"Waduh... Sudah jam 6...." Pekik Citra Agustina, ketika terbangun dari
tudir paginya. "Bangun Mas... Nanti terlambat..." Tambah wanita cantik
itu sambil menggoyang-goyangkan tubuh suaminya.
"Hhooooaaaahhhmmm.... " Hanya itu jawaban Mike Suhendar. Suami Citra
sambil mengucek-ucek matanya, "Gara-gara kamu Dek... Kita jadi bangun
telat gini..."Tambah Mike.
"Enak ajah... Ya gara-gara tititmu itu... Semalam kita jadi nggak bisa
tidur nyenyak... Hihihi... " Jawab Citra sambil membungkus tubuh
telanjangnya dengan jubah tidur berukuran mini. "Udah sana mandi... Aku
mau siapin sarapan dulu..."
Dengan terburu-buru Citra segera bergegas keluar kamar dan menuju ke dapur. Jemari lincahnya segera mempersiapkan sarapan pagi.
SREEENG… CES TENG TENG CES SREEEENGGG
Tak lama kemudian, menu nasi goreng dan telur matasapi sudah tersaji di
atas meja makan. Bersamaan dengan itu Mike muncul dari arah kamar tidur
dan duduk di samping meja makan
“Makasih ya Dek... CUP...“ Jawab Mike sambil memberikan kecupan penutup pada bibir istrinya.
“Sarapan yang banyak Mas...Aku mau bangunin anak anak” Ucap Citra sambil mengusap rambut suaminya.
"Pastinya...." Jawab Mike sambil meremas pantat bulat istrinya
"Iiihh.. Mas.... Masih kurang ya...?" Jawab Citra
"Nggak bakal pernah puas Dek..." Balas Mike lagi yang tiba-tiba
menurunkan kepalanya kearah payudara Citra. Dan tanpa persetujuan
istrinya, ia segera membuka tali jubah tidur Citra dan mulai menghisapi
puting payudara Citra. "Cup Cup.... Sluurrpp..."
"Ssshh... Udah-udah... Stop Mas... Stop... Hihihi...." Geli Citra
sembari memegangi jubah tidurnya supaya tak terlepas dari tubuhnya.
"Stop Mas.. Stooopp... Nanti anak-anak lihat loh.... Hihihi.... "
"Hehehe... Biarin aja... toh sudah pada besar-besar..." Goda Mike sambil menjamah vagina Citra.
"Iiihhhsss.... Ntar kalo mereka kepingin gimana...?"
"Hmmmmm..... Gimana yaaa...?" Mike menghentikan kenyotan mulutnya
sejenak sambil memperlihatkan wajah berpikir, "Yaudah....Diajak aja
sekalian.... Hehehehe..."
NGUUUUUUUUUUUU.....
Suara panci air panas tiba-tiba berteriak lantang, mengagetkan mereka berdua.
"Udah... Udah dulu Mas... Adek mau bangunin anak-anak...." Potong Citra
sambil menjauhkan wajah Mike dari payudaranya. "Dasar Papa cabull....
Hihihi...."
Dengan masih mengenakan jubah mandi tanpa pakaian dalam apapun, Citra segera beranjak ke kamar kedua anaknya dilantai atas.
“TOK TOK TOK... “ Ketuk Citra pada pintu kamar tidur anaknya, “Clara...
Ayo bangun nak...” Panggil Citra lagi dari luar kamar tidur putri
kandungnya. “TOK TOK TOK…”
“CKLEK…..” Suara pintu kamar dibuka dari dalam.
“Ya Maa…?” Jawab seorang gadis belia sambil membuka pintu kamarnya.
Dengan hanya mengenakan pakaian alakadar keseharian berupa bra dan
celana dalam, Clara terlihat begitu matang dan dewasa. Terlebih dengan
ukuran payudaranya yang cukup besar, membuat putri kandungnya itu nampak
begitu mirip dirinya ketika muda. “Udah pagi ya…?” Tanyanya lagi sambil
mengucek-ucek matanya yang bulat besar
“Hiya Nak... Ayo buruan mandi sayang… Udah siang….CUP... ” Ujar Citra sambil mengecup kening putri kesayangannya.
“Hhooooaaahhhmmm.... Iya Maa... Ini juga mau mandi... Bentar yaaaa.... “
Ucap Clara singkat sambil masuk lagi kedalam kamar dan mengambil
handuknya. Dengan malas, Clara berjalan mirip zombie, terhuyung-huyung
berjalan sambil menyeret kaki jenjangnya ke kamar mandi lantai disudut
rumah sambil terus terusan menguap.
"Sarapan udah siap di meja makan ya..."
"Iya Maaa.. Hoooaaaaammmm...."
"Anak yang rajin.... " Senyum Citra dalam hati sambil berjalan ke seberang ruangan, menuju kamar putra pertamanya, Ciello.
"TOK TOK TOK... " Ketuk Citra di pintu kamar putranya, "Ciello... Naaak... Ayo bangun...."
Tak ada jawaban.
"TOK TOK TOK... " Ketuk Citra lagi ,"Cielolooooo.....?"
Tetap tak ada jawaban.
Perlahan, Citra membuka pintu kamar anaknya, lalu ia pun mengintip
kedalam. Ciello masih terlelap. Tidur dengan dengkuran lirih dan selimut
yang tak menutup tubuh telanjangnya.
Memang, dalam kesehariannya, Citra maupun Mike, seringkali tidur tanpa
mengenakan pakaian apapun. Sehingga tak heran jika kedua anaknya, Ciello
dan Clara juga sering mengikuti kebiasaan tidur kedua orangtuanya yang
tanpa busana.
Dengan langkah senyap, Citra masuk kedalam kamar Ciello. Lalu ia duduk
di tepi tempat tidur, menatap putra kesayangannya yang masih tertidur
lelap dalam posisi telentang. Sejenak, Citra menatap kagum kearah tubuh
putranya yang mulai tumbuh dewasa. Lengannya yang kekar, dadanya yang
bidang, perutnya yang mengotak,dan menatap kearah penis besar Ciello
yang masih menjuntai lemas kearah samping.
"Tak berasa.... Kamu udah besar ya Nak... Dan kontolmu.... Udah makin
besar aja...." Kata Citra dalam hati sambil menelan ludah, " Kontolmu
benar-benar mirip punya kakekmu Nak....".
"Sayang.... Ayo bangun...." Gugah Citra. Sengaja menggoyang-goyangkan
paha Ciello untuk menggoda penis putranya yang masih lemas itu,
"Naaak... Ayo bangun...."
Masih saja terlelap. Ciello sama sekali tak menggubris goyangan tangan ibunya pada pahanya.
Melihat penis Ciello yang ikut bergoyang seiring goyangan tangannya ke
paha putranya, entah kenapa Citra tiba-tiba ingin menyentuh batang penis
yang masih menjuntai lemas itu. Walau ia sudah biasa melihat
ketelanjangan putranya, namun baru kali ini Citra merasa begitu
penasaran, "Seperti apa ya kontol Ciello kalo sedang ereksi keras...?"
Tanyanya dalam hati.
"Cielloo....." Bisik Citra sambil mendekatkan wajahnya ke arah penis
putranya itu. Dengan perlahan, ia menjulurkan tangannya dan meraih penis
putranya, "Hmmm... Hangat...." Kata Citra sambil membolak balik penis
lemas itu.
Perlahan tapi pasti, penis itu tiba-tiba mulai menampakkan kehidupannya. Semakin besar dan panjang.
"Wow.... Kontolnya bangung...." Girang Citra ketika melihat penis putranya yang mulai menegang.
"Eeeeehhhhmmmmm.... Hoooooaaaaahhhmmmm..." Lenguh Ciello sambil
menggeliat. Dan tak lama kemudian ia pun terbangun. Sambil mengucek
mata, ia menatap tubuh ibunya dalam balutan jubah mandi mininya.
Buru-buru, Citra segera melepas genggaman tangannya pada penis Ciello dan kembali duduk ditepi tempat tidur.
"Eeehh... Mama.... Pagi ma...." kata Ciello sambil meregangkan badan.
"Pa... Pagi sayang... Bangun yuk.. Mama udah siapin sarapanmu...." Kata
Citra sambil sesekali menatap penis Ciello yang tak henti-hentinya
menegang.
Ciello sama sekali tak sadar jika selimut yang ia kenaakan sudah
tersibak dan memamerkan batang penisnya yang perlahan mengeras. Namun,
jikapun ia sadar, ia merasa jika ketelanjangan bukanlah sebuah hal yang
cukup penting untuk dipermasalahkan.
"Iya Maa.. Bentaran yaaa...."
Melihat putranya masih bermalas-malasan, Citra lalu membungkukkan
tubuhnya kedepan dan mendekat kearah wajah Ciello. Dengan perlahan, ia
lalu mengecup kening Ciello, sekaligus memberi pemandangan pagi buat
putranya. Pemandangan belahan payudara ekstra besarnya yang menggantung
manja yang dapat terlihat dari belahan jubah mandi mininya.
Untuk wanita yang berusia 36 tahun, Citra masih memiliki aset tubuh yang
dapat memabukkan pria mana saja yang melihatnya. Tubuhnya ramping
dengan kulit kuning langsat. Pinggulnya kecil dengan payudara besar.
Kaki putihnya panjang, mulus tanpa bulu sedikitpun.
"Ayo bangun nak.... CUP...." Kata Citra lagi, kembali mengecup kening Ciello.
"Iya Maa... Bentaran aahhhh... Aku masih nganttuuukkk...."
"Hhmmm..... Gitu ya....?" Kata Citra tiba-tiba naik ke atas tempat tidur
putranya dan berdiri tepat diatas selangkangan Ciello. Dengan posisi
kaki terbentang, Citra ia menempatkan kakinya di samping kiri dan kanan
paha Ciello. Lalu, dengan tiba-tiba Citra menurunkan tubuhnya dan
bertumpu pada lututnya. Sambil berjongkok, ia lalu memajukan tubuhnya
kedepan, dan mencengkeram erat kedua pergelangan tangan putranya.
"Iiihhh... Mamaaaa... Mulai deeeh... Aku masih ngantuk Maaa...." Jawab
Ciello malas sambil membiarkan mamanya melakukan kebiasannya setiap pagi
ketika membangunkan dirinya. Ia membiarkan Citra menyandera tubuhnya,
termasuk menduduki batang penisnya yang sudah mengeras.
"Biarin aja... Kalo kamu nggak mau bangun... Muka kamu bakal Mama ilerin
...." Kata Citra yang kemudian mendekatkan kepalanya supaya sejajar
dengan kepala Ciello dan kemudian ia membuka mulutnya.
"Aaaaaaaaaaa.... Hayo bangun nggaaak....? Aaaaaaaaa...." Kata Citra
sambil terus membuka mulutnya, membiarkan air liurnya berkumpul di dalam
bibir tipisnya.
"Iiihhh. Mamaaa.. Joroook aaaaahhh..." Ronta Ciello sambil
menggerak-gerakkan pinggulnya. Berusaha melepaskan diri dari cepitan
paha ibunya.
"Hihihi... Biarin.... Kalo anak Mama ini nggak buruan bangun, iler mama
bakalan segera menetes ke muka kamu... Aaaaaaaaa...." Jawab Citra sambil
semakin memperlebar bukaan mulutnya.
"Maamaaaa..... Iiiiihhhhh...." Ronta Ciello berpura-pura takut sambil
terus menggoyang-goyangkan pinggul dan pergelangan tangannya. Sengaja
membuat tubuh ibunya terlonjak-lonjak.
Sebenarnya, dengan ukuran tubuh yang hampir sama dengan tubuh Citra,
Ciello dapat dengan mudah membalik tubuh ibunya dari atas
selangkangannya. Namun, seperti remaja seusianya, Ia ingin melihat
goyangan payudara besar milik ibunya lebih lama lagi.
TES.... TES.... TES.....
Liur Citra menetes tepat di wajah Ciello.
"Iiiihh... Mamaaaa... Jorooookkkk iiihhhhh......" Erang Ciello sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Hihihi... Rasaaainn.... Ayo bangun nggak...."
"Iya iyaaa...." Kata Ciello sambil melirik belahan payudara ibunya yang
semakin terlihat jelas dari belahan jubah tidurnya. "Iya... Tapi
sebentar lagi ya Maaa... Sumpah aku ngantuk banget....."
"Ngantuk kenapa....? Emang kamu semalam habis ngapain....?" Pancing Citra sengaja mengorek informasi dari putranya.
"Ya ngantuk aja Maa....Capek....." Kata Ciello.
"Capek...? Emang semalam kamu habis olahraga...? Sampai-sampai jam segini kamu masih ngantuk....?" Tanya Citra lagi
"Nggg.... "
"Atau jangan-jangan... Kamu tadi malam habis ngelakuin oonaaa........."
Putus Citra sengaja tak meneruskan kalimatnya dan membuat malu Ciello,
"Udah ahh.... Ayo bangun Nak.... Jangan dikamar mulu ah.... Cari
kegiatan diluar sana... Biar badanmu nggak lemes gini setiap hari...."
Saran Citra sambil mengusap rambut putranya. "Yuk bangun Nak...."
"Iya Maaaa...."
Melihat putranya sudah bangun, Citra pun melepaskan cengkeraman jemari
tangannya dari kedua pergelangan tangan Ciello. Lalu iapun meletakkan
pantatnya diatas selangkangan putranya.
BLUGH
"Ooohhh.... ASTAGA.... Aku lupa pakai celana dalam...." Batin Citra yang
sama sekali tak menyangka jika dibawah vagina gundulnya terdapat
sebatang penis tegang milik anak lelakinya. Bahkan lebih parahnya, ia
duduk tepat tepat diatas batang penis putranya, sehingga secara tak
sengaja batang penis Ciello tepat terselip diantara kedua bibir vagina
ibunya.
Begitupun dengan Ciello, ia benar-benar terkejut dan sama sekali tak
mengira jika ibunya bakal menduduki batang penisnya yang sudah sangat
tegang itu. Dan parahnya, Ciello merasa jika batang penisnya tepat
terjepit diantara belahan bibir vagina ibunya.
Sambil melirik, Ciello berusaha melihat apa yang terjadi di bawah sana.
Namun sia-sia, pemandangan penisnya yang terjepit vagina ibunya sama
sekali tak terlihat dengan jelas. Hanya terlihat kepala penisnya saja
yang menjulang keluar dari pangkal selangkangan ibu kandungnya.
"Kampreeet.... Nggak keliatan....Jubah mandi Mama ngehalang-halangi aja...." Gerutu Ciello penasaran.
"Hmmmm... Gimana ujiannya nak....? Kapan pengumunannya....?" Tanya Citra
buru-buru mengalihkan pembicaraannya. Mencoba supaya Ciello tak
menyadari tentang jepitan vagina Citra pada penisnya yang semakin
membesar keras.
"Nggg... Nggak tau Ma.... Bulan depan kali..." Jawab Ciello dengan nada berat.
"Hhh.... Yaudah... Kamu nggak usah khawatir Nak... Mama tahu.. Pilihan
kuliahmu itu berat... Tapi khan kita nggak tahu apa yang bakalan terjadi
besok... " Jelas Citra , "Toh... Siapa tahu... Besok ternyata kamu bisa
masuk ke universitas yang kamu pengenin..
"Nnggg... Iya Maaa...." Jawab Ciello sambil menggerakkan pinggangnya
pelan, berusaha menempatkan batang penisnya untuk bisa lebih nyaman lagi
diantara jepitan vagina ibunya.
"Eehhmmm..." Desah Citra, "... Yah... Kalaupun enggak keterima... Kamu
khan bisa ngambil kampus di deket rumah Nak...." Balas Citra meladeni
goyangan pinggang Ciello.
"Aahhh Mamaaa.... "Desah Ciello, "Aku maunya tuh di sana...." Erang
Ciello sambil melirik kearah vagina Citra. "Itu universitas favorit
Ma..." Tambahnya lagi sambil meregangkan tubuhnya. Membuat batang
penisnya semakin menggesek bibir vagina ibunya yang terasa semakin
lembab.
"Ehhmmmhhh...." Lenguh Citra lirih, "Eehmm.... Tapi janji ya nak....
Kamu bakal tetep kuliah.." Saran Citra sambil merasakan denyut penis
putranya makin kencang terasa dibawah sana. Terlebih, akibat
regangan-regangan tubuh Ciello, membuat batang penisnya makin terjepit
erat di belahan bibir vagina Citra dan menggelitik klitorisnya.
Walhasil, batang penis itu sukses membuat lendir kewanitaan Citra
semakin banyak merembes keluar dari liang vaginanya dan melumuri batang
penis putranya. "Jangan mudah menyer....Aaaaahh.... Ya Naaak..."
"Sssh... I...Iya ma... Aku janji...." Jawab Ciello dengan nada yang jauh lebih berat.
"Naaahhh... Gitu dong sayang.... CUP...." Ucap Citra yang tiba-tiba
memajukan tubuhnya kedepan dan kembali mengecupi Ciello tanpa mengangkat
pinggul dari selangkangan putranya. hanya saja, kali ini bukan kening
Ciello yang dikecupinya, melainkan kedua pipinya.
Sengaja, Citra merebahkan tubuhnya diatas tubuh Ciello, dan membuat
kedua payudara besarnya yang super kenyal itu menempel di dada telanjang
putranya.
"Eeeh...Mmama mau ngapainnn...?" Tanya Ciello kebingungan karena melihat wajah ibunya mendekat kewajahnya.
"Mau ngasih sayang ke anak mama... CUP...." Jawab Citra singkat sambil kembali mengecup pipi dan....
Bibirnya.
"Iiihh... Maaa.... Aku bukan anak kecil lagiiii...." Jawab Ciello sambil
melirik payudara ibunya yang gepeng terhimpit oleh tubuh rampingnya.
Diatas dada telanjangnya, Ciello dapat merasakan gesekan puting ibunya
yang berulang kali bergoyang seiring kecupan pada bibirnya.
"Ohhh..... Emmpuk sekali tetekmu Maaa.... " Batin Ciello yang berulang kali melirik kearah payudara Citra.
"Emang kenapa kalo bukan anak kecil lagi....? CUP...." Tanya Citra
membuyarkan lamunan jorok anaknya, "Emang kalo udah gedhe.... Mama ga
boleh kasih sayang Mama ke anak Mama lagi...? CUP...."
Setiap kecupan bibir Citra pada bibir putranya, selalu diiringi gerakan
pinggul dan vaginanya. Akibatnya, perlahan tapi pasti vagina basah Citra
menggeseki penis besar Ciello, maju mundur maju mundur. Mirip gerakan
senggama.
"Uuhh... Maaa...." Lenguh Ciello ketika lagi-lagi menerima kecupan bibir lembut Citra di bibirnya.
"Bikin Mama bangga ya Nak.... CUP...." Saran Citra lagi sambil terus mengecup mulut putranya.
"Iiihh.. I....I... Yah Maa.."
"Jangan gampang menyerah.... CUP...."
Walau batang penis Ciello tak masuk kedalam vaginanya, namun tetap saja,
tekanan berat badan, gesekan, dan jepitan vagina Citra pada penis
putranya, membuat remaja belasan tahun itu merasakan kenikmatan yang
amat sangat. Kenikmatan yang jauh lebih terasa daripada sekedar beronani
dengan sabun dan tangan.
Sehingga, tak lama kemudian.
CRET CRET CRECEEET CRET CRECEEET
Batang penis Ciello yang terhimpit oleh nikmatnya jepitan vagina Citra
itu memuntahkan seluruh lahar panasnya dengan keras. Menyemprot keluar
berjuta-juta benih subur dari mulut penisnya. Membasahi vagina dan paha
ibunya yang masih menghimpit dirinya.
"Oooohh... Maaaaa..... " Lenguh Ciello
"Nggg... Ya sayang.... ?" Tanya Citra ketika menyadari jika penis
putranya baru saja memuntahkan lahar kenikmatannya, "Ohhh... Kamu udah
kelu......" Sengaja Citra lagi-lagi tak meneruskan kalimatnya, ia tak
ingin membuat Ciello semakin malu dengan bertanya lebih lanjut.
"Yaudah... Kamu buruan mandi ya Nak.... Mama tunggu dibawah..." Ucap
Citra yang buru-buru bangun dari selangkangan Cielo lalu berdiri tanpa
membersihkan sperma putranya yang masih menempel di vaginanya.
"Sarapan juga udah siap loh sayang..." Senyum Citra sambil melirik penis
Ciello yang masih berdenyut-denyut, yang masih memuntahkan sisa-sisa
spermanya keatas perut putranya, "Jangan sampai kehabisan.... Hihihi..."
Tambahnya lagi sambil berjalan menjauh, meninggalkan Ciello dibelakang
sana.
"Iya Ma...." Jawab Ciello sambil menatap pantat bulat ibunya yang bergoyang seiring langkahnya pergi.
Entah kenapa, Ciello merasa jika pagi itu ibunya benar-benar terlihat
begitu menggairahkan. Dimata Ciello, Citra mendadak terlihat begitu
seksi, terlebih dengan bekas muncratan spermanya yang masih menetes
kelantai dari balik jubah tidurnya dan mengalir turun ke paha mulus
ibunya.
"Sumpah....Kamu seksi sekali Maaa..." Batin Ciello sambil mengocok penisnya yang mulai menegang kembali.
Bersambung.
By :
Tolrat
Home
Cerita Eksibisionis
Keluarga Citra
Penulis Lain
Cerita Eksibisionis Keluarga Citra : Kisah Keluarga Bahagia - Bagian 1 | Nikmatnya Bangun Pagi
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar