Tahu2 maknah berpindah memijat disekitar payudaraku, padahal biasanya
maknah hanya sebatas pundakku dan dadaku sebelah atas, tapi kali ini
sepertinya maknah tahu keisenganku dan tingkahku pada Rona. Dengan
santainya maknah memijat payudaraku, otomatis kain sarung yang menutupi
kedua payudaraku tersingkap lebih kebawah, mempertontonkan kedua
payudaraku yang tak tertutup apapun pada rona. Bahkan aku sendiripun
sampai tercekat tenggorokanku, merasakan sensasi apa yg akan diperoleh
oleh rona dan aku sendiri. Aku sampai menggigit bibirku dengan sensasi
ini, maknah malah senyum2 kecil padaku, tanpa menoleh ke rona, dengan
maksud agar tidak sampai ketahuan kalo kelakuannya ini memang disengaja
untuk menggoda rona. Sedikit kubuka mataku ingin melihat ekspresi rona
demi melihat tubuh setengah telanjangku.
Rona tampak benar2 terpukau dan merasa sepertinya benar2 tidak percaya
melihat payudaraku yg terekspose di depannya tanpa tertutup apapun.
Matanya begitu liar dan tajam mengamati tubuh atasku yg terbuka. Bahkan
kepalanya semakin dimajukan lagi, saking penasarannya. Aku sendiri
merasakan bawahku semakin melembab hebat dan berkedut nikmat. Aliran
darahku serasa sangat panas, bahkan sangat terasa di wajahku, entah
mungkin wajahkupun sangat memerah menahan sensasinya, seperti wajah rona
yg tampak saat ini.
Setalah hampir sepuluh menitan maknah memijat payudaraku, tahu2 maknah
menarik sarung atasku yang tersingkap dan merapikannya kembali untuk
menutupi payudaraku. Di saat yg bersamaan rona juga menarik posisi
kepalanya yg jalang menatapiku dan mengalihkan pandangan matanya ke
televise, dengan maksud agar tidak diketahui kelakuannya olehku dan
maknah. Setelah rapi baru kubuka mataku dan menatap sekekeliling,
seperti orang yg baru bangun, dengan maksud agar rona tidak curiga,
kemudian aku dan maknah saling tersenyum seperti tahu sama lain.
“maaf bu, lotionnya habis” alasan maknah menghentikan aktivitasnya
sambil berkedip padaku, padahal aku tahu kalo lotionnya masih ada.
“ambil aja di kamarku mak, diatas meja rias ya, yang sama ini aja mak
ya” jawabku sambil menyuruhnya mengambil sendiri di kamarku.
Setelah maknah beranjak berdiri untuk mengambil lotion di kamarku, aku
berlagak seperti orang yang sedang kehausan, aku serak2an tenggorokanku
seperti orang tersedak sambil memandang pada rona.
“maaf ya, aku minta tolong dong ambilin air di kulkas, sekalian kamu
ambil kue dan minum sendiri ya ron, bu har haus banget nih”. Pintaku
pada rona.
Sesaat rona kaget dengan permintaanku ini, dia tidak langsung berdiri,
seperti bingung, takut dan salah tingkah. Aku tersenyum dalam hati,
karena tahu pastinya rona akan takut dan malu untuk berdiri, karena
pastinya tititnya masih sangat tegang, kalo berdiri pasti akan terlihat
olehku kalo tititnya sedang berdiri tegang dibalik celana pendeknya.
“tolong ya ron ambilin” ucapanku yang kedua ini sepertinya
menyadarkannya, mau tidak mau, sepertinya rona memang harus berdiri
untuk mengambilkanku air minum di kulkas yang berada persis disamping
kanannya, karena pastinya ronapun tidak berani menolak permintaanku ini.
karena memang seperti itulah kebiasaan di daerahku, kalo anak2 di suruh
orang yang lebih tua akan banyak nurutnya, kalo tidak nurut dikiranya
tidak sopan.
Dengan gerakan yang sangat cepat dan tiba2, rona berdiri dan langsung
membelakangiku menghadap ke kulkas dan membukanya, kemudian sedikit
berjongkok mengambil sebotol air es. Sepertinya dia bener2 ingin
menutup-nutupi bagian bawahnya yang tegang dan entah seperti apa.
Sebelum dia menutup pintu kulkas, kusuruh dia mengambil kue2 dan dua
botol air lagi yang ada dalam kulkas, untuk dia dan maknah, juga tiga
buah gelas. Setelah semua terambil, ditaruhnya diatas kulkas dan
ditutupnya pintu kulkas.
Lagi2 sebelum dia berjalan kearahku untuk menyerahkan minumku, kusuruh
dia mengambil baki (kata orang jawa) atau nampan yang kugantung persis
dikiri kulkasku untuk membawa makanan dan minumannya. Maksudku
menyuruhnya membawa makanan dan minuman dengan nampan agar aku bisa
dengan jelas melihat bagian bawahnya yg sedang tegang dibalik celana
pendeknya. Karena dengan begitu dia pasti tidak bisa menutupi tonjolan
dibalik celana pendeknya, karena kedua tangannya untuk memegang nampan
tadi, dan karena bawaan yang dibawanya banyak dan agak berat, pasti juga
jalannya akan pelan2, dan tentu saja aku bisa melihatnya dengan jelas
siluet yg menggembung dibalik celana pendeknya.
Kulihat rona mulai menata semuanya diatas nampan dan mengangkatnya
dengan kedua tangannya, sesaat dia hanya berdiri membelakangiku dan
kelihatan kalau dia sangat ragu2 untuk membalikan badannya mengarah
padaku.
“cepetan ya ron, saya udah haus banget, dan makasih ya ron” ucapanku
ini begitu mengagetkannya, sampai2 nampan yang dibawanya bergoyang.
“eh, hati2 ron, pelan2 aja, ntar tumpah lho” aku sendiri juga kaget.
Akhirnya kulihat rona dengan ragu2 sekali akhirnya membalikkan
badannya dan mulai melangkah kearahku, tapi tatapan matanya tidak berani
melihat padaku, dia begitu menunduk, seolah-olah dalam nampan yang
dibawanya ada sesuatu yg membuatnya tidak bisa mengalihkan pandangan.
Aku merasa begitu geli dengan tingkah laku anak ini yang sangat lugu.
Tapi, begitu aku melihat kebawah pada celana pendeknya, ganti aku yang
terpaku tak percaya dan membuatku harus menelan ludah yang terasa kering
di tenggorokanku, bahkan jantungkupun serasa berdetak sangat keras saat
itu.
Tampak dibalik celana pendeknya sesuatu yang sangat menonjol, bukan
hanya menonjol, tapi menyembul kedepan seperti bentuk payung yang
setengah terbuka dan ada beberapa titik noda basah di bagian depan
celana pendeknya. Mungkin saat kusuruh tadi dia tidak sempat membetulkan
letak tititnya yang tegang ditambah karena mungkin anak ini tidak
memakai celana dalam.
Jadi apa yang aku lihat benar2 menabjubkan dan merangsang aneh, karena
memang baru kali ini aku melihat hal seperti ini. tampak olehku
tititnya yang tegang menyembul mengarah ke depan, tidak keatas seperti
layaknya titit yang tegang, atau karena mungkin sudah terkunci oleh
celana pendeknya sendiri. Jadi pada celana pendek rona yang bagian depan
seperti ada sebuah kerucut yang ujungnya tepat pada bagian siluet
kepala tititnya tanpak basah mengkilap, dan di beberapa bagian depan
celana pendeknya juga tampak titik2 basah yang berkilap, karena mungkin
letak tititnya waktu duduk tadi berubah-ubah karena tidak terbungkus
celana dalam.
Aku sampai bisa mengira-ngira seberapa besar dan panjang titit anak
ini, karena siluetnya begitu jelas terlihat dibalik celana pendeknya.
Mukanya begitu tertunduk malu, tidak berani menatapku, saat berjalan
mengarah padaku sambil membawa nampan berisi minuman dan kue dari
kulkas. Sebenarnya jarak kulkas denganku hanya berjarak tiidak lebih
dari 2,5 meter, karena nampan yang dibawanya tidak terlalu besar, dan
apa yang ada diatasnya berat, otomatis begitu pelan jalannya rona,
karena sedikit saja bergerak isi diatasnyapun ikut bergerak.
Wajahnya masih begitu tertunduk malu, membuatku begitu leluasa
menikmati dan mengamati pemandangan seronok yang semakin dekat semakin
dekat mengarah padaku. Aku merasakan begitu termangu, dan pandanganku
serasa terpaku pada tonjolan didepan celana pendeknya, yang seakan-akan
sebuah moncong pistol yang ujungnya basah yang diarahkan tepat ke
mukaku.
Dadaku terasa sangat sesak, jantungku terasa berdegup sangat keras,
bahkan nafasku seakan tercekat dan menyedak di kerongkonganku. Darahku
berdesir hebat dan panas merambati tubuhku, membuat kedua putting
payudaraku serasa menegang sensitive, dan kurasakan juga
denyutan-denyutan nikmat di vaginaku yang membuatnya sangat melembab dan
gatal, karena rangsangan yang begitu hebat menjalar di sekujur tubuhku
demi melihat ini. Aku bahkan sampai menggigit bibirku sendiri merasakan
rangsangan hebat ini.
Aku masih dalam kondisi berbaring terlentang saat rona berhenti tepat
disebelah kanan badanku, kemudian dia bersjongkok simpuh untuk
menurunkan bakinya dekat dengan pundakku sambil berkata, “ini bu
minumannya”. Saat rona berjongkok dan duduk bersimpuh untuk menurunkan
bakinya, tampak seperti ada tenda yang mengembang dianatara kedua
pangkal pahanya, benar2 sesuatu yang sangat erotis dan lucu. Karena saat
dia bersimpuh itu, tititnya tidak tertarik kedalam, tapi malah mencuat
keluar, otomatis celana pendeknya menonjol keatas seperti tenda anak
pramuka. Mungkin hal ini disebabkan tititnya yang terjepit oleh pahanya
yang merapat saat berjongkok, ditambah dia tidak bisa berbuat apa-apa
karena kedua tangannya sedang membawa nampan.
Aku sampai terheran-heran dengan tingkah laku titit rona, terus terang
saja, hal ini merupakan sesuatu yang aku sendiri belum pernah
melihatnya, bagaimana penis itu bila terjepit paha saat tegang, atau
bagaimana penis itu berdiri saat orang tidak pakai cd dan berjalan-jalan
hanya dengan menggunakan celana pendek katun. Dengan melihat apa yang
terjadi pada rona, aku sedikit banyak belajar dan tahu gerak-gerik titit
bila tegang tanpa CD dibalik celana pendek katun.
“makasih ya ron” jawabku sambil berusaha bangkit duduk dengan
pandangan yang sedikit melirik pada tonjolan dibalik celana pendeknya
yang ujungnya semakin basah dan berkilat saja. Dari jarak sedekat ini
begitu jelasnya siluet penis rona, yang mungkin bagian kepala agak lebih
besar dari batangnya, karena pas celana pendek yang mengembung dibagian
kepalanya basah, otomatis lebih tampak jelas. Aku perkirakan mungkin
titit anak ini sekitaran 10 cm panjangnya. Dan begitu terjepitnya kepala
tititnya, sampai2 ujung lubang kencingnya terlihat dari balik celana
pendeknya, karena terlihat ada seperti garis kecil diujungnya. Terasa
begitu menyesakan dadaku perasaan dan pemandangan ini.
Home
Cerita Eksibisionis
Nanik Hartini
Penulis Lain
Cerita Eksibisionis Nanik Hartini : Eksibisionis Saat Dipijat 2
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar