang seperempat. Kucoba
untuk kembali memejamkan mata sambil sesekali merubah posisi tidur agar
lebih nyaman. Ketika aku merubah posisi, tanganku tidak sengaja
menyentuh sebuah benda yang bentuknya tidak asing di sela antara kami
tidur. Kuambil benda tersebut, dan berusaha melihat untuk meyakinkan
benda tersebut. Dan benar dugaanku, benda yang tidak sengaja kusentuh
ini adalah bra. Pastilah bra ini milik kak Naya, karena braku masih
terpakai. Mungkin kak Naya punya kebiasaan untuk melepas bra ketika
tidur, karena hal tersebut memanglah yang baik untuk dilakukan.
Kukembalikan bra tersebut ke tempatnya semula. Namun aku malah menemukan
benda lainnya tidak jauh dari posisi bra kak Naya. Kuambil benda
tersebut, dan ternyata benda yang kupegang ini adalah sebuah celana
dalam! Aku mulai berpikir jika kak Naya mungkin ketiduran setelah
masturbasinya semalam dan tidak sempat memakai celana dalamnya kembali.
Namun bagaimana dengan celananya? Apakah kak Naya juga tidak memakainya
kembali?
Kembali tanganku meraba-raba mencari keberadaan celana kak Naya di
sampingku. Dan ketemu! Namun tidak hanya celana, melainkan kaosnya juga!
Itu artinya sekarang ini kak Naya benar-benar telanjang di balik
selimutnya!
Karena penasaran, kucoba untuk menyingkap selimut yang menutupi tubuh
kak Naya. Kubuka pelan-pelan agar kak Naya tidak sampai bangun. Kubuka
penuh selimut tersebut agar tubuh kak Naya terlihat semua.
Ternyata benar, kak Naya tidur sambil telanjang. Posisinya saat itu
adalah terlentang, tangan kanannya berada diatas perut, sedangkan tangan
kirinya dinaikkan di atas kepalanya. Kaki kanannya sedikit ditekuk ke
samping sehingga posisinya sedikit agak ngangkang.
Kini aku bisa melihat kemaluannya dengan jelas. Vaginanya tertutup oleh
rambut kemaluan yang jauh lebih banyak dari punyaku. Rambutnya terlihat
berantakan, sisa-sisa sentuhan tangannya ketika memainkan area tersebut.
Naik ke atas, tepat diatas perutnya yang rata, terdapat bagian tubuh kak
Naya yang sangat aku kagumi. Ukurannya jelas lebih besar dari punyaku
yang hanya 32B. Dari branya kudapati ukurannya 34 dengan cup C.
Bentuknya hampir bulat sempurna dengan puting yang sedikit lebih besar
dari punyaku.
Meski aku sama-sama cewek, tapi entah kenapa aku suka memandangi tubuh
bugil kak Naya. Bukan berarti aku suka sesama jenis, hanya saja aku
mengagumi bentuk tubuhnya.
Namun yang masih menjadi pertanyaan adalah, masa iya kak Naya ketiduran
setelah masturbasi yang bahkan tidak sempat memakai bajunya kembali? Apa
jangan-jangan kak Naya sengaja tidak memakainya?
Kembali kututupi tubuh kak Naya dengan selimutnya, dan aku kembali ke posisi tidurku.
Aku masih tetap tidak bisa memejamkan mataku. Tiba-tiba timbul hasrat
ingin bermasturbasi lagi ketika tanganku secara iseng kumasukkan ke
celana dalamku. Kumainkan jari-jariku di permukaan kemaluanku yang
memang sudah basah.
Karena kak Naya masih tidur, ku beranikan diri untuk membuka celanaku.
Kupelorotkan celana dan celana dalamku sekaligus hingga ke bawah lutut
namun tidak sampai lolos dari mata kaki. Dengan begitu, aku bisa sedikit
membuka kakiku agar tanganku lebih leluasa memainkan kemaluanku.
Sesuai saran kak Naya tadi, aku juga mencoba menyentuh payudaraku.
Kuangkat kaosku hingga terlihat dadaku. Dan kutarik juga braku ke atas
agar dadaku terbebas dari sangkarnya. Setelah terbuka, kuraba payudaraku
dan sedikit meremasnya dengan pelan oleh tanganku yang satunya. Oh kak
Naya memang benar, ternyata memang enak ketika dadaku diremas.
Kugigit bibir bawahku, dan kupejamkan mata ketika ketika jari-jariku
menemukan titik sensitif di kemaluanku. Kurasakan kemaluanku semakin
basah seiring gerakan jari-jariku yang tidak henti-hentinya bermain di
permukaan kemaluanku. Payudaraku kurasakan juga mengeras dan puting yang
sangat sensitif ketika kusentuh.
Ohh...
Sepertinya aku tidak dapat menahan kenikmatan ini lebih lama lagi.
Hingga akhirnya kurasakan vaginaku berkedut seiring dengan gelombang
oragasmeku. Seketika badanku lemas dengan nafas yang tersengal-sengal.
Tiba-tiba ada tanda-tanda jika kak Naya terbangun. Buru-buru kuselimuti
tubuhku dan berpura-pura tidur. Padahal aku belum sempat membetulkan
posisi bajuku.
"Din?" panggil kak Naya.
Aku tidak merespon dan tetap memejamkan mata sambil berpura-pura tidur.
Kak Naya masih mencoba memanggil namaku beberapa kali. Mungkin untuk
mengecek apakah aku masih tertidur. Hingga akhirnya kak Naya tidak lagi
memanggil namaku, dan sepertinya dia kembali tidur.
Dengan kondisi masih setengah telanjang yang ditutupi selimut, aku
menunggu kak Naya benar-benar tertidur sebelum aku mengambil kesempatan
untuk membetulkan posisi bajuku. Selama menunggu, aku masih tetap
memejamkan mataku sambil berpura-pura tidur. Hingga akhirnya yang
awalnya cuma berpura-pura, aku malah ketiduran beneran.
****
Paginya, aku bangun dari tidur yang 'tak disengaja'. Tentu ketika aku
mulai sadar, hal pertama yang aku khawatirkan adalah selimutku. Dan
setelah kucek, selimutku masih tetap menutupi tubuh setengah
telanjangku. Namun ada yang aneh, aku tidak merasakan adanya celana di
ujung kakiku. Sepertinya celana dan celana dalamku sudah lolos dari
kakiku, mungkin karena tidurku yang banyak gerak. Sedangkan kaos dan
braku masih tetap 'nyangkut' di atas dadaku.
Kulihat kak Naya sudah tidak berada di sebelahku. Sepertinya dia sudah
bangun lebih dulu dan sekarang berada di kamar mandi, karena terdengar
suara gemercik air dari dalam kamar mandi yang ada di kamarku. Tidak mau
kusia-siakan, kumanfaatkan kesempatan ini untuk memakai lagi pakaianku.
Aku bangun dari posisi tidurku dan langsung membetulkan posisi bra dan
kaosku. Aku agak lama membetulkan posisi braku karena ternyata kait
braku terlepas. Setelah berhasil membetulkan bra dan kaosku, kulanjutkan
dengan membuka selimut yang masih menutupi tubuh bagian bawahku guna
mencari keberadaan celana beserta celana dalamku. Namun aku tidak
menemukan kedua benda tersebut di sekitar kakiku. Apakah mereka terjatuh
ke bawah tempat tidur?
Bergegas kucek bawah tempat tidurku di tempat yang ku kira jatuhnya celana dan celana dalamku tersebut. Tiba-tiba....
Cekreeek...
Pintu kamar mandi terbuka, dan kak Naya muncul di balik pintu tersebut
dan melihatku. Sialnya, posisiku saat itu benar-benar memalukan.
Bagaimana tidak, dengan tidak memakai celana, posisiku saat itu sedang
menungging di tepi tempat tidur karena sedang mencari celanaku di bawah
tempat tidur. Dan parahnya, pantatku mengarah tepat ke posisi kak Naya.
"Kamu ngapain Din?" tanya kak Naya yang terkejut melihatku dengan posisi seperti itu.
"Ah gak ngapa-ngapain kok kak..." jawabku yang segera menutupi tubuh bagian bawahku dengan selimut.
"Hahaha.... kamu nyari celana? Aku taruh di meja tuh.." katanya.
"Ko...kok.. bisa di meja?" tanyaku yang tidak dapat menutupi rasa maluku.
"Ya abisnya aku nemu di bawah kasur tadi... ya aku taruh meja aja....
hayo....... ngapain kamu tidur gak pake celana?" kata kak Naya.
"Ee.... anu.. kak..." aju tidak bisa menjawabnya.
"Pasti abis gituan ya? Udah dibilangin jangan sering-sering juga...." katanya sambil mengambil celanaku di atas meja belajarku.
"Maaf kak... aku gak bakal sering-sering lagi...." jawabku.
"Hahahaha... kenapa kamu harus minta maaf? Itu kan hak kamu din... wajar
kok... aku dulu pertama ngerti masturb juga ketagihan kayak kamu gitu
hahaha.... nih cangcutmu.." katanya sambil menyodorkan celana dalamku
dengan tangannya, hanya saja posisi kak Naya masih jauh dari tempatku
sekarang.
"Lempar aja kak...." kataku.
"Ambil dong.. nih.." jawabnya.
"Aku malu kak..."
"Kenapa mesti malu sih? Kita kan sama-sama cewek..." katanya.
"Lah, semalem aja kak nay juga gak mau buka baju di depan aku..." kataku.
"Iya... tapi kamu udah liat kan semalem?" katanya.
"Maksudnya?" kataku.
Apakah kak Naya tahu kalau aku semalam membuka selimutnya dan meihat tubuh telanjangnya?
"Haha.. aku tahu kok kamu semalem buka selimut aku... aku juga tahu kalau kamu masturb lagi..." katanya.
"Ma..maaf kak... aku...."
"Udah gausah minta maaf terus... udah buka aja selimutnya... biar
fair... masa kamu udah liat punyaku, tapi punyamu ditutup-tutupin
terus...." katanya.
Mengalah, akhirnya aku menuruti perkataan kak Naya. Kubuka selimutku dan
membiarkan kemaluanku terlihat olehnya. Aku juga segera beranjak dari
tempat tidur dan menghampiri kak Naya untuk mengambil celana dalamku.
"Nah gitu dong.... ngapain mesti malu sih... punya kamu bagus kok....
rambutnya masih dikit... imut banget... haha..." kata kak Naya entah
maksudnya memuji kemaluanku atau malah justru menyindirnya.
Aku segera mengambil celana dalamku dari tangan kak Naya dan langsung memakainya.
"Celanaku mana kak?" kataku setelah memakai celana dalamku dan bermaksud menanyakan celanaku.
"Lho, katanya kamu gak suka pake celana panjang? Katanya kamu lebih suka pake daleman aja?" jawab kak Naya.
"Iya.. tapi..."
"Udah... gausah dipake aja... udah gak malu lagi kan?" katanya.
"Tapi..... ah kak nay curang... kan gak fair" kataku.
"Kamu mau fair? oke." jawabnya.
Tiba-tiba kak Naya mulai menurunkan celana tidurnya. Dan ternyata, kak
Naya tidak memakai celana dalam lagi! Dia membiarkan kemaluannya
terlihat olehku begitu saja ketika celananya lolos dari kakinya.
"Nih... udah fair? aku kasih bonus deh..." katanya.
Tanpa disangka, kak Naya juga menarik kaosnya keatas hingga terlepas
dari kepalanya. Dan ternyata kak Naya juga tidak memakai bra! Sekarang
tubuhnya benar-benar telanjang bulat.
"Gimana? Puas kamu?" katanya sambil membiarkan tubuh telanjangnya dilihat olehku.
"Aa..aku gak minta kak Naya buat buka semuanya kok..." kataku.
"Katanya biar fair? Kamu ngelakuin kebiasaan kamu, ya biar fair aku juga ngelakuin kebiasaan aku..." katanya.
"Kebiasaan?" tanyaku. Apa maksudnya kebiasaanya dengan bertelanjang seperti itu?
"Iya... udah ah yuk turun... pengen bikin anget-anget..." jawabnya dengan santai.
"Tapi kak.."
"Tapi apa?"
"Kak Nay serius mau keluar gak pake apa-apa gitu?" tanyaku bermaksud menanyakan ketelanjangannya.
"Udah, gak papa... lagian kan gak ada orang...." jawabnya.
Di rumah ini memang hanya ada aku dan kak Naya. Sedangkan kedua orang
tuaku sudah pergi keluar kota semalam. Itu sebabnya kenapa Kak Naya
menginap di rumahku sekarang ini. Aku memang meminta dia untuk menemani
aku selama orang tuaku pergi.
"Tapi serius kak Naya bugil gitu? Kayak orang gila tau kak..." kataku.
"Hahaha... udah biasa kok..." jawab kak Naya yang sudah berada di luar kamarku.
Lagi-lagi kak Naya menjawab 'udah biasa', apa itu artinya kak Naya terbiasa bertelanjang begitu di rumah?
Aku tak menghiraukan lagi keberadaan celanaku, dan langsung menyusul kak
Naya di lantai bawah. Benar kata kak Naya, toh tidak ada orang di
rumah.
Kulihat kak Naya sedang di dapur. Dengan tubuh telanjangnya, dia menungging untuk mencari sesuatu di lemari bawah.
"Maksud kak Nay biasa apa sih?" tanyaku ketika menghampirinya.
"Ya... gini..." jawabnya.
"Kak Nay biasa bugil gitu?"
"Iya" jawabnya singkat.
"Kak Nay gak takut diliat orang?"
"Ya bugilnya kondisional dong... masa aku bugil kalo lagi ada orang... ntar beneran disangka orang gila kali...." jawabnya.
"Oo... jadi kalo lagi gak ada orang ya? Emang apa enaknya sih kak?"
"Enaknya? Hahaha... kamu harus nyoba dulu... biar tau enaknya... seru tau" jawabnya santai.
Mencobanya. Jujur aku penasaran seperti apa rasanya beraktifitas sambil bertelanjang seperti itu.
"Trus kak Nay ngapain aja sambil bugil gitu?"
"Ya banyak.... tidur.. makan.. nonton tv... pokoknya ya kayak aktivitas biasa... cuma sambil bugil aja... haha.." jawabnya.
"Masturbasi juga?" tanyaku.
"Ihh.. kamu nih mikirnya cuma masturbasi aja... ya masturbasinya tetep kalo lagi pengen aja..." jawabnya.
"Trus..."
"Udah ah... nanya terus kamu... sana mandi... kamu kan sekolah..."
Aku hampir lupa kalau aku harus sekolah. Aku pun bergegas mandi. Ketika
mandi, aku sempat bermaksud untuk masturbasi lagi katika tanganku
menyentuh area selangkanganku. Entah kenapa, sekarang bagian tubuhku
tersebut sangat sensitif untuk disentuh. Tapi kuurungkan niatku, karena
bisa saja aku terlambat ke sekolah gara-gara aktivitas tersebut.
Selesai mandi, kupakai seragam sekolahku lengkap dengan jilbabnya.
Ketika aku hendak berangkat, kulihat kak Naya masih menonton tv masih
dengan kondisi tanpa pakaiannya.
Di sekolah, entah kenapa aku tidak dapat konsentrasi. Aku selalu
kepikiran tentang kebiasaan kak Naya tersebut. Aku selalu membayangkan
bagaiamana jika aku beraktivitas tanpa mengenakan pakaian seperti itu.
Bahkan aku sempat membayangkan bagaimana rasanya jika bersekolah tanpa
mengenakan apa-apa. Pikiran-pikiran tersebutlah yang membuatku tidak
dapat konsentrasi pada pelajaran waktu itu.
Ketika di tengah jam pelajaran, aku merasakan ada sesuatu yang aneh
dengan selangkanganku. Aku merasakan ada sesuatu yang licin ketika aku
menggerakkan kakiku. Jangan-jangan, kemaluanku mengeluarkan cairan
seperti kemarin-kemarin. Pasti ini gara-gara aku membayangkan sesuatu
yang tidak-tidak tadi. Aku takut jika cairan ini menembus rokku. Karena
aku yakin cairan tersebut sudah membasahi celana dalamku. Akhirnya
kuputuskan untuk meminta ijin ke guruku untuk pergi ke toilet.
Di toilet sekolah, segera kunaikkan rok panjangku hingga ke perut.
Kusentuh permukaan celana dalamku. Dam benar, celana dalamku sudah basah
oleh cairan yang keluar dari kemaluanku. Kuturunkan celana dalamku dan
kusentuh kemaluanku, terasa begitu becek oleh lendir bening ini. Ah
sial, sentuhan ini malah membuatku ingin melanjutkannya dengan
masturbasi. Ah masa iya aku masturbasi disini? Bagaimana jika
teman-temanku curiga kalu aku begitu lama disini?
Setelah kupikir-kipir, kuputuskan untuk melakukan masturbasi dan
berusaha untuk melakukannya secepat mungkin. Kuturunkan celana dalamku
hingga tertahan diatas sepatuku. Ku loloskan kaki sebelah kananku dari
celana dalamku. Dengan begini, aku dapat merenggangkan kaki sehingga
lebih mudah untuk mengeksploitasi selangkanganku.
Kunaikkan kaki kananku ka bak di toilet tersebut. Dengan masih berdiri,
kusenderkan tubuhku ke tembok. Tangan kiriku masih memegangi rokku,
sedangkan tangan kananku melakukan tugasnya.
Karena aku ingin ini berakhir cepat, kugerakkan tanganku lebih cepat
dari biasanya. Hingga terdengar suara ketika jari-jariku bergesekkan
dengan permukaan kemaluanku. Ingin rasanya aku menjerit ketika
gesekan-gesekan tersebut terjadi. Kupejamkan mataku dan menggigit bibir
bawahku agar tidak ada suara yang keluar dari mulutku. Kemaluanku
semakin basah, hingga cairan tersebut melumuri seluruh bagian tanganku.
Hingga akhirnya yang kutunggu-tunggu tiba..
Serr..
Kurasakan ada cairan yang mengalir dari lubang kemaluanku seiring dengan
kedutan-kedutan vaginaku. Bahkan cairan tersebut sampai turun melewati
pahaku. Sial! Aku lupa membawa tissue. Tanpa pikir panjang, kuambil
celana dalamku yang masih 'nyangkut' di kaki kiriku untuk menyeka cairan
yang ada di selangkanganku. Kuusapkan celana dalamku hingga yakin
daerah selangkanganku benar-benar kering.
Setelah kuyakin kering, aku ragu untuk memakai celana dalamku lagi yang
sekarang sudah basah sekali. Masa iya aku tidak memakai celana dalam di
sekolah? Namun setelah dipikir-pikir, aku malah merasa tertantang untuk
mencobanya. Hingga akhirnya kuturunkan rokku dan memutuskan untuk tidak
memakai celana dalam. Toh sebentar lagi jam sekolah sudah selesai, jadi
aku tidak terlalu takut untuk tidak mengenakan celana dalam dibalikk rok
seragamku. Ini adalah pertama kalinya aku tidak memakai celana dalam
dibalik pakaianku di tempat umum seperti ini.
Setelah memasukkan celana dalamku ke saku, dan memastikan pakaianku
sudah rapi lagi. Aku bergegas kembali ke kelas dan berpura-pura tidak
ada sesuatu yang terjadi. Aku juga sedikit mempercepat langkahku agar
tidak ada yang memperhatikan pantatku. Karena aku yakin orang yang
melihatnya pasti akan sadar jika tidak ada garis celana dalam yang
tercetak di rok seragamku.
"Ngapain lama banget di toilet din?" tanya teman sebangkuku ketika aku sudah kembali ke kelas.
"Perutku sakit nih..." jawabku.
Di kelas, aku merasa gelisah, karena jam selesai sekolah yang sebenarnya
tidak sampai sejam lagi terasa begitu lama sekali. Yang membuatku
gelisah tidak lain tidak bukan adalah di balik rokku. Ada merasakan
suatu sensasi yang berbeda ketika aku merasakan sebuah kehilangan. Ya,
aku merasakan ada sesuatu yang hilang di balik rokku. Sesuatu yang
biasanya menempel di kemaluanku, kini sudah tidak ada. Membiarkan
kemaluanku bergesekkan secara langsung dengan rok seragamku yang tentu
saja menimbulkan rasa geli setiap aku membuat gerakkan dengan kakiku.
Akhirnya bel yang ditunggu pun tiba. Aku segera bergegas untuk pulang.
Sesampainya di rumah, aku mendapati pintu rumahku terkunci. Setelah
memencet bel, tak lama kemudian pintu terbuka dan kak Naya muncul
dibaliknya masih tanpa memakai baju sehelai benang pun.
"Kak Nay dari tadi masih belum pake apa-apa?" tanyaku.
"Iya." jawabnya singkat.
"Udah mandi?"
"Udah dong..." jawabnya.
"Nih makanan..." kataku sambil menyodorkan bungkusan plastik yang ada di tanganku.
Aku lantas naik ke lantai 2. Di kamarku, sambil menatap cermin, aku
mulai melucuti pakaianku. Dimulai dari jilbabku, hingga yang terakhir
rok panjang abu-abu yang dibaliknya sudah tidak apa-apa lagi. Aku
memandang tubuh telanjangku di cermin. Haruskah aku mencoba kebiasaan
kak Naya? Haruskah kucoba sekarang juga?
Setelah mengambil nafas panjang, kuberanikan diri untuk keluar kamar
dengan kondisi seperti ini dan menyusul kak Naya yang sedang menyiapkan
makanan yang aku beli. Karena aku tak terbiasa tampil tanpa busana
seperti ini, kedua tanganku masih berusaha melindungi kehormatan sebagai
wanita dengan beruaha menutupi dada dan selangkanganku.
Sesampainya di bawah, tentu kak Naya awalnya kaget setelah melihatku telanjang yang sedang berjalan menuruin tangga rumahku.
"Ngapain kamu?" tanyanya.
"Aa..aaku pengen nyoba kak..." jawabku.
"Bagus! Lanjutkan! hahaha... Tapi kok masih ditutupin?" katanya sambil menyodorkan piring berisi makanan yang kubeli tadi.
Aku pun perlahan menurunkan tanganku, dan membiarkan seluruh bagian
tubuhku terlihat. Aku pun menerima piring dari kak Naya. Dan mulai
menyantapnya.
"hehe..." tiba-tiba aku tersenyum sendiri.
"Kenapa kamu ketawa?" tanya kak Naya.
"Hehe... lucu aja.. makan sambil bugil gini..." jawabku.
"Haha.... asiik kan?"
"Iya kak.."
****
Hari itu pun kami isi dengan menonton film di ruang tengah rumahku
sambil mengobrol. Dan obrolannya pun tak jauh dari aktivitas yang sedang
kami lakukan ini.
"Sejak kapan kak Naya punay kebiasaan gini?" tanyaku.
"Hmmm... kapan ya? Udah lupa... pokoknya awalnya aku dulu cuma pas tidur aja bugilnya..." jawabnya.
"Kok kak Naya bisa tidur gak pake baju?" tanyaku.
"Aku seringnya masturbasi kalo sebelum tidur... kalo masturb kan buka
baju tuh... nah kadang abis masturb aku males pake baju lagi... jadi
ketiduran deh gak pake baju..." jelasnya.
"Oh.. semalam kak Naya juga ketiduran juga abis masturb?" tanyaku.
"Haha... gak sih... aku emang udah niat mau tidur bugil... sekarang, aku
udah hampir tiap malem kok kalo tidur gak pake baju... kecuali kalo
lagi bocor, kepaksa deh pake celana... hahahaha" jawabnya.
"Aku juga udah sempet baca artikel sih... katanya tidur gak pake baju
itu emang bagus... tapi.... kok kayaknya risih gitu..." jelasku.
"Risih kenapa?"
"Ya... takut kalo ada yang ngintip..." jawabku.
"Ya... dikunci rapat dong... kita kalo bugil di dalem rumah kayak gini
juga rumah harus dikunci rapat... korden-korden juga harus ditutup
semua...." jelasnya.
"Oh.. pantes tadi pintu rumah dikunci...."
"Yaiyalah... kalo gak dikunci ntar ada orang masuk, trus ngeliat aku lagi ngubek-ngubek memek kan gak lucu...." jawabnya.
"Haha.. kak Nay tadi masturb ya?"
"Iya... hahaa.. kapan lagi bisa masturbasi di rumah orang... hahaa" jawabnya.
"Emang apa enaknya masturbasi dirumah orang? bukannya sama aja?" tanyaku.
"Sensasinya lah... Nanti kalo kamu udah sering masturbasi... kamu bakal
ngerasain yang namanya bosen... Aku awalnya kalo masturbasi kalo gak di
kamar ya di kamar mandi... nah lama-lama aku pengen sesuatu yang beda,
sesuatu yang menantang... sampe akhirnya aku nyoba masturbasi di ruang
keluarga, ruang tamu, dapur... itu kenapa aku jadi sering gak pake baju
kalo di rumah... bugil di tempat yang gak semestinya kayak gini juga
bisa nambah tantangan... yang nantinya bakal bikin masturbasi kamu
rasanya beda..." jelas kak Naya.
Benar apa kak Naya. Itulah yang tadi aku rasakan di sekolah. Tempat yang
menantang membuat sensasi yang berbeda. Hahaha... Kak Naya tidak tahu
kalau aku sudah pernah mengalaminya.
"Trus kak Naya udah nyoba masturbasi di luar rumah?" tanyaku.
"Haha.. belum.. tapi aku pengen banget.... belum kesampean aja..." jawabnya.
Begitulah salah satu isi obrolan kami hari itu. Hari dimana untuk
pertama kalinya aku mencoba kebiasaan aneh kak Naya. Ya, kebiasaan yang
aneh tapi ternyata menyenangkan untuk dilakukan. Kak Naya benar-benar
membiarkan tubuhnya tidak tertutup sehelai benang pun hingga keesokan
harinya sebelum dia pulang. Sedangkan aku, memutuskan untuk memakai baju
pada malam harinya karena kedinginan.
Sejak hari itu pun aku beberapa kali mencoba bertelanjang ria, meski
tidak setiap hari. Aku juga jarang mendapatkan kesempatan untuk
bertelanjang di luar kamar, karena orang tuaku sedang berada di rumah.
Namun ketika ada kesempatan, kumanfaatkan kesempatan tersebut untuk
bermasturbasi di tempat yang tidak biasanya. Di ruang kelaurga, ruang
tamu, dapur, bahkan sampai kamar orang tuaku pernah kujadikan spot untuk
bermasturbasi. Aku juga mulai mencoba tidur bertelanjang, meski pada
keesokan paginya aku merasa kurang enak badan karena masuk angin.
Aku masih sering berkomunikasi dengan kak Naya. Obrolan kami pun tak
jauh dari soal kebiasaan aneh ini. Kami saling bertukar pikiran untuk
mencoba hal baru, walaupun lebih seringnya kak Naya yang mengajariku
tentang sesuatu yang baru tersebut. Sebuah pesan yang sering disampaikan
kak Naya adalah "Persering telanjang, tapi jangan terlalu sering
masturbasi" haha. Sampai akhirnya beberapa bulan setelahnya aku mendapat
kabar jika kak Naya akan pindah ke kotaku. Tentu ini adalah sebuah
kabar baik.
Home
Cerita Eksibisionis
Dinda
Penulis Lain
Cerita Eksibisionis Dinda : 2 Kebiasaan Aneh Yang Menyenangkan
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar